Alat–alat Bahan–bahan Sterilisasi Alat dan Bahan Pembuatan Ekstrak

Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi FMIPA USU Medan dan Laboratorium Farmakognosi Fakultas Farmasi USU Medan yang meliputi skrining fitokimia, pembuatan air rebusan, ekstrak etanol dan uji aktivitas antibakteri dari kulit buah sentul. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental parametrik. Parameter yang diukur adalah aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Shigella dysenteriae secara mikrobiologi dengan metode difusi agar menggunakan punch hole, kemudian daya hambat zona jernih diukur dengan menggunakan jangka sorong.

3.1 Alat–alat

Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 Alat–alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat–alat gelas, oven Gallenkamp, autoklaf Webeco, inkubator Fisher Scientific, pencetak lubang punch hole, lemari pendingin, neraca analitik Metter Toledo, rotary evaporator Buchi 461, blender Philips, neraca kasar Ohauss, maat pipet, mikropipet Gilson, jarum ose, jangka sorong Goldton, pinset, bola karet, aluminium foil, cawan petri dan lampu bunsen.

3.2 Bahan–bahan

Bahan–bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah sentul Sandoricum koetjape Burm. f. Merr, air suling, Nutrient Agar Difco, dan bahan–bahan yang berkualitas proanalisa E. Merck: etanol, n-heksana, raksa II klorida, natrium hidroksida, iodium, bismuth III nitrat, besi III klorida, - naftol, asam nitrat pekat, asam klorida pekat, asam sulfat pekat, timbal II asetat, asam asetat anhidrat, isopropanol, kloroform, metanol, benzena, serbuk magnesium, dan amil alkohol. Bakteri yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus aureus ATTC 25923, Escherichia coli ATTC 25922 dan Shigella dysenteriae 3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi dan Media 3.3.1 Pembuatan Larutan Pereaksi

3.3.1.1 Pereaksi Meyer

Sebanyak 2,266 g raksa II klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml. Pada wadah lain, 50 g kalium iodida dilarutkan dalam 100 ml air suling. Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 Kemudian 60 ml larutan I dicampurkan dengan 10 ml larutan II dan ditambahkan air suling hingga 100 ml Depkes RI, 1989.

3.3.1.2 Pereaksi Natrium Hidroksida 2 N

Sebanyak 8,002 g natrium hidroksida dilarutkan dalam air suling hingga diperoleh 100 ml larutan Ditjen POM, 1979. 3.3..1.3 Pereaksi Bouchardat Sebanyak 4 g kalium iodida dilarutkan dalam air suling, ditambahkan sedikit demi sedikit Iodium 2 g, dicukupkan dengan air suling 100 ml Depkes RI, 1989.

3.3.1.4 Pereaksi Dragendorff

Sebanyak 8,0 g bismuth III nitrat dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat dan dilarutkan 27,2 g kalium iodida dalam 50 ml air suling. Campur kedua larutan dan dicukupkan dengan air suling hingga 100 ml Depkes RI, 1989.

3.3.1.5 Pereaksi Besi III Klorida 1

Sebanyak 1 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml Depkes RI, 1989.

3.3.1.6 Pereaksi Asam Klorida 2 N

Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan air suling hingga 100 ml Ditjen POM, 1979. Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009

3.3.1.7 Pereaksi Timbal II Asetat 0,4 M

Sebanyak 15,17 g timbal asetat dilarutkan dalam air suling bebas CO 2 secukupnya hingga 100 ml Depkes RI, 1989.

2.3.1.8 Pereaksi Molish

Sebanyak 3 g alfa naftol dilarutkan dalam 15 ml etanol 95 , ditambahkan dengan asam nitrat 0,5 N secukupnya hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes RI, 1989.

3.3.1.9 Pereaksi Liebermann-Burchard

Sebanyak 10 tetes asam asetat anhidrat dicampur dengan 1 tetes asam sulfat pekat. Larutan dibuat baru Depkes RI, 1989. 3.3.2 Pembuatan Media 3.3.2.1 Pembuatan Media Nutrient Agar NA dibuat Menurut Difco 1977 Komposisi: Bacto beef extract 3,0 g Bacto peptone 5,0 g Bacto agar 15,0 g Cara Pembuatan: Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 Sebanyak 23 g NA ditimbang, disuspensikan ke dalam air suling 1000 ml, lalu dipanaskan sampai bahan larut sempurna. Disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit.

3.3.2.2 Larutan NaCl 0,9

Komposisi: Natrium Klorida 9,0 g Air Suling hingga 1000 ml Cara Pembuatan: Sebanyak 9 g NaCl ditimbang dan dilarutkan dengan air suling steril, dimasukkan dalam labu tentukur 1000 ml sampai larut sempurna, ditambahkan air suling steril sampai garis tanda, dimasukkan dalam erlenmeyer steril yang bertutup, kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 o C selama 15 menit Ditjen POM, 1995.

3.3.2.3 Pembuatan Agar Miring

Sebanyak 3 ml media NA cair, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, diletakkan pada sudut kemiringan 30-45 o dan dibiarkan memadat, kemudian disimpan di dalam lemari pendingin Lay, 1994.

3.3.2.4 Larutan Standart Mc. Farland Anonim, 2009

Komposis: Larutan asam sulfat 1 9,95 ml Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 Larutan barium klorida 1,175 0,05 ml Cara Pembuatan: Dicampurkan kedua larutan di atas ke dalam tabung reaksi dan dikocok homogen. Apabila kekeruhan suspensi bakteri uji adalah sama dengan kekeruhan larutan standar, berarti konsentrasi suspensi bakteri adalah 10 8 CFUml.

3.4 Sterilisasi Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri ini disterilkan lebih dahulu sebelum dipakai. Media pertumbuhan disterilkan di autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit dan alat-alat gelas disterilkan di oven pada suhu 160-170°C selama 1-2 jam. Jarum ose dibakar dengan nyala bunsen. 3.5 Pengambilan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan 3.5.1 Pengambilan Bahan Tumbuhan Pengambilan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan tumbuhan yang sama dengan daerah lain. Bahan tumbuhan yang digunakan adalah kulit buah sentul segar Sandorici pericarpium, diambil dari Jl. Galang, Kelurahan Cemara, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

3.5.2 Identifikasi Tumbuhan.

Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi LIPI Bogor.

3.5.3 Pengolahan Bahan Tumbuhan

Kulit buah segar dicuci bersih dari pengotoran kemudian diris tipis-tipis, dikeringkan di lemari pengering dengan suhu 40 o C. Kulit buah dianggap kering apabila sudah rapuh diremas menjadi hancur, kemudian simplisia kulit buah kering diserbuk menggunakan blender, serbuk simplisia disimpan dalam wadah plastik.

3.6 Skrining Fitokimia

Skrining Fitokimia dari serbuk simplisia meliputi pemeriksaan golongan senyawa alkaloida, flavonoida, saponin, tanin, glikosida, glikosida antrakinon dan steroidatriterpenoida.

3.6.1 Pemeriksaan Alkaloida

Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit. Didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut: a. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Meyer, akan terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning. Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 b. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Bouchardat, akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam. c. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Dragendorff, akan terbentuk endapan kekeruhan paling sedikit dua dari tiga percobaan diatas Depkes RI, 1989.

3.6.2 Pemeriksaan Flavonoida

Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditambahkan 10 ml air panas, dididihkan selama 10 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi warna merah, kuning, jingga pada lapisan amil alkohol Depkes RI, 1989.

3.6.3 Pemeriksaan Saponin Uji Busa

Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 ml air panas, didinginkan kemudian dikocok selama 10 detik, jika terbentuk busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N menunjukkan adanya saponin Depkes RI, 1989.

3.6.4 Pemeriksaan Tanin

Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 ml air suling lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi III klorida 1 . Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 Jika terjadi warna hijau, biru atau kehitaman menunjukkan adanya tanin Harbone, 1987.

3.6.5 Pemeriksaan Glikosida

Sebanyak 3 g serbuk simplisia disari dengan 30 ml campuran etanol 95 dengan air suling 7:3 dan 10 ml asam sulfat 2 N, direfluks selama 1 jam, didinginkan dan disaring. Pada 20 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 ml campuran isopropanol dan kloroform 2:3, dilakukan berulang sebanyak 3 kali. Kumpulan sari air diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50 o C. Sisanya dilarutkan dalam 2 ml metanol. Larutan sisa dipakai untuk percobaan berikut: a. Larutan sisa dimasukkan ke dalam tabung reaksi selanjutnya diuapkan di atas penangas air, pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi molish. Tambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuk cincin ungu pada batas kedua cairan, menunjukkan adanya glikosida. b. Larutan percobaan diuapkan di atas penangas air. Larutkan sisa dalam 5 ml asam asetat anhidrat. Tambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, akan terjadi warna biru atau hijau, menunjukkan adanya glikosida Depkes RI, 1989.

3.6.6 Pemeriksaan Glikosida Antrakinon

Sebanyak 0,2 g serbuk simplisia ditambah 5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 ml benzena, dikocok dan Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 didiamkan. Lapisan benzena dipisahkan dan disaring. Kocok lapisan benzena dengan 2 ml NaOH 2 N, didiamkan.Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzena tidak berwarna menunjukkan adanya glikosida antrakinon Depkes RI, 1989.

3.6.7 Pemeriksaan SteroidaTriterpenoida

Sebanyak 1 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, disaring, filtrat diuapkan dalam cawan penguap, dan pada sisanya ditambahkan 10 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat pereaksi Liebermann- Burchard. Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru hijau menunjukkan adanya steroidatriterpenoida Harbone, 1987.

3.7 Pembuatan Ekstrak

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol. Cara kerja: Sebanyak 300 g serbuk simplisia dimaserasi dengan 2250 ml etanol, dimasukkan ke dalam bejana bertutup dan dibiarkan pada suhu kamar selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil sering diaduk, kemudian diserkai, diperas, disaring. Dipisahkan maserat dengan ampas. Dicuci ampas dengan 750 ml etanol. Dipindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, enap tuangkan atau disaring. Seluruh maserat digabungkan, diuapkan dengan alat rotary evaporator pada temperatur kurang lebih 40 o C dan diperoleh ekstrak etanol kental Ditjen POM, 1979. Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009

3.8 Pembuatan Air Rebusan Kulit Buah Sentul

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dari Beberapa Jenis Kulit Jeruk

38 290 135

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksana Dan Etilasetat Serta Etanol Alga Merah (Galaxaura oblongata)

4 76 89

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Metanol Dan Fraksi Kloroform Daun Sirsak (Annona muricata L.)

7 59 72

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) Terhadap Beberapa Bakteri

7 47 83

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In Vitro

2 46 111

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun dari Dua Varietas Sirih (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Penyebab Karies Gigi

5 61 101

Karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah duku (Lansium domesticum Correa) dengan metode DPPH

7 76 83

Kajian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Buah Sotul (Sandoricum koetjape (Burm. f.) Merr.). Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Makanan

0 4 71

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape Merr.)

0 0 6

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kecapi (Sandoricum koetjape) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 92