BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan
masyarakat, terutama di perkotaan. Melalui rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi
global. Dalam waktu yang relatif singkat telah diperkenalkan selera makanan gaya fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan
telah berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat, dan rendah zat gizi mikro. Perubahan selera makan ini cenderung menjadi konsep makan seimbang
sehingga berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi Baliwati, 2004. Fast food adalah makanan cepat saji yang disajikan secara cepat, praktis, dan
waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan tinggi lemak. Fast food mempunyai kelebihan yaitu penyajian cepat sehingga hemat waktu
dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higienis. Efek negatifnya jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama tentu akan
menjadi tumpukan lemak di tubuh, serta memicu faktor kegemukan, tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes melitus, gangguan jantung, kanker dan stroke.
Mempertahankan kesehatan tubuh yang optimal salah satunya adalah dengan menjaga status gizi yang seimbang, artinya semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh
harus terpenuhi dengan tepat guna. Status gizi setiap orang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi adalah tingkat
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan gizi. Menurut Sediaoetama 2002, tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah
tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat Indonesia dan khususnya sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup sehat. Aktivitas yang
padat serta kehidupan sosial mahasiswa sangat mempengaruhi perilaku hidup sehatnya khususnya pola makannya sehari-hari seperti makan yang tidak teratur,
tidak sarapan pagi, atau bahkan tidak makan siang, serta sering mengkonsumsi jajanan.
Mahasiswa sebagai generasi muda dan merupakan aset SDM unggul di masa yang akan datang memerlukan perhatian khusus dalam mengonsumsi makanannya.
Peranan makanan jajanan sebagai penyumbang gizi dalam menu mahasiswa sehari- hari tidak dapat diabaikan. Peranan tersebut terutama pada mahasiswa yang tidak
cukup waktu untuk makan di rumah, makanan jajanan memberikan kontribusi zat gizi yang nyata.
Berdasasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khomsiyah kartika 1998, menunjukkan bahwa yang mengunjungi restoran makanan cepat saji rata-rata
masih berpendidikan SMP dan SMU dan berasal dari keluarga ekonomi menengah ke atas. Frekuensi remaja dalam mengonsumsi makanan cepat saji rata-rata 1-2 kali
semingu. Jenis makanan cepat saji yang sering dikonsumsi ada fried chicken dan french fries. Jenis minuman yang dikonsumsi adalah soft drink. Sebagian besar
Universitas Sumatera Utara
remaja berstatus gizi obese dan over weight selain itu kebanyakan responden ternyata memiliki kebiasaan makan lebih pada saat sedih dari pada saat senang.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak yang memilih menu fast food.
Walaupun di Indonesia belum ada data pasti, keadaan tersebut dapat dipakai sebagai cermin dalam tatanan masyarakat kita, bahwa rentang usia tersebut adalah golongan
pelajar dan pekerja muda Rumawas, 2006. Penelitian yang menggunakan standar Nutrition community health survey NCHS dari WHO tersebut juga menemukan
fakta, 50 persen dari remaja yang mengalami obesitas ternyata pengkonsumsi setia makanan cepat saji.
Menurut Allecia Mcleod dalam Pratiwi 2011, frekuensi makan makanan cepat saji para remaja yaitu sekali seminggu atau lebih mencapai 41,1 n = 85 dan
mayoritas tempat makanan cepat saji yang dikunjungi adalah Mc Donald sebesar 41,2.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah 2007 di Lampung sebagian frekuensi remaja dalam mengonsumsi makanan cepat saji di restoran
waralaba berkisar antara 1-10 kali dalam sebulan. Di kota besar banyak ditemukan konsumen yang memilih menu makanan cepat saji, karena keterbatasan waktu
maupun fasilitas untuk menyiapkan makanannya sendiri. Selain itu pada kalangan tertentu mengonsumsi makanan cepat saji juga menjadi bagian dari gaya hidup.
Universitas Sumatera Utara adalah sebuah universitas negeri yang ada di kota medan yang terletak di Jalan Dr. Mansyur dan merupakan universitas negeri tertua di
luar Jawa. Universitas Sumatera Utara juga merupakan universitas pertama di pulau
Universitas Sumatera Utara
Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara terdiri dari 14 fakultas yang salah satunya adalah Fakultas Kedokteran dan sebagian besar
mahasiswanya adalah anak perantauan yang bertempat tinggal di sekitar kampus tersebut. Makanan yang dikonsumsi mereka selain dengan masak sendiri adalah
rantangan dan membeli di warung dengan harga yang relatif terjangkau. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 20 orang mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara USU, terdapat 11 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran USU yang masih mengonsumsi makanan cepat saji seperti
hamburger, ayam goreng kentucky, spaghetti, pangsit, bakso, mie ayam, dan siomay, dimana makanan cepat saji dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan
seperti kolestrol tinggi, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, kanker dan stroke. Padahal di kantin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara juga tersedia
makanan sehat antara lain makanan pokok seperti nasi putih, lauk pauk seperti ikan, telur dan sayur-sayuran. Dengan latar belakang pendidikan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah mahasiswa kesehatan, kemungkinan besar mereka mengerti bahaya atau dampak dari mengonsumsi makanan cepat saji.
Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup life style, lingkungan sosial banyaknya penjual makanan cepat saji disekitar area kampus dan padatnya aktivitas perkuliahan. Selain
itu, penyajian fast food yang cepat dan praktis tidak membutuhkan waktu yang lama, rasanya enak, sesuai selera mendorong mereka mengkonsumsi makanan cepat saji.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara tentang Konsumsi Makanan Cepat Saji.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan
mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang konsumsi makanan cepat saji. 1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang konsumsi makanan cepat saji. 1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui frekuensi konsumsi makanan cepat saji pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran USU
2. Untuk mengetahui jenis makanan cepat saji yang dikonsumsi mahasiswa Fakultas
Kedokteran USU. 1.4. Manfaat Penelitian
1. Memberikan masukan dan informasi kepada Fakultas Kedokteran USU
mengenai perilaku mahasiswa tentang makanan cepat saji.
2. Sebagai masukan dan informasi kepada Fakultas Kedokteran USU tentang
gambaran jenis makanan cepat saji yang sehat dan tidak yang sehat di
lingkungan kampus Fakultas Kedokteran USU.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA