BAB IV ANALISA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN
TENTANG PERCERAIAN AKIBAT TIDAK MEMPUNYAI KETURUNAN
A. Profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan
1. Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Pengadilan Agama Jakarta Selatan adalah sebagai salah satu institusi yang melaksanakan tugasnya memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai
berikut:
45
1. Udang-Undang Dasar 1945 pasal 24;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang ketentuan-ketentuan
pokok kekuasaan kehakiman 3.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 4.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
5. Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil
45
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada tanggal 06 november 2009, h.1
7. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 69 Tahun 1963, Tentang
Pembentukan Pengadilan Agama Jakarta Selatan 8.
Peraturan-Peraturan lain yang berhubungan dengan tata cara kerja dan wewenang Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk berdasarkan surat keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No 69 Tahun 1963 tentang pembentukan
Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Pada awalnya Pengadilan Agama di wilayah DKI Jakarta hanya terdapat tiga kantor yang dinamakan kantor cabang yaitu
46
: 1.
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara; 2.
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Tengah; 3.
Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagai induk; Semua Pengadilan Agama tersebut di atas termasuk wilayah Hukum Cabang
Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian setelah berdirinya Cabang Mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan surat keputusan Menteri Agama
Nomor 71 Tahun 1976 tanggal 16 Desember 1976 Tentang Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama.
47
Semua Pengadilan Agama di Propinsi Jawa Barat termasuk Pengadilan Agama yang berada di daerah Ibu Kota Jakarta Raya berada dalam wilayah hukum
46
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada tanggal 06 november 2009, h.3.
47
Ibid., h. 3.
Mahkamah Islam Tinggi menjadi Pengadilan Tinggi Agama PTA. Berdasarkan surat keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1985
tanggal 16 Juli 1985 pembentukan Pengadilan Tinggi Agama Surakarta dipindahkan ke Jakarta, akan tetapi baru bisa direalisasikan pada tanggal 30
Oktober 1987 dan secara otoritas wilayah hukum Pengadilan Agama di Wilayah DKI Jakarta adalah menjadi Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta
48
.
3. Perkembangan Pengadilan Agama Jakarta Selatan
Terbentuknya kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan merupakan jawaban dari perkembangan masyarakat Jakarta, yang mana pada tahun 1967 merupakan
cabang dari Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya yang berkantor di jalan Otista Raya Jakarta timur, dan sebutan pada waktu itu adalah cabang dari
Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Kantor cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dibentuk sesuai dengan banyaknya jumlah penduduk serta tuntutan
masyarakat Jakarta Selatan yang wilayahnya cukup luas, Sehingga pada waktu itu keadaan kantor dalam kondisi darurat, yaitu menempati gedung bekas kantor
kecamatan pasar minggu tepatnya di gang kecil yang sampai saat ini dikenal dengan sebutan gang Pengadilan Agama Pasar Minggu Jakarta Selatan yang di
pimpin oleh polana
49
.
48
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada tanggal 06 november 2009, h.3.
49
Ibid, h.4.
Penanganan kasus-kasus hanya berkisar pada permasalahan perceraian akan tetapi kalaupun ada mengenai warisan maka masuk kepada komparasi itupun
dimulai tahun 1969 bekerja sama dengan Pengadilan Negeri yang pada saat itu dipimpin oleh Bismar Siregar. Sebelum tahun 1969 pernah pula membuat fatwa
waris akan tetapi hal tersebut ditentang oleh pihak keamanan karena bertentangan dengan kewenangannya sehingga sempat terjadi penahanan beberapa orang
termasuk Hasan Mughni karena fatwa waris tersebut, sehingga sejak saat itu fatwa waris ditambahkan dengan kalimat “jika ada harta peninggalan”
50
Pada tahun 1976 gedung kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke Blok D Kebayoran Baru Jakarta Selatan dengan menempati serambi
masjid Syarif Hidayatullah dan pada saat itu sebutan kantor cabang dihilangkan menjadi Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada saat itu diangkat pula beberapa
hakim honorer yang salah satunya adalah Ichtijanto. Penunjukan tempat tersebut atas inisiatif kepala Kandepag Jakarta Selatan yang pada saat itu dijabat oleh
Muhdi Yasin. Seiring dengan perkembangan tersebut diangkat pula 8 karyawan untuk menangani tugas-tugas kepanitraan yaitu; Ilyas Hasbullah, Hasan Jauhari,
Sukandi, Tuwon Haryanto Fathullah AN, Hasan Mughni, dan Imran, keadaan penempatan kantor diserambi masjid tersebut bertahan sampai tahun 1979.
51
50
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada tanggal 06 november 2009, h. 4.
51
Ibid., h. 4.
Pada bulan Desember 1979 kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke gedung baru di. Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang dengan menempati gedung
baru dengan tanah yang masih menumpang pada areal tanah PGAN Pondok Pinang dan pada tahun 1979 pada saat Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang
dipimpin oleh H.Alim, diangkat pula hakim-hakim honorer untuk menangani perkara-perkara yang masuk, mereka diantaranya adalah KH. Yakub, KH, Muhdas
Yusuf, Hamim Qarib, Rasyid Abdullah, Ali Imran, Noer Chazin. Pada perkembangan selanjutnya yaitu semasa kepemimpinan Djabir Manshur kantor
Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke jalan Rambutan VII No.48 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan menempati gedung baru yang
merupakan hibah dari pemda DKI. Di gedung baru ini meskipun kurang memenuhi syarat karena terletak ditengah-tengah penduduk dan jalan masuk
dengan kelas III C akan tetapi jauh lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, pembenahan-pembenahan fisikpun dilakukan terutama pada masa
kepemimpinan Jayusman
52
. Begitu pula pembenahan-pembenahan administrasi terutama pada masa
kepemimpinan Ahmad kamil. Pada masa ini pula Pengadilan Agama Jakarta Selatan mulai menggunakan komputer walaupun hanya sebatas pengetikan dan hal
tersebut terus ditingkatkan pada masa Rif’at Yusuf. Pada masa perkembangan selanjutnya pada tahun 2001 pada saat itu kepemimpinan dijabat oleh Zainudin
52
Diambil dari arsip Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada tanggal 06 november 2009, h. 5.
Fajari, Pembenahan-pembenahan terus dilakukan baik fisik maupun non fisik sampai pada tahapan komputerisasi online dalam administrasi, dan hal tersebut
pada saat ini masih terus dibenahi sampai sekarang oleh ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan Sayed Ustman dan sampai pada ketua Pengadilan Agama Jakarta
Selatan sekarang yang dijabat oleh Pahlawan Harahap, yang tujuannya untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan sehingga
terciptanya keadilan dalam masyarakat
53
.
B. Duduk Perkara