30
1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Menurut Chaer 2002: 60 makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau
makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Sedangkan menurut Sutedi 2003: 106, makna leksikal adalah makna kata yang sesungguhnya sesuai
dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indera dan terlepas dari unsur gramatikalnya, atau bisa juga dikatakan sebagai makna asli suatu kata. Makna
leksikal dalam bahasa Jepang disebut dengan 「辞書的意味 ‘jishoteki imi’」atau 「 語 彙 的 意 味 ‘goiteki imi’ 」 . Dalam bahasa Jepang misalnya kata 「 猫
‘neko’」dan「学校 ‘gakkou’」. Makna leksikal dari kata kucing adalah hewan berkaki empat, berkumis, dan suka mencuri ikan. Sedangkan makna leksikal dari
kata sekolah adalah bangunan tempat para siswa belajar. Makna gramatikal menurut Chaer 2002: 63 adalah makna yang muncul
sebagai akibat berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Sedangkan menurut Sutedi 2003: 107 makna gramatikal yaitu makna yang muncul akibat proses
gramatikalnya, dan dalam bahasa Jepang disebut 「 文 法 的 意味 ‘bunpouteki imi’ 」 . Dalam bahasa Jepang, 「 助 詞 ‘joshi’ 」 partikel dan 「 助 動 詞
‘jodoushi’ 」 kopula tidak memiliki makna leksikal, tetapi memiliki makna gramatikal, sebab baru akan jelas maknanya jika digunakan dalam kalimat. Verba
dan adjektiva memiliki kedua jenis makna tersebut, misalnya pada kata 「忙しい ‘isogashii’」 dan「 食 べ る ‘taberu’」 . Bagian gokan : isogashi dan tabe
memiliki makna leksikal yaitu ‘sibuk’ dan ‘makan’, sedangkan gobi-nya, yaitu {い i}dan{る ru}sebagai makna gramatikal, karena akan berubah sesuai
Universitas Sumatera Utara
31
dengan konteks gramatikalnya. Begitu juga dengan partikel「に ‘ni’」, yang secara leksikal tidak jelas maknanya, akan tetapi baru jelas maknanya ketika
digunakan dalam kalimat seperti : 「メダンに住んでいる ‘Medan ni sunde iru’」yang bermakna ‘tinggal di
2. Makna Referensial dan Makna Nonreferensial
Medan’.
Menurut Chaer 2002: 63, perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial adalah berdasarkan ada tidaknya referen dari kata-kata itu. Bila
kata-kata itu mempunyai referen, yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial. Namun jika kata-kata
itu tidak mempunyai referen, maka kata tersebut merupakan kata bermakna nonreferensial. Kata meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial
karena keduanya mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ‘meja’ dan ‘kursi’. Sebaliknya kata karena dan tetapi tidak mempunyai
referen, jadi kedua kata tersebut termasuk ke dalam kelompok kata yang
bermakna nonreferensial. 3. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Chaer 2002: 65 menyebutkan pengertian makna denotatif adalah pada dasarnya sama dengan makna leksikal dan referensial, sebab makna denotatif ini
lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman
lainnya. Jadi, makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif, dan sering disebut dengan istilah ‘makna sebenarnya’. Sedangkan
menurut Sutedi 2003:107, makna denotatif adalah makna yang berkaitan dengan
Universitas Sumatera Utara
32
dunia luar bahasa seperti suatu objek atau gagasan dan bisa dijelaskan dengan analisis komponen makna. Makna denotatif dalam bahasa Jepang disebut dengan
「明示的意味 ‘meijiteki imi’」atau「外延 ‘gaien’」.
Sedangkan makna konotatif menurut Chaer 2002: 67 adalah makna tambahan yang sifatnya memberi nilai rasa, baik positif maupun negatif.
Selanjutnya menurut Sutedi 2003: 107, makna konotatif disebut「暗示的意味 ‘anjiteki imi’」atau「内包 ‘naihou’」, yaitu makna yang ditimbulkan karena
perasaan atau pikiran pembicara dan lawan bicaranya. Misalnya pada kata「父 ‘chichi’ 」 dan 「 親 父 ‘oyaji’ 」 kedua-duanya memiliki makna denotatif yang
sama, yaitu ayah, akan tetapi memiliki nilai rasa yang berbeda. Kata ‘chichi’ terkesan lebih formal dan lebih halus, sedangkan kata ‘oyaji’ terkesan lebih dekat
dan akrab. Contoh lainnya adalah kata「化粧室 ‘keshou-shitsu’」dan「便所 ‘benjo’」. Kedua kata tersebut juga merujuk pada hal yang sama, yaitu kamar
kecil, tetapi kesan dan nilai rasanya berbeda. ‘Keshou-shitsu’ terkesan bersih, sedangkan ‘benjo’ terkesan kotor dan bau.
4. Makna Umum dan Makna Khusus