E. Menarche
Menarche adalah haid yang pertama kali terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil.
F. Waktu terjadinya haid
Siklus menstulasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun menarche yang terus berlanjut sampai umur 45-50 tahun menopause tergantung berbagai faktor,
termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh.
G. Siklus dan lamanya haid
Siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari. Siklus normal berlangsung dalam rentang waktu 21-35 hari panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-
saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan-kebulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi dan nutrisi wanita tersebut. Selama siklus
menstruasi, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90 wanita memiliki siklus 23-35 hari dan
hanya 10-15 yang memiliki siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur. Hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
H. Gangguan menjelang haid
Gangguan ini dapat berupa ketegangan sebelum haid premenstrual tension terjadi keluhan yang mulai sekitar seminggu sebelum dan sesudah haid. Terjadi karena ketidak
seimbangan estrogen dan progesteron menjelang menstruasi. Bentuk keluhannya mudah
Universitas Sumatera Utara
tersinggung, gelisah, sukar tidur, sakit kepala, perut kembung. Sedangkan gangguan berat adalah depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi Ida Agus gde Manuaba, 1999.
I. Pre Menstruasi Syndrom PMS
Suatu kumpulan gejala dan jenis serta intensitas berjalan berbeda dari wanita ke wanita pada siklus menstruasi. Gejala-gejala bertahan dan berlangsung beberapa jam
hingga lebih atau sama dengan 10 hari, biasanya berhenti ketika menstruasi dimulai. Bagaimanapun pada wanita-wanita perimenopause, gejala-gejala boleh menetap dan
berlaku mulai dan setelah menstruasi. Ketika menstrusi dimulai, beberapa wanita akan mengalami dismenorhoe. Lebih dari 200 gejala yang berbeda telah dikenali, tetapi
terdapat tiga gejala paling terkemuka yaitu sifat lekas marah, tegang, dan disporia
J. Gejala-gejala PMS Pre Mentruasi Syndrom
1. Depresi alam perasaan, perasaan putus asa
2. Cemas, tegang
3. Perubahan mood secara tiba-tiba
4. Marah, irritabel
K. Variabel yang mempengaruhi remaja dalam menghadapi haid pertama menarche
1. Sumber informasi
Pada zaman sekarang ini dimana kemajuan teknologi komunikasi sudah demikian maju menyebabkan arus informasi menjadi semakin cepat dan dunia
menjadi semakin kecil. Pesan komunikasi yang dulu tidak mungkin disampaikan
Universitas Sumatera Utara
dalam hitungan detik. Demikian juga dengan informasi yang berbau seks, remaja bisa mendapatkannya dengan mudah, karena informasi itu sangat deras dan
dikemas dengan menarik. Mereka bisa mendapatkannya melalui : a.
Keluarga orang tua Relasi antara pendidik seks dengan keluarga sangat erat penting. Disatu sisi,
keluarga adalah pemberi pendidikan seks pertama bagi remaja serta memiliki pengaruh terkuat disamping teman sebaya dan media dalam
mengembangkan nilai-nilai seksual dan pemahaman seks anak –anak dan remaja. Dengan kata lain, keluarga adalah bagian yang tidak terpisahkan
dalam pendidikan seks. Topik-topik seperti hubungan kekeluargaan, pengasuhan dan perencanaan keluarga adalah unsur-unsur yang pasti ada
dalam berbagai program pendidikan seks Indasari, 2004. Pada umumnya orang tua dianggap oleh anaknya sebagai orang yang paling
punya kredibilitas dan paling dapat dipercaya dalam memberi informasi. Sejak dini anak berada dalam asuhan orang tua terutama ibu yang
memberikan kehangatan dan rasa nyaman. Orang tua adalah jawaban dari segala usaha untuk menghilangkan rasa tidak nyaman, rasa sakit dan marah.
Rasa percaya kepada orang lain mulai dibentuk dan dikembangkan pada saat anak masih bayi, yaitu ketika ibunya memberikan reaksi dengan tepat jika
sang bayi menangis, entah karena lapar, basah, haus, atau sakit. Jika setiap kali ia merasa tidak nyaman, ibunya memberi perlakuan yang membuatnya
merasa lebih baik Inrasari, 2004.
Universitas Sumatera Utara
b. Media elektronik dan media massa
Kemunculan media memiliki dua pengaruh, baik positif dan negatif terhadap anak-anak. Secara sadar atau tidak, setiap hari anak-anak belajar tentang seks
melalui tayangan yang mereka tonton di televisi, video dan bioskop. Di televisi, misalnya seks dikemas sangat halus dan menarik dalam cerita
sinetron, telenovela, film cerita, klip music dan beragam acara lainnya bahkan dalam film kartun. Selain dari tontonan anak-anak maupun remaja
dihadapkan juga pada gambar-gambar seronok dan berita-berita di media cetak yang dapat dilihat dan dibaca dengan mudah. Remaja yang sedang
dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengar dari media massa, karena pada umumnya mereka belum pernah
mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya Sarwono, 1999.
c. Teman Sebaya
Anak-anak remaja cendrung lebih percaya pada teman-teman mereka daripada orang tuanya. Mereka dapat memperoleh informasi apa saja yang
belum tentu semuanya benar, melalui teman-teman ataupun sumber lain. Karena arus informasi tentang seks ini dapat diperoleh dengan mudahnya dan
semua itu menjadi sesuatu yang biasa, sehingga dapat mendorong remaja untuk mencobanya. Maka jangan pernah orang tua menunda untuk berbicara
dengan mereka. Karena orang tua adalah orang yang paling mengenal siapa dan bagaimana, apa kebutuhan dan bagaimana memenuhinya. Selain itu, baik
dilihat dari sudut agama maupun hukum Negara, orang tua adalah pendidik utama, pertama dan terakhir bagi anak-anaknya yang akan dipertanggung
Universitas Sumatera Utara
jawabkan kelak, karena orang tualah yang paling tepat untuk menyampaikan masalah kesehatan reproduksi kepada anak-anak mereka sarwono, 1999.
d. Peran ibu
Seorang ibu yang merupakan pendidik pertama dan utama, seharusnya memahami hal ini, karena masa kanak-kanak atau pubertas merupakan masa
pembentukan kepribadian manusia. Seorang ibu peran dalam langkah awal untuk menghasilkan generasi yang
berkembang dari sisi tubuh, intelektualitas, kecerdasan sosial, mampu religiusitasnya, sehingga tidak lahir “generasi kartun”. Daryati, 2007.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka antar variabel yang ingin akan diamati dan diukur melalui penelitian ini yang akan dilakukan
Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep penelitian ini adalah:
Skema. 1. Kerangka konsep Pengetahuan dan
sikap remaja putri -
Medis -
Kebersihan Vagina
- Psikologi
Sumber Informasi
Peran Ibu Menarche
16
Universitas Sumatera Utara