Latar Belakang Pengaruh Financial Leverage dan Total Assets Turnover Terhadap Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006 - 2009

BAB - I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan dan memaksimalkan keuntungan pemilik perusahaan. Keuntungan perusahaan tercermin dalam laba bersih pada laporan keuangan, sedangkan keuntungan pemilik perusahaan lebih spesifik lagi tercermin dalam laba untuk pemegang saham biasa atau disebut sebagai Earning Per Share EPS atau laba per lembar saham. Perkembangan mengenai EPS merupakan hal yang menarik untuk diikuti oleh para investor, dimana EPS merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang saham tiap lembar saham yang dimiliki. Kinerja EPS tiap perusahaan tercermin dalam besar kecilnya laba, yang dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan. Earning Per Share merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan pihak manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik perusahaan, selain itu earning per share juga bisa dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Pentingnya EPS ini membuat para manajer keuangan di suatu perusahaan selalu mengusahakan tercapainya kinerja terbaik perusahaan, khususnya dalam hal pemanafaatan modal atau aset perusahaan. Secara umum ada dua faktor yang bisa mempengaruhi besar kecilnya tingkat EPS, yakni struktur modal dan tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak. Kedua faktor tersebut pada dasarnya sama-sama menekankan pada alternatif sumber pendanaan melalui hutang atau modal pinjaman, dimana perubahan dalam penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham, dan juga mengakibatkan perubahan harga saham perusahaan. Universitas Sumatera Utara Motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan melalui hutang adalah potensi biaya yang lebih rendah, hal tersebut dikarenakan bunga yang merupakan biaya modal pinjaman memiliki jumlah yang tetap, dan jika biaya bunga lebih kecil daripada pengembalian yang diperoleh dari pendanaan hutang, maka selisih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas, selain itu bunga merupakan biaya yang dapat mengurangi laba sebelum pajak, sedangkan dividen biaya modal saham tidak, dampaknya pada beban pajak yang ditanggung perusahaan akan lebih kecil sehingga pada akhirnya laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham akan semakin besar, atau dengan kata lain akan tercipta EPS yang maksimum. Apabila pihak manajemen memutuskan untuk melakukan pinjaman hutang sebagai alternatif pendanaan, maka bisa dikatakan perusahaan telah melakukan financial leverage. Penggunaan hutang dalam investasi merupakan sebagai tambahan untuk mendanai aset perusahaan dan diharapkan dengan bertambahnya aset perusahaan akan meningkatkan aktivitas operasional perusahaan Total Assets Turnover sehingga pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan perusahaan laba ataupun keuntungan bagi pemilik perusahaan EPS. Dengan kata lain financial leverage yang dilakukan perusahaan akan efektif bekerja jika pada saat yang bersamaan pihak manajemen mampu memanfaatkan perputaran aset perusahaan dengan efektif. Financial levarage dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar dari pada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut, namun disisi lain penggunaan financial leverage dapat berpotensi negatif. Hal ini dikarenakan penggunaan financial leverage yang tidak disertai dengan peningkatan dalam aktivitas operasional usaha atau perusahaan tidak mampu memaksimalkan tingkat perputaran aset yang dimiliki. Hubungan antara ketiganya, yaitu financial leverage, perputaran total Universitas Sumatera Utara aset, dan EPS merupakan hubungan yang saling bersinergi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan informasi yang Peneliti peroleh di awal tahun 2010, bahwa dari sepuluh 10 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia terdapat empat sektor yang menguat atau mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, yaitu perkebunan, pertambangan, industri dasar, dan konstruksi. Indeks sektor perkebunan mencatat penguatan tertinggi yaitu 4 Kompas, Jumat 8 Januari 2010. Sebelum memutuskan berinvestasi, tentunya para investor telah menilai bagaimana kinerja perusahaan investee, termasuk kinerja EPS perusahaan. Perusahaan perkebunan dan pertambangan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial di Indonesia dan mendapat prioritas utama dari kalangan investor maupun kreditor khususnya oleh pihak perbankan dalam pemeberian kredit. Selain itu, dalam melakukan penelitian ini, saya juga melakukan pengamatan terhadap perkembangan earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan periode 2006 sampai tahun 2009, yang datanya Peneliti peroleh dari situs Bursa Efek Indonesia, kesimpulan yang Peneliti peroleh adalah adanya peningkatan EPS secara rata – rata pada sektor perkebunan dan pertambangan pada tahun 2008 dan 2009, hal ini memperkuat apa yang telah diberitakan oleh Kompas yang Peneliti sebutkan sebelumnya. Penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap EPS sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa Peneliti, diantaranya oleh Reviska Mega Vani yang menggunakan Debt to Equity Ratio DER sebagai variabel financial leverage, Mira Firani 2006 menggunakan Long Term Debt to Equity Ratio LDER, serta Ezy Niranda 2008 yang menggunakan Degree Of Financial Leverage DFL sebagai variabel financial Universitas Sumatera Utara leveragenya. Dari ketiga penelitian tersebut menghasilkan hasil penelitian yang berbeda- beda. Hal inilah yang kemudian membuat Peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh financial leverage terhadap EPS dengan menggunakan Debt to Assets Ratio DAR sebagai variabel financial leverage yang belum pernah digunakan oleh ketiga Peneliti sebelumnya, serta menambahkan variabel total assets turnover sebagai variabel independen. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh financial leverage dan total asset turnover terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI periode 2006-2009.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Basic Industry And Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

2 60 104

Pengaruh Firm Size, Earning Per Share Dan Book To Market Ratio Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 54 105

Pengaruh Earning Per Share (Eps), Current Ratio (Cr), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Total Asset Turn Over (Tato) Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

5 97 106

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan Sektor Otomotif dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2012

8 159 67

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009

3 32 120

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 67 115

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Financial Leverage dan Profitabilitas terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

0 1 2