Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Lay dan Hastowo, 1992. Fase Pertumbuhan Bakteri

Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 Shigella dysenteriae merupakan bakteri batang gram negatif, bentuk kokobasil terjadi pada perbenihan muda, nonmotil dan bersifat anaerob fakultatif, tetapi tumbuh lebih baik secara aerob. Morfologinya berupa koloni yang bundar, cembung dan tipis. Suhu optimal 37 o C, intestinal patogen yang menyebabkan disentri basiler, yang ditandai dengan nyeri perut hebat, diare yang sering dan sakit serta mengandung darah dan lendir. Adapun sistematika dari bakteri Shigella dysenteriae adalah sebagai berikut: Divisi : Schizophyta Kelas : Schizomycetes Ordo : Eubacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Shigella Species : Shigella dysenteriae Holt et al, 1966.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Lay dan Hastowo, 1992.

Secara umum ada dua fakor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu faktor lingkungan dan zat hara sebagai nutrien yang sesuai untuk pertumbuhan optimum. Termasuk dalam faktor lingkungan adalah suhu, pH, oksigen dan tekanan osmotik. a. Suhu Pada umumnya bakteri tumbuh pada suhu 37 o C, untuk setiap spesies ada batasan suhu maksimum dan minimum untuk pertumbuhan. Beberapa kelompok bakteri menurut suhu optimum yaitu Psikrofil Bakteri dapat tumbuh pada suhu 5-30 o C, Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 mesofil bakteri tumbuh pada suhu 15-50 o C0 dan termofil bakteri dapat tumbuh pada suhu 50 o- 60 o C. b.Ph Pada umumnya bakteri tumbuh pada pH sekitar 7,0, meskipun kisaran pHnya, untuk mengatur pH dapat ditambahkan asam atau basa. c. Oksigen Bakteri dibagi dalam 3 kelompok menurut keperluannya akan oksigen yaitu aerob obligat bakteri yang memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya, anaerob obligat bakteri yang hanya dapat tumbuh bila tidak ada oksigen dan fakultatif anaerob bakteri yang dapat tumbuh dalam keadaan dengan atau tanpa oksigen. d.Tekanan Osmotik Bakteri pada umumnya dapat tumbuh dalam kisaran tekanan osmotik yang cukup besar. Bakteri yang membutuhkan tekanan osmotik yang disebut osmofilik. Bakteri yang membutuhkan konsentrasi garam yang tinggi disebut halofilik. Beberapa bakteri memerlukan konsentrasi garam yang tinggi untuk pertumbuhannya. Akan tetapi bila konsentrasi garam sangat tinggi maka air akan keluar dari sel sehingga pertumbuhan akan berhenti.

2.6 Fase Pertumbuhan Bakteri

1. Fase Penyesuaian A Fase Penyesuaian merupakan suatu masa dimana sel-sel, yang kekurangan metabolit dan enzim akibat keadaan yang tidak menguntungkan dalam Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 pembiakan terdahulu, menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru. Pada fase ini tidak ada kenaikan jumlah sel, melainkan peningkatan ukuran atau besar sel. Enzim-enzim dan zat antara terbentuk dan terkumpul sampai mencapai konsentrasi yang memungkinkan pertumbuhan dimulai lagi. 2. Fase Eksponensial B Fase ini terjadi setelah sel bakteri menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Pada fase ini, sel baru terbentuk dengan laju yang konstan tetapi bahan yang baru itu sendiri bersifat katalis sehingga sel bakteri bertumbuh secara eksponensial, massa menjadi dua kali lipat. 3. Fase Stasioner C Pada fase ini terjadi kehabisan zat makanan atau penumpukan hasil-hasil metabolisme yang beracun yang menyebabkan pertumbuhan bakteri berhenti. Namun kecepatan tumbuh sama dengan kecepatan mati sehingga jumlah sel akan konstan. 4. Fase Kematian D Pada fase ini tejadi akumulsai bahan toksik, zat hara yang diperlukan oleh mikroorganisme juga berkurang, sehingga bakteri mati. Fase ini merupakan kebalikan dari fase eksponensial pertumbuhan. Jumlah sel menurun terus sampai didapatkan jumlah sel yang konstan untuk beberapa waktu Jawetz dkk, 1996; Lay dan Hastowo, 1992. Lowysa Wanti Silaban : Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Kulit Buah Sentul Sandoricum Koetjape Burm. f. Merr Terhadap Beberapa Bakteri Secara In Vitro, 2009. USU Repository © 2009 Kurva Pertumbuhan Bakteri

2.8 Uji Aktifitas Antimikroba

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol dari Beberapa Jenis Kulit Jeruk

38 290 135

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksana Dan Etilasetat Serta Etanol Alga Merah (Galaxaura oblongata)

4 76 89

Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Dari Ekstrak Metanol Dan Fraksi Kloroform Daun Sirsak (Annona muricata L.)

7 59 72

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) Terhadap Beberapa Bakteri

7 47 83

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In Vitro

2 46 111

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun dari Dua Varietas Sirih (Piper betle L.) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Penyebab Karies Gigi

5 61 101

Karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah duku (Lansium domesticum Correa) dengan metode DPPH

7 76 83

Kajian Aktivitas Antimikroba Ekstrak Buah Sotul (Sandoricum koetjape (Burm. f.) Merr.). Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak Makanan

0 4 71

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KECAPI (Sandoricum koetjape Merr.)

0 0 6

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Kecapi (Sandoricum koetjape) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 92