2.5 Radikal Bebas
Radikal bebas atau oksidan adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbit terluarnya. Dalam upaya penstabilan
diri atau pemulihan keganjilan elektronnya, elektron pada radikal bebas tersebut secara cepat ditransfer atau menarik elektron makromolekul biologis sekitarnya
seperti asam lemak jenuh, protein, polisakarida, asam nukleat, dan asam deoksiribonukleat. Radikal bebas sangat diperlukan bagi kelangsungan beberapa
proses fisiologis dalam tubuh terutama untuk transportasi elektron. Namun, radikal bebas yang berlebihan dapat membahayakan tubuh karena dapat merusak
makromolekul dalam sel seperti karbohidrat, protein, DNA, dan sebagainya. Makromolekul yang teroksidasi akan terdegradasi dan jika makromolekul tersebut
merupakan bagian dari sel atau organelnya maka akan berakibat pada kerusakan sel Halliwell Gutteridge 1999.
Radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh endogenus maupun luar tubuh eksogenus. Menurut Hwang et al. 2005 yang termasuk ke dalam radikal
bebas endogenus adalah superoksida O
-
, hidroksil OH
-
, hidrogen peroksida H
2
O
2
, dan peroksinitrit yang merupakan implikasi dari disfungsi endotelial, sedangkan yang merupakan radikal bebas eksogenus adalah radiasi, asap rokok,
kabut asap, emisi kendaraan, NO
2
dan NO. Secara umum, radikal bebas dapat terbentuk melalui salah satu cara sebagai berikut: i melalui absorpsi radiasi
ionisasi, uv, radiasi sinar tampak, radiasi panas, atau ii melalui reaksi reduksi- oksidasi dengan mekanisme reaksi fisik ikatan homolitik atau pemindahan
elektron. Berbagai proses metabolisme normal dalam tubuh dapat menghasilkan radikal bebas dalam jumlah kecil sebagai produk antara. Di dalam sel hidup
radikal bebas terbentuk pada membran plasma dan organel-organel seperti mitokondria, peroksisom, retikulum endoplasmik dan sitosol; melalui reaksi-
reaksi enzimatik fisiologik yang berlangsung dalam proses metabolisme. Proses fagositosis oleh sel-sel fagositik termasuk neutrofil, monosit, makrofag, dan
eosinofil juga menghasilkan radikal bebas yaitu anion superoksida Rahman 2007.
Radikal bebas terpenting dalam tubuh adalah radikal derivat dari oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif reactive oxygen speciesROS, termasuk
didalamnya adalah triplet 3O
2
, tunggal O
2
, anion superoksida O
2 -
, radikal hidroksil -OH, nitrit oksida NO-, peroksinitrit ONOO
-
, asam hipoklorus HOCl, hidrogen peroksida H
2
O
2
, radikal alkoksil LO-, dan radikal peroksil LO
-2
. Radikal bebas yang mengandung karbon CCL
3-
yang berasal dari oksidasi radikal molekul organik. Radikal yang mengandung hidrogen hasil dari
penyerangan atom H H-. Bentuk lain adalah radikal yang mengandung sulfur yang diproduksi pada oksidasi glutation menghasilkan radikal thiyl R-S-.
Radikal yang mengandung nitrogen juga ditemukan, misalnya radikal fenyldiazine Arief 2006, Rahman 2007
. Menurut Gitawati 1995, salah satu radikal bebas
yang banyak dipelajari dan dikenal bersifat toksik bagi sel hidup adalah radikal bebas oksigen superoksida dan derivatnya radikal hidroksil.
Peningkatan radikal bebas akan menimbulkan stres oksidatif sehingga kejadian ini akan menyebabkan terjadinya penurunan antioksidan. Telah
dilaporkan bahwa keadaan stres menimbulkan penurunan kandungan antioksidan copper,zinc-superoxide dismutase Cu,Zn-SOD pada hati dan ginjal tikus
Wresdiyati et al. 2002. Menurut Freisleben 2001, beberapa biomolekul yang dapat diserang radikal bebas adalah DNARNA, protein dan lipid membran, dan
lain-lain. Bila perubahan DNA tidak terlalu parah, maka masih bisa diperbaiki. Namun proses perbaikan DNA ini justru sering menimbulkan mutasi. Mutasi
tersebut selanjutnya dapat menimbulkan kanker.
2.6 Antioksidan Cu,Zn-SOD