Neraca Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Menurut Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan No. 27

10. Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak berhubungan dengan kegiatan usaha. 11. Sisa Hasil Usaha SHU adalah gabungan dari hasil partisipasi neto dan laba atau rugi kotor dengan non-anggota, ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan beban lain serta beban perkoperasian dan pajak penghasilan badan koperasi.

E. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Menurut Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan No. 27

Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus dan juga merupakan bagian dari sistem pelaporan keuangan dalam tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan koperasi lebih ditujukan kepada pihak eksternal yaitu anggota koperasi, pemerintah, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan koperasi disusun untuk mencerminkan posisi keuangan pada tanggal tertentu, hasil usaha dan arus kas koperasi selama periode tertentu. Laporan keuangan setiap entitas keuangan akuntansi dalam badan usaha koperasi harus disusun dengan menggunakan kebijakan, sistem, dan prosedur akuntansi yang sama. Laporan keuangan koperasi terdiri dari Neraca, Laporan Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan, dan Laporan Promosi Ekonomi Anggota.

1. Neraca

Universitas Sumatera Utara Neraca disusun untuk mencerminkan posisi keuangan koperasi pada tanggal tertentu yang terdiri dari unsur aktiva, kewajiban dan ekuitas. Penyajian neraca umumnya digunakan dalam dua bentuk, yaitu bentuk laporan dan perkiraan. Pada bentuk Laporan susunan aktiva ditampilkan dibagian atas yang kemudian kewajiban dan modal pemilik disajikan dibawah bagian aktiva. Sedangkan pada bentuk Perkiraan semua aktiva diletakkan pada bagian kiri dan kewajiban serta modal pemilik diletakkan pada bagian kanan. Selanjutnya penulis akan menguraikan masing-masing komponen dari neraca, yaitu a. Aktiva Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh Badan Usaha Koperasi yang diperoleh dari transaksi atau kejadian masa lalu, yang memberikan manfaat ekonomi dimasa depan. Aktiva disajikan dalam neraca berdasarkan urutan likuiditas, dimulai dari yang paling likuid. 1. Aktiva Lancar Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 21.10 suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut: a. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau b. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau c. berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi. 2. Investasi Jangka Panjang Investasi angka panjang adalah penyertaan badan usaha koperasi pada badan usaha koperasi lainnya dan pada badan usaha bukan koperasi atau Universitas Sumatera Utara penanaman dalam surat berharga yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, bersifat permanen, jangka waktu tidak dibatasi, umumnya tidak tergantung pada ketentuan yang berlaku dan relatif jangka panjang. Investasi jangka panjang biasanya dicatat sebesar biaya perolehannya. 3. Aktiva Tetap Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 16.2 ”Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”. Ditinjau dari segi penyusutannya, aktiva tetap dapat dibagi dua yaitu aktiva tetap yang dapat disusutkan seperti gedung, mesin, kendaraan bermotor, dan aktiva tetap yang tidak dapat disusutkan seperti tanah. Aktiva tetap disajikan berdasarkan harga perolehan aktiva tersebut dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Metode penyusutan dan estimasi masa manfaat aktiva adalah masalah pertimbangan. Oleh sebab itu, pengungkapan metode yang digunakan dan usia manfaat yang diestimasikan merupakan kebijakan yang dipilih oleh manajemen dan dalam penggunaan metode penyusutan tersebut haruslah secara konsisten. Penghapusbukuan aktiva tetap hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin dari pihak yang berwenang. Nilai buku aktiva tetap yang dihapuskan diakui sebagai beban non-usaha periode berjalan. 4. Aktiva Lain-lain Universitas Sumatera Utara Aktiva lain-lain merupakan aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Aktiva lain-lain kadang disebut juga sebagai beban yang ditangguhkan. Beban yang tidak dilaporkan sebagai beban pada periode yang terjadi karena dianggap memberikan manfaat pada periode selanjutnya digolongkan kepada beban yang ditangguhkan, seperti biaya pendirian perusahaaan. Sebagai penggerak ekonomi rakyat dan sebagai sokoguru perekonomian nasional, koperasi sering mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk bantuan atau sumbangan barang modal untuk menjalankan usahanya. Barang modal tersebut dapat diakui sebagai aktiva tetap milik koperasi walaupun aktiva tersebut tidak dapat dijual untuk menutupi resiko kerugian sebagaimana disyaratkan oleh penyumbangnya atau ditetapkan dalam perjanjian akta penerimaan sumbangan, maka aktiva tersebut dikelompokkan dalam aktiva lain- lain. Sifat pembatasan aktiva tetap dijelaskan dalam catatan laporan keuangan. b. Kewajiban Karakteristik esensial kewajiban liabilities adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban obligation masa kini. Kewajiban timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Didalam koperasi, kewajiban timbul dari transaksi dengan anggota atau yang ada kaitannya dengan anggota, dan transaksi dengan non-anggota. Kewajiban disajikan terpisah antara kewajiban dengan anggota dan non-anggota. Perlakuan tersebut dianggap penting karena informasi semacam ini dapat menjadi Universitas Sumatera Utara petunjuk penting tentang manfaat yang diberikan oleh koperasi kepada anggotanya. Kewajiban dapat dibagi atas dua golongan yaitu: 1. Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 1.11 ”Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika: a. diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau b. jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca”. 2. Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban kepada kreditur yang jangka waktu penyelesaiannya lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun. c. Ekuitas Ekuitas atau kekayaan bersih adalah bagian dari hak anggota dalam badan usaha koperasi, yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban. Ekuitas berasal dari simpanan anggota dan hasil usaha koperasi. Ekuitas akan berkurang, terutama dengan adanya penarikan kembali simpanan oleh anggota, pembagian keuntungan atau karena kerugian. Modal dasar koperasi adalah sejumlah modal yang ditetapkan dalam anggaran dasar yang terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib. Simpanan pokok yaitu jumlah nilai uang yang sama banyaknya yang wajib diserahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota Universitas Sumatera Utara koperasi. Simpanan wajib yaitu jumlah nilai tertentu yang harus dibayar oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib dapat diambil kembali dengan cara dan waktu yang ditentukan. Selain dari simpanan pokok dan simpanan wajib, ekuitas juga antara lain terdiri dari modal penyertaan, modal sumbangan, sisa hasil usaha yang belum dibagi dan modal cadangan. Modal penyertaan diakui sebagai ekuitas dan dicatat sebesar jumlah nominal setoran. Modal penyertaan dicatat dengan nilai nominal, dan dalam hal modal penyertaan diterima dalam bentuk selain uang tunai, maka modal peyertaan tersebut dicatat sebesar nilai pasar yang berlaku pada saat diterima. Apabila nilai pasar tidak tersedia dapat digunakan nilai taksiran. Sisa hasil usaha adalah akumulasi sisa hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian sisa hasil usaha dan koreksi sisa hasil usaha dan koreksi sisa hasil usaha periode lalu, baik yang dicadangkan untuk tujuan tertentu maupun sebagai sisa hasil usaha yang belum dibagikan. Sisa hasil usaha yang belum dibagi diakui pada saat sebelum diterimanya. Keputusan rapat anggota akumulasi hasil usaha yang ditetapkan sebagai saldo sisa hasil usaha tahun berjalan. Modal cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari peyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Modal cadangan diakui sebesar akumulasi pembagian sisa hasil usaha yang besarnya ditetapkan dalam rapat anggota dan dimaksudkan untuk pemupukan modal, untuk pengembangan usaha dan menutup resiko kerugian yang merupakan bagian dari ekuitas. Sebagai bagian dari ekuitas, cadangan berpengaruh terhadap Universitas Sumatera Utara total nilai kekayaan bersih koperasi yang mencerminkan nilai pemilikan anggota dalam koperasi. Oleh karena itu, anggota yang keluar dalam tahun berjalan, selain menerima pengembalian simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan lain sebesar nilai nominalnya, koperasi dapat menetapkan pembayaran tambahan dalam jumlah yang proporsional dengan nilai kekayaan bersih koperasi atau jumlah tertentu yang ditetapkan rapat anggota. Pembayaran tambahan tersebut dibebankan pada cadangan koperasi. Penyusunan Neraca Koperasi sesuai dengan PSAK No. 27 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Sumber: PSAK No. 27 Universitas Sumatera Utara

2. Laporan Perhitungan Hasil Usaha