Natrium silikat Na Hidrogen peroksida H

16 2.3 ADITIF DALAM PROSES DAUR ULANG KERTAS 2.3.1 Kalsium Hidroksida CaOH 2 Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH 12-13. Bentuk terlarut dari bahan ini akan terpecah menjadi ion-ion kalsium dan hidroksil. Sifat basa kuat dari kalsium hidroksida dan pelepasan ion kalsium akan membuat jaringan yang berkontak menjadi alkalis [19] Telah ditetapkan bahwa kekerasan sistem flotasi mempengaruhi jumlah serat yang hilang selama proses flotasi. Kerugian serat ini tidak diinginkan dan merupakan menyebabkan kerugian yield dalam proses. Ion-ion kalsium dapat berinteraksi dengan serat dalam sistem penghilangan tinta. Kation kalsium teradsorbsi ke permukaan serat, yang menghasilkan pengurangan muatan permukaan yang biasanya negatif ke hampir netral. Netralisasi muatan permukaan ini yang membuat serat hidrofobik sehingga mengapung. Adsorpsi kalsium ke serat mendominasi reaksi pada kondisi basa. Partikel tinta kecil mampu berinteraksi dengan ion kalsium, dan akan menempatkan ke serat melalui reaksi kalsium setengah-garam. Jika sistem penghilangan tinta mengandung pengisi mineral seperti kaolin aluminium silikat, partikel-partikel pengisi biasanya akan membawa muatan negatif permukaan. Ion kalsium menyerap ke permukaan mineral filler, sebagian menetralkan muatan negatif [20].

2.3.2 Natrium silikat Na

2 SiO 3 Natrium silikat memiliki peran tak terbantahkan sebagai penyangga pH. Namun, perannya dalam deinking adalah sebagai kolektor tinta atau sebagai alternatif pendispersi tinta. Natrium silikat memiliki kemampuan untuk membubarkan tinta, baik sendiri maupun dengan adanya ion kalsium dan sabun asam lemak. Natrium silikat tersedia sebagai serbuk padat atau sebagai larutan kental. Kemampuan buffer natrium silikat mirip dengan natrium hidroksida, tetapi terjadi pada pH lebih rendah. Padatan silikat terdiri dari SiO 4 tetrahedral, baik sebagai monomer atau polimer hingga empat unit tetrahedral. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa : Universitas Sumatera Utara 17 a. Dosis silikat natrium yang semakin meningkat dari 0 sampai 5 pada serat kering atau 0 ke 5000 ppm dalam larutan untuk konsistensi pulp 10, kecerahan pulp akhir akan meningkat. b. Silikat meningkatkan penghilangan tinta dengan membentuk partikel yang lebih besar, yang lebih mudah dihapus oleh flotasi udara. c. Natrium silikat memiliki fungsi stabilisasi pada hidrogen peroksida. d. Natrium silikat menghilangkan tinta lebih dari soda kaustik sendiri. e. Kehilangan kecerahan dan meningkatkannya penguningan sebanding dengan alkalinitas deinking yang meningkat. Hal ini dikurangi dengan adanya natrium silikat [20].

2.3.3 Hidrogen peroksida H

2 O 2 Hidrogen peroksida, H 2 O 2 Hidrogen peroksida bersifat sangat eksplosif dan berbahaya dalam konsentrasi tinggi. Oleh karena hidrogen peroksida digunakan dalam jumlah besar sebagai bahan pengelantang untuk serat dan kertas, proses sintetik industri skala besar telah dibuat. Proses ini menggunakan reaksi katalitik sangat lunak untuk menghasilkan larutan encer hidrogen peroksida dari udara dan hidrogen dengan menggunakan antrakuinon tersubstitusi. Larutan encer ini kemudian dipekatkan. , adalah agen pengoksidasi kuat yang secara komersial tersedia secara luas dalm bentuk larutan encer dengan berbagai konsentrasi. Hidrogen peroksida merupakan asam lemah, tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan berbagai perbandingan [21]. Hidrogen peroksida dugunakan untuk mengurangi pewarnaan kromofor yang disebabkan basa. Hidrogen peroksida tidak efektif disunakan sebagai pemutih. Reaksi peroksida dengan basa adalah sebagai berikut. H 2 O 2 + NaOH → HOO - + H 2 Perhidroksil HOO O - adalah agen pemutih. Untuk mendapatkan penggunaan hidrogen peroksida yang terbaik, sangat perlu untuk memaksimumkan pembentukan anion hidroksil [6]. Universitas Sumatera Utara 18

2.3.4 Surfaktan