Sikap Mahasiswa tentang Konsumsi Makanan Cepat Saji

mahasiswa mengetahui pengertian makanan cepat saji, jenis-jenis makanan cepat saji, apakah makanan cepat saji baik untuk kesehatan, dampak mengonsumsi makanan cepat saji secara terus-menerus, cara mengatasi dampak makanan cepat saji, contoh makanan yang menyebabkan obesitas, ciri-ciri makanan cepat saji yang mengandung bahan pengawet. Konsumsi makanan cepat saji telah menjadi bagian dari perilaku sebagian anak sekolah dan remaja di luar rumah di berbagai kota, termasuk pada mahasiswa Fakultas Kedokteran USU. Jenis makanan siap santap yang berasal dari negara barat seperti KFC, hamburger, pizza, dan berbagai jenis fast food sering dianggap sebagai lambang kehidupan modern oleh para remaja. Padahal makanan cepat saji mempunyai kandungan tinggi kalori, karbohidrat dan lemak, jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan obesitas Mudjianto, 1993. Menurut Sediaoetama 2002, tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi.

5.2. Sikap Mahasiswa tentang Konsumsi Makanan Cepat Saji

Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui bahwa mahasiswa memiliki sikap baik tentang konsumsi makanan cepat saji yaitu sebanyak 62,1. Menurut Notoatmdojo 2003, Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi masih merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku, sikap ini masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Dari pemaparan Universitas Sumatera Utara di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa memiliki sikap baik terhadap konsumsi makanan cepat saji. Dari sikap yang ditunjukkan oleh mahasiswa terhadap beberapa pernyataan tentang konsumsi makanan cepat saji, dapat dilihat bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran USU memiliki sikap yang baik. Sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju bahwa dengan mengonsumsi makanan cepat saji setiap hari dapat menyebabkan obesitas. Hal ini dibuktikan oleh Morgan Spurlock yang membuat film berjudul “Super Size Me”. Dalam film tersebut digambarkan bagaimana ia mengkonsumsi fast food setiap hari baik itu saat sarapan, makan siang, dan makan malam dalam waktu 30 hari. Ternyata hasil yang didapat sangat mencengangkan. Morgan Spurlock mengalami kenaikan berat badan yang drastis, perut semakin membuncit, kenaikan kadar gula darah dan kolesterol, tekanan darah yang jauh di atas normal dan 2 kali lebih rentan terkena gagal jantung serta perubahan perilaku Anonim, 2011. Sikap mahasiswa yang lain yang menunjukkan ke arah kurang baik adalah pernyataan mahasiswa yang tidak setuju bahwa sebagian besar makanan cepat saji yang dijual di lingkungan sekitar kampus tidak aman dikonsumsi, padahal dapat dilihat bahwa makanan cepat saji yang dijual di depan kampus USU dipinggir jalan belum tentu aman dikonsumsi dimana tempat para penjual makanan langsung berhadapan dengan jalan raya dimana polusi udara banyak bertebaran di udara. Bahan pencemar banyak dijumpai pada makanan, terutama makanan jajanan yang dijajakan dipinggir jalan. Salah satu yang menyebabkannya adalah pencemar yang berasal dari luar makanan, seperti bakteri dan debu Sediaoetama, 2009. Bakteri atau debu dapat Universitas Sumatera Utara masuk pada saat proses pengolahan yang tidak bersih. Selain itu juga kemungkinan terdapat cemaran kimia berupa bahan tambahan pangan yang melebihi batas pemakaian yang diperbolehkan. Sebagian mahasiswa 30,5 menyatakan tidak setuju jika mengonsumsi ayam goreng sebaiknya menyisihkan bagian kulit meskipun pada bagian tersebut memang paling nikmat. Padahal pada bagian kulit ayam, lemak yang terkandung di dalamnya cukup banyak dan tidak baik untuk kesehatan.

5.3. Tindakan Mahasiswa tentang Konsumsi Makanan Cepat Saji