F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan penelitian
1. Menyiapkan hewan uji yaitu tikus jantan wistar sejumlah 25 ekor dengan umur 3 bulan berat badan 180-200 gram.
2. Menyiapkan kandang tikus lengkap dengan tempat pakan standart dan minum.
3. Menyiapkan rokok kretek dan menentukan penggunaan rokok pada tikus. 4. Mengacu pada penelitian Adyttia 2014 telah menyebabkan meningkatnya
kadar Malondialdehida MDA pada kelompok perlakuan yang dipapar dengan 3 batang rokok tiap harinya. Jumlah rokok yang digunakan
didasarkan pada nilai LD
50
nikotin untuk tikus yaitu sebesar 50 mgkgBB Bradbury 2008. Pemaparan rokok secara akut merupakan metode yang
relatif mudah dan sensitif untuk menyelidiki efek spesifik dari asap rokok pada stress oksidatif. Paparan asap rokok secara akut dapat menyebabkan
kerusakan jaringan yang diikuti dengan peningkatan produk peroksidasi lipid, maka pemberian rokok dalam penelitian ini sebanyak 3 batang rokok.
Tikus dengan kelompok perlakuan K-, KP1, KP2 dan KP3 dipapar dengan asap rokok.
5. Menyiapkan alat smoking chamber 6. Menyiapkan ekstrak kulit buah rambutan.
7. Menentukan dosis penggunaan ekstrak kulit buah rambutan 8. Dosis penggunaan ekstrak kulit buah rambutan didasarkan pada hasil
penelitian Dewi et al. 2013 bahwa pemberian ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis 15 mgkgBB pada tikus wistar jantan yang berpengaruh dalam
mengurangi stress oksidatif. Maka untuk memvariasi dosis penggunaan ekstrak kulit buah rambutan, dosis ekstrak kulit buah rambutan yang
digunakan selain 15 mgKgBB juga menggunakan dosis 30 mgKgBB dan 45 mgKgBB.
9. Menyiapkan alat pipet hematokrit untuk mengambil darah dan tabung eppendorf untuk menampung darah.
2. Pelaksanaan penelitian
1. Tikus diadaptasikan dengan lingkungan selama 1 minggu sebelum diberikan perlakuan serta diberi pakan standart dan minum secara ad libitum.
2. Membagi tikus menjadi menjadi 5 kelompok yakni K+, K-, KP1, KP2 dan KP3. Kelompok K- merupakan kelompok kontrol negatif dan K+
merupakan kelompok kontrol positif, sedangkan kelompok KP1, KP2 dan KP3 merupakan kelompok perlakuan.
3. Pada hari ke-1 hingga hari ke-30, untuk kelompok K+ hanya diberi pakan dan minum saja, sedangkan semua kelompok KP1, KP2 dan KP3 diberi
perlakuan ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis 15 mgkgBB, 30 mgkgBB dan 45 mgkgBB pada jam 10.00 selama 30 hari, 1x sehari.
Kemudian melakukan pengasapan 3 batang rokok pada kelompok K-, KP1, KP2 dan KP3 pada jam 08.00, jam 12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30
hari. 4. Pada hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30 semua tikus diambil darahnya dari sinus
orbitalis mata dengan pipet hematokrit sebanyak 1 ml dan ditampung dalam tabung eppendorf. Setelah itu, dibaca jumlah eritrosit, kadar hemoglobin
dan nilai hematokritnya dengan Hematology Analyzer BC 2600.
3. Cara Pemaparan Asap Rokok