F. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Belawan
BAB III GAMBARAN DATA OBJEK PAJAK
A. Defenisi Pajak
Pengertian pajak secara umum adalah iuran wajib yang dapat dipaksakan berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan kontraprestasi secara
langsung dan untuk membiayai pembangunan dan Negara. Dan dasar hokum pem,ungutan pajak termuat di dalam Pasal 23 Ayat 2 UUD 1945 yang
menyatakan bahwa : “Segala pajak untuk keperluan Negara harus berdasarkan Undang-undang”.
Dan pengertian pajak oleh beberapa ahli di bidang perpajakan, adalah sebagai berikut :
Menurut Smeeth dalam Waluyo 2002:5
“Pajak adalah prestasi Pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakannya, tanpa adanya kontra prestasi yang dapat
ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah membiayai pengeluaran pemerintah”.
Menurut Soemitro dalam Waluyo 2002:5
“Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbale balik kontra
prestasi”.
Menurut Andriani dalam Resmi 2008:4 “Pajak adalah iuran kepada Negara yang dapat dipaksakan yang
terutang oleh wajib pajak dan membayarnya menurut peraturan-peraturan. Dengan tidak mendapatkan kontraprestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
Dengan melihat defenisi yang dikemukan oleh para ahli diatas, maka unsur-unsur yang terdapat dalam defenisi-defenisi itu adalah :
1. Iuran rakyat kepada Negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah Negara, iuran tersebut berupa uang bukan barang.
2. Berdasarkan Undang-undang.
Pajak dipungut berdasarkan atau memiliki kekuatan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi.
4. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
Fungsi pajak terbagi atas 2 dua, yaitu :
a. Fungsi Budgeter
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Contoh : Dimasukkannya dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
b. Fungsi Regulerend
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.
Contoh : Dikenakan atas minuman keras sehingga dapat menekan jumlah konsumsi atas minuman keras.
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
PPh, dimana yang menjadi subyek pajak terdiri dari : a.
Orang pribadi atau warisan yang belum terbagi sebagai kesatuan, menggantikan mereka yang berhak.
b. Badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi Perseroan Terbatas
PT, Perseroan komanditer CV, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah BUMNBUMD dengan nama dan dalam
bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pension, Bentuk
Usaha Tetap BUT, serta bentuk usaha lainnya. Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan ataupun setiap tambahan
kemapuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau untuk menambah kekayaan wajib pajak, yang bersangkutan dengan nama dan bentuk apapun.
B. Defenisi Penagihan Pajak