dari ujung rokok yang terbakar. Mainstream cigarette smoke terdiri dari 8 fase tar dan 92 fase gas. Asap rokok di ruangan sekitar perokok 85 sidestream
cigarette smoke dan 15 mainstream cigarette smoke Riady 2014. Asap rokok merupakan radikal bebas yaitu atom atau molekul yang sifatnya tidak stabil
sehingga untuk memperoleh pasangan elektron senyawa ini bersifat sangat reaktif dan merusak jaringan. Peningkatan radikal bebas yang tidak diikuti oleh
peningkatan antioksidan akan menyebabkan stress oksidatif, yaitu kondisi gangguan keseimbangan antara penurunan antioksidan dan peningkatan radikal
bebas yang berpotensi menimbulkan kerusakan oleh reaksi berantai di dalam tubuh dan bila reaksi berantai terus berjalan nantinya dapat menyebabkan
terbentuknya radikal baru yang jumlahnya terus bertambah Aldina 2015. Menurut Batubara 2013 bahwa asap rokok mengandung berbagai macam
radikal bebas namun tiga komponen toksik utama yang terdapat dalam asap rokok, yaitu tar, nikotin dan karbonmonoksida yang telah dibuktikan bersifat
karsinogen dan mutagen yaitu sebagai berikut:
1. Tar
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat dari asap rokok dan bersifat karsinogen. Tar didefinisikan sebagai nikotin bebas
kering yang berwarna cokelat, berbau tidak sedap dan berupa partikel yang terbentuk selama pemanasan tembakau pada rokok. Pada saat rokok dihisap, tar
akan masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap. Setelah dingin maka uap tar tersebut akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada
permukaan gigi, saluran nafas dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3- 40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar antara 24-45
mg Tanijaya 2012. Rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan kandungan tar
sekitar 5-15 mg. efek karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru walaupun rokok diberi filter. Kadar tar meningkat saat rokok dibakar dan hembusan terakhir
dari rokok mengandung tar 2x lebih banyak dari hembusan yang pertama Gondodiputro 2007. Rokok jenis kretek banyak dikonsumsi oleh sekitar 90
perokok di Indonesia Nitcher 2005. Hal ini justru berbahaya karena rokok kretek cenderung dihisap lebih dalam karena efek anestesi yang terkandung dalam kretek
dan kandungan tar menyebabkan peningkatan terjadinya resiko kanker Oktavianis 2011.
2. Nikotin
Nikotin merupakan zat yang paling sering diteliti dan banyak di bicarakan. Zat ini adalah alkaloid beracun yang merupakan senyawa organik yang terdiri dari
karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen. Zat ini biasanya digunakan sebagai bahan racun serangga. Nikotin ini berbentuk cairan, tidak berwarna dan merupakan basa
yang mudah menguap. Nikotin berikatan dengan reseptor asetilkolin pada ganglion otonomik, medula adrenal, neuromuscular junction dan otak. Kadar
nikotin 4-6 mg yang dihisap oleh setiap orang setiap hari dapat membuat seseorang ketagihan terhadap rokok Kandungan nikotin dalam rokok bervariasi
tiap mereknya, berkisar 1.8-41.3 mgg tiap rokok dengan rata-rata 8.32 mgg Tanijaya 2012.
Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar dari rokok filter. Nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4
–6 kali lebih besar dari asap rokok arus utama. Rokok kretek mengandung lebih banyak nikotin dibandingkan dengan
rokok putih yaitu sebesar 46,8 mg untuk rokok kretek dan 16,3 mg untuk rokok putih. Nikotin yang dikeluarkan oleh rokok kretek jumlahnya lebih banyak karena
tidak dilengkapi filter yang berfungsi mengurangi asap yang keluar dari rokok seperti yang terdapat pada jenis filter Susanna et al. 2003.
Nikotin yang merupakan senyawa utama rokok diserap ke dalam sistem peredaran darah. Nikotin dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan
darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada orang yang menggunakannya Tanijaya 2012.
Menurut Oktavianis 2011 bahwa nikotin akan merangsang hormon adrenalin sehingga menyebabkan naiknya kerja jantung.
3. Karbon Monoksida CO