Perubahan Warna Gingiva Perdarahan Saat Probing Perubahan Konsistensi Gingiva

darah mengalami penurunan, sehingga warna gingiva dapat menjadi kebiruan. 5 Pada fase ini terjadi peningkatan kedalaman probing yang dapat disebabkan edema pada jaringan menyebabkan bergesernya margin gingiva ke arah koronal sehingga menambah kedalaman probing. Pada ketiga fase gingivitis, tidak terjadi migrasi epitel penyatu ke arah apikal, tidak terdapat kerusakan serabut ligamen periodontal, dan tulang alveolar tidak mengalami kerusakan. 4,5

2.3.2 Gambaran Klinis

Respon inflamasi sebagai mekanisme perlawanan terhadap bakteri pada biofilm plak menghasilkan perubahan pada gingiva bebas, gingiva cekat, maupun papila interdental. 5 Perubahan-perubahan tersebut diantaranya:

2.3.2.1 Perubahan Warna Gingiva

Peningkatan vaskularisasi dan penurunan derajat keratinisasi epitel menyebabkan warna gingiva pada fase inflamasi akut menjadi lebih merah. Perubahan warna ini tersebar pada daerah margin gingiva dengan tampilan seperti bintik-bintik. Sementara itu, pada fase inflamasi kronis warna gingiva menjadi merah kebiruan atau merah keunguan dikarenakan jumlah sel darah yang terlalu banyak pada pembuluh darah sehingga menyebabkan terjadinya venous stasis atau aliran darah yang melambat. Perubahan warna ini terjadi dimulai dari papila interdental dan margin gingiva kemudian menyebar ke gingiva cekat. 5,26 Gambar 5. Gingivitis difus tergeneralisasi yang melibatkan margin gingiva, papila interdental, dan gingiva cekat 26 Universitas Sumatera Utara

2.3.2.2 Perdarahan Saat Probing

Perdarahan gingiva saat probing dapat dengan mudah dideteksi secara klinis dan merupakan tanda yang lebih dahulu muncul daripada perubahan warna gingiva. Oleh karena itu, perdarahan saat probing merupakan tanda yang penting untuk mendiagnosis dan mencegah fase gingivitis berikutnya. Gingiva yang terinflamasi menghasilkan perubahan histopatologis, yaitu kapiler yang mengalami dilatasi, epitel sulkular yang menipis dan disertai ulserasi, serta posisinya yang mendekati permukaan sehingga stimulus ringan yang sebenarnya tidak berbahaya mengakibatkan pecahnya kapiler dan terjadi perdarahan pada gingiva. 5,26 Gambar 6. Perdarahan saat probing: A. Gingivitis oedematous ringan, prob dimasukkan ke dasar sulkus gingiva. B. Perdarahan terjadi setelah beberapa detik. 26

2.3.2.3 Perubahan Konsistensi Gingiva

Pada fase inflamasi akut, jaringan ditandai dengan konsistensi yang lunak atau spongius dikarenakan serabut kolagen perivaskular pada jaringan ikat mengalami kerusakan akibat inflamasi dan digantikan oleh plasma darah dan sel inflamatori. Ketika jaringan gingiva tersebut diberikan tekanan menggunakan prob, jaringan ini akan mudah tertekan dan meninggalkan bekas selama beberapa detik. 5 Pada fase inflamasi kronis, perubahan destruktif menghasilkan jaringan edema dan perubahan reparatif ditandai dengan terbentuknya jaringan fibrotik terjadi secara berdampingan. Konsistensi gingiva pada fase ini ditentukan oleh jumlah jaringan edema atau jaringan fibrous yang paling dominan. 26 Universitas Sumatera Utara

2.3.2.4 Perubahan Kontur Gingiva