Teknik Pengumpulan Data Jadwal Penelitian Data Penelitian Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Pada tahap pertama peneliti melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada tahap kedua peneliti mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id, untuk memperoleh laporan keuangan tahunan perusahaan yang menjadi populasi atau sampel penelitian.

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan dengan analisis statistik dan menggunakan software SPSS 16.0. Pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. 1. Pengujian Asumsi Klasik Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi – asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinieritas.

a. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal, maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Menurut Ghozali 2005:110, ”cara untuk mendeteksi apakah Universitas Sumatera Utara residual berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar pengambilan keputusannya adalah: 1 jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, 2 jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov Smirnov K-S untuk menguji normalitas data.. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: Ho : data residual berdistribusi normal, Ha : data residual tidak berdistribusi normal Bila signifikansi 0,05 dengan α = 5 berarti distribusi data normal dan Ho diterima, sebaliknya bila nilai signifikan 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima. Data yang tidak terdistribusi secara tidak normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Jika data tidak normal ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Jogiyanto2004:172, yaitu: 1 dengan melakukan transformasi data ke bentuk lain, yaitu: Logaritma Natural, akar kuadrat, Logaritma lo, 2 lakukan trimming, yaitu mengubah observasi yang bersifat outlier, Universitas Sumatera Utara 3 lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai-nilai data outlier menjadi nili-nilai minimum atau maksimum yang diizinkan supaya distribusinya menjadi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi mempunyai korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: 1. Koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, 2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada tidaknya multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF, serta dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolenearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Universitas Sumatera Utara heterokedastisitas. Menurut Nugroho 2005:62 cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu model dapat diihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika: 1 titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, 2 titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, 3 penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4 penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross-section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah menggunakan uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: 1 bila nilai DW Durbin-Watson terletak antara batas atas DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol artinya tidak terjadi autokorelasi, 2 bila nilai DWDL batas bawah maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol artinya ada autokorelasi positif, Universitas Sumatera Utara 3 bila nilai DW4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol artinya ada autokorelasi negatif, 4 bila nilai DW terletak antara DU dengan DL atau DW terletak diantara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat diputuskan ada autokorelasi atau tidak.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F simultan dan uji t parsial.

a. Uji-F

Uji F dilakukan untuk menilai pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Data dianalisis dengan model regresi berganda yaitu: Y = a + b X + b 2 X 2 + e dimana: Y = Earning Per Share a = konstanta X  = Debt to Assets Ratio X 2 = Total Asset Turnover b , b 2 , b 3 = Koefisien regresi e = Tingkat kesalahan Error Universitas Sumatera Utara Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut. Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Ha = semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan: - jika F-hitung F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5, - jika F-hitung F-tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α.= 5.

b. Uji-t

Uii-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut. Ho = tidak semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen, Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut: - jika t-hitung t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk α = 5, - jika t-hitung t-tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak untuk α = 5. . Universitas Sumatera Utara

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut. Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Jun 2010 2010 2010 2010 2010 2010 Pengajuan Proposal Skripsi Bimbingan Proposal Skripsi Seminar Proposal Skripsi Pengumpulan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Laporan Penelitian Ujian Meja Hijau BAB IV Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Sebelum melakukan pembahasan mengenai data statistik harus terlebih dahulu telah ditentukan sebanyak 18 sampel. Perusahaan yang telah menjadi sampel kemudian dicari nilai DAR, TATO, dan EPS masing-masing perusahaan. Perusahaan yang menjadi sampel disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Daftar Sampel Per usahaan Per kebunan dan Per tambangan No. Nama Perusahaan Kode 1 PT. Astra Agro Lestari AALI 2 PT. Bakrie Sumatera Plantations Tbk UNSP 3 PT. PP London Sumatera Tbk LSIP 4 PT SMART tbk SMAR 5 PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 6 PT. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk MBAI 7 Pt. Dharma Samudra Finishing Indonesia Tbk DSFI 8 PT. Bumi Resource Tbk BUMI 9 PT. Tambang Batubara Bukitasam Tbk PTBA 10 PT. Energi Mega Persada Tbk ENRG 11 PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk INCO 12 PT. Central Korporindo Internasional Tbk CNKO 13 PT. Citatah Industri Marmer Tbk CTTH 14 PT. Medco nergi Internasional Tbk MEDC 15 PT. Aneka Tambang Tbk ANTM 16 PT. Timah Tbk TINS 17 PT. Cipta Panelutama Tbk CITA 18 PT. Cipendawa Agroindustri Tbk CPDW Lampiran

B. Analisis Data Penelitian

Universitas Sumatera Utara

1. Analisis Statistik Deskr iptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Tabel 4.2 Statistik Deskr iptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Debt To Assets Ratio 72 .14 1.39 .5739 .29628 Total Assets Turnover 72 .12 1.97 .9324 .43184 Earning Per Share 72 -120.00 1671.00 2.6346E2 397.60100 Valid N listwise 72 Lampiran Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan beberapa hal seperti yang dijelaskan di bawah ini. a. Variabel Debt to Assets Ratio DAR memiliki nilai minimun 0,14 dan nilai maksimum 1,39 dengan rata-rata sebesar 0,5739 dan standar deviasi 0, 29628. Hal ini berarti nilai minimun DAR perusahaan perkebunan dan pertambangan yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2009 adalah 0,14 dan nilai maksimun sebesar 1,39 dengan rata-rata nilai DAR perusahaan perkebunan dan pertambangan yang menjadi sampel penelitian adalah sebesar 0,5739. b. Variabel Total Assets Turnover TATO memiliki nilai minimun 0,12 dan nilai maksimum 1,97 dengan rata-rata sebesar 0, 9324 dan standar deviasi 0, 43184. Hal ini berarti nilai minimun TATO perusahaan perkebunan dan pertambangan yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2009 adalah 0,12 dan nilai maksimun sebesar 1,97 dengan rata-rata nilai TATO perusahaan perkebunan dan pertambangan yang menjadi sampel penelitian adalah sebesar 0,9324. Universitas Sumatera Utara c. Variabel Earning Per Share EPS memiliki nilai minimun -120,00 dan nilai maksimum 1671,00 dengan rata-rata sebesar 2,6346 dan standar deviasi 397,60. Hal ini berarti nilai minimun EPS perusahaan perkebunan dan pertambangan yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2006 sampai 2009 adalah -120,00 dan nilai maksimun sebesar 1671,00 dengan rata-rata nilai EPS perusahaan perkebunan dan pertambangan yang menjadi sampel penelitian adalah sebesar 2,6346.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

a. Uji Nor malitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H : data residual berdistribusi normal, H a : data residual tidak berdistribusi normal. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak atau H a diterima. Tabel 4.3 Hasil Uji Nor malitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 72 Universitas Sumatera Utara Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 3.74271675E2 Most Extreme Differences Absolute .197 Positive .197 Negative -.144 Kolmogorov-Smirnov Z 1.674 Asymp. Sig. 2-tailed .007 a. Test distribution is Normal. Lampiran. Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 1,674 dan signifikan pada 0,007. Nilai siginifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima yang berarti data residual tidak berdistribusi normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier, yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier yaitu: − lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, − lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, − lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, Peneliti melakukan transformasi data ke model logaritma natural Ln dari EPS = fDAR, TATO menjadi Ln_EPS = fLn_DAR, Ln_TATO. Setelah dilakukan transformasi data ke model logaritma natural, jumlah sampel n berkurang sebagai akibat dari proses penormalan data, yakni dari 72 sampel menjadi 61 sampel. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.4 Hasil Uji Nor malitas Setelah Tr ansfor masi Logar itma Natur al One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Universitas Sumatera Utara Unstandardized Residual N 61 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.89836475 Most Extreme Differences Absolute .122 Positive .113 Negative -.122 Kolmogorov-Smirnov Z .956 Asymp. Sig. 2-tailed .320 a. Test distribution is Normal. Lampiran Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0,956 dan signifikan pada 0,320. Nilai siginifikansi lebih besar dari 0,05 maka H diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data. Universitas Sumatera Utara \ Gambar 4.1 Histogr am Lampiran Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Gr afik Normal P-Plot Lampiran Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinear itas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Menurut Nugroho 2005:58 deteksi multikolenaritas pada suatu model dapat dilihat yaitu jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih Universitas Sumatera Utara dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolenearitas. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinear itas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Ln_Debt To Assets Ratio .999 1.001 Ln_Total Assets Turnover .999 1.001 a. Dependent Variable: Ln_Earning Per Share Lampiran Dari data pada tabel 4.5, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance setiap variabel independen lebih besar dari 0,1 yakni sebesar 0,999 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yakni sebesar 1,001. Maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.

c. Uji Heter oskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Menurut Nugroho 2005:62 cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat diihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika: 1 titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0, Universitas Sumatera Utara 2 titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja, 3 penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, 4 penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Gambar 4.3 Hasil Uji Heter oskedastisitas Scatter plot Lampiran Dari garfik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi EPS perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen Debt to assets ratio, dan total assets turnover. Universitas Sumatera Utara

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW. Dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi apabila nilai du dw 4 – du. Tabel 4.8 menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS Versi 16. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokor elasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .469 a .220 .193 1.93082 2.055 a. Predictors: Constant, Ln_Total Assets Turnover, Ln_Debt To Assets Ratio b. Dependent Variable: Ln_Earning Per Share Lampiran Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson dw sebesar 2,055. Nilai ini akan peneliti bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah pengamatan n sebanyak 61, dan jumlah variabel independen 2 k=2. Maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1,6540 dan nilai batas bawah dl sebesar 1,5189. Oleh karena itu, nilai dw lebih besar dari 1,6540 dan lebih kecil dari 4 – 1,6540 atau dapat dinyatakan bahwa 1,6540 2,055 4 - 1,6540 du dw 4 – du. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif. Universitas Sumatera Utara

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Data diolah dengan menggunakan program SPSS Versi 16. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.7 Model Summar y Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .469 a .220 .193 1.93082 a. Predictors: Constant, Ln_Total Assets Turnover, Ln_Debt To Assets Ratio b. Dependent Variable: Ln_Earning Per Share Lampiran Pada model summary di atas, dapat dilihat hasil analisis regresi secara keseluruhan menunjukkan nilai R sebesar 0,469 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara earning per share variabel dependen dengan debt toassets ratio dan total assets turnover variabel independen mempunyai tingkat hubungan yang sedang yaitu sebesar 46,9. Tingkat hubungan yang sedang ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi. Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,193. Angka ini mengidentifikasikan bahwa earning per share variabel dependen mampu dijelaskan oleh debt to assets ratio, dan total assets turnover variabel independen sebesar 19,3 sedangkan selebihnya sebesar 80,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 1,93082 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi earning per share. Tabel 4.8 Universitas Sumatera Utara Pedoman Untuk Member ikan Inter pr etasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 0,2 - 0,399 Rendah 0,4 - 0,599 Sedang 0,6 - 0,799 Kuat 0,8 – 1 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2006:183.

a. Uji-F

Uji-F dilakukan untuk menilai pengaruh financial leverage debt to assets ratio, dan total assets turnover secara simultan terhadap earning per share. Dalam uji-F digunakan hipotesis sebagai berikut. H : b  = b 2 = b 3 = 0, artinya variabel financial leverage debt to assets ratio, dan total assets turnover secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Ha : b  ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0, artinya variabel financial leverage debt to assets ratio, dan total assets turnover secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan: - jika F-hitung F-tabel, maka H diterima dan Ha ditolak untuk α = 5, - jika F-hitung F-tabel, maka Ha diterima dan H ditolak untuk α = 5. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji-F ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 60.863 2 30.432 8.163 .001 a Residual 216.227 58 3.728 Total 277.090 60 a. Predictors: Constant, Ln_Total Assets Turnover, Ln_Debt To Assets Ratio b. Dependent Variable: Ln_Earning Per Share Lampiran Dari uji ANOVA Analysis of Variance didapat F-hitung sebesar 8,163 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001. Sedangkan F-tabel diketahui sebesar 3,156. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa F-hitung F-tabel 8.163 3,156 maka H ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel financial leverage debt to assets ratio dan total assets turnover secara simultan berpengaruh signifikan terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.10 Analisis Hasil Regr esi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.613 .420 10.973 .000 Ln_Debt To Assets Ratio -.371 .427 -.101 -.871 .387 Ln_Total Assets Turnover 1.923 .485 .460 3.968 .000 a. Dependent Variable: Ln_Earning Per Share Universitas Sumatera Utara Lampiran Berdasarkan tabel di atas, maka didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: Ln_ Ŷ = 4,613 – 0,371 Ln_X 1 + 1,923 Ln_X 2 + e Keterangan: 1 konstanta sebesar 4,613 menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 maka nilai earning per share adalah sebesar 4,613, 2 b1 sebesar -0,371 menunjukkan bahwa setiap penambahan debt to assets ratio sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan earning per share sebesar 0,371 dengan asumsi variabel lain tetap, 3 b2 sebesar 1,923 menunjukkan bahwa setiap penambahan total assets turnover sebesar 1 maka akan diikuti oleh penambahan earning per share sebesar 1,923 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Uji-t

Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji-t digunakan hipotesis sebagai berikut. H : b , b 2, b 3 = 0, artinya variabel financial leverage debt to assets ratio dan total assets turnover secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Ha : b , b 2 , b 3 ≠ 0, artinya variabel financial leverage debt to assets ratio dan total assets turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap earning per Universitas Sumatera Utara share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan: - jika t-hitung t-tabel, maka H diterima dan Ha ditolak untuk α = 5 atau signifikansi 0,05, - jika t-hitung t-tabel, maka Ha diterima dan H ditolak untuk α = 5 atau signifikansi 0,05. Tabel 4.11 Hasil Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.613 .420 10.973 .000 Ln_Debt To Assets Ratio -.371 .427 -.101 -.871 .387 Ln_Total Assets Turnover 1.923 .485 .460 3.968 .000 a. Dependent Variable: Ln_Earning Per Share Lampiran Hasil pengujian statistik t pada tabel 4.11 dapat dijelaskan sebagai berikut. 1 Pengaruh Financial Leverage Debt To Assets Ratio terhadap Earning Per Share Nilai t-hitung untuk variabel debt to assets ratio adalah sebesar -0,871 dan t-tabel untuk df = n-k 61-3 dan α = 5 diketahui sebesar 2,002. Dengan demikian nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel -0,871 2,002 dan nilai signifikansi sebesar 0,387 lebih besar dari 0,05 artinya H diterima, bahwa financial leverage debt to assets ratio secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan Universitas Sumatera Utara terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95. 2 Pengaruh Total Assets Turnover terhadap Earning Per Share Nilai t-hitung untuk variabel total assets turnover adalah sebesar 3,968 dan t- tabel untuk df = n-k 61-3 dan α = 5 diketahui sebesar 2,002. Dengan demikian nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel 3,968 2,002 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 artinya H ditolak dan Ha diterima, bahwa total assets turnover secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan pada tingkat kepercayaan 95.

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa variabel financial leverage debt to assets ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat kepercayaan 95. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Reviska Mega Vani 2006 yang menyatakan bahwa financial leverage berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan rasio yang digunakan, jenis perusahaan yang dijadikan sebagai sampel penelitian, serta perbedaan tahun atau periode penelitian, namun hasil penelitian ini memiiki hasil yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mira Firani 2006 dan Ezy Niranda 2008 yang menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap earning per share. Berikut ini disajikan tabel perbandingan hasil penelitian dengan hasil penelitian terdahulu. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Per bandingan dengan Hasil Penelitian Ter dahulu Nama Variabel yang digunakan T Hitung T Tabel Keterangan Hasil Penelitian Reviska Mega Vani 2006 Debt to Equity Ratio DER Earning Per Share EPS 2,591 2,446 T hitung T Tabel Berpengaruh Mira Firani 2006 Long term Debt to Equity Ratio LDER Earning Per Share EPS -0,057 2,201 T Hitung T Tabel Tidak Berpengaruh Ezy Niranda 2008 Degree of Financial Leverage DFL Earning Per Share EPS 1,158 3,182 T Hitung T Tabel Tidak Berpengaruh Dwi Armaya 2009 Debt to Assets Ratio DAR Earning Per Share EPS -0,871 2,002 T Hitung T Tabel Tidak Berpengaruh Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka terdapat indikasi terjadinya financial leverage negatif seperti yang dikemukakan oleh Van Horne bahwa financial leverage negatif akan terjadi jika perusahaan menggunakan dana dengan biaya tetap, namun pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih kecil dari biaya tetap yang harus dikeluarkan atas penggunaan sumber dana tersebut. Variabel total assets turnover, secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini membuktikan bahwa peningkatan dalam aktivitas operasi perusahaan pada akhirnya akan menambah keuntungan bagi pemegang saham yakni berupa peningkatan pada earning per share. Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan diketahui bahwa variabel financial leverage debt to assets ratio dan total assets turnover secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap earning per share pada perusahaan perkebunan dan Universitas Sumatera Utara pertambangan. Nilai R sebesar 0,469 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara earning per share variabel dependen dengan debt to assets ratio dan total assets turnover variabel independen mempunyai tingkat hubungan yang sedang yaitu sebesar 46,9. Tingkat hubungan yang sedang ini dapat dilihat dari tabel pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi. Nilai Adjusted R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,193. Angka ini mengidentifikasikan bahwa earning per share mampu dijelaskan oleh debt to assets ratio dan total assets turnover sebesar 19,3 sedangkan selebihnya sebesar 80,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Kemudian standard error of the estimate adalah sebesar 1,93082 dimana semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi earning per share. Variabel debt to assets ratio memiliki koefisien korelasi yang negatif yaitu sebesar -0,871 menunjukkan bahwa setiap penambahan debt to assets ratio sebesar 1 maka akan diikuti oleh penurunan earning per share sebesar 0,871 dengan asumsi variabel lain tetap. Variabel total assets turnover memiliki koefisien korelasi yang positif yaitu sebesar 3,968 menunjukkan bahwa setiap penambahan total assets turnover sebesar 1 maka akan diikuti oleh penambahan earning per share sebesar 3,968 dengan asumsi variabel lain tetap. BAB V Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Basic Industry And Chemicals yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

2 60 104

Pengaruh Firm Size, Earning Per Share Dan Book To Market Ratio Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 54 105

Pengaruh Earning Per Share (Eps), Current Ratio (Cr), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Total Asset Turn Over (Tato) Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013)

5 97 106

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan Sektor Otomotif dan Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010 - 2012

8 159 67

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham Pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009 – 2011

2 32 74

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dengan Earning Per Share sebagai variabel moderating pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009

3 32 120

Analisis Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009.

0 47 93

Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food & Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

9 67 115

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Financial Leverage dan Profitabilitas terhadap Earning Per Share (EPS) pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009.

0 1 2