1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang terkonyugasi dan auksokrom dari suatu senyawa organik.
2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang serapan maksimum suatu senyawa.
3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.
2.6.3.1 Analisis Kualitatif
Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat terbatas karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya dapat
mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan untuk
dilakukan Satiadarma, dkk, 2004. Akan tetapi, jika digabung dengan cara lain seperti spektroskopi
inframerah, resonansi magnet inti dan spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk identifikasi atau analisis kualitatif senyawa tersebut Rohman, 2007.
2.6.3.2 Analisis Kuantitatif
Penggunaan utama spektrofotometri ultraviolet adalah dalam analisis kuantitatif. Apabila dalam alur spektrofotometer terdapat senyawa yang
mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul
adalah absorban A yang dalam batas konsentrasi rendah nilainya sebanding dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi dan merupakan dasar
analisis kuantitatif. Penentuan kadar senyawa organik yang mempunyai gugus kromofor dan mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak, penggunaannya
Universitas Sumatera Utara
cukup luas. Konsentrasi kerja larutan analit umumnya 10 sampai 20 μgml, tetapi
untuk senyawa yang nilai absorptivitasnya besar dapat diukur pada konsentrasi yang lebih rendah. Senyawa yang tidak mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar
tampak dapat juga ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak, apabila ada reaksi kimia yang dapat mengubahnya menjadi kromofor atau dapat
disambungkan dengan suatu pereaksi kromofor Satiadarma, dkk, 2004. Analisis kuantitatif dengan metode spektrofotometri ultraviolet dapat
digolongkan menjadi analisis zat tunggal atau analisis satu komponen dan analisis kuantitatif dua macam zat atau lebih analisis multikomponen.
1. Analisis kuantitatif zat tunggal analisis satu komponen Terdapat dua metode penggunaan pengukuran spektrofotometri dalam analisis
senyawa, yaitu metode penetapan kadar absolut dan komparatif. Metode penetapan kadar komparatif lebih disukai. Pada jenis penetapan kadar ini,
larutan standar obat yang akan dianalisis disiapkan, serapan sampel dan standar ditentukan pada kondisi yang sama Cairns, 2009, dimana menurut Holme dan
Peck 1983, konsentrasi sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut:
�� ��
=
�� ��
Keterangan: As = Absorbansi baku pembanding At = Absorbansi sampel
Cs = Konsentrasi baku pembanding Ct = Konsentrasi sampel
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis Kuantitatif Campuran Dua Macam Komponen atau Lebih Analisis campuran dua atau lebih bahan kadang-kadang ditentukan secara
simultan dalam sekali pengamatan tanpa dipisahkan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa absorbansi total dari campuran komponen merupakan jumlah
serapan masing-masing komponen tersebut. Menurut Day dan Underwood 1999, ada tiga kemungkinan analisis campuran dua komponen atau lebih,
yaitu: a.
Spektrum tanpa tumpang tindih overlap Spektrum tidak saling tumpang tindih memungkinkan untuk menemukan
suatu panjang gelombang dimana X menyerap dan Y tidak menyerap, serta panjang gelombang serapan maksimum dimana Y menyerap dan X tidak
menyerap Gambar 3. Komponen X dan Y masing- masing diukur pada λ
1
dan λ
2
.
Gambar 3. Spektrum absorpsi senyawa X dan Y tidak ada tumpang tindih
pada kedua panjang gelombang yang digunakan
b. Spektrum tumpang tindih satu arah Spektrum dari X dan Y tumpang tindih satu arah Gambar 4. Y tidak
mengganggu pengukuran X pada λ
1
tetapi X menyerap cukup banyak bersama –
sama dengan Y pada λ
2
. Pemecahan masalah ini pada prinsipnya
Universitas Sumatera Utara
cukup sederhana. Konsentrasi X ditetapkan langsung dari serapan larutan pada λ
1
. Kemudian serapan yang diberikan oleh konsentrasi X pada λ
2
dihitung dari absorptivitas molar X pada λ
2
yang sebelumnya telah diketahui.
Serapan ini dikurangkan dari serapan terukur larutan pada λ
2
sehingga diperoleh serapan yang disebabkan oleh komponen Y. Kemudian konsentrasi Y dapat dihitung dengan cara yang biasa.
Gambar 4. Spektrum absorpsi senyawa X dan Y tumpang tindih satu arah, X
dapat diukur tanpa gangguan Y, tetapi X mengganggu pada pengukuran langsung dari Y.
c. Spektrum tumpang tindih dua arah Spektrum dari X dan Y saling tumpang tindih dua arah Gambar 5, pada
keadaan ini tidak ada panjang gelombang serapan maksimum dimana X dan Y menyerap tanpa gangguan. Maka perlu penyelesaian dua persamaan dengan dua
variabel yang tidak diketahui. Hal ini karena serapan total dari campuran beberapa komponen merupakan jumlah serapan masing-masing komponen
tersebut. Sehingga konsentrasi X dan Y yang belum diketahui dalam kedua persamaan dapat diukur dengan mudah. Dengan ditentukan bila nilai-nilai
absorptivitas molar ε harus diketahui dari pengukuran terhadap larutan murni komponen X dan Y pada kedua panjang gelombang itu. Pada perinsipnya
Universitas Sumatera Utara
persamaan-persamaan dapat disusun untuk berbagai komponen, asal nilai absorbansi diukur pada panjang gelombang yang sama banyak dengan
komponen itu.
Gambar 5. Spektrum absorbsi X dan Y tumpang tindih dua arah. Tidak ada
panjang gelombang dimana masing-masing senyawa dapat diukur tanpa mengalami gangguan oleh yang lainnya
2.7 Validasi Metode