Latar Belakang Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Asupan Makanan Berserat Terhadap Kelancaran Buang Air Besar

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya pola konsumsi pangan merupakan hasil budaya masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor manusia itu sendiri, seperti kebiasaan makan, pendapatan keluarga, dan pengetahuan gizi. Asupan zat-zat gizi dari makanan ke dalam tubuh juga dipengaruhi oleh berat ringannya aktifitas atau pekerjaan seseorang. Pada orang dewasa makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi semata-mata untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat keadaan gizi menjadi lebih baik Waspadji S dan Suyono S, 2003. Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi.Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Jika susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya Sediaoetama AD, 2000. Kualitas gizi ditentukan oleh protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang terkandung pada makanan tersebut. Kita juga jarang memikirkan apakah makanan yang dikonsumsi cukup serat dan apa manfaat makanan berserat tersebut. Fungsi serat makanan adalah membuat makanan dapat bertahan lama berada dalam lambung. Makanan berserat dapat bertahan di dalam lambung sampai 24 jam, sedangkan makanan lain hanya 4 jam. Fungsi lain dari serat makanan adalah merangsang aktivitas saluran usus untuk mengeluarkan feses secara teratur. Selain itu serat makanan di dalam feses dapat menyerap banyak air, sehingga membuat feses menjadi lunak atau mencegah konstipasi Waluyo K dan Irianto K, 2004. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kekurangan konsumsi serat adalah konstipasi,kanker kolon, dan beberapa penyakit-penyakit sistemik lainnya seperti hiperlipidemia, penyakit kardiovaskular, diabetes dan obesitas Jenkins DJA, Wolever TMS, dan Jenkins AL, 2005. Universitas Sumatera Utara Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja dan dewasa muda berpangkal pada kegemaran mengkonsumsi makanan yang tidak lazim faddisme dan lupa makan. Kesibukan yang menyebabkan remaja dan dewasa muda memilih makan diluar atau hanya menyantap kudapan. Remaja dan dewasa muda belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan psikososial. Perilaku remaja dan dewasa muda yang tidak perduli dalam hal ketidakseimbangan gizi seperti jenis asupan makanan kesehariannya dapat mengakibatkan bermacam gangguan fungsi tubuh antara lain konstipasi Arisman, 2004. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng long lasting daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 2007. Konstipasi juga dapat dihubungkan dengan penyakit kanker. Dari data RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tentang tindakan kolonoskopi selama periode 1998 hingga 2005 sebanyak 216 kasus atau sebesar 9 persennya dilakukan karena keluhan konstipasi. Angka menunjukkan bahwa sekitar 2,5 juta kunjungan ke dokter setiap tahun adalah untuk mengobati konstipasi dan jumlah orang yang menderita konstipasi meningkat dengan usia. Guna menekan risiko konstipasi, yang utama adalah menjaga pola makan cukup serat dan perilaku. Usaha pencegahan ini lebih murah dan menjanjikan karena kecukupan serat akan membantu memperlancar proses buang air besar Makmun, 2007. Dari uraian diatas yang membuat peneliti tertarik adalah masih banyak masyarakat yang kurang peduli terhadap asupan makanan berserat, ditandai dengan kegemaran mengkonsumsi makanan yang tidak lazim dan masih tingginya tingkat penyakit yang disebabkan buang air besar tidak lancar. Untuk itu diperlukan penelitian mencari tahu sejauh mana remaja dan dewasa muda memiliki pengetahuan tentang makanan berserat dalam melancarkan buang air besar, serta penyakit yang disebabkan buang air besar tidak lancar. Universitas Sumatera Utara

1.2.1 Rumusan Masalah

Dalam uraian diatas timbul permasalahan bagaimana gambaran pengetahuan mahasiswa Universitas Sumatera Utara tentang asupan makanan berserat sehari- hari berkaitan dengan kelancaran buang air besar. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum