Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

I.2. Perumusan Masalah

Para gal sering dituduh merusak bahasa karena selalu menggunakan bahkan menciptakan slang, menggunakan gaya bahasa laki-laki, dan seenaknya menggunakan kata serapan bahasa asing. Mereka seringkali mendapat reputasi buruk, karena ada sebagian diantara mereka yang mau menjual diri demi memperoleh uang untuk berbelanja pakaian dan kosmetik serta bersenang-senang. Kondisi sosial kehidupan karakter para gal dalam komik ini sangat kompleks, meskipun hobby mereka bersenang-senang, namun masih ada sebagian diantara mereka yang masih memiliki rasa sosial yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, teman-teman dan keluarganya. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan penelitian ini mencoba menjawab masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah yang menjadi latar belakang munculnya komunitas gals di Jepang dalam komik “Gals” karya Mihona Fuji? 2. Bagaimana kondisi sosial kehidupan komunitas gals di Jepang yang digambarkan melalui tokoh gals dalam komik “Gals” karya Mihona Fuji?

I.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada, maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak menjadi terlalu luas dan berkembang jauh, sehingga penulisan dapat terarah dan terfokus. Universitas Sumatera Utara Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya akan membatasi ruang lingkup pembahasan yang difokuskan pada kondisi sosial kehidupan para gal sebagai tokoh utama dalam komik ini, terutama dilihat dari tingkah laku, sikap, serta ucapan tokoh- tokoh utama. Penulis juga akan mendeskripsikan hal-hal yang melatar belakangi munculnya gals di Jepang berdasarkan komik tersebut. I.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori I.4.1. Tinjauan Pustaka Swingewood dalam faruk 1999 : 43 mengisyaratkan perlunya pemahaman mengenai tradisi sastra adalah sebagai salah satu mediasi yang menjembatani hubungan antara sastra dalam masyarakat itu. Selain itu perlu pertimbangan formasi sosial yang di luar batas kelas sebagai mediasi dari hubungan antara sastra dan masyarakat. Sosiologi sastra menurut Ratna 2003 : 2 yaitu pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalamnya. Sosiologi sastra mewakili keseimbangan antara kedua komponen, yaitu sastra dan masyarakat. Oleh karenanya, analisis sosiologis memberikan perhatian yang besar terhadap fungsi-fungsi sastra, karya sastra sebagai produk masyarakat tertentu. Laurenson dalam fananie 2001 : 133 berpendapat bahwa terdapat tiga perspektif yang berkaitan dengan sosiologi sastra, yaitu : Universitas Sumatera Utara a. Perspektif yang memandang sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan cerminan situasi pada masa sastra tersebut diciptakan. b. Perspektif yang mencerminkan situasi sosial penulisnya. c. Model yang dipakai karya tersebut sebagai manifestasi dari kondisi sosial budaya atau peristiwa sejarah. Unsur-unsur penunjang terciptanya sebuah karya sastra, khususnya prosa antara lain yaitu tema, penokohan, plot, setting, dan lain sebagainya. Tokoh dan penokohan merupakan unsur yang penting dalam karya naratif. Penikmat sastra dapat secara bebas menafsirkan watak, perwatakan, dan karakter yang merujuk pada sifat dan sikap para tokoh. Abrams dalam Nurgiyantoro 1998 : 165 menyatakan bahwa tokoh cerita character adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memilliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Hal ini sangat tergantung pada si pengarang agar dapat melukiskan tokoh sesuai dengan pesan, amanat, atau pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembacanya. Dalam komik Gals, pengarang menyajikan suatu karya sastra fiksi yang banyak mengandung nilai-nilai sosiologi yang tergambar jelas dari sikap, sifat serta ucapan- ucapan para tokohnya sebagai unsur yang membawa pesan, amanat, atau moral yang kiranya dapat bermanfaat bagi pembacanya. Universitas Sumatera Utara

I.4.2. Kerangka Teori

Pradopo 2003 : 122 karya sastra merupakan sebuah sistem yang mempunyai konvensi-konvensi tersendiri. Dalam sastra ada jenis-jenis sastra genre dan ragam- ragam. Dalam berbagai macam genre inilah, penulis dapat dengan leluasa berkarya untuk dapat menyampaikan berbagai macam tujuan, termasuk di dalamnya pesan kebudayaan, karena sastra merupakan bagian integral kebudayaan. Seperti halnya yang diungkapakan dalam Ratna 2003 : 10 bahwa intensitas hubungan antara sastra dan kebudayaan dapat dijelaskan melalui dua cara, pertama sebagaimana terjadinya intensitas hubungan antara sastra dengan masyarakat, sebagai sosiologi sastra, kaitan antara sastra dan kebudayaan dipicu oleh stagnasi strukturalisme. Kedua, hubungan antara sastra dan kebudayaan juga dipicu oleh lahirnya perhatian terhadap kebudayaan sebagai studi kultural. Karya sastra erat pula kaitannya dengan bahasa, karena karya sastra adalah seni bahasa sebab dalam membangun dunianya karya sastra menggunakan medium bahasa. Sebagai seni bahasa, sumbangan terpenting karya sastra dalam kaitannya dengan masalah-masalah kemasyarakatan adalah kemampuannya dalam mentransformasikan sekaligus mengabadikan kejadian-kejadian dalam kehidupan sehari-hari, sebagai interaksi sosial, ke dalam peristiwa-peristiwa sastra, sebagai perilaku fiksional. Bahasa juga merupakan milik masyarakat, dimana fakta-fakta sosial diinvestasikan. Disamping itu, bahasa itu sendiri adalah suatu sistem komunikasi yang sarat dengan pesan kebudayaan. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kebudayaan yang Universitas Sumatera Utara dibangun atas dasar bahasa, sedangkan bahasa itu sendiri adalah sistem tanda Ratna, 2003 : 111. Dalam sebuah penelitian, diperlukan suatu teori pendekatan yang menjadi suatu acuan bagi penulis dalam menganalisis karya sastra tersebut. Oleh karena itu, penulis menggunakan pendekatan sosiologis, moral dan semiotik dalam menganalisis karya sastra ini. Pendekatan moral bertolak kepada dasar pemikiran bahwa suatu karya sastra dianggap sebagai suatu media atau alat yang paling efektif untuk membina moral. Moral dalam hal ini diartikan sebagai suatu norma atau konsep tentang kehidupan yang disanjung tinggi oleh sebagian besar masyarakat. Pendekatan sosiologis bertolak dari pandangan bahwa sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Jadi melalui sastra, pengarang mencoba mengungkapkan suka-duka kehidupan masyarakat yang mereka ketahui secara jelas. Jadi bertolak dari pandangan itu maka kritik sastra lebih banyak menggunakan segi-segi sosial kemasyarakatan yang terdapat pada karya sastra tersebut, mempersoalkan segi-segi yang menunjang pembinaan dan pengembangan tata kehidupan. Menurut Hoed dalam Nurgiyantoro 1998 : 40 berpendapat bahwa semiotika adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Penelitian karya sastra dengan pendekatan semiotik tidak terlepas dari kondisi sosial atau kehidupan suatu masyarakat. Demikian halnya dengan karya sastra, Universitas Sumatera Utara memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan masyarakat, karena karya sastra lahir dari masyarakat. Dengan kata lain, penelitian sastra dapat dilakukan dengan penelitian sosiologis. Dalam hal ini, penulis menganalisa kondisi sosiologis dari komik Gals Yang kemudian dihubungkan dengan pendekatan moral serta pendekatan semiotika yang digunakan untuk menjabarkan keadaan serta tanda-tanda yang terdapat dalam komik ini. Oleh karena itu, analisis ini akan menjelaskan tentang kondisi sosial yang dihadapi tokoh utama dalam komik ini. I.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian I.5.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a Mendeskripsikan hal-hal yang melatar belakangi munculnya komunitas gals di Jepang dalam komik Gals Karya Mihona Fuji. b Mendeskripsikan kehidupan sosial komunitas gals yang menjadi tokoh utama dalam komik Gals Karya Mihona Fuji. Universitas Sumatera Utara

I.5.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain adalah : a Bagi peneliti dan masyarakat umum diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai makna yang terkandung dalam komik Gals, khususnya makna sosiologis. b Bagi masyarakat luas pada umumnya dan para pelajar bahasa Jepang khususnya diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai komunitas gals di Jepang dewasa ini.

I.6. Metode Penelitian

Sesuai dengan tema dan permasalahan yang akan dianalisis dalam komik Gals maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam cakupan penelitian kualitatif dan pendekatan sosiologis. Menurut Koentjaraningrat 1976 : 30 bahwa, penelitian yang bersifat deskriptif yaitu yang memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Metode deskriptif juga merupakan suatu metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji dan menginterpretasikan data. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah komik yang berjudul Gals karya Mihona Fuji yang diterbitkan oleh MC PT. Gramedia, Jakarta pada tahun 2003 Universitas Sumatera Utara setelah di terjemahkan ke dalam versi bahasa Indonesia. Komik Gals ini pertama kali diterbitkan oleh Shuesha Inc. Tokyo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka library research yaitu dengan menyelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan buku-buku dan referensi yang ada di perpustakaan umum Universitas Sumatera Utara, perpustakaan yang ada di jurusan sastra Jepang, membaca literature dan melakukan penelusuran melalui media internet. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian. 2. Membaca Komik “Gals” dari volume 1 sampai dengan 10 3. Mencari, mengumpulkan dan menganalisis aspek-aspek sosiologis yang terdapat dalam komik “Gals” karya Mihona Fuji. 4. Setelah dianalisis, penelitian tersebut disusun dalam sebuah laporan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP

KOMUNITAS GALS DI JEPANG DAN KOMIK

2.1. Pengertian Gals Menurut Mr. Matsukawa dalam www.wikipedia.com What is Gyaru, 2008,

Gals gya-ru merupakan sebutan untuk remaja perempuan Jepang yang sering terlihat berpakaian cenderung aneh dan unik, dengan sepatu sol tebal biasanya lebih dari 10 centimeter, rok mini, rambut di hight-light, wigs, kuku palsu, aksesoris unik dan suka berdandan habis-habisan mengikuti trend terbaru. Mereka sangat mudah dikenali, karena biasanya dandanan mereka lebih menonjol diantara kerumunan orang-orang. Sepatu ber- sol tebal, mulai menarik perhatian dan mulai trend di kalangan remaja Jepang sejak musim semi tahun 1999. Rambut pirang blond hair, mulai trend sejak tahun 1997. Sedangkan trend rok mini mulai muncul sejak tahun 1996. Menurut Mr. Matsukawa, umumnya laki-laki suka rok mini, jadi para gadis memakai rok mini adalah untuk menarik perhatian laki-laki dan agar mereka populer. Mr. Matsukawa juga mengatakan bahwa pengertian gyaru tergantung kepada cara berdandan mereka masing-masing dan penilaian orang-orang disekitarnya. Beberapa orang mengatakan bahwa gyaru adalah remaja-remaja perempuan yang berpakaian seperti orang genit atau menggoda, sebagian lain mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang kelihatan cute atau manis. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Psikologis Tokoh Utama Suguro Dalam Novel Skandal karya Shusaku Endo Endo Shusaku No Sakuhin No “Sukyandaru” No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Shinrinteki No Bunseki

2 79 64

Hirofumi Sawada No Sakuhin No “Shanaou Yoshitsune” To Iu Manga Ni Okeru Heian Jidai Matsu No Rekishitekina Bunseki

2 36 105

Higuchi Tachibana No Sakuhin No “M To N No Shouzou”To Iu Manga Ni Okeru Shujinkouno Shinrigakutekina Bunseki

2 47 67

Shakaigakuteki Ni Yoru Inggrid J. Parker No Sakuhin No Rashomon Gate No Shousetsu Ni Okeru Shujinkou No Seikatsu No Bunseki

1 47 65

Otsu Ichi No “Goth” To Iu Manga Ni Okeru Shujinkou No Shinriteki Na Bunseki

1 56 62

Analisis Fungsi Dan Makna “Mon” Dalam Kalimat Pada Komik “Gals!” Karya Mihona Fujii Mihona Fujii No Sakuhin No “Gals!” No Manga No Bun Ni Okeru “Mon” No Kinou To Imi No Bunseki

1 57 87

Analisis Ijime Dalam Komik Life Karya Keiko Suenobu.Keiko Suenobu No Sakuhin No “Life” Manga No Ijime No Bunseki Ni Tsuite

4 75 76

Analisis Konsep Kazoku Dalam Novel “Kitchen” Karya Banana Yoshimoto (Banana Yoshimoto No Sakuhin Daidokoro No To Iu Shosetsu Ni Okeru Kazoku Ni Gainen No Bunseki)

7 71 54

Analisis Sosiologis Terhadap Novel Musashi Karya Eiji Yoshikawa = Eiji Yoshikawa No Sakuhin No “Musashi No Shousetsu” Ni Taishite No Shakai Gaku Teki No Bunseki Ni Tsuite

2 75 101

Analisis Peran Tokoh Ninja Dalam Komik Naruto Karya, Masashi Kishimoto Masashi Kishimoto No Sakuhin No “Naruto No Manga” Ni Okeru Ninja No Shujinkou No Yakusha No Bunseki Ni Tsuite

3 59 89