BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Pada umumnya, karya sastra memiliki jenis yang bervariasi, baik yang bersifat fiksi maupun non fiksi.
Misalnya drama, teater, puisi, roman, prosa dan lain sebagainya. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan,
penggunaan kata-kata yang indah, gaya bahasa dan gaya bercerita yang menarik Zainuddin, 1992 : 99. Sedangkan Melani Budianto 1997 : 109 berpendapat bahwa
sastra adalah lembaga sosial yang memakai medium bahasa dalam menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah kenyataan sosial.
Boulton dalam Aminuddin 2000 : 37 mengungkapkan bahwa cipta sastra, selain menyajikan nilai-nilai keindahan serta paparan peristiwa yang mampu memberikan
kepuasan bathin bagi pembacanya, juga mengandung pandangan yang berhubungan dengan masalah keagamaan, filsafat, politik maupun berbagai macam problema yang
berhubungan dengan kompleksitas kehidupan ini. Salah satu hasil karya sastra berupa prosa adalah cergam cerita bergambar,
kartun, atau lebih dikenal dengan sebutan komik. Komik merupakan salah satu sajian yang ditawarkan dalam dunia sastra yang
dapat menarik hati para penikmat sastra. Tidak hanya itu, komik mampu memikat
Universitas Sumatera Utara
banyak orang di seluruh dunia, baik dari kalangan anak-anak, remaja, bahkan juga orang tua.
Menurut Marcel Bonnet dalam kutipan Angkat 2004 dalam bukunya Komik Indonesia, berpendapat bahwa komik adalah salah satu produk akhir dari hasrat
manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituangkan dalam gambar dan tanda, yang mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan.
Dalam penyajian komik, pengarang menawarkan banyak hal yang dapat dinikmati oleh para pembacanya. Tidak hanya konsep cerita yang berdasarkan kisah nyata
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga ditawarkan konsep imajinasi yang tinggi serta nilai-nilai kebudayaan yang dapat membuat suatu karya sastra itu, dalam hal
komik khususnya, dapat menyampaikan dan mengekspresikan ide-ide bahkan pesan- pesan moral dari si pengarang, sehingga timbullah efek-efek tertentu bagi si pembaca
itu sendiri. Pada zaman sekarang, komik tidak hanya diminati oleh orang Jepang saja
melainkan hampir keseluruh pelosok dunia seperti Amerika, Eropa, bahkan sampai ke Indonesia.
Misalnya di Amerika sendiri, ada salah satu majalah komik yang sangat popular di Jepang, shining gum dan shojo bin, diterbitkan di Amerika.
Komik-komik yang beredar umumnya bercerita tentang kepahlawanan, fantasi, persahabatan,
percintaan, komedi dan lain sebagainya. Salah satu komik Jepang yang cukup popular di kalangan remaja Indonesia
pecinta komik adalah komik “Gals” karya Mihona Fuji.
Universitas Sumatera Utara
Gals orang jepang mengejanya dengan gya-ru merupakan sebutan untuk remaja perempuan Jepang yang suka berdandan habis-habisan mengikuti trend
terbaru. Mereka sangat mudah dikenali, karena biasanya dandanan mereka lebih menonjol diantara kerumunan orang-orang. Gals merupakan komik remaja yang
mengisahkan tentang suatu komunitas gals yang sangat identik dengan dunia fashion. Bahkan bisa dikatakan ‘gila fashion’.
Mihona fuji, sang pengarang merupakan seseorang yang senang berdandan dan berbelanja, sehingga terasa sekali kalau komik ini dibuat oleh orang yang sangat
paham mengenai kehidupan gals. Seluruh karya Mihona ber-genre shoujo. Selain Gals, karya yang lain adalah Start, Spicy Girl, Super Princess, Passion Girls, dan
Yuki no Hanabira. Untuk menciptakan komik Gals, Mihona melakukan riset dan pengamatan
yang serius. Dengan latar belakang kota Shibuya dan berdandan ala gals, ia berjalan- jalan dan mengamati tingkah laku para gals dari dekat. Penggambaran suasana dan
setting Shibuya yang mendetil dalam komik Gals, memberi kesan realistis pada komik ini.
Pengarang sebagai pencipta karya sastra adalah anggota masyarakat dan lingkungannya, yang tidak bisa begitu saja melepaskan diri dari masyarakat dan
lingkungannya, pengarang tentu saja pernah menyaksikan bahkan mengalami berbagai corak fenomena sosial.
Universitas Sumatera Utara
Fenomena-fenomena sosial ini kemudian dijadikan bahan penulisan karya sastra. Dalam penulisannya ini, pengarang baik secara sadar maupun tidak
memasukkan sikapnya terhadap fenomena sosial yang ada dalam masyarkat. Seperti yang dikatakan oleh Aminuddin 2000 : 79 bahwa peristiwa dalam
karya fiksi seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu, yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi
sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita. Karena itulah tokoh sangat berperan penting untuk dapat menyampaikan ide cerita ataupun pesan-pesan dari si
pengarang agar terjadi efek-efek tertentu bagi yang membaca karya tersebut. Komik
Gals merupakan komik yang memuat cerita fiksi yang mampu memberikan gambaran tentang kehidupan gals di Jepang. Namun, meskipun bercerita
tentang para gal yang gemar bersenang-senang, komik ini tidak selalu berisi adegan pesta dan foya-foya. Mihona justru ingin menghadirkan kisah remaja dan masalah-
masalah mereka melalui tokoh-tokoh gal, yang sering dianggap sebagai remaja- remaja perempuan bermasalah yang hanya ingin mencari perhatian orang lain. Atas
dasar hal itulah penulis tertarik untuk dapat membahas sisi lain dari kehidupan para gal, yaitu kondisi sosial dan masalah-masalah remaja yang tercermin dalam tokoh-
tokoh gal secara khusus melalui skripsi yang berjudul “ANALISIS ASPEK SOSIOLOGIS TOKOH GALS DALAM KOMIK “GALS” KARYA MIHONA
FUJI”.
Universitas Sumatera Utara
I.2. Perumusan Masalah