gingiva akan berada lebih ke apikal. Sementara itu, gingiva akan lebih datar dan menebal pada gigi lingoversi.
5,24
Gambar 4. Kontur gingiva yang menebal pada gigi linguoversi
24
2.2.1.4 Tekstur Permukaan Gingiva
Tekstur permukaan gingiva cekat yaitu seperti kulit jeruk disebut dengan stippled atau stippling, sedangkan tekstur permukaan gingiva bebas yaitu licin. Pola
dan perluasan stippling bervariasi antar individu dan antar sisi pada satu individu. Stippling kurang terlihat pada permukaan oral daripada vestibular dan pada beberapa
orang mungkin tidak dijumpai. Stippling muncul sebagai akibat dari protuberansia dan depresi pada permukaan gingiva.
5,24
2.2.1.5 Posisi Margin Gingiva
Posisi gingiva menunjukkan level di mana margin gingiva melekat ke permukaan gigi. Ketika gigi erupsi ke rongga mulut, margin gingiva dan sulkus
gingiva berada pada puncak mahkota, seiring dengan erupsi gigi posisi margin gingiva dan sulkus gingiva mengarah semakin dekat ke akar gigi. Pada kondisi
normal, margin gingiva berada pada atau sedikit ke arah koronal dari batas sementum enamel.
5,24
Universitas Sumatera Utara
2.3 Gingivitis
Gingivitis merupakan salah satu jenis penyakit periodontal berupa respon inflamasi yang menyebabkan kerusakan bersifat reversible pada jaringan gingiva.
5
Inflamasi gingiva cenderung terjadi pada daerah papila interdental. Hal ini dikarenakan daerah interdental terlindung dari aktivitas pembersihan rongga mulut,
akibatnya plak lebih banyak berakumulasi pada daerah tersebut. Inflamasi gingiva bermula pada daerah papila interdental dan berlanjut menyebar ke sekitar leher gigi.
17
The American Academy of Periodontology mengklasifikasikan penyakit gingiva secara garis besar berdasarkan penyebabnya menjadi dua, yaitu penyakit
gingiva yang disebabkan oleh plak dental dan lesi gingiva yang bukan disebabkan oleh plak dental. Pengklasifikasian ini telah didiskusikan dalam the 1999
International Workshop for the Classification of the Periodontal Disease. Penyakit gingiva yang disebabkan oleh plak dental dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
predisposisi, seperti faktor lokal, faktor sistemik, pengobatan penyakit, dan kondisi malnutrisi. Sementara itu, lesi gingiva yang bukan disebabkan oleh plak dental terjadi
dikarenakan adanya respon inflamasi terhadap beberapa bakteri spesifik, virus, dan jamur, manifestasi penyakit sistemik, reaksi alergi, lesi traumatik, dan reaksi terhadap
benda asing.
4,25
Gingivitis yang diinduksi plak dental merupakan hasil interaksi antara mikroorganisme yang terdapat pada biofilm plak, jaringan gingiva, dan sel-sel
inflamatori.
25
Berdasarkan lokasi dan luasnya daerah yang terkena, gingivitis diklasifikasikan menjadi dua, yaitu gingivitis yang terlokalisir pada beberapa gigi dan
gingivitis yang tergeneralisasi pada seluruh rongga mulut. Selain itu, gingivitis dapat terjadi hanya terbatas pada papila interdental ataupun menyebar ke seluruh margin
gingiva sampai melibatkan seluruh gingiva bebas.
4
Beberapa faktor lokal dapat memengaruhi terjadinya gingivitis, diantaranya pembentukan kalkulus pada mahkota
dan akar gigi, kondisi gigi yang berjejal, dan alat ortodontik. Faktor-faktor tersebut berperan dalam mempertahankan plak dental dan mempersulit prosedur higiene oral
sehingga mengakibatkan prosedur tersebut menjadi kurang efektif.
4,25
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Patogenesis Gingivitis