menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya guna menghasilkan barang-barang atau jasa tertentu melalui suatu badan usaha yang dikelola dan
dimiliki sendiri. 3.
Koperasi Simpan Pinjam, yaitu koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan
kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan dana. 4.
Koperasi Pemasaran, yaitu koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa. Tujuan utama koperasi pemasaran adalah
untuk menyederhanakan rantai tata niaga dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan para pedagang perantara dalam memasarkan produk yang mereka
hasilkan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan koperasi
sebagai suatu organisasi ekonomi berwatak sosial yang mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan badan usaha lainnya diperlukan Pernyataan
Akuntansi Keuangan Koperasi untuk mengukur dan mengungkapkan secara lazim kinerja keuangan dari koperasi. Dengan demikian anggota dan masyarakat akan
memperoleh informasi yang cukup relevan dan dapat dimengerti mengenai kemanfaatan dari koperasi.
D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27
Perkembangan standar akuntansi keuangan senantiasa mengalami perubahan dari tahun ketahun. Ikatan Akuntan Indonesia IAI pertama kalinya
Universitas Sumatera Utara
melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia pada tahun 1973 yang menghasilkan ”Prinsip Akuntansi Indonesia PAI”.
Kemudian pada tahun 1984 dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha saat itu, Komite PAI melakukan
revisi secara mendasar terhadap PAI 1973 menjadi ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Revisi total kembali dilakukan ditahun 1994 yang menghasilkan ”Standar
Akuntansi Keuangan SAK per 1 Oktober 1994”. Dengan maksud mengharmonisasikan SAK dengan standar akuntansi
internasional dalam pengembangan standarnya, IAI terus melakukan revisi berupa penyempurnaan standar yang ada maupun penambahan standar baru dan
interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK. Selanjutnya proses revisi juga dilakukan beberapa kali yaitu pada 1 Oktober 1995, 1 Juni
1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, dan 1 Oktober 2004. Salah satu revisi yang dilakukan adalah revisi terhadap PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian.
Revisi ini dilakukan pada 4 September 1998 dan mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 1999.
Pernyataan standar akuntansi keuangan ini mengatur akuntansi bagi badan usaha koperasi atas transaksi yang timbul dari hubungan koperasi bagi
anggotanya, yaitu meliputi transaksi setoran anggota koperasi dan transaksi usaha koperasi dengan anggotanya dan transaksi yang spesifik pada badan usaha
koperasi, diantaranya cadangan, modal penyertaan, modal sumbangan, beban- beban perkoperasian, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan
keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi yang timbul dari hubungan koperasi dengan non-anggota. Transaksi itu diperlakukan sama dengan
transaksi yang terjadi pada badan usaha lainnya. Hal-hal yang bersifat umum atau yang tidak secara khusus diatur dalam
pernyataan ini, termasuk akuntansi untuk transaksi unit usaha otonom koperasi, harus diperlakukan dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang lain. Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan untuk disajikan kepada pihak eksternal yaitu anggota koperasi, pemerintah, kreditur, dan
pihak lain yang berkepentingan. Pemerintah sebagai salah satu pihak pemakai laporan keuangan koperasi,
mungkin memerlukan informasi khusus untuk tujuan tertentu. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan untuk kepentingan pemerintah
tersebut. Penyajian informasi khusus ini diatur dalam pedoman akuntansi tersendiri yang mengacu pada pernyataan ini.
Dalam koperasi kita akan menemukan berbagai istilah yang lazim digunakan, antara lain:
1. Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama
nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan ini tidak dapat diambil kembali selama
yang bersangkutan menjadi anggota. 2.
Simpanan Wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
Universitas Sumatera Utara
kesempatan tertentu. Simpanan ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota.
3. Modal Anggota adalah simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus
dibayar anggota kepada koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi. Tiap anggota memiliki hak suara yang sama, tidak tergantung pada
besarnya modal anggota pada koperasi. 4.
Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan
tidak mengikat. Modal ini tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan.
5. Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.
6. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. 7.
Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang mencakup harga pokok dan
partisipasi neto. 8.
Partisipasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok.
9. Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barangjasa kepada non
anggota.
Universitas Sumatera Utara
10. Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian
dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. 11.
Sisa Hasil Usaha SHU adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan
pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi.
E. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Menurut Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan No. 27