Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO SAHAM LQ45

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

DAHLIA SUMAH 110521163

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO SAHAM LQ45

DI BURSA EFEK INDONESIA

Dividen adalah bagian laba yang diberikan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen seorang manajer perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS), sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR).

Penelitian ini menggunakan Saham LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian Agustus 2008 – Januari 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji variabel secara parsial serta uji F untuk menguji variabel secara serempak dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45. Firm Size (FS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45. Sedangkan Return on Asset (ROA) dan Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45.

Kata kunci: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) dan Dividend Payout Ratio (DPR).


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING STOCK DIVIDEND PAYOUT RATIO LQ45 IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Dividend are payment made by a corporate to its shareholder members which is depend on the dividend policy of each companies. It is interesting to analyze factors that influence dividend policy because too many considerations. Sometimes those consideratios cause conflict between many parties. The purpose of the research was to determine the extent to which the relationship of Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) to the amount of Dividend Payout Ratio (DPR). Independent variable used in this study is the Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) while the dependent variable used in this study is Dividend Payout Ratio (DPR).

This study uses LQ45 Stock are listed on Stock Exchanges in Indonesia as an object of research. The study period from 2008 August – 2013 January. The analysis technique used is double linier regression, where as the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance. It also tested classical assumptions that included tests of normality, multicolinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test.

Based on the result of research, Debt to Equity Ratio (DER) influences positively and significantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45. Firm Size (FS) influences negatively and significantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45. Return on Asset (ROA) and Current Ratio (CR) influences positively and insignificantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45.

Key word: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) and Dividend Payout Ratio (DPR).


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis ingin menucapkan terima kasih terutama kepada orangtua tercinta yaitu Ayahanda Maruli Sumah dan Ibunda Nursaimah Lubis yang senantiasa mendoakan dan mendukung, mencukupi segala kebutuhan dana dan material, nasehat-nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis.

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Saham LQ45 Di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.

6. Ibu Beby Kendida, S.E, M.Si., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Kepada saudara-saudara penulis: Ahmad Rifai Sumah, Amirrudin Sumah, Rizki Adinda Sumah, Salsabillah Sumah yang saya cintai dan yang selalu mendoakan dan memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada teman-teman penulis: Lisma K butar-butar, Cecilia A.Y Simanungkalit, Desi Handayani Pospos, Elyasna Sembiring, Ester Meriyanti Sinaga, Lisna Romaito, Sinthong Sialoho, Ratna Siagian dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Maret 2014 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 7

1.3.Tujuan Penelitian ... 7

1.4.Manfaat Penellitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 9

2.1.1. Pengertian Dividen ... 9

2.1.2. Jenis-Jenis Kebijakan Dividen ... 12

2.1.3. Teori Kebijakan Dividen ... 13

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 16

2.2. Dividend Payout Ratio ... 19

2.3. Profitabilitas ... 20

2.4. Leverage ... 20

2.5. Likuiditas ... 21

2.6. Firm Size ... 22

2.7. Penelitian Terdahulu ... 22

2.8. Kerangka Konseptual ... 27

2.8.1. Pengaruh Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio ... 27

2.8.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ... 28

2.8.3. Pengaruh Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio ... 28

2.8.4. Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio ... 29

2.9. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 31


(7)

3.4. Definisi Operasional ... 32

3.5. Populasi dan Sampel ... 34

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 35

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 35

3.8. Teknik Analisis Data ... 35

3.8.1. Analisis Deskriptif ... 35

3.8.2. Analisis Regresi Berganda ... 36

3.9. Pengujian Hipotesis ... 37

3.9.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 37

3.9.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 37

3.10. Uji Asumsi Klasik ... 38

3.10.1. Uji Normalitas ... 38

3.10.2. Uji Multikolinearitas ... 39

3.10.3. Uji Heteroskedastisitas ... 39

3.10.4. Uji Autokorelasi ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan ... 41

4.2. Hasil Penelitian ... 46

4.2.1. Statistik Deskriptif ... 46

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 47

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 47

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 50

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 51

4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 52

4.2.3. Analisis Regresi Berganda ... 52

4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 55

4.2.4.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 55

4.2.4.2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 55

4.2.4.3. Koefisien Determinasi (R2 4.3. Pembahasan ... 58

) ... 57

4.3.1. Variabel Return on Asset (ROA) ... 58

4.3.2. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) ... 59

4.3.3. Variabel Current Ratio (CR) ... 59

4.3.4. Variabel Firm Size (FS) ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61

5.2. Saran ... 61


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Perkembangan Dividen Tunai Beberapa Perusahaan yang

Tercatat dalam Saham LQ45 Tahun 2011-2012 ... 5

Tabel 1.2 Perkembangan Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size Beberapa Perusahaan yang Tercatat dalam Saham LQ45 Tahun 2011-2012 ... 5

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 3.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel ... 34

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 35

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ... 48

Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov Setelah LN ... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 51

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 52

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ... 53

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) ... 55

Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)... 56

Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi (R2 ) ... 58


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 50

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot ... 50


(10)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO SAHAM LQ45

DI BURSA EFEK INDONESIA

Dividen adalah bagian laba yang diberikan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan. Oleh karena itu, dalam menentukan kebijakan dividen seorang manajer perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS), sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR).

Penelitian ini menggunakan Saham LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian Agustus 2008 – Januari 2013. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji variabel secara parsial serta uji F untuk menguji variabel secara serempak dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45. Firm Size (FS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45. Sedangkan Return on Asset (ROA) dan Current Ratio (CR) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45.

Kata kunci: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) dan Dividend Payout Ratio (DPR).


(11)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING STOCK DIVIDEND PAYOUT RATIO LQ45 IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

Dividend are payment made by a corporate to its shareholder members which is depend on the dividend policy of each companies. It is interesting to analyze factors that influence dividend policy because too many considerations. Sometimes those consideratios cause conflict between many parties. The purpose of the research was to determine the extent to which the relationship of Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) to the amount of Dividend Payout Ratio (DPR). Independent variable used in this study is the Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), and Firm Size (FS) while the dependent variable used in this study is Dividend Payout Ratio (DPR).

This study uses LQ45 Stock are listed on Stock Exchanges in Indonesia as an object of research. The study period from 2008 August – 2013 January. The analysis technique used is double linier regression, where as the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance. It also tested classical assumptions that included tests of normality, multicolinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test.

Based on the result of research, Debt to Equity Ratio (DER) influences positively and significantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45. Firm Size (FS) influences negatively and significantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45. Return on Asset (ROA) and Current Ratio (CR) influences positively and insignificantly toward the Stock Dividend Payout Ratio (DPR) LQ45.

Key word: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) and Dividend Payout Ratio (DPR).


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun, aktivitas investasi merupakan aktivitas yang diharapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi oleh investor. Untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik suatu Negara. Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan yang Go Public merupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu pemegang saham dan manajemen keuangan yang dapat mempunyai kepentingan yang berbeda. Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (Darmaji dan Fakhrudin, 2006:178)

Tujuan utama seorang investor menanamkan dananya yaitu untuk menperoleh pendapatan (return) yang dapat berupa dividen maupun capital gain. Dalam kaitannya dengan dividen, para investor pada umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil. Kebijakan dividen yang stabil dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang. Apabila pendapatan suatu perusahaan berkurang tetapi perusahan tersebut tidak


(13)

mengurangi dividen yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibanding jika dividennya dikurangi. Dengan demikian manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor melalui kebijakan dividen yang stabil (Riyanto, 2001:207)

Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering dihadapi perusahaan. Manajemen sering menghadapi kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi dividen atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kepada proyek-proyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Umumnya perusahaan lebih suka menaham keuntungan daripada membagikan dalam bentuk dividen, sedangkan investor lebih menyukai pembayaran dividen saat ini daripada menundanya.

Kebijakan dividen suatu perusahaan akan melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan saling bertentangan yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya, disamping itu juga kepentingan bondholder yang dapat mempengaruhi besarnya dividen yang dibayarkan. Kebijakan dividen pada hakekatnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan (Sutrisno, 2000: 321).

Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Dividend Payout Ratio antara lain: Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS). Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu (Mamduh dan Halim, 2005: 84). Perusahaan yang mempunyai


(14)

profitabilitas tinggi akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi pula. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar. Return on asset (ROA) merupakan rasio yang diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total aset perusahaannya. Perusahaan yang semakin besar keuntungannya akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen (Sri Sudarsi, 2002).

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2003:13). Menurut Prihantoro (2003) menyatakan bahwa debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajibannya. Semakin besar penggunaan hutang maka dapat berdampak pada financial distress dan kebangkrutan. Selanjutnya ditegaskan bahwa penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang. Sebaliknya pada tingkat penggunaan hutang yang rendah, perusahaan mengalokasikan dividen tinggi sehingga sebagian besar keuntungan yang digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham.


(15)

Current Ratio adalah kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar (Riyanto, 2001:196). Munurut Munawir (2005:72) Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over interstment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih.

Firm Size mencerminkan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil sebaliknya. Perusahaan yang dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu yang relatif cepat. Oleh karena itu, perusahaan dengan ukuran yang lebih besar diperkirakan akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar, sehingga akan mampu membayar dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Hatta, 2002).

Berikut adalah tabel mengenai perkembangan Dividen Tunai, Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS)tahun 2011-2012.


(16)

Tabel 1.1

Perkembangan Dividen Tunai Beberapa Perusahaan yang Tercatat dalam Saham LQ45 Tahun 2011-2012

Nama Perusahaan Dividen Tunai (Rp)

2011 2012

PT. Astra Agro Lestari Tbk 995 230 PT. Astra Internasional Tbk 1.980 66 PT. Bank Central Asia Tbk 157 43,5

PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 2.336 1.666

PT. United Tractor Tbk 820 210

PT. Unilever Tbk 546 300

Sumber: www.idx.co.id

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa semua perusahaan

mengalami penurunan dalam pembagian dividen tunai yang sangat drastis. Penurunan yang sangat drastis dialami oleh PT. Astra Internasional Tbk yang

pada tahun 2012 mengalami penurunan dividen tunai sebesar Rp 1.914 (-2.900%) dari tahun sebelumnya. Sedangkan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk mengalami paling sedikit penurunan yaitu sebesar Rp 670 (40,2%).

Tabel 1.2

Perkembangan Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size Beberapa Perusahaan yang Tercatat dalam Saham LQ45

Tahun 2011-2012

Nama Perusahaan ROA (%) DER (X) CR (%) Total Aset

2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012

PT. Astra Agro Lestari Tbk

32.66 28.38 0.21 0.33 130.97 68.46 10.204.495 12.419.820 PT.Astra Internasional

Tbk

16.79 15.31 1.02 1.03 136.40 139.91 153.521.000 182.274.000 PT. Bank Central Asia

Tbk

3.57 2.44 8.09 7.66 108,98 109,67 381.908.353 427.014.666 PT.Indo Tambangraya

Megah Tbk

46.24 39.64 0.46 0.49 236.59 221.71 14.313.602 14.420.136 PT. United Tractor

Tbk

16.76 14.80 0.69 0.56 171.64 194.65 46.440.062 50.300.633 PT. Unilever Tbk 53.18 39.46 1.85 1.43 68.67 83.95 10.482.312 12.421.910


(17)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat diketahui bahwa PT. Bank Central Asia Tbk, PT. United Tractor Tbk, PT. Unilever Tbk mengalami penurunan Debt to Equity Ratio sedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami penurunan (Tabel 1.1). Hal ini berbeda dengan teori yang dikemukan oleh Sartono (2001:66) yang menyatakan semakin turun Debt to Equity Ratio semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar dividen.

Terjadi kenaikan Current Ratio yang dialami oleh PT. Astra Internasional Tbk, PT. Bank Central Asia Tbk, PT. United Tractor Tbk, PT. Unilever Tbk sedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami penurunan (Tabel 1.1). Hal ini berbeda dengan teori yang dikemukan oleh Sartono (2001:202) yang menyatakan semakin kuat posisi kas atau likuiditas perusahaan berarti semakin besar kemampuan perusahaan membayar dividen.

Terjadi kenaikan Firm Size yang dialami oleh semua perusahaan sedangkan pembayaran dividen tunai pada perusahaan tersebut mengalami penurunan (Tabel 1.1). Hal ini berbeda yang diungkapkan Imran (2011) yang menyatakan semakin besarnya ukuran perusahaan maka perusahaan akan mendistribusikan dividen yang lebih tinggi dan konsisten dalam pembayaran

sesuai dengan pendapatan dan ukuran perusahaan. Terjadinya kenaikan atau penurunan dalam Return on Asset, Debt to

Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size akan mempengaruhi besar kecilnya persentase pembayaran Dividend Payout Ratio.


(18)

Dari fenomena dan teori yang diungkapkan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dividen. Penelitian ini membatasi penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio, yaitu Return onAsset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Firm Size (FS). Selanjutnya penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Firm Size (FS) berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Investor dan Calon Investor

Sebagai masukan dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan dengan harapannya terhadap dividen yang dibagikan perusahaan.

2. Perusahaan (Emiten)

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terhadap kebijakan dividen agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

3. Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan, serta informasi mengenai kebijakan dividen, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio Saham LQ45.

4. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kebijakan dividen.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Dividen

Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan perusahaan. Menurut Hanafi (2004:112), dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Dividen ditentukan berdasarkan rapat umum anggota pemegang saham dan jenis pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan. Stice et al., (2004: 902) mengartikan dividen sebagai pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

Menurut Brigham dan Houston (2001:84 ) prosedur pembayaran dividen antara lain:

a. Tanggal pengumuman (declaration date)

Tanggal deklarasi, yaitu tanggal pada saat dividen secara resmi diumumkan oleh Dewan Direksi.

b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)

Tanggal pencatatan, yaitu tanggal yang menunjukkan kapan buku transfer ditutup untuk menentukan investor mana yang akan menerima pembayaran


(21)

dividen. Biasanya tanggal pencatatan adalah 2 atau 3 minggu setelah tanggal pengumuman, pada tanggal tersebut disiapkan daftar pemegang saham saat itu. c. Tanggal ex-dividen (ex-dividend date)

Tanggal ex-dividen, yaitu tanggal dimana saham diperdagangkan tanpa hak menerima dividen, dalam teori tanggal ex-dividen adalah tanggal setelah tanggal pencatatan. Namun, dalam praktik pasar modal memajukan tanggal pencatatan untuk memberikan kesempatan pemindahan kepemilikan saham. d. Tanggal pembayaran

Tanggal pembayaran, yaitu merupakan tanggal saat pembayaran dividen oleh perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mempunyai hak atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut, para investor sudah dapat mengambil dividen sesuaidengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten (dividen tunai/dividen saham).

Menurut Baridwan (2001:434) dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan dapat terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Dividen kas

Dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan adalah dalam bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas ialah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen kas ini dibuat pada tanggal pengumuman dan pembayaran.


(22)

b. Dividen aktiva selain kas

Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, dividen dalam bentuk ini disebut Property Dividends. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain. Pemegang saham akan mencatat dividen yang diterimanya ini sebesar harga pasar aktiva tersebut. Akan tetapi perusahaan yang membagi Property Dividends akan mencatat dividen ini sebesar nilai buku aktiva yang dibagikan.

c. Dividen utang

Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagi itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak mencukupi. Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan Scrip Dividens. Yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang.

d. Dividen likuidasi

Yang dimaksud dividen likuidasi adalah dividen sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen likuidasi ini dicatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca dilaporkan sebagai pengurang modal saham. Dalam perusahaan yang memiliki wasting assets yang tidak akan diganti, bisa membagi dividen likuidasi secara periodik.

e. Dividen saham

Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. Dividen saham bisa dibagikan sebagai berikut:


(23)

1. Dividen saham berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen saham biasa untuk pemegang saham biasa, atau dividen saham prioritas, disebut saham biasa

2. Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya dividen saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau dividen saham biasa untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham spesial.

2.1.2 Jenis-jenis Kebijkan Dividen

Jenis-jenis kebijakan dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham ditinjau dari jumlah yang dibayarkan, terdiri dari (Sundjaja dan Barlian 2002: 342):

1. Kebijakan dividen dengan rasio pembayaran konstan

Merupakan kebijakan dividen yang didasarkan dengan persentase tertentu dari pendapatan yang dibayarkan kepada pemilik setiap periode pembagian dividen. Masalah dengan kebijakan ini adalah jika pendapatan perusahaan turun atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen menjadi rendah atau tidak ada. Karena deviden merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham.

2. Kebijakan dividen teratur

Merupakan kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode.

3. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra

Merupakan kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan. Jika


(24)

pendapatan lebih tinggi dari biasanya pada periode tertentu, perusahaan boleh membayar tambahan dividen. Dengan dividen rendah tapi teratur dibayar setiap periode, perusahaan memberi investor pendapatan stabil yang dibutuhkan untuk membangun kepercayaan pada perusahaan dan dividen ekstra diberikan sebagai pembagian hasil pada periode yang baik.

2.1.3 Teori Kebijakan Dividen

Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Ada 3 (tiga) teori tentang kebijakan dividen (Brigham dan Houston, 2001: 315) : 1. Dividend Irrelevance Theory (Dividen Tidak Relevan)

Beberapa kalangan berpendapat bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya. Jika kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, maka hal tersebut tidak relevan. Pendukung dari tidak relevannya kebijakan dividen adalah Modigliani-Miller (MM). Mereka berpendapat bahwa bagaimanapun kebijakan dividen itu memang tidak mempengaruhi harga saham maupun kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dan asset perusahaan tersebut. Dengan demikian nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Sementara itu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan.


(25)

2. Teori Bird in The Hand

Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon (1959) dan John Lintner (1956) dalam (Brigham dan Houston, 2001: 315) yang berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan modal (capital gain) yang dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan seandainya para investor menerima dividen. Gordon dan Litner berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal. MM dalam hal ini tidak setuju bahwa ekuitas atau nilai perusahaan tidak tergantung pada kebijakan dividen, yang menyiratkan bahwa investor tidak peduli antara dividen dengan keuntungan modal. MM menamakan pendapat Gordon-Lintner sebagai kekeliruan bird-in-the-hand, yakni: mendasarkan pada pemikiran bahwa investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dibandingkan seribu burung di udara. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai dividend payout ratio yang tinggi akan mempunyai nilai perusahaan yang tinggi pula.

Namun menurut pandangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividen.


(26)

3. Teori Preferensi Pajak

Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang tinggi, yaitu:

1. Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan dividen. Untuk itu investor yang kaya (yang memiliki sebagian besar saham) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikkan harga saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan dividen yang pajaknya tinggi.

2. Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu.

3. Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.

Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini, para investor mungkin lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi.


(27)

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam pembuatan kebijakan dividen menurut Sjahrial (2002, 311) antara lain:

1. Posisi likuiditas perusahaan

Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan. 2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang

Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil.

3. Rencana perluasan usaha

Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen.

4. Pengawasan terhadap perusahaan

Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern antara lain laba. Dengan pertimbangan apabila dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen (Sundjaja dan Barlian, 2002: 339):

1. Peraturan hukum

a. Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba-laba tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.


(28)

b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para kreditur dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal. c. Peraturan mengenai tidak mampu membayar. Peruahaan boleh tidak

membayar dividen jika tidak mampu (bankrut) atau jumlah utang lebih banyak daripada jumlah harta.

2. Posisi likuiditas

Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya. Bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu, suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak membayar dividen karena keadaan likuiditasnya. Memang perusahaan yang sedang tumbuh biasanya kekurangan dana. Dalam situasi seperti itu mungkin perusahaan memutuskan untuk tidak membayar dividen dalam bentuk uang tunai.

3. Membayar pinjaman

Bila perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan.


(29)

4. Kontrak pinjaman

Kontrak pinjaman apalagi menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai.

5. Pengembangan aktiva

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak dibayarkan.

6. Tingkat pengembalian

Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan pemegang saham baik ditanamkan kembali didalam perusahaan maupun ditempat lain.

7. Stabilitas keuntungan

Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat memperkirakan bagaimana keuntunngan dikemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntunannya dalam bentuk dividen dengan persentase yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang keuntungannya berfluktuasi.

8. Pasar modal

Perusahaan besar dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau mudah memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya.


(30)

9. Kendali perusahaan

Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern maka pembayaran dividen akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan atas pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham. Selain itu, penjualan saham tambahan akan memperbesar resiko berfluktuasinya keuntungan bagi para pemegang saham.

10.Keputusan kebijakan dividen

Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per saham pada tingkat yang konstan. Tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan dengan naiknya keuntungan. Artinya dividen itu baru akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan itu benar-benar tampak cukup permanen.

2.2 Dividend Payout Ratio

Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan (Pribadi dan Sampurno, 2012). Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham yang berupa dividen kas. Apabila laba yang ditahan untuk keperluan operasional perusahaan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Sebaliknya jika perusahaan lebih memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka hal tersebut akan mengurangi porsi laba ditahan dan mengurangi sumber pendanaan intern. Namun, dengan lebih memilih membagikan laba


(31)

sebagai dividen tentu saja akan meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan terus menanamkan sahamnya untuk perusahaan tersebut.

Dividend Payout Ratio = Dividen Kas per Lembar Saham

Laba per Lembar Saham

2.3 Profitabilitas

Menurut Sartono (2008:122) rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin tingginya profitabilitas. Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan

Return on Asset. Menurut Hanafi (2000:83) Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset

(kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut. Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja

perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi (return) semakin besar.

Return on Asset = ������� ��������

����� �����

2.4 Leverage

Salah satu aspek yang dinilai dalam mengukur kinerja perusahaan adalah aspek leverage atau utang perusahaan. Utang merupakan komponen penting perusahaan, khususnya sebagai salah satu sarana pendanaan. Penurunan kinerja


(32)

sering terjadi karena perusahaan memiliki utang yang cukup besar dan kesulitan dalam memenuhi kewajiban tersebut. Debt to equity ratio adalah rasio yang mengukur sejauhmana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri. (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 200). Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total utang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan komposisi total utang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang akan diterima karena kewajiban (beban tetap) tersebut lebih diprioritaskan daripada pembagian dividen (Marlina dan Danica, 2009).

Debt to Equity Ratio = ���� �����

����� ������

2.5 Likuiditas

Menurut Munawir (2004:31) Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut berada dalam keadaan likuid. Hanya perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan menggunakan potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau mendanai operasi perusahaannya. Penelitian ini memproksikan likuiditas


(33)

lancar dengan hutang lancar. Rasio ini mengindikasikan bahwa dari setiap hutang lancar dapat ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diperkirakan bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat (Brigham, 2007:103). Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.

Current Ratio = ������� �����

������� ����������� x 100%

2.6 Firm Size

Firm Size adalah besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari total aktivanya, dimana besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat memainkan peran dalam menjelaskan rasio pembayaraan dividen pada perusahaan (Hatta, 2002). Perusahaan besar cenderung membagikan dividen yang lebih besar untuk menjaga reputasi dikalangan investor aktual maupun potensial. Tindakan ini dilakukan untuk memudahkan perusahaan memasuki pasar modal apabila berencana melakukan emisi saham baru. Sedangkan perusahaan yang memiliki aset sedikit akan cenderung membagikan dividen yang rendah karena laba dialokasikan pada laba ditahan untuk menambah asset perusahaan.

Firm Size = Ln Total Aset

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :


(34)

Penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica berjudul “Analisis pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio”. Penelitian ini menggunakan 24 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2004-2007 sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil uji parsial (uji statistik t) variabel Cash Position dan Return on Asset memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. John and Muthusamy (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh John and Muthusamy berjudul “Leverage, Growth and Profitability as Determinants of Dividend Payout Ratio – Evidence from Indian Paper Industry. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Cash Flow, Leverage, Liquidity, Return on Asset. Penelitian ini menggunakan 90 perusahaan yang terdaftar di Bombay Stock Exchange sebagai sampel. Teknik analsis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian, hanya variabel Cash Flow yang berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Leverage, Liquidity, Return on Asset berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio.


(35)

3. Kadir (2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Kadir berjudul “ Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan 10 Perusahaan Credit Agencies yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Investment, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian variabel Return on Investment, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deviden Payout Ratio. Sedangkan variabel Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

4. Pribadi dan Sampurno (2012)

Penelitian yang dilakukan oleh Pribadi dan Sampurno berjudul “Analisis pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio”. Penelitian ini menggunakan 15 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008 – 2011 sebagai sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, dan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian variabel Ownership, dan Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap


(36)

Payout Deviden Ratio. Sedangkan variabel Firm Size dan Cash Position berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Namun, Growth Opportunity berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

5. Lopolusi (2013)

Penelitian yang dilakukan oleh Lopolusi (2013) berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas, ukuran badan usaha, utang, pertumbuhan, free cash flow. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian variabel profitabilitas, likuiditas, utang, pertumbuhan, free cash flow berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan variabel ukuran badan usaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.


(37)

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti /

Tahun

Judul Penelitian Variabel Metode

Analisis Data

Hasil penelitian

1. Marlina dan Danica (2009)

Analisis

pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Asset

Regresi Linear Berganda

1. Cash Position dan Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Debt to Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. John Muthusamy (2010) Leverage, Growth and Profitability as Determinants of Dividend Payout Ratio – Evidence from Indian Paper Industry Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Cash Flow, Leverage,

Liquidity, Return on Asset

Regresi Linear Berganda

1. Cash Flow berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Growth in Sales, Earning per Share, Price Earning Ratio, Market Value to Book Value Ratio, Leverage, Liquidity, Return on Asset berpengaruh negatif terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Kadir (2010) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Credit Agencies Go Public di Bursa Efek Indonesia Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Return on Investment, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover

Regresi Linear Berganda

1. Return on Investment, Debt to Equity Ratio, Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Current Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.


(38)

Lanjutan tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Peneliti /

Tahun

Judul Penelitian Variabel Metode

Analisis Data

Hasil penelitian

4. Pribadi dan Sampurno (2012)

Analisis

pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity,

Ownership, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio Dependen: Dividend Payout Ratio Independen: Cash Position, Growth Opportunity, firm size, ownership, dan Return on Asset

Regresi Linear Berganda

1. Ownership dan Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Firm Size dan Cash

Position berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

3. Growth Opportunity

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio 5. Ita Lopolusi

(2013) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011 Dependen: Kebijakan Dividen Independen: profitabilitas, likuiditas, ukuran badan usaha, utang, pertumbuhan, free cash flow

Regresi Linear Berganda

1. Ukuran badan usaha berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2. Profitabilitas, likuiditas, utang, pertumbuhan, free cash flow berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

2.8Kerangka Konseptual

2.8.1 Pengaruh Return on Asset terhadap Dividend Payout ratio

Mondigliani-Miller menyatakan bahwa kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang, berdasarkan teori tersebut menunjukkan bahwa penghasilan yang tinggi melalui aset yang dimiliki yang tercermin dalam Return onAsset (ROA) menunjukkan pengaruh positif terhadap kebijakan dividen


(39)

yang tercermin dalam Dividend Payout Ratio (DPR). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2001: 122) yang menyatakan semakin tinggi Return on Asset maka kemungkinan pembagian dividen semakin besar. Menurut Marlina dan Danica (2009) dan Pribadi dan Sampurno (2012), Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian ROA diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

2.8.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai dividen (Riyanto, 2001:267). Menurut Kadir (2010), Debt to Equit Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Debt to Equit Ratio diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.


(40)

Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas (liquidity ratio) yang dihitung dengan membagi aktiva lancar (current assets) dengan hutang atau kewajiban lancar (current liability). Menurut Munawir (2004 : 72), current ratio menunjukan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.

Perusahaan untuk membayar dividen memerlukan aliran kas keluar, sehingga harus tersedia likuiditas yang cukup. Karena pembagian dividen dibayar dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, untuk itu perusahaan harus memiliki dana kas tersedia untuk pembayaran dividen. Oleh karena itu, posisi likuiditas perusahaan menanggung langsung kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para investor pada saat jatuh tempo. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka perusahaan dinilai mampu untuk melakukan pembayaran dividen (Puspitaningtyas, 2012). Menurut Puspita (2009), Current Ratio berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Current Ratio diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

2.8.4 Pengaruh Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio

Brigham dan Houston (2006: 119) mendefinisikan ukuran perusahaan sebagai rata-rata total aktiva untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Ukuran perusahaan mencerminkan bahwa suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil sebaliknya. Perusahaan yang besar dapat dengan mudah mengakses ke pasar modal, maka perusahaan tersebut akan mampu mendapatkan dana dalam waktu yang relatif cepat. Oleh karena itu, perusahaan dengan ukuran yang lebih besar


(41)

diperkirakan akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan earning yang lebih besar, sehingga akan mampu membayar deviden yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil (Hatta, 2002). Menurut Puspita (2009) dan Hatta (2002) Firm Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Dengan demikian Firm Size diprediksi berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.9 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm Size berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

Return on Asset

Debt to Equity Ratio

Dividend Payout Ratio Current Ratio


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif dimana penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antar dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini meneliti pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media

internet dengan situs

Maret 2014 sampai dengan April 2014.

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini membatasi hanya melihat pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Keterbatasan teori-teori untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka ditetapkan batasan operasional dari penelitian sebagai berikut:


(43)

a. Variabel Dependen, yaitu Dividend Payout Ratio.

b. Variabel Independen, yaitu Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size.

2. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di Saham LQ45 periode Agustus 2008 – Januari 2013.

3. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia pada websit

3.4. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.4.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio. Dividend Payout Ratio adalah jumlah dividen yang dibayarkan relatif terhadap pendapatan bersih perusahaan atau pendapatan tiap lembar saham. Variabel ini dinyatakan dalam persen dan data yang diambil adalah Dividend Payout Ratio dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Dividend Payout Ratio digunakan rumus: (Gitman, 2003:115)

Dividend Payout Ratio = Deviden kas perlembar Saham

Laba perlembar Saham

3.4.2. Variabel Independen (X) 1. Return on Asset (X1

Return on Asset (ROA) merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan melalui jumlah aktiva yang dimiliki. Variabel


(44)

tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Return on Asset digunakan rumus: (Brigham dan Houston, 2006: 115)

Return on Asset = ������� ��������

����� �����

2. Debt to Equity Ratio (X2

Debt to Equity Ratio adalah merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban melalui modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Variabel ini dinyatakan dalam kali (X) dan data yang diambil adalah Debt to Equity Ratio dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Debt to Equity Ratio digunakan rumus: (Brigham, 2007: 132)

)

Debt to Equity Ratio = ����� ����

����� ������

3. Current Ratio (X3

Current Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat jatuh tempo. Current ratio mengindikasikan bahwa dari setiap hutang lancar dapat ditutupi oleh aktiva-aktiva yang diperkirakan bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Variabel ini dinyatakan dalam persen (%) dan data yang diambil adalah Current Ratio dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Current Ratio digunakan rumus: (Brigham, 2007: 103)

)

Current Ratio = ������� �����

������� ����������� x 100%

4. Firm Size (X4

Firm Size adalah besar kecilnya perusahaan yang dilihat dari total aktivanya, dimana besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat


(45)

memainkan peran dalam menjelaskan rasio pembayaraan dividen pada perusahaan. Variabel ini dinyatakan dalam kali (X) dan data yang diambil adalah Firm Size dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Untuk menghitung Firm Size digunakan rumus: (Jogiyanto, 20013: 282)

Firm size = Ln Total Aset

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian.

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang berturut-turut tercatat didalam Saham LQ45 pada periode Agustus 2008 – Januari 2013. Adapun sampel penelitian diambil setelah memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang Terdaftar dalam Saham LQ45 Periode Agustus 2008 – Januari 2013.

2. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap pada periode Agustus 2008 – Januari 2013

3. Perusahaan yang tercatat dalam Saham LQ45 yang membagikan dividen secara konsisten pada periode Agustus 2008 – Januari 2013

Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel

No. Karakteristik Perusahaan Jumlah

1. Perusahaan yang berturut-turut tercatat didalam Saham LQ45 pada periode Agustus 2008 – Januari 2013

22 2. Perusahaan yang tidak Terdaftar dalam Saham LQ45

Periode Agustus 2008 – Januari 2013.

-

3. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan secara lengkap pada periode Agustus 2008 – Januari 2013


(46)

4. Perusahaan yang tercatat dalam Saham LQ45 yang tidak membagikan dividen secara konsisten pada periode Agustus 2008 – Januari 2013

(16)

5. Jumlah Sampel 6

Berdasarkan kriteria penarikan sampel, sampel dalam penelitian ini adalah:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain (Situmorang et al., 2011:3). Data sekunder diperoleh melalui media internet dengan situs

www.idx.co.i

berkaitan dengan topik pembahasan penelitian.

3.7Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi dokumenter berupa literatur, buku, jurnal penelitian, artikel, serta laporan-laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.8. Metode Analisis

No. Nama Perusahaan Tanggal Listing

1. PT. Astra Agro Lestari Tbk 9 Desember 1997 2. PT. Astra Internasional Tbk 4 April 1990 3. PT. Bank Central Asia Tbk 31 Mei 2000 4. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 18 Desember 2007 5. PT. United Tractor Tbk 19 September 1989


(47)

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 4 variabel independen sebagai variabel yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio.

3.8.2. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). analisis linear berganda memerlukan pengujian secara serempak dengan menggunakan F hitung. Dalam analisis linear berganda juga memerlukan pengujian asumsi klasik yang diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolineritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, multikolineritas, autokorelasi (Situmorang dan Lutfi, 2011:151). Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien.

Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X

Dimana :

4

Y = Dividend payout ratio

a = Konstanta


(48)

X1

X

= Return on Assets 2

X

= Debt to Equity Ratio 3

X

= Current Ratio 4 = Firm Size

3.9. Pengujian Hipotesis

3.9.1. Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Uji f pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut :

1. H0 : b1 = b2 = b3 = b4

2. H

= 0, artinya variabel Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45.

1

Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:

: Minimal satu bi ≠ 0, artinya minimal ada satu pengaruh variabel independen (Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm Size) terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45.

1. Jika Sig < 0,05 dan Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1

2. Jika Sig > 0,05 dan F

diterima

hitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3.9.2. Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji t)

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen (ROA, DER, CR, FS) secara parsial terhadap variabel dependen (DPR) atau untuk melihat


(49)

variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:

1. H0

2. H

: bi = 0, artinya Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm Size secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45.

1

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

: bi ≠ 0, artinya Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Firm Size secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio Saham LQ45.

1. Jika Sig < 0,05 dan thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1

2. Jika Sig > 0,05 dan t

diterima

hitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3.10. Uji Asumsi Klasik 3.10.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng ke kanan (Situmorang dan Lutfi, 2011:100). Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:

a. Jika p < 0.05 maka distribusi data tidak normal b. Jika p > 0.05 maka distribusi data normal


(50)

3.10.2.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance dan lawannya (2) varians factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 (Ghozali, 2009).

3.10.3.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan Lutfi, 2011: 108). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan scatterplot. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi sehingga model regresi layak di pakai.


(51)

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson (Durbin Watson Test). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelsi. Adapun kriteria pengujiannya adalah (Ghozali, 2009):

- Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. - Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. - Jika nilai D-W diantara 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun pembahasan yang dimaksud meliputi: deskripsi hasil penelitian, pengujian variabel independen secara parsial dengan model regresi, pengujian asumsi klasik, dan pembahasan.

4.1Profil Perusahaan

1. PT Astra Agro Lestari Tbk

PT Astra Agro Lestari Tbk didirikan dengan nama PT Suryaraya Cakrawala tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga tanggal 4 Agustus 1989. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1995. Kantor pusat PT Astra Agro Lestari Tbk dan entitas anak (“Grup”) berlokasi di Jalan Pulo Ayang Raya Blok OR no. 1, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk saat ini berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik minyak goreng berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik pengolahan entitas anak berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Pada tanggal 30 Juni 1997, Perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya


(53)

Bahtera. Penggabungan usaha ini dicatat dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Setelah penggabungan usaha ini, nama Perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari dan meningkatkan modal dasar dari Rp250 miliar menjadi Rp2 triliun yang terdiri dari 4.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp500,-.

2. PT Astra International Tbk

PT Astra International Tbk didirikan pada tanggal 20 Februari 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Kantor pusat PT Astra International Tbk berdomosili di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Pemegang saham terbesar PT Astra International Tbk adalah Jardine Cycle & Carriage Ltd, perusahaan yang didirikan di Singapura. Jardine Cycle & Carriage Ltd merupakan entitas anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd, perusahaan yang didirikan di Bermuda. Saat ini, Perusahaan memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain: PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Astra Graphia Tbk, PT Astra Otoparts Tbk dan PT United Tractors Tbk. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, PT Astra International Tbk bergerak di bidang perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi. Pada tahun 1990, PT. Astra International Tbk memperoleh Pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk


(54)

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PT Astra International Tbk (IPO) kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 saham dengan nominal Rp1.000,- per saham, dengan Harga Penawaran Perdana Rp14.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 April 1990.

3. PT Bank Central Asia Tbk

PT. Bank Central Asia Tbk didirikan di Indonesia tanggal 10 Agustus 1955 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industri Semarang Knitting Factory” dan mulai beroperasi di bidang perbankan sejak tanggal 12 Oktober 1956. Saat ini, kantor pusat PT. Bank Central Asia Tbk berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No. 1, Jakarta dan memiliki 953 kantor cabang di seluruh Indonesia serta 2 kantor perwakilan luar negeri yang berlokasi di Hong Kong dan Singapura. Pemegang saham mayoritas dari PT. Bank Central Asia Tbk adalah Farindo Investment (Mauritius) Ltd. gualitate qua Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono dengan jumlah kepemilikan sebesar 47,15 persen. Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, Bank beroperasi sebagai bank umum. PT Bank Central Asia Tbk bergerak di bidang perbankan dan jasa keuangan lainnya. Pada tanggal 11 Mei 2000, PT. Bank Central Asia Tbk memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana PT Bank Central Asia Tbk (IPO) sebanyak 662.400.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp500,- dengan harga penawaran Rp1.400,- per saham, yang merupakan 22% dari modal saham yang ditempatkan dan disetor, sebagai bagian dari divestasi pemilikan saham


(55)

Republik Indonesia yang diwakili oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

4. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk

PT. Indo Tambangraya Megah Tbk didirikan tanggal 02 September 1987 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1988. Kantor pusat PT. Indo Tambangraya Megah Tbk berlokasi di Pondok Indah Office Tower III, Lantai 3, Jln. Sultan Iskandar Muda, Pondok Indah Kav. V-TA,Jakarta Selatan 12310. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT. Indo Tambangraya Megah Tbk adalah bidang pertambangan dengan melakukan investasi pada anak usaha dan jasa pemasaran untuk pihak-pihak berelasi. Anak usaha yang dimilikinya bergerak dalam industri pertambangan batubara. Induk pengendali utama PT. Indo Tambangraya Megah Tbk adalah Banpu Public Company Limited, sebuah perusahaan yang didirikan di Kerajaan Thailand. Pada tanggal 07 Desember 2007, PT. Indo Tambangraya Megah Tbk memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)

5. PT. United Tractors Tbk

kepada masyarakat sebanyak 225.985.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp14.000,- per saham.

PT. United Tractors Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1972 dengan nama PT. Inter Astra Motor Works dan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1973. PT. United Tractors Tbk berkedudukan


(56)

di Jakarta dan mempunyai 18 cabang, 17 kantor lokasi dan 12 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor pusat berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km. 22, Cakung, Jakarta. Perusahaan melalui pemegang saham utama, PT. Astra International Tbk (Astra), adalah bagian dari Jardine Matheson Holdings Ltd. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha PT. United Tractors Tbk dan entitas anak meliputi penjualan dan penyewaan alat berat beserta pelayanan purna jual, pertambangan dan kontraktor pertambangan. Termasuk didalam kontraktor pertambangan adalah jasa kontraktor pertambangan terpadu. Pada tahun 1989, PT. United Tractors Tbk melalui Penawaran Umum Perdana Saham menawarkan 2.700.000 lembar sahamnya kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran sebesar Rp7.250,- per saham.

6. PT. Unilever Indonesia Tbk

PT. Unilever Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V, dan mulai beroperasi secara komersial tahun 1933. Kantor Perusahaan berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di Jalan Jababeka 9 Blok D, Jalan Jababeka Raya Blok O, Jalan Jababeka V Blok V No. 14-16, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dan Jalan Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi


(57)

barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah.

4.2Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakanlah analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 4 variabel independen sebagai variabel yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Hasil analisis deskriptif akan ditunjukkan dalam Tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 30 2,44 60,58 28,2260 18,40763

DER 30 ,18 9,55 3,9857 3,04016

CR 30 68,46 236,59 142,6453 44,70465

FS 30 6,69 8,63 7,5067 ,62275

DPR 30 11,90 100,04 50,2107 27,43248

Valid N (listwise)

30

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan N = 30 waktu amatan, Dividend Payout Ratio mempunyai nilai minimum 11,90% dan nilai maksimum 100,04%. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 27,43% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 50,21%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan banhwa data berdistribusi dengan baik.


(58)

Return on Asset mempunyai nilai minimum 2,44% dan nilai maksimum 60,58%. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 18,41% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 28,23%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan banhwa data berdistribusi dengan baik.

Debt to Equity Ratio mempunyai nilai minimum 0,18x dan nilai maksimum 9,55x. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 3,04x dan nilai rata-rata (mean) sebesar 3,99x. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan banhwa data berdistribusi dengan baik.

Current Ratio mempunyai nilai minimum 68,46% dan nilai maksimum 236,59%. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 44,71% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 142,65%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan banhwa data berdistribusi dengan baik.

Firm Size mempunyai nilai minimum 6,69x dan nilai maksimum 8,63x. Sementara nilai standar deviasi (standard deviation) sebesar 0,62x dan nilai rata-rata (mean) sebesar 7,51x. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi (standard deviation) menunjukkkan banhwa data berdistribusi dengan baik.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas


(1)

40. GGRM - √ √ √ √ -

41. GJTL - - - √ - -

42. HRUM - - - - √ -

43. ICBP - - - - √ -

44. INCO √ √ √ √ √ √

45. INDF √ √ √ √ √ √

46. INDY - √ √ √ √ -

47. INKP √ √ - - - -

48. INTA - - - - √ -

49. INTP - - √ √ √ -

50. ISAT √ √ √ √ - -

51. ITMG √ √ √ √ √ √

52. JSMR - √ √ √ √ -

53. KIJA √ - - - √ -

54. KLBF - √ √ √ √ -

55. KRAS - - - √ - -

56. LPKR √ √ √ √ √ √

57. LSIP √ √ √ √ √ √

58. MEDC √ √ √ √ - -

59. MIRA √ √ - - - -

60. MNCN √ - - - √ -

61. PGAS √ √ √ √ √ √

62. PNBN - √ - - - -

63. PTBA √ √ √ √ √ √

64. SGRO √ √ - - - -

65. SMCB - √ √ √ - -

66. SMGR √ √ √ √ √ √

67. TBLA √ - - - - -

68. TINS √ √ √ √ √ √

69. TLKM √ √ √ √ √ √

70. TRAM - - - - √ -

71. TRUB √ - √ - - -

72. UNSP √ - - √ - -

73. UNTR √ √ √ √ √ √

74. UNVR √ √ √ √ √ √


(2)

Perusahaan yang Membagikan Dividen Secara Konsisten Periode Agustus 2008-Januari 2013

NO. KODE KRITERIA SAMPEL

1 2 3

1. AALI √ √ √ √

2. ANTM √ √ - -

3. ASII √ √ √ √

4. BBCA √ √ √ √

5. BBNI √ √ - -

6. BBRI √ √ - -

7. BDMN √ √ - -

8. BMRI √ √ - -

9. ELTY √ √ - -

10. ENRG √ √ - -

11. INCO √ √ - -

12. INDF √ √ - -

13. ITMG √ √ √ √

14. LPKR √ √ - -

15. LSIP √ √ - -

16. PGAS √ √ - -

17. PTBA √ √ - -

18. SMGR √ √ - -

19. TINS √ √ - -

20. TLKM √ √ - -

21. UNTR √ √ √ √

22. UNVR √ √ √ √

SAMPEL 6

Keterangan:

1. Perusahaan yang Terdaftar dalam Saham LQ45 Periode Agustus 2008 – Januari 2013.

2. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan secara lengkap pada periode Agustus 2008 – Januari 2013.

3. Perusahaan yang tercatat dalam Saham LQ45 yang membagikan dividen secara konsisten pada periode Agustus 2008 – Januari 2013.


(3)

STATISTIK DESKRIPTIF

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 30 2,44 60,58 28,2260 18,40763

DER 30 ,18 9,55 3,9857 3,04016

CR 30 68,46 236,59 142,6453 44,70465

FS 30 6,69 8,63 7,5067 ,62275

DPR 30 11,90 100,04 50,2107 27,43248

Valid N (listwise)

30

HASIL UJI NORMALITAS (KOLMOGOROV SMIRNOV) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ROA DER CR FS DPR

N 30 30 30 30 30

Normal Parametersa,b

Mean ,2731 1,9857 1,4265 7,5067 ,5021 Std.

Deviation

,17397 3,04016 ,44705 ,62275 ,27432 Most Extreme Differences Absolute ,150 ,375 ,116 ,211 ,112 Positive ,150 ,375 ,116 ,211 ,112 Negative -,090 -,276 -,081 -,098 -,098

Kolmogorov-Smirnov Z ,819 2,054 ,638 1,156 ,612

Asymp. Sig. (2-tailed) ,513 ,000 ,810 ,138 ,849

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

HASIL UJI NORMALITAS (KOLMOGOROV SMIRNOV SETELAH LN) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LNROA LNDER LNCR LNFS LNDPR

N 30 30 30 30 30

Normal Parametersa,b Mean -1,6124 -,1267 ,3047 2,0125 -,8624 Std. Deviation ,95133 1,17540 ,33038 ,08151 ,64262 Most Extreme Differences Absolute ,210 ,177 ,083 ,205 ,116 Positive ,131 ,177 ,081 ,205 ,116 Negative -,210 -,134 -,083 -,096 -,112

Kolmogorov-Smirnov Z 1,152 ,969 ,452 1,125 ,634

Asymp. Sig. (2-tailed) ,141 ,304 ,987 ,159 ,817

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

HASIL UJI NORMALITAS (GRAFIK HISTOGRAM)

HASIL UJI NORMALITAS (NORMAL PLOT)

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

(Constant)

LNROA ,110 9,110

LNDER ,271 3,684

LNCR ,657 1,523

LNFS ,169 5,916


(5)

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

HASIL UJI AUTOKORELASI Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,741a ,549 ,476 ,46501 1,618

a. Predictors: (Constant), LNFS, LNCR, LNDER, LNROA b. Dependent Variable: LNDPR

HASIL UJI HIPOTESIS SECARA SEREMPAK (UJI F) ANOVAb

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 6,570 4 1,643 7,596 ,000a

Residual 5,406 25 ,216

Total 11,976 29

a. Predictors: (Constant), LNFS, LNCR, LNDER, LNROA b. Dependent Variable: LNDPR


(6)

HASIL UJI HIPOTESIS SECARA PARSIAL (UJI t) Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 10,525 4,836 2,176 ,039

LNROA ,276 ,274 ,409 1,009 ,323

LNDER ,410 ,141 ,751 2,910 ,007

LNCR ,305 ,323 ,157 ,945 ,354

LNFS -5,457 2,577 -,692 -2,118 ,044