Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Mitra Usaha Rakyat.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA

KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT

O l e h :

NAMA : NONY FADLIA

NIM : 030522109 DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : NONY FADLIA

NIM : 030522109

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN (PSAK) NO.27 TENTANG AKUNTANSI

PERKOPERASIAN PADA KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT

Medan,

Menyetujui Pembimbing

(Drs. Wahidin Yasin, Ak)


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : NONY FADLIA

NIM : 030522109

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

KEUANGAN (PSAK) NO.27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT

Tanggal ……… Ketua Departemen Akuntansi

(Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak)

Tanggal………. Dekan


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

Telah diuji pada Tanggal

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak Pembimbing : Drs. Wahidin Yasin, Ak Anggota : Drs. Ramly Nasution, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

”PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Level Program Ekstensi S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Jika dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan,

Yang Membuat Pernyataan,

Nony Fadlia NIM 030522109


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara , maka penulis memilih judul ”PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NO. 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA KOPERASI MITRA USAHA RAKYAT”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pengetahuan dan pengalaman penulis belumlah cukup untuk menyempurnakan skripsi ini sehingga masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun penyajian data.. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak demi sempurnanya skripsi ini.

Pada kesempatan ini juga dengan tulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Ayahanda H. Samad Sarimun dan Ibunda Hj. Farida Hanim yang senantiasa mendukung penulis untuk tetap bersemangat melanjutkan studi. Penulisan skripsi ini juga tidak telepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., Dekan Fakultas Ekonomi USU

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi USU


(7)

3. Bapak Drs. Wahidin Yasin, Ak sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan saran dan bimbingan hingga selesainya skripsi ini

4. Bapak Drs. Ramly Nasution, Ak dan Bapak Drs. Iskandar Muda, MSi, Ak sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. Rustam, Ak sebagai dosen wali penulis serta seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi USU yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan

6. Bapak Syahrizal Muchtar dan keluarga besar KMUR yang telah membantu dan memberikan kemudahan bagi penulis dalam penelitian skripsi ini

7. Bang Fadlin, kak Dian, Fadlan, mbak Ditha, bang Idham, Rafi, Naufal, dan seluruh keluarga, terima kasih atas doa dan dukungan moril serta materilnya. 8. Sahabat serta teman-temanku.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Amin.

Medan, Penulis,

Nony Fadlia NIM 030522109


(8)

ABSTRAK

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi berfungsi sebagai wadah untuk mengorganisir pendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki anggota koperasi (PSAK No. 27, 2004).

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan. Adapun tujuan dari penelitian ini sejalan dengan perumusan masalah yang diambil yaitu untuk mengetahui apakah Koperasi Mitra Usaha Rakyat sudah menerapkan PSAK No. 27 sebagai pedoman dalam peyajian laporan keuangannya.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa badan usaha ini belum sepenuhnya menerapkan PSAK No. 27 dalam penyajian laporan keuangannya. Hal ini terlihat dari laporan keuangannya yang hanya terdiri dari Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha. Sementara Laporan Arus Kas, Laporan Promosi EkonomiAnggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan tidak disajikan. Ketidaklengkapan unsur dari laporan keuangan tersebut dapat dapat mengakibatkan informasi yang disajikan tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansinya. Untuk itu Koperasi Mitra Usaha Rakyat harus menerapkan PSAK No. 27 untuk menghindari terjadinya penyimpangan baik dari segi penyajian maupun bentuk dari laporan keuangan tersebut.


(9)

ABSTRACT

Cooperation is an organization having memberships of sole person or corporation body of cooperation which the activities based ono the cooperation principles and as the movement of people economics that committed to familial foundation. It’s function is as a place to organize the efficiency and usefulness of human resources of the membership. (Statement of Financial Accounting Standards No. 27).

This research was held at Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan. The aim of the research has the same purpose with the formulation of ideas of script which to know how the cooperation has been applying the SFAF as a guide to serve the Financial Statements.

Based on the result of research, this organization has not been applying the SFAF fully in the Financial Statements. It could be found in the Financial Statements which consist of Balance Sheet and Profit Summary. In other side, the Cash Flow, the Statement of Membership Economic Promotion, and the Report of Financial Statements have not been served. The uncompleteness of parts of the Financial Statements cause the served information is not reliable and it’s not complete observed by the relevance. Therefore, Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan Should apply the SFAF No. 27 to prevent the discrepancy of format and serving of the Financial Statements.


(10)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan ... 4

B. Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan ... 7

C. Koperasi dan Karakteristiknya ... 9

D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 ... 14

E. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 ... 18

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 47

B. Jenis Data ... 47

C. Prosedur Pengumpulan Data ... 47

D. Teknik Analisa Data... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 49


(11)

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 49

a. Sejarah Singkat Perusahaan ... 49

b. Struktur Organisasi Perusahaan ... 50

2. Aktivitas Koperasi ... 54

3. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 dalam Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Mitra Usaha Rakyat ... 60

4. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Mitra Usaha Rakyat ... 64

B. Analisis Hasil Penelitian ... 67

1. Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 dalam Penyajian Laporan Keuang- an Koperasi Mitra Usaha Rakyat ... 67

2. Analisis Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Mitra Usaha Rakyat... 70

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75


(12)

ABSTRAK

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi berfungsi sebagai wadah untuk mengorganisir pendayagunaan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki anggota koperasi (PSAK No. 27, 2004).

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan. Adapun tujuan dari penelitian ini sejalan dengan perumusan masalah yang diambil yaitu untuk mengetahui apakah Koperasi Mitra Usaha Rakyat sudah menerapkan PSAK No. 27 sebagai pedoman dalam peyajian laporan keuangannya.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa badan usaha ini belum sepenuhnya menerapkan PSAK No. 27 dalam penyajian laporan keuangannya. Hal ini terlihat dari laporan keuangannya yang hanya terdiri dari Neraca dan Perhitungan Hasil Usaha. Sementara Laporan Arus Kas, Laporan Promosi EkonomiAnggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan tidak disajikan. Ketidaklengkapan unsur dari laporan keuangan tersebut dapat dapat mengakibatkan informasi yang disajikan tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansinya. Untuk itu Koperasi Mitra Usaha Rakyat harus menerapkan PSAK No. 27 untuk menghindari terjadinya penyimpangan baik dari segi penyajian maupun bentuk dari laporan keuangan tersebut.


(13)

ABSTRACT

Cooperation is an organization having memberships of sole person or corporation body of cooperation which the activities based ono the cooperation principles and as the movement of people economics that committed to familial foundation. It’s function is as a place to organize the efficiency and usefulness of human resources of the membership. (Statement of Financial Accounting Standards No. 27).

This research was held at Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan. The aim of the research has the same purpose with the formulation of ideas of script which to know how the cooperation has been applying the SFAF as a guide to serve the Financial Statements.

Based on the result of research, this organization has not been applying the SFAF fully in the Financial Statements. It could be found in the Financial Statements which consist of Balance Sheet and Profit Summary. In other side, the Cash Flow, the Statement of Membership Economic Promotion, and the Report of Financial Statements have not been served. The uncompleteness of parts of the Financial Statements cause the served information is not reliable and it’s not complete observed by the relevance. Therefore, Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan Should apply the SFAF No. 27 to prevent the discrepancy of format and serving of the Financial Statements.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Didalam undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian dijelaskan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Guna mewujudkan tatanan ekonomi rakyat Indonesia yang berdasarkan azas kekeluargaan koperasi diharapkan dapat menjadi badan usaha yang kuat seperti pelaku ekonomi lainnya baik badan usaha milik negara maupun swasta. Koperasi juga merupakan soko guru perekonomian nasional kita yang diharapkan dapat mensejahterakan anggota koperasi khususnya dan masyarakat pada umumnya. Saat ini keberadaan koperasi juga semakin berkembang.

Dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini koperasi dapat melihat kemajuannya dari laporan keuangan yang dimiliki koperasi tersebut. Laporan keuangan tersebut dibuat agar dapat memenuhi kebutuhan pihak internal maupun eksternal koperasi. Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan tersebut dapat dijadikan sebagai alat pertanggungjawaban, penilaian kinerja, pengambilan keputusan serta pengawasan. Laporan keuangan koperasi terdiri dari Perhitungan Hasil Usaha, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Laporan Promosi Ekonomi Anggota. Kesalahan dalam penyajian laporan keuangan dapat


(15)

mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan para pemakai akan informasi keuangan yang akurat.

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya koperasi perlu berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan-ketentuan itu juga berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi koperasi. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang akuntansi perkoperasian bertujuan mengatur perlakuan akuntansi yang timbul dari hubungan transaksi antara koperasi dengan anggotanya dan transaksi lain yang spesifik pada koperasi. Pernyataan ini mencakup pengaturan mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Penerapan standar akuntansi keuangan ini diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas.

Koperasi Mitra Usaha Rakyat (KMUR) adalah koperasi dimana penulis melakukan penelitian. KMUR yang beranggotakan pengusaha kecil dan menengah ini merupakan koperasi serba usaha. KMUR menitikberatkan fungsinya sebagai suatu badan usaha yang anggotanya dapat menyimpan dan meminjam dana dalam koperasi. Manfaat yang diperoleh para anggota KMUR antara lain berupa pola pinjaman yang menerapkan jasa yang setara dengan bunga bank. Selain membantu anggota dalam hal permodalan, KMUR juga membantu pendistribusian produk hasil usaha anggotanya. Sebagaimana halnya dengan koperasi lain KMUR menganut suatu sistem pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) setiap tahunnya sesuai dengan sumbangsih anggota dan peraturan yang berlaku. Disamping itu KMUR juga menurunkan instruktur yang terampil dibidangnya untuk mentransfer pengetahuan yang mereka miliki pada para anggota KMUR yang membutuhkan.


(16)

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh tentang penerapan akuntansi perkoperasian pada prakteknya. Oleh karena itu penulis mengangkat judul : “Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Mitra Usaha Rakyat”.

B. Perumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, terlebih dahulu penulis merumuskan masalah yang ada dan membatasi permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan uraian diatas penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: “Apakah Koperasi Mitra Usaha Rakyat sudah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 dalam menyajikan laporan keuangannya?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah koperasi sudah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 dalam menyajikan laporan keuangannya.

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang akuntansi perkoperasian baik dalam kerangka teoritis maupun dalam penerapannya. 2. Sebagai sumbangan pemikiran yang mungkin bermanfaat bagi koperasi dalam

menjalankan kebijakan akuntansinya.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang mengupas masalah tentang akuntansi perkoperasian


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi dan Tujuan Akuntansi Keuangan

Suatu perusahaan memiliki keharusan untuk berhubungan dengan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan. Hubungan tersebut harus dilanjutkan dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai dengan kebutuhan setiap pihak. Untuk berkomunikasi dengan semua pihak tersebut dibutuhkan bahasa bisnis yang dapat dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang terkait. Bahasa bisnis tersebut disebut akuntansi.

Menurut The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants (1953) sebagaimana yang dikemukakan oleh Belkaoui (2000 : 37) mendefenisikan akuntansi sebagai “seni pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut”. Cakupan akuntansi berdasarkan defenisi diatas sangat terbatas.

Definisi lain akuntansi yang cakupannya lebih luas dari defenisi diatas adalah menurut American Accounting Association (1966) dalam Soemarso S.R (1995 : 5) adalah sebagai “proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai “sistem informasi yang


(18)

menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”.(Niswonger et al.,terjemahan Sirait dan Gunawan, 1999:6).

Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan disebut dengan stakeholders yang terbagi atas pihak internal dan eksternal. Pihak internal yaitu pengambil keputusan yang secara langsung mempengaruhi kegiatan internal perusahaan, seperti pemilik, manajemen, dan karyawan. Pihak eksternal yaitu pengambil keputusan yang menyangkut hubungan mereka dengan perusahaan, seperti kreditor, supplier, pemerintah atau calon investor.

Stakeholders menggunakan laporan keuangan sebagai sumber informasi utamanya

dalam mengambil keputusan.

Perbedaan dua kelompok utama pemakai laporan keuangan tersebut menyebabkan munculnya dua bidang utama akuntansi, yakni akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen ditujukan kepada pihak internal dan pelaporan keuangannya diatur berdasarkan kebutuhan manajemen. Akuntansi keuangan ditujukan kepada pihak eksternal dan pelaporan keuangannya berpedoman pada suatu standar yang baku. Standar ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan para pemakai eksternal, dan ditetapkan oleh suatu badan atau lembaga resmi. Di Indonesia standar baku yang berlaku saat ini dikenal dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).

Akuntansi keuangan menurut Kieso (2002 :10 ) yaitu “sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara


(19)

keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan”.

Definisi diatas memberikan pengertian yang jelas bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang sangat diperlukan tidak hanya bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal perusahaan. Hal ini disebabkan informasi yang disajikannya mencakup informasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian laporan keuangan adalah terpenuhinya kebutuhan dari pemakai laporan tersebut.

Tujuan kualitatif akuntansi keuangan adalah sebagai berikut:

1. Relevan yaitu memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi.

2. Dapat dipahami yaitu selain harus jelas informasi yang dipilih, juga harus dapat dipahami pemakai.

3. Dapat diuji kebenarannya yaitu hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh ukuran-ukuran yang independen, menggunakan metode pengukuran-ukuran yang sama. 4. Netral yaitu informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai

dan bukan kebutuhan khusus pemakai tertentu.

5. Tepat waktu berarti mengkomunikasikan informasi seawal mungkin untuk menghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.

6. Dapat diperbandingkan artinya perbedaan-perbedaan seharusnya tidak mengakibatkan perlakuan akuntansi yang berbeda.


(20)

7. Kelengkapan yakni semua informasi yang memenuhi persyaratan tujuan-tujuan kualitatif lain harus dilaporkan.

B. Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan

Akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa dimana fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang kesatuan usaha yang dimaksudkan agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dan dalam menetapkan pilihan-pilihan yang pantas diantara berbagai alternatif.

Produk akhir dari sebuah proses akuntansi adalah laporan keuangan yang merupakan informasi yang sangat berguna untuk menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan untuk periode tertentu. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Dengan demikian tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai. Para investor merupakan penanam modal beresiko ke perusahaan, oleh sebab itu ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lain.


(21)

Tujuan laporan keuangan menurut Accounting Principles Boards (APB) yang dikemukakan oleh Belkaoui (2000 : 126) adalah sebagai berikut:

1. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

2. Tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk:

i. mengevaluasi kekuatan dan kelemahan ii. menunjukkan pendanaan dan investasi

iii. mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi komitmen iv. menunjukkan basis sumber daya untuk pertumbuhan

b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas-aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan untuk:

i. Menunjukkan tingkat kembalian dividen harapan bagi investor ii. Menunjukkan kemampuan operasi untuk membayar kreditor

dan pemasok, menyediakan pekerjaan bagi karyawan, membayar pajak dan menghasilkan dana untuk ekspansi

iii. Menyediakan informasi bagi manajemen untuk perencanaan dan pengendalian

iv. Menunjukkan profitabilitas jangka panjang

c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi earnings potensial perusahaan

d. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumber daya ekonomi dan kewajiban

e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 4) tujuan laporan keuangan adalah “menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan para pemakainya biasanya menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi:


(22)

2. kewajiban 3. ekuitas

4. pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian 5. arus kas

Laporan keuangan dalam penyajiannya harus disusun berdasarkan suatu standar akuntansi keuangan agar dapat memperlihatkan bahwa penyusunan laporan keuangan tersebut telah sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan demikian kriteria sebagai suatu laporan keuangan yang memenuhi karakteristik kualitatif akan terdapat pada laporan keuangan tersebut.

C. Koperasi dan Karakteristiknya

Berbeda dengan perusahaan komersial, koperasi memiliki unsur sosial sekaligus unsur ekonomi. Memiliki unsur sosial karena sebagai perkumpulan orang, koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Sedangkan unsur ekonomi karena sebagai sebuah badan usaha koperasi harus beroperasi sebagaimana layaknya perusahaan komersial. Dimana setiap koperasi harus memiliki produk untuk dijual kepada masyarakat sebagai sumber penghasilan koperasi dan biaya untuk memperoleh dan menjual produk tersebut harus dikelola secara efisien.

Menurut Pasal 1 UU No.25/1992 yang dimaksud dengan koperasi adalah ”badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.


(23)

Sementara itu menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 27.1) koperasi adalah ”badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip Koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional”.

Rudianto (2006 : 1) menyatakan bahwa : ”secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraaan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka. Tiap-tiap anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama. Keuntungan dan resiko usaha koperasi yang harus ditanggung dan dibagi secara adil, demikian pula dengan kewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi.

Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat. Prinsip-prinsip tersebut terdiri dari:

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.


(24)

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa masing-masing anggota.

4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal. 5. Kemandirian.

Disamping kelima prinsip diatas, untuk pengembangan koperasi juga dilaksanakan dua prinsip koperasi lainnya yaitu pendidikan perkoperasian dan kerjasama antar koperasi.

Penyelenggaraan kedua hal diatas merupakan prinsip koperasi yang penting dalam meningkatkan kemampuan memperluas wawasan anggota dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan tujuan koperasi. Kerjasama dimaksud dapat dilakukan antar koperasi di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional.

Koperasi berbeda dengan badan usaha komersial pada umumnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 27.1)

Karakteristik utama koperasi yang membedakannya dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota koperasi memiliki identitas ganda (the dual

identity of the member), yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus

pengguna jasa koperasi (user own oriented firm). Oleh karena itu:

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama;

b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan, keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu anggota-anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap orang lain;

c. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur, dan diawasi serta dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya;

d. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraaan anggota (promotion of the members’welfare);


(25)

e. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang non-anggota koperasi.

Selain dipandang sebagai badan usaha yang memiliki bentuk dan karakteristik tersendiri, koperasi di Indonesia juga dipandang sebagai alat untuk membangun sistem perekonomian. Hal ini sejalan dengan tujuan koperasi sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 UU No. 25/1992 yaitu “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945”. Kemampuan koperasi dalam mencapai tujuannya merupakan alasan bagi anggotanya untuk tetap menjadi anggota koperasi.

Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi. Melalui koperasi, para anggota ikut secara aktif memperbaiki hidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi lebih menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen. Kegiatan koperasi lebih banyak dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu anggota dalam koperasi bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan.

Koperasi yang didirikan oleh orang-orang atau badan hukum koperasi adalah satu kesatuan usaha yang terpisah yang merupakan badan usaha yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut koperasi dapat dibedakan menjadi dua yakni:


(26)

1. Koperasi Primer yaitu koperasi yang beranggotakan orang seorang.

2. Koperasi Sekunder yaitu koperasi yang beranggotakan badan-badan hukum koperasi.

Koperasi dapat memiliki atau mendirikan dan melakukan usaha-usaha sebagaimana badan usaha lainnya, seperti disektor perdagangan, industri, manufaktur, jasa keuangan dan pembiayaan, jasa asuransi, jasa transportasi, jasa profesi dan jasa lainnya yang langsung berada dibawah tanggung jawab dan pengawasan koperasi yang bersangkutan, sehingga tidak memerlukan lagi badan hukum tersendiri karena merupakan satu kesatuan akuntansi. Akan tetapi perlakuan akuntansi koperasi ini mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur perlakuan akuntansi dalam setiap sektor industri tersebut.

Koperasi dapat digolongkan dalam beberapa jenis, namun berdasarkan kepentingan anggota dan usaha utama koperasi, koperasi digolongkan kedalam empat jenis yakni:

1. Koperasi Konsumen, yaitu koperasi yang anggotanya merupakan para konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa. Jenis barang atau jasa yang dilayani suatu koperasi konsumen tergantung pada latar belakang kebutuhan anggota yang dipenuhi kebutuhannya. Misalnya koperasi yang mengelola toko serba ada, mini market dan sebagainya.

2. Koperasi Produsen, yaitu koperasi yang anggotanya tidak memiliki badan usaha sendiri, tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan barang dan jasa. Tujuan utama koperasi produsen adalah


(27)

menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya guna menghasilkan barang-barang atau jasa tertentu melalui suatu badan usaha yang dikelola dan dimiliki sendiri.

3. Koperasi Simpan Pinjam, yaitu koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan dana.

4. Koperasi Pemasaran, yaitu koperasi yang anggotanya para produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa. Tujuan utama koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tata niaga dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan para pedagang perantara dalam memasarkan produk yang mereka hasilkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam perkembangan koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi berwatak sosial yang mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan badan usaha lainnya diperlukan Pernyataan Akuntansi Keuangan Koperasi untuk mengukur dan mengungkapkan secara lazim kinerja keuangan dari koperasi. Dengan demikian anggota dan masyarakat akan memperoleh informasi yang cukup relevan dan dapat dimengerti mengenai kemanfaatan dari koperasi.

D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27

Perkembangan standar akuntansi keuangan senantiasa mengalami perubahan dari tahun ketahun. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pertama kalinya


(28)

melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia pada tahun 1973 yang menghasilkan ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”. Kemudian pada tahun 1984 dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha saat itu, Komite PAI melakukan revisi secara mendasar terhadap PAI 1973 menjadi ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984”. Revisi total kembali dilakukan ditahun 1994 yang menghasilkan ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994”.

Dengan maksud mengharmonisasikan SAK dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya, IAI terus melakukan revisi berupa penyempurnaan standar yang ada maupun penambahan standar baru dan interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Selanjutnya proses revisi juga dilakukan beberapa kali yaitu pada 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, dan 1 Oktober 2004. Salah satu revisi yang dilakukan adalah revisi terhadap PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian. Revisi ini dilakukan pada 4 September 1998 dan mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 1999.

Pernyataan standar akuntansi keuangan ini mengatur akuntansi bagi badan usaha koperasi atas transaksi yang timbul dari hubungan koperasi bagi anggotanya, yaitu meliputi transaksi setoran anggota koperasi dan transaksi usaha koperasi dengan anggotanya dan transaksi yang spesifik pada badan usaha koperasi, diantaranya cadangan, modal penyertaan, modal sumbangan, beban-beban perkoperasian, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.


(29)

Pernyataan ini tidak mengatur akuntansi transaksi yang timbul dari hubungan koperasi dengan non-anggota. Transaksi itu diperlakukan sama dengan transaksi yang terjadi pada badan usaha lainnya.

Hal-hal yang bersifat umum atau yang tidak secara khusus diatur dalam pernyataan ini, termasuk akuntansi untuk transaksi unit usaha otonom koperasi, harus diperlakukan dengan mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang lain. Pernyataan ini berlaku bagi laporan keuangan untuk disajikan kepada pihak eksternal yaitu anggota koperasi, pemerintah, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan.

Pemerintah sebagai salah satu pihak pemakai laporan keuangan koperasi, mungkin memerlukan informasi khusus untuk tujuan tertentu. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturan penyajian laporan untuk kepentingan pemerintah tersebut. Penyajian informasi khusus ini diatur dalam pedoman akuntansi tersendiri yang mengacu pada pernyataan ini.

Dalam koperasi kita akan menemukan berbagai istilah yang lazim digunakan, antara lain:

1. Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota.

2. Simpanan Wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan


(30)

kesempatan tertentu. Simpanan ini tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan menjadi anggota.

3. Modal Anggota adalah simpanan pokok dan simpanan wajib yang harus dibayar anggota kepada koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi. Tiap anggota memiliki hak suara yang sama, tidak tergantung pada besarnya modal anggota pada koperasi.

4. Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak mengikat. Modal ini tidak dapat dibagikan kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan.

5. Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.

6. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha yang disisihkan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota.

7. Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang mencakup harga pokok dan partisipasi neto.

8. Partisipasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok.

9. Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barang/jasa kepada non anggota.


(31)

10. Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha.

11. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi.

E. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Menurut Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan No. 27

Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus dan juga merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan dalam tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada pihak eksternal yaitu anggota koperasi, pemerintah, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan.

Laporan keuangan koperasi disusun untuk mencerminkan posisi keuangan pada tanggal tertentu, hasil usaha dan arus kas koperasi selama periode tertentu. Laporan keuangan setiap entitas keuangan akuntansi dalam badan usaha koperasi harus disusun dengan menggunakan kebijakan, sistem, dan prosedur akuntansi yang sama.

Laporan keuangan koperasi terdiri dari Neraca, Laporan Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan, dan Laporan Promosi Ekonomi Anggota.


(32)

Neraca disusun untuk mencerminkan posisi keuangan koperasi pada tanggal tertentu yang terdiri dari unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas. Penyajian neraca umumnya digunakan dalam dua bentuk, yaitu bentuk laporan dan perkiraan. Pada bentuk Laporan susunan aktiva ditampilkan dibagian atas yang kemudian kewajiban dan modal pemilik disajikan dibawah bagian aktiva. Sedangkan pada bentuk Perkiraan semua aktiva diletakkan pada bagian kiri dan kewajiban serta modal pemilik diletakkan pada bagian kanan.

Selanjutnya penulis akan menguraikan masing-masing komponen dari neraca, yaitu

a. Aktiva

Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh Badan Usaha Koperasi yang diperoleh dari transaksi atau kejadian masa lalu, yang memberikan manfaat ekonomi dimasa depan. Aktiva disajikan dalam neraca berdasarkan urutan likuiditas, dimulai dari yang paling likuid.

1. Aktiva Lancar

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 21.10) suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:

a. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau

b. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau

c. berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. 2. Investasi Jangka Panjang

Investasi angka panjang adalah penyertaan badan usaha koperasi pada badan usaha koperasi lainnya dan pada badan usaha bukan koperasi atau


(33)

penanaman dalam surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, bersifat permanen, jangka waktu tidak dibatasi, umumnya tidak tergantung pada ketentuan yang berlaku dan relatif jangka panjang. Investasi jangka panjang biasanya dicatat sebesar biaya perolehannya.

3. Aktiva Tetap

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 16.2) ”Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.

Ditinjau dari segi penyusutannya, aktiva tetap dapat dibagi dua yaitu aktiva tetap yang dapat disusutkan seperti gedung, mesin, kendaraan bermotor, dan aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan seperti tanah. Aktiva tetap disajikan berdasarkan harga perolehan aktiva tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.

Metode penyusutan dan estimasi masa manfaat aktiva adalah masalah pertimbangan. Oleh sebab itu, pengungkapan metode yang digunakan dan usia manfaat yang diestimasikan merupakan kebijakan yang dipilih oleh manajemen dan dalam penggunaan metode penyusutan tersebut haruslah secara konsisten.

Penghapusbukuan aktiva tetap hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin dari pihak yang berwenang. Nilai buku aktiva tetap yang dihapuskan diakui sebagai beban non-usaha periode berjalan.


(34)

Aktiva lain-lain merupakan aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Aktiva lain-lain kadang disebut juga sebagai beban yang ditangguhkan. Beban yang tidak dilaporkan sebagai beban pada periode yang terjadi karena dianggap memberikan manfaat pada periode selanjutnya digolongkan kepada beban yang ditangguhkan, seperti biaya pendirian perusahaaan.

Sebagai penggerak ekonomi rakyat dan sebagai sokoguru perekonomian nasional, koperasi sering mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk bantuan atau sumbangan barang modal untuk menjalankan usahanya. Barang modal tersebut dapat diakui sebagai aktiva tetap milik koperasi walaupun aktiva tersebut tidak dapat dijual untuk menutupi resiko kerugian sebagaimana disyaratkan oleh penyumbangnya atau ditetapkan dalam perjanjian (akta penerimaan) sumbangan, maka aktiva tersebut dikelompokkan dalam aktiva lain-lain. Sifat pembatasan aktiva tetap dijelaskan dalam catatan laporan keuangan. b. Kewajiban

Karakteristik esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu.

Didalam koperasi, kewajiban timbul dari transaksi dengan anggota atau yang ada kaitannya dengan anggota, dan transaksi dengan non-anggota. Kewajiban disajikan terpisah antara kewajiban dengan anggota dan non-anggota. Perlakuan tersebut dianggap penting karena informasi semacam ini dapat menjadi


(35)

petunjuk penting tentang manfaat yang diberikan oleh koperasi kepada anggotanya.

Kewajiban dapat dibagi atas dua golongan yaitu:

1. Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 1.11) ”Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika:

a. diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau

b. jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca”. 2. Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban kepada kreditur yang jangka

waktu penyelesaiannya lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun. c. Ekuitas

Ekuitas atau kekayaan bersih adalah bagian dari hak anggota dalam badan usaha koperasi, yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban. Ekuitas berasal dari simpanan anggota dan hasil usaha koperasi. Ekuitas akan berkurang, terutama dengan adanya penarikan kembali simpanan oleh anggota, pembagian keuntungan atau karena kerugian.

Modal dasar koperasi adalah sejumlah modal yang ditetapkan dalam anggaran dasar yang terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok yaitu jumlah nilai uang yang sama banyaknya yang wajib diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota


(36)

koperasi. Simpanan wajib yaitu jumlah nilai tertentu yang harus dibayar oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib dapat diambil kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan.

Selain dari simpanan pokok dan simpanan wajib, ekuitas juga antara lain terdiri dari modal penyertaan, modal sumbangan, sisa hasil usaha yang belum dibagi dan modal cadangan. Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah nominal setoran. Modal penyertaan dicatat dengan nilai nominal, dan dalam hal modal penyertaan diterima dalam bentuk selain uang tunai, maka modal peyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang berlaku pada saat diterima. Apabila nilai pasar tidak tersedia dapat digunakan nilai taksiran.

Sisa hasil usaha adalah akumulasi sisa hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian sisa hasil usaha dan koreksi sisa hasil usaha dan koreksi sisa hasil usaha periode lalu, baik yang dicadangkan untuk tujuan tertentu maupun sebagai sisa hasil usaha yang belum dibagikan. Sisa hasil usaha yang belum dibagi diakui pada saat sebelum diterimanya. Keputusan rapat anggota akumulasi hasil usaha yang ditetapkan sebagai saldo sisa hasil usaha tahun berjalan.

Modal cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari peyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Modal cadangan diakui sebesar akumulasi pembagian sisa hasil usaha yang besarnya ditetapkan dalam rapat anggota dan dimaksudkan untuk pemupukan modal, untuk pengembangan usaha dan menutup resiko kerugian yang merupakan bagian dari ekuitas. Sebagai bagian dari ekuitas, cadangan berpengaruh terhadap


(37)

total nilai kekayaan bersih koperasi yang mencerminkan nilai pemilikan anggota dalam koperasi. Oleh karena itu, anggota yang keluar dalam tahun berjalan, selain menerima pengembalian simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain sebesar nilai nominalnya, koperasi dapat menetapkan pembayaran tambahan dalam jumlah yang proporsional dengan nilai kekayaan bersih koperasi atau jumlah tertentu yang ditetapkan rapat anggota. Pembayaran tambahan tersebut dibebankan pada cadangan koperasi.

Penyusunan Neraca Koperasi sesuai dengan PSAK No. 27 adalah sebagai berikut:


(38)

(39)

2. Laporan Perhitungan Hasil Usaha

Laporan perhitungan hasil usaha disajikan dengan memisahkan perkiraan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan yang diselenggarakan untuk anggota dan bukan anggota.

Pendapatan yang diperoleh Badan Usaha Koperasi dikelompokkan menjadi: a. Pendapatan Usaha

Pendapatan Usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penyelenggaraan badan usaha koperasi, baik usaha dari anggota maupun non anggota.

b. Pendapatan Non Usaha

Pendapatan Non Usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan bukan usaha yang antara lain berupa bunga, denda, laba penjualan aktiva laba selisih kurs.

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva, atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban dikelompokkan menjadi:

a. Beban Usaha

Beban Usaha adalah beban yang terjadi dalam rangka penyelenggaraan usaha koperasi dan kegiatan penunjang lainnya.

Beban usaha terdiri dari: 1. Beban Operasi


(40)

Beban Operasi adalah beban usaha yang terjadi dalam rangka pengoperasian dan pemeliharaan aktiva tetap yang dimiliki atau digunakan oleh badan usaha koperasi. Beban Operasi meliputi penggunaan barang dan atau jasa, beban pegawai, serta beban administrasi dan umum.

2. Beban Penyusutan, Amortisasi dan Penyisihan

Beban Penyusutan adalah beban usaha yang terjadi dari alokasi harga perolehan aktiva tetap selama masa manfaat ekonomisnya.

Beban Amortisasi adalah beban usaha yang terjadi dari alokasi harga perolehan aktiva tidak berwujud dan beban yang ditangguhkan selama masa manfaat ekonomisnya.

Beban Penyisihan adalah beban usaha yang timbul karena penurunan manfaat ekonomi atau kemungkinan tidak tertagihnya piutang.

3. Beban Pemasaran

Beban Pemasaran adalah beban usaha yang terjadi dalam rangka memasarkan usaha koperasi dan jasa penunjang lainnya. Beban pemasaran meliputi penggunaan barang dan atau jasa, beban pegawai, serta beban umum dan administrasi untuk kegiatan pemasaran.

4. Beban Umum dan Administrasi

Beban Umum dan Administrasi adalah beban usaha yang terjadi karena kegiatan yang bersifat umum dan tidak dapat diidentifikasi sebagai beban operasi, beban pemasaran atau beban penyusutan, amortisasi, dan penyisihan.


(41)

b. Beban Lain-lain

Beban lain-lain adalah beban yang tidak dapat dikelompokkan sebagai beban usaha. Beban ini antara lain meliputi beban bunga, selisih kurs dan rugi penukaran atau penjualan aktiva.

Sisa Hasil Usaha dalam koperasi harus diperinci menjadi sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksinya dengan para anggot a dan sisa hasil usaha yang diperoleh dari pihak bukan anggota. Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari para anggota dapat dikembalikan kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya.

Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan untuk anggota koperasi boleh dibagikan kepada para anggota, sedang sisa hasil usaha yang berasal dari usaha koperasi yang diselenggarakan untuk bukan anggota, misalnya dari hasil pelayanan terhadap pihak ketiga tidak boleh dibagikan kepada anggota karena bagian ini bukan diperoleh dari jasa anggota, sisa hasil usaha tersebut digunakan untuk pembiayaan tertentu lainnya.

Sisa hasil usaha untuk anggota setelah dikurangi dengan bagian yang dikembalikan kepada anggota, dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi, dana pembangunan daerah kerja. Sedangkan sisa hasil usaha untuk bukan anggota tidak dibagikan ke anggota tetapi dibagikan untuk cadangan koperasi, dana pengurus, dana pegawai/karyawan, dana pendidikan koperasi.

Penggunaan sisa hasil usaha dan besarnya masing-masing penggunaan ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi. Bagian sisa hasil usaha yang


(42)

dikembalikan kepada anggota dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak. Pada waktu koperasi dibubarkan sisa cadangan setelah dipergunakan untuk menutup kerugian yang diderita dan biaya penyelesaian tidak boleh dibagikan kepada anggota, tetapi harus diberikan kepada perkumpulan koperasi atau kepada badan lain yang asas tujuannya sesuai dengan koperasi.

Penyusunan Laporan Perhitungan Hasil Usaha yang sesuai dengan PSAK No. 27 adalah sebagai berikut:

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT PERHITUNGAN HASIL USAHA

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0

20X1 20X0 PARTISIPASI ANGGOTA

Partisipasi Bruto Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

Beban Pokok (xxxxx) (xxxxx)

Partisipasi Neto Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

PENDAPATAN DARI NON-ANGGOTA

Penjualan Rp xxxxx Rp xxxxx

Harga Pokok (xxxxx) (xxxxx)

Laba (Rugi) Kotor dengan Non-Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

Sisa Hasil Usaha Kotor Rp xxxxx Rp xxxxx

BEBAN OPERASI

Beban Usaha (xxxxx) (xxxxx)

Sisa Hasil Usaha Koperasi Rp xxxxx Rp xxxxx

Beban Perkoperasian (xxxxx) (xxxxx)

Sisa Hasil Usaha Setelah Beban Perkoperasian Rp xxxxx Rp xxxxx

Pendapatan dan Beban Lain-lain xxxxx xxxxx

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pos-pos Luar Biasa Rp xxxxx Rp xxxxx

Pendapatan dan Beban Luar Biasa xxxxx xxxxx

Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak Rp xxxxx Rp xxxxx

Pajak Penghasilan (xxxxx) (xxxxx)

Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak Rp xxxxx Rp xxxxx


(43)

3. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas disusun dengan maksud untuk mencerminkan arus kas masuk dan arus keluar kas, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas atau setara kas yang menilai penggunaan kas tersebut.

Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir kas pada periode tertentu. Laporan arus kas disusun menurut sumber dan penggunaan kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota

Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan tersebut mencakup empat unsur yaitu:

a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama


(44)

d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.

Manfaat tersebut mencakup manfaat yang diperoleh selama tahun berjalan dari transaksi pelayanan yang dilakukan koperasi untuk anggota dan manfaat yang diperoleh pada akhir tahun buku dari pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan. Laporan promosi ekonomi anggota ini disesuaikan dengan jenis koperasi dan usaha yang dijalankannya.

Sisa hasil usaha tahun berjalan harus dibagi sesuai dengan ketentuan anggaran dan anggaran rumah tangga koperasi. Bagian sisa hasil usaha untuk anggota merupakan manfaat ekonomi yang diterima anggota pada akhir tahun buku. Dalam hal pembagian sisa hasil usaha tahun berjalan belum dibagi karena tidak diatur secara tegas pembagiannya dalam anggaran dasar atau anggaran rumah tangga dan harus menunggu keputusan rapat anggota, maka manfaat ekonomi yang diterima dari pembagian sisa hasil usaha dapat dicatat atas dasar taksiran jumlah bagian sisa hasil usaha yang diterima oleh anggota.

Penyusunan Laporan Promosi Ekonomi Anggota yang sesuai dengan PSAK No. 27 adalah sebagai berikut:


(45)

KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Koperasi Konsumen)

20X1 20X0 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN

MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA:

- Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar

Harga Koperasi Rp xxxxx Rp xxxxx

- Pemasaran Produk Anggota Atas

Dasar Harga Pasar (xxxxx) (xxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA:

- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxx Rp xxxxx

- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxx) (xxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

MANFAAT EKONOMI DARI SIMPAN PINJAM LEWAT KOPERASI:

- Penghematan Beban Pinjaman Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

- Kelebihan Balas Jasa Simpanan Anggota (xxxxx) (xxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxxxx Rp xxxxx

PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN

Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx


(46)

LAPORAN PROMOSI EKONOMI ANGGOTA untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X1 dan 20X0

(Koperasi Produsen)

20X1 20X0 PROMOSI EKONOMI SELAMA TAHUN BERJALAN

MANFAAT EKONOMI DARI PEMASARAN PRODUK ANGGOTA:

- Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar

Harga Pasar Rp xxxxx Rp xxxxx

- Pemasaran Produk Anggota Atas Dasar

Harga Koperasi (xxxxx) (xxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pemasaran Produk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

MANFAAT EKONOMI DARI PENGADAAN BARANG UNTUK ANGGOTA:

- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxx Rp xxxxx

- Pengadaan Barang Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxx) (xxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Pengadaan Barang untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

MANFAAT EKONOMI DARI PENYEDIAAN JASA UNTUK ANGGOTA:

- Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Pasar Rp xxxxx Rp xxxxx

- Penyediaan Jasa Atas Dasar Harga Koperasi (xxxxx) (xxxxx)

Jumlah Promosi Ekonomi dari Transaksi Penyediaan Jasa untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Selama Tahun Berjalan Rp xxxxx Rp xxxxx

PROMOSI EKONOMI PADA AKHIR TAHUN

Pembagian Sisa Hasil Usaha Tahun Berjalan untuk Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx

Jumlah Promosi Ekonomi Anggota Rp xxxxx Rp xxxxx


(47)

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan (disclosure) yang memuat:

a. Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:

1. Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan dengan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota.

2. Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang, dan sebagainya.

3. Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota. b. Pengungkapan informasi lain antara lain:

1. Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi.

2. Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian, usaha, manajemen yang diselenggarakan untuk anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.

3. Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota.

4. Pengklasifikasian piutang dan hutang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota.

5. Pembatasan penggunaan dan resiko atas aktiva tetap yang diperoleh atas dasar hibah atau sumbangan.


(48)

6. Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi. 7. Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan saham dari

perusahaan swasta.

8. Pembagian sisa hasil usaha dan penggunaan cadangan. 9. Hak dan tanggungan pemodal modal penyertaan.

10. Penyelenggaraan rapat anggota, dan keputusan-keputusan penting yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan.

Penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 tentang Akuntansi Koperasi dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini:

1. Pada tanggal 2 April 2006, 200 orang warga pendiri koperasi Mentari menyerahkan uang sebesar Rp 500.000 per orang sebagai simpanan pokok anggota koperasi.

2. Tanggal 6 April 2006, koperasi membeli peralatan kantor seperti kursi, meja, lemari arsip, printer, dan sebagainya seharga Rp 22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini dilakukan secara kredit dari Toko ABC dimana sebanyak Rp 7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dalam waktu empat bulan.

3. Tanggal 7 April 2006, koperasi juga membeli perlengkapan kantor seperti kertas, pinsil, pulpen, rautan pinsil, penggaris, buku, dan sebagainya seharga Rp 2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai.


(49)

4. Tanggal 2 Mei 2006, setiap anggota koperasi sebanyak 200 orang menyetorkan uang sebesar Rp 25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota.

5. Tanggal 5 Mei 2006, koperasi memperoleh kredit usaha dari Bank mandiri sebesar Rp 60.000.000.

6. Tanggal 6 Mei 2006, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar Rp 12.000.000 di koperasi ini.

7. Tanggal 10 Mei 2006, koperasi memberikan pinjaman uang kepada sejumlah anggotanya dengan nilai total pinjaman sebesar Rp 120.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 3% per bulan .

8. Tanggal 29 Mei 2006, anggota-anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman sebesar Rp 15.600.000 . Dimana sebesar Rp 12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman dan sebesar Rp 3.600.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman.

9. Tanggal 30 Mei 2006, dibayar gaji dua orang karyawan koperasi sebesar Rp 600.000 per orang. Kedua karyawan bekerja mulai tanggal 1 Mei 2006. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank Mandiri sebesar Rp 900.000.

10.Tanggal 2 Juni 2006, setiap anggota koperasi sebanyak 200 orang menyetorkan uang sebesar Rp 25.000 per orang sebagai simpanan wajib anggota.


(50)

11.Tanggal 5 Juni 2006, koperasi ini memberikan pinjaman uang kepada sejumlah anggotanya dengan nilai Rp 50.000.000 dengan tingkat bunga 3% per bulan.

12.Tanggal 12 Juni 2006, Koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian hutangnya kepada Toko ABC sebesar Rp 9.000.000.

13.Tanggal 28 Juni 2006, anggota-anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman sebesar Rp 20.600.000. Dimana sebesar Rp 15.800.000 merupakan angsuran pokok pinjaman dan sebesar Rp 4.800.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman.

14.Tanggal 29 Juni 2006, dibayar gaji dua orang karyawan koperasi, 2 Rp 900.000 pada saat yang sama, dibayar juga biaya bunga pinjaman bank sebesar Rp 800.000.

15.Tanggal 30 Juni 2006, tiga bulan setelah pendiriannya, pengurus dan anggota koperasi sepakat untuk membagikan sisa hasil usaha kepada anggotanya. Akhirnya setelah melalui perhitungan yang teliti, diputuskan dibagikan sisa hasil usaha total kepada anggota koperasi sebesar Rp 3.600.000.

Berdasarkan transaksi yang terjadi selama tiga bulan tersebut, antara awal bulan April sampai dengan akhir bulan Juni 2006, staf akuntansi koperasi dapat mencatat transaksi tersebut di buku harian koperasi sebagai berikut.


(51)

Tanggal Keterangan Debet Kredit

2 April 2006 Kas 100,000,000

Simpanan Pokok 100,000,000

6 April 2006 Peralatan Kantor 22,000,000

Kas 7,000,000

Hutang Usaha 15,000,000

7 April 2006 Perlengkapan Kantor 2,000,000

Kas 2,000,000

2 Mei 2006 Kas 5,000,000

Simpanan Wajib 5,000,000

5 Mei 2006 Kas 60,000,000

Utang Bank 60,000,000

6 Mei 2006 Kas 12,000,000

Simpanan Sukarela 12,000,000

10 Mei 2006 Piutang Anggota 120,000,000

Kas 120,000,000

29 Mei 2006 Kas 15,600,000

Piutang anggota 12,000,000

Pendapatan Bunga 3,600,000

30 Mei 2006 Gaji 1,200,000

Beban Bunga 900,000

Kas 2,100,000

2 Juni 2006 Kas 5,000,000

Simpanan Wajib 5,000,000

5 Juni 2006 Piutang Anggota 50,000,000

Kas 50,000,000

12 Juni 2006 Utang Usaha 9,000,000

Kas 9,000,000

28 Juni 2006 Kas 20,600,000

Piutang Anggota 15,800,000

Pendapatan Bunga 4,800,000

29 Juni 2006 Gaji 1,200,000

Beban Bunga 900,000

Kas 2,100,000

30 Juni 2006 SHU-Dibagikan 3,600,000

Kas 3,600,000


(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

Data penyesuaian untuk transaksi di atas adalah sebagai berikut:

a. Setelah dihitung, diketahui bahwa perlengkapan kantor yang tersisa (habis akibat pemakaian) pada akhir bulan Juni 2006 tinggal sebesar Rp 1.900.000,- dan belum tercatat.

b. Beban depresiasi peralatan kantor untuk bulan April, Mei, dan Juni 2006 sebesar Rp 120.000,-

c. Beban bunga simpanan sukarela anggota koperasi untuk bulan Mei dan Juni sebesar Rp 240.000,- belum dicatat dan belum dibayarkan.


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

Tanggal Debet Kredit

2 April 2006 Kas 100.000.000

Simpanan Pokok 100.000.000

6 April 2006 Peralatan Kantor 22.000.000

Kas 7.000.000

Hutang Usaha 15.000.000

7 April 2006 Perlengkapan Kantor 2.000.000

Kas 2.000.000

2 Mei 2006 Kas 5.000.000

Simpanan Wajib 5.000.000

5 Mei 2006 Kas 60.000.000

Utang Bank 60.000.000

6 Mei 2006 Kas 12.000.000

Simpanan Sukarela 12.000.000

10 Mei 2006 Piutang Anggota 120.000.000

Kas 120.000.000

29 Mei 2006 Kas 15.600.000

Piutang anggota 12.000.000

Pendapatan Bunga 3.600.000

30 Mei 2006 Gaji 1.200.000

Beban Bunga 900.000

Kas 2.100.000

2 Juni 2006 Kas 5.000.000

Simpanan Wajib 5.000.000

5 Juni 2006 Piutang Anggota 50.000.000

Kas 50.000.000

12 Juni 2006 Utang Usaha 9.000.000

Kas 9.000.000

28 Juni 2006 Kas 20.600.000

Piutang Anggota 15.800.000

Pendapatan Bunga 4.800.000

29 Juni 2006 Gaji 1.200.000

Beban Bunga 900.000

Kas 2.100.000

30 Juni 2006 SHU-Dibagikan 3.600.000

Kas 3.600.000


(64)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada Koperasi Mitra Usaha Rakyat Medan yang berlokasi di Jl. Sisingamangaraja Km. 6,5 No. 12 Medan yang dimulai sejak bulan Juni 2006.

B. Jenis Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang memerlukan pengolahan lebih lanjut dari penulis. Contohnya hasil wawancara dengan pihak manajemen perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk sudah jadi dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian. Contohnya laporan keuangan, struktur organisasi dan sejarah ringkas perusahaan.

C. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam proses penelitian ini penulis menggunakan tiga metode pendekatan dalam pengumpulan data dan keterangan yang berkaitan dengan judul yaitu:


(65)

1. Observasi yaitu pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap objek penelitian.

2. Wawancara yaitu pengumpulan data dilakukan melalui tanya jawab secara langsung dengan pihak yang terkait dalam penyediaan informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian.

3. Kepustakaan yaitu penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data yang diperoleh dari bacaan maupun literatur yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

D. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan komparatif. Pada metode deskriptif ini data yang dikumpulkan disusun, diinterpretasikan dan dianalisa agar dapat memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi. Sedangkan pada metode komparatif, penulis akan membandingkan Standar Akuntansi Keuangan dengan data hasil penelitian yang dilakukan agar dapat diambil kesimpulannya.


(66)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada mulanya Koperasi Mitra Usaha Rakyat (KMUR) didirikan pada tanggal 19 maret 2005, dan terletak di Jalan Sisingamangaraja KM 6,5 No. 12 Medan dan sekarang menjadi sekretariat dan kantor KMUR. Pendirian KMUR didasarkan pada kesadaran penuh bahwa para pendiri bangsa (Soekarno dan Mohammad Hatta) telah menegaskan perekonomian bangsa Indonesia harus berlandaskan pada koperasi.

Sebuah penegasan yang terbukti dalam menghadapi tantangan zaman. Pada saat perekonomian bangsa Indonesia hancur dihantam krisis, ternyata koperasi beserta usaha kecil dan menengah tetap berdiri tegar, bahkan mampu membantu mengatasi kesulitan di negara ini. KMUR juga memegang teguh empat landasan Koperasi Indonesia, yaitu : Landasan Idiil (Pancasila), Landasan Struktural (UUD 1945), Landasan Gerak (Pasal 33 ayat 1 UUD 1945), serta Landasan Mental (Kesetiakawanan dan Kesadaran Berpribadi).

Keempat landasan itu menggarisbawahi bahwa setiap anggota KMUR harus berjiwa religius, humoris, nasionalis, demokratis, dan berusaha semaksimal mungkin menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


(67)

Motto KMUR : “Kesejahteraan Kita, dari Kita Untuk Kita” dibuat berdasarkan empat landasan di atas. KMUR memahami koperasi hanya bisa dibangun jika didukung sepenuhnya oleh para anggotanya. Tanpa dukungan dan kerja keras tersebut maka koperasi tak akan pernah mampu mensejahterakan para anggotanya. Tentu saja untuk meraih cita-cita mewujudkan kesejahteraan bagi para anggotanya (di Sumatera Utara, saat ini dan di Indonesia pada akhirnya) KMUR membuat berbagai program, diantaranya :

1. Simpan pinjam khusus anggota (pinjaman tanpa agunan dan pakai agunan) 2. Melakukan usaha pertokoan

3. Memberikan bantuan kredit bagi pihak luar yang aktivitasnya bergerak dibidang home industri, usaha kerajinan masyarakat, usaha pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan masyarakat serta usaha-usaha kecil dan usaha jasa seperti para pedagang kios, asongan, warung, kaki lima, dan lain-lain.

b. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja sama dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam memperlancar jalannya kegiatan usaha. Untuk menjalankan koperasi mitra usaha rakyat ini, maka disediakan pengadaan personil/individu yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing personil diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis tentang


(68)

hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakkan organisasi pada koperasi dalam usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Struktur organisasi koperasi tersebut diharapkan dapat memberikan pembagian tugas, wewenang serta tanggung jawab dan hubungan antar bagian sesuai dengan tingkat hierarki.

Berikut adalah Struktur Organisasi Koperasi Mitra Usaha Rakyat (KMUR) Medan

Sumber : KMUR Medan

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS

PEGAWAI

BADAN PENGAWAS DEWAN


(69)

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing dari setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Rapat Anggota

Anggota adalah merupakan pemilik dari koperasi dan usaha yang dijalankan, dan anggotalah yang mempunyai wewenang untuk mengendalikan koperasi bukan pengurus. Para anggota koperasi bertemu pada waktu-waktu tertentu dalam suatu rapat yang sering disebut dengan rapat anggota yang waktu pelaksanaannya telah diatur dalam anggaran dasar/anggaran rumah tangga. Rapat anggota memiliki kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Rapat anggota ini akan membantu setiap permasalahan yang dihadapi oleh koperasi dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Tugas dan peran dari rapat anggota adalah :

a. Mengesahkan/menetapkan penyusunan dan perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, sesuai dengan keputusan rapat.

b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus dan pengawas.

c. Memberikan persetujuan atas perubahan dalam masalah struktur permodalan organisasi dan arah kegiatan usahanya.

d. Menetapkan/mengesahkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja organisasi.

e. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha.

f. Menetapkan penggabungan, pemecahan dan pembubaran organisasi. g. Menerima atau menolak pertanggungjawaban.


(70)

2. Pengurus

Pengurus merupakan tingkat kedua dalam struktur organisasi KMUR ini. Pengurus yang telah dipilih dalam rapat anggota harus mampu menjabarkan kebijaksanaan dan keputusan-keputusan yang telah diambil dalam rapat anggota dan merupakan tanggung jawab dari pengurus untuk dapat mengamankan dan melindungi kepentingan anggota. Pengurus dalam koperasi ini terdiri atas ketua I dan ketua II dan sekretaris I dan sekretaris II serta bendahara.

Uraian tugas dari masing-masing ketua pengurus bertugas sebagai berikut : Ketua I :

- Mengkoordinir kegiatan atau usaha koperasi secara keseluruhan. - Menandatanganisurat keluar dan perikatan dengan pihak luar. - Menadatangani penerimaan dan pengeluaran kas dan bank. Ketua II :

- Mengawasi dan melakukan tugas divisi perkreditan, divisi pertokoan. Sekretaris dan Bendahara

- Bertugas untuk mengelola administrasi, akuntansi dan keuangan koperasi. 3. Badan Pengawas

Badan pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota dan bertanggungjawab kepada rapat anggota.

Badan pengawas ini bertugas :

a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.


(71)

b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dari masing-masing divisi.

Badan pengawas ini juga mempunyai wewenang sebagai berikut : a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi

b. Mendapatkan segala keterangan yang dibutuhkan 4. Dewan Penasehat

Untuk kepentingan koperasi, rapat anggota dapat membentuk dewan penasehat. Rapat anggota dapat mengangkat orang bukan anggota, yang memiliki pemahaman tentang koperasi dan mempunyai keahlian dalam perusahaan koperasi untuk menjadi dewan penasehat. Dewan penasehat memberi saran atau anjuran kepada pengurus demi kemajuan koperasi baik diminta maupun tidak diminta.

5. Pegawai

Pegawai koperasi hanya bertugas melayani para anggota koperasi dalam memenuhi kebutuhannya. Tugas pegawai koperasi diatur oleh pengurus. Para pegawai koperasi juga diangkat dan diberhentikan oleh pengurus.

2. Aktivitas Koperasi

Adapun kegiatan koperasi ini, yaitu sebagai berikut : a. Simpan Pinjam

a.1. Koperasi Mitra Usaha Rakyat (KMUR) menyelenggarakan beberapa program simpanan, yaitu :


(72)

Simpanan pokok anggota adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya setiap anggota yang harus disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini, tidak dapat diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi.

a.1.2 Simpanan Wajib Anggota

Simpanan wajib anggota adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Dalam hal ini, perusahaan menerapkan sebulan sekali.

a.1.3 Simpanan Sukarela Berjangka (SISKA)

Simpanan sukarela berjangka ini, oleh koperasi disingkat menjadi “Siska”. Simpanan ini diprogram dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Pola simpanan ini akan memberikan berbagai keuntungan bagi para anggota KMUR yang ingin menyimpan uangnya di program “Siska” KMUR.

Berbagai keuntungan itu, antara lain :

1. Besar jasa simpanan (besar bunga jika dibank) 1,5% per bulan (tanpa dipotong pajak dan biaya administrasi) 2. Dapat dipakai sebagai jaminan pembayaran listrik, air,


(73)

nominal tidak kurang dari Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah).

3. Nilai nominal simpanan terkecil Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).

4. Dapat menjadi jaminan kredit.

5. Para nasabah akan memperoleh asuransi jiwa yang nilainya sebesar jumlah simpanan (nominal Rp1.000.000,-)

Mirip dengan pola deposito yang umum ditawarkan perbankan, dana yang disimpan dalam program “Siska” itu kemudian akan diberikan jangka waktu pengambilan.

Saat ini, jangka waktu pengambilan untuk program “Siska” yang telah diluncurkan adalah tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan dan setahun.

a.2 Selain program simpanan, KMUR juga menyelenggarakan program pinjaman tanpa agunan, yaitu sebagai berikut :

a.2.1 Pinjaman Tanpa Agunan bagi Anggota KMUR di Hari Raya/ Hari Besar

Besar fasilitas pinjaman : Rp 250.000,- Jangka waktu pengembalian : maks. 3 (tiga) bln Persyaratan :

1. FC KTP suami istri : 3 lbr 2. FC Kartu Keluarga : 3 lbr


(74)

3. Pasphoto 3 x 4 suami istri : 2 lbr

4. Bayar By. Pembinaan Koperasi : Rp 12.500,- 5. Bayar Jasa Pinjaman : 2,5% per bulan 6. Bayar Denda Keterlambatan : 1% per hari 7. Membayar Biaya Penagihan : Rp 2.000,-/bln 8. Melunasi Jumlah Pokok Pinjaman

+ Jasa Simpanan : Sblm Jatuh Tempo 9. Direkomendasikan Kepala Unit masing-masing.

Fasilitas pemberian pinjaman tanpa agunan ini khusus diperuntukkan bagi anggota KMUR yang belum mendapatkan fasilitas pinjaman tanpa agunan lainnya. Tentu untuk menghindarkan terjadinya pinjaman yang macet maka pelaksana simpan pinjam KMUR akan mensurvei kelayakan dari setiap anggota KMUR yang mengajukan pinjaman. a.2.2 Pinjaman Tanpa Agunan bagi Anggota KMUR

Maksimal Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah)

Besar Fasilitas Pinjaman : Rp 1.000.000,- Jangka Waktu : 12 (dua belas) bulan Persyaratan :

1. FC KTP suami istri : 3 lembar 2. FC kartu Keluarga : 3 lembar 3. Pasphoto 3 x 4 suami istri : 2 lembar 4. Membayar Simpanan Wajib Usaha : Rp 20.000,-


(75)

5. Bayar By. Pembinaan Koperasi : Rp 50.000,- 6. Membayar Jasa Simpanan : 2,5% / bulan

7. Membayar Biaya Penagihan : Rp 2.000/penagihan 8. Membayar Denda Keterlambatan : 1% per hari

9. Melunasi Jumlah Pokok Pinjaman : Sebelum Jatuh + Jasa Simpanan : Tempo per Bulan 10. Direkomendasikan Kepala Unit masing-masing

Fasilitas pemberian pinjaman tanpa agunan ini khusus diperuntukkan bagi anggota KMUR yang belum mendapatkan fasilitas pinjaman tanpa agunan lainnya. Tentu untuk menghindarkan terjadinya pinjaman yang macet maka pelaksana simpan pinjam KMUR akan mensurvei kelayakan dari setiap anggota KMUR yang mengajukan pinjaman. a.2.3 Kartu Kredit Tanpa Agunan KMUR

Besar Fasilitas Pinjaman : Rp 2.000.000,- Jangka Waktu : 3 (tiga) bulan Persyaratan :

1. FC KTP suami istri : 3 lembar 2. FC kartu Keluarga : 3 lembar 3. Pasphoto 3 x 4 suami istri : 2 lembar 4. Membayar Biaya Kartu : Rp 40.000,- 5. Bayar By. Pembinaan Koperasi : 3% / pengambilan 6. Membayar Jasa Simpanan : 2,5% / bulan


(76)

7. Membayar Biaya Penagihan : Rp 2.000/penagihan 8. Membayar Denda Keterlambatan : 1% per hari

9. Melunasi Jumlah Pokok Pinjaman : Sebelum Jatuh + Jasa Simpanan Tempo per Bulan 10. Direkomendasikan Kepala Unit masing-masing.

Fasilitas pemberian pinjaman tanpa agunan ini khusus diperuntukkan bagi anggota KMUR yang belum mendapatkan fasilitas pinjaman tanpa agunan lainnya. Tentu untuk menghindarkan terjadinya pinjaman yang macet maka pelaksana simpan pinjam KMUR akan mensurvei kelayakan dari setiap anggota KMUR yang mengajukan pinjaman. b. Usaha Pertokoan

- Menjual secara tunai / angsuran alat-alat tulis kantor (ATK). - Menjalankan usaha photocopy dan wartel.

c. Memberikan bantuan kredit bagi pihak luar yang aktivitasnya bergerak dibidang home industri, usaha kerajinan masyarakat, usaha pertanian, peternakan, perikanan, dan perkebunan masyarakat serta usaha-usaha kecil dan usaha jasa seperti para pedagang kios, asongan, warung, kaki lima, dan lain-lain.


(1)

bukanlah laporan komparatif, disamping itu penyajiannya tidak membedakan antara anggota dan bukan anggota.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam praktiknya penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27 (PSAK No. 27) pada Koperasi Mitra Usaha Rakyat belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Kesimpulan dan saran yang penulis paparkan adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. KMUR belum sepenuhnya menerapkan PSAK No. 27 dalam menyusun laporan keuangannya. Pada bagian aktiva dineraca hanya terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap saja. Sedangkan pada bagian kewajiban dan ekuitas hanya terdiri dari kewajiban lancar dan ekuitas saja.

2. Laporan keuangan koperasi menurut PSAK No. 27 terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota dan catatan atas laporan keuangan. KMUR hanya menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca dan perhitungan hasil usaha.

3. Dalam penyajian laporan keuangan, KMUR tidak memisahkan pencatatan akun-akun untuk anggota dan non-anggota. Hal ini dapat terlihat dalam penyajian piutang dan hutang usaha pada neraca dan penyajian pendapatan pada laporan perhitungan hasil usaha.


(3)

4. Dalam neraca, KMUR tidak membuat penyisihan piutang tak tertagih. Koperasi ini menganggap bahwa seluruh piutang yang terjadi dapat ditagih. 5. Dalam penyajian akumulasi penyusutan aktiva tetap di neraca, KMUR

melakukan penggabungan untuk seluruh akumulasi penyusutan aktiva tetapnya. Sehingga pengguna laporan keuangan tidak dapat mengetahui berapa besarnya nilai bersih (net value) untuk masing-masing aktiva tetap tersebut.

6. KMUR hanya memiliki ekuitas yang terdiri dari modal anggota dan tidak membentuk modal penyetaraan partisipasi anggota, modal sumbangan dan modal penyertaan untuk mengantisipasi timbulnya resiko kerugian koperasi serta dapat digunakan untuk membantu pengembangan usaha koperasi.

7. Laporan keuangan yang disajikan KMUR bukanlah laporan keuangan komparatif.

B. Saran

1. KMUR sebaiknya dapat menerapkan ketentuan-ketentuan standar akuntansi keuangan khususnya mengenai pengelompokan pos-pos dalam neraca dan perhitungan hasil usaha sesuai dengan PSAK No. 27.

2. KMUR seharusnya dalam laporan keuangannya harus menyajikan laporan arus kas dan laporan promosi ekonomi anggota. Laporan ini sangat penting untuk menunjukkan manfaat yang diterima oleh anggota koperasi. Laporan promosi ekonomi anggota merupakan salah satu komponen laporan keuangan


(4)

3. KMUR dalam penyajian akun piutang usaha dan akun hutang usaha pada neraca serta akun pendapatan pada perhitungan hasil usaha, tidak melakukan pemisahan pencatatan antara anggota dan non-anggota, hal ini tidak sesuai dengan PSAK No. 27. Sebaiknya koperasi melakukan pemisahan pencatatannya. Pemisahan pencatatan piutang dan hutang usaha dimaksudkan untuk mengetahui manfaat yang diterima oleh anggota koperasi. Pemisahan pencatatan pendapatan dilakukan untuk melihat berapa besar pendapatan anggota dan non-anggota. Apabila pendapatan anggota lebih besar maka tujuan dari koperasi telah tercapai, dimana koperasi lebih mementingkan kepentingan anggota daripada kepentingan non anggota.

4. KMUR tidak membuat penyisihan piutang tidak tertagih dalam neraca. Hal ini tidak sesuai dengan PSAK No. 27. Sebaiknya koperasi membuat penyisihan atas piutangnya sehingga nilai piutang yang disajikan dalam neraca adalah nilai piutang yang dapat direalisasikan.

5. KMUR melakukan pencatatan secara kolektif atas akumulasi penyusutan aktiva tetapnya, hal ini tidak sesuai dengan PSAK No. 27. Menurut standar keuangan ini, KMUR harus melakukan pemisahan pencatatannya.

6. Sesuai PSAK NO. 27 sebaiknya KMUR menyajikan laporan keuangan komparatif.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Teori Akuntans: Laporan Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit PT. Raja Grafindo Perksada, Jakarta.

Hendrojogi, 2002. Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Jochen.Ropke, 2003. Ekonomi Koperasi: Teori dan Manajemen, Terjemahan Sri Djatnika, Edisi Revisi, Salemba Emban Patria, Jakarta.

Kieso, Donald E, Weygandt, Jerry J, Warfield, Terry D, 2002. Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Erlangga, Jakarta.

Marom, Chairul, 2001. Pedoman Penyajian Laporan Keuangan, PT Grasindo, Jakarta.

Rudianto, 2006. Akuntansi Koperasi, PT Grasindo,Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja, 2002. Akuntansi Untuk Koperasi, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi,

Medan.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan (per 1 Oktober 2004), Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Republik Indonesia, 1995. Undang-Undang Perkoperasian 1992;Undang- Undang No. 25 tahun 1992, Cetakan Ketiga, Sinar Grafika, Jakarta.


(6)

AKTIVA 20X1 20X2 KEWAJIBAN DAN EKUITAS 20X1 20X0

AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Kas dan Bank Rp xxxxx Rp xxxxx Hutang Usaha Rp xxxxx Rp xxxxx Investasi Jangka Pendek xxxxx xxxxx Hutang Bank xxxxx xxxxx Piutang Usaha xxxxx xxxxx Hutang Pajak xxxxx xxxxx Piutang Pinjaman Anggota xxxxx xxxxx Hutang Simpanan Anggota xxxxx xxxxx Piutang Pinjaman Non-Anggota xxxxx xxxxx Hutang Dana Bagian SHU xxxxx xxxxx Piutang Lain-lain xxxxx xxxxx Hutang Jangka Panjang

Peny. Piutang Tak Tertagih (xxxxx) (xxxxx) Akan Jatuh Tempo xxxxx xxxxx Persediaan xxxxx xxxxx Biaya Harus Dibayar xxxxx xxxxx Pendapatan Akan Diterima xxxxx xxxxx Jumlah Kewajiban Jangka

Jumlah Aktiva Lancar Rp xxxxx Rp xxxxx Pendek Rp xxxxx Rp xxxxx INVESTASI JANGKA PANJANG KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Penyertaan Pada Koperasi Rp xxxxx Rp xxxxx Hutang Bank Rp xxxxx Rp xxxxx Penyertaan Pada Non-Kop. xxxx xxxx Hutang Jangka Panjang lainnya xxxxx xxxxx

Jumlah Investasi Jangka Jumlah Kewajiban Jangka

Panjang Rp xxxx Rp xxxx Panjang Rp xxxxx Rp xxxxx

AKTIVA TETAP EKUITAS

Tanah/Hak Atas Tanah Rp xxxxx Rp xxxxx Simpanan Wajib Rp xxxxx Rp xxxxx

Bangunan xxxxx xxxxx Simpanan Pokok xxxxx xxxxx

Mesin xxxxx xxxxx Modal Penyetaraan

Inventaris xxxxx xxxxx Partisipasi Anggota xxxxx xxxxx Akumulasi Penyusutan (xxxxx) (xxxxx) Modal Penyertaan xxxxx xxxxx Jumlah Aktiva Tetap Rp xxxxx Rp xxxxx Modal Sumbangan xxxxx xxxxx

Cadangan xxxxx xxxxx

AKTIVA LAIN-LAIN SHU Belum Dibagi xxxxx xxxxx

Ak. Tetap Dalam Konstruksi Rp xxxxx Rp xxxxx Jumlah Ekuitas Rp xxxxx Rp xxxxx Beban Ditangguhkan xxxxx xxxxx

Jumlah Aktiva Lain-lain Rp xxxxx Rp xxxxx

JUMLAH KEWAJIBAN

JUMLAH AKTIVA Rp xxxxx Rp xxxxx DAN EKUITAS Rp xxxxx Rp xxxxx KOPERASI PEMBANGUNAN RAKYAT

NERACA