Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Rambutan Nephelium lappaceum

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Rambutan Nephelium lappaceum

Rambutan merupakan tanaman buah tropis asli Indonesia, namun saat ini telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara- negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub- tropis. Tanaman rambutan merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai antioksidan alami yang dalam perkembangannya juga digunakan sebagai tanaman obat Nugraha 2008. Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah dan kadang-kadang ditemukan tumbuh dengan liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah yang ketinggiannya mencapai 300-600 m dpl Hasbi 1995. Sistematika dan klasifikasi tanaman rambutan adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionta Super divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub kelas : Rosidae Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Nephelium Spesies : Nephelium lappaceum L. Kultivar : Binjai Menurut Hasbi 1995 buah rambutan berbentuk bulat sampai lonjong dan seluruh permukaan kulitnya banyak ditumbuhi rambut-rambut duri-duri lunak, oleh karena itu disebut rambutan Gambar 1. Buah rambutan terbentuk pada ujung ranting yang berbentuk bulat berukuran 5 cm yang berwarna hijau muda dan akan berubah warna menjadi kuning atau merah apabila sudah matang. Dinding buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu Hutapea et.al. 2014. Gambar 1. Buah dan kulit buah rambutan Sumber: Dok. Pribadi Buah rambutan tersusun atas 3 komponen yakni buah, biji dan kulit. Kulit buah perikarp rambutan yang biasanya dibuang dan belum termanfaatkan, ditemukan mengandung antioksidan yang sangat tinggi dan aktivitas antibakteri serta berpotensi memberikan aktivitas antioksidan sebagai penangkal radikal bebas. Kulit buah sebagai sumber senyawa antioksidan secara perlahan mendapatkan perhatian karena aktivitas biologinya lebih baik daripada bagian yang lain Zulkifli et al. 2012. Berdasarkan penelitian Wardhani dan Supartono 2015 bahwa kulit buah rambutan diketahui mengandung senyawa fenolik, alkaloid, steroid dan terpenoid Wardhani dan Supartono 2015, flavonoid Fidrianny et al. 2015 serta antosianin Hutapea et al. 2014 dengan kandungan tertinggi adalah senyawa fenolik Fila 2012. Gambar 2. Struktur polifenol Sumber: Hamid et al 2010 Menurut Thitilertdecha et al 2010 menjelaskan bahwa senyawa fenolik pada kulit buah rambutan dalam bentuk polifenol. Polifenol ini merupakan senyawa kimia yang bersifat antioksidan kuat dan paling banyak yang mempunyai cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari satu Gambar 2. Asam ellagat, corilagin dan geraniin yang diisolasi dari ekstrak metanol kulit buah rambutan merupakan komponen utama yang berpotensi sebagai antioksidan Gambar 3. Asam elagat merupakan senyawa yang mempunyai kapasitas antioksidan yang tinggi dibanding antioksidan yang beredar di pasaran. Asam ellagat Corilagin Geraniin Gambar 3. Struktur kimia asam ellagat, corilagin dan geraniin Sumber: Thitilertdecha et al. 2010 Senyawa polifenol berperan sebagai antioksidan, bertindak sebagai penampung radikal hidroksil dan superoksida sehingga melindungi membran lipid Sundaryono 2011. Selain itu kulit buah rambutan mengandung senyawa aktif fenolik yaitu flavonoid dan antosianin yang diduga sebagai pigmen yang membuat kulitnya berwarna merah tua Nurdin et al. 2013. Flavonoid merupakan senyawa aktif polifenol yang berperan sebagai antioksidan, yang dapat meningkatkan eritropoiesis proses pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang dan memiliki efek immunostimulan Sundaryono 2011. Sifat antioksidan ini dapat menjaga haeme iron tetap dalam bentuk ferro yang berhubungan dengan produksi methemoglobin Ahumibe dan Braide 2009. Dengan adanya flavonoid saat terdapat bentuk ferrylHb diperkirakan dapat mencegah setengah dari molekul oxyHb teroksidasi menjadi metHb. Sehingga hemoglobin tetap dapat menjalankan fungsinya untuk mengikat oksigen karena tetap terdapat dalam bentuk oxyHb Gebicka dan Banasiak 2009. Antosianin merupakan zat warna merah yang terdapat dalam kulit buah rambutan merupakan senyawa golongan flavonoid yang juga berpotensi sebagai antioksidan di dalam tubuh sehingga dapat melindungi integritas sel endotel yang melapisi dinding pembuluh darah sehingga tidak terjadi kerusakan, melindungi lambung dari kerusakan dan menghambat sel tumor Arinaldo 2011, serta senyawa antosianin diduga dapat menstimulir produksi eritropoietin sehingga mempengaruhi pembentukan sel darah merah Chu dan Chen 2006. Gambar 4. Mekanisme peredaman radikal oleh senyawa fenolik Sumber: Cholisoh 2008 Dalam penelitian Thitilertdecha et al 2010, menunjukkan bahwa senyawa polifenol pada ekstrak kulit buah rambutan memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang bertugas untuk menangkal radikal bebas. Hal ini membuktikan bahwa polifenol memiliki kemampuan sebagai antioksidan karena pada strukturnya terdapat gugus hidroksil yang dapat mendonorkan atom hidrogennya kepada radikal bebas sehingga dapat meredam radikal bebas dan efektif dalam menghambat oksidasi lipida. Mekanisme dari senyawa fenolik dalam meredam radikal bebas dapat dilihat pada Gambar 4. DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl merupakan contoh radikal bebas sintetik. Senyawa ini bereaksi dengan senyawa antioksidan polifenol yang memiliki kemampuan sebagai penangkal radikal yang umumnya merupakan pendonor atom hidrogen H. Melalui pengambilan atom hidrogen H dari senyawa antioksidan polifenol ini bertujuan untuk mendapatkan pasangan elektron. DPPH bereaksi dengan antioksidan sebagai pendonor hidrogen sehingga atom H tersebut dapat ditangkap oleh radikal DPPH membentuk DPPH- H sehingga absorbansi dari DPPH akan berkurang dan berubah menjadi bentuk netralnya Rajesh dan Natvar 2011. Hasil penelitian Ratnaningtyas 2010 juga membuktikan bahwa kandungan senyawa polifenol pada ekstrak kulit delima merah Punica ganatum dapat meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin pada tikus putih.

B. Kandungan Asap Rokok

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) SEBAGAI ANTIOKSIDAN TERHADAP KADAR MALONDIALDEHID (MDA) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

4 25 21

"PENGARUH PEMBERIAN ANTIOKSIDAN BERBAGAI VITAMIN (A, C DAN E) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus) YANG DIPAPAR ASAP ANTI NYAMUK BAKAR"

1 9 25

Efek Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) terhadap Peningkatan Kadar Superoksida Dismutase (SOD) Plasma Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar) yang Dipapar Asap Rokok

1 21 17

“PENGARUH PEMBERIAN ANTIOKSIDAN BERBAGAI VITAMIN (A, C DAN E) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN (Rattusnovergicus) YANG DIPAPAR ASAP ANTI NYAMUK BAKAR”

0 13 1

EFEK EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri Linn.) TERHADAP PENINGKATAN KADAR SOD (Superoksida Dismutase) PLASMA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

1 18 23

EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP KADAR MDA DAN SOD TIKUS YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

0 18 85

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA MERAH TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA TIKUS PUTIH YANG DIPAPAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PONSEL

1 13 68

Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) terhadap Jumlah Eritrosit, Leukosit, Hemoglobin (Hb) dan Gambaran Histologik Jantung Mencit (Mus musculus) yang Terpapar Asap Rokok.

0 0 3

AKTIVITAS JUS BUAH TERONG BELANDA TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH ERITROSIT DAN NILAI HEMATOKRIT TIKUS ANEMIA

5 20 43

PENGARUH EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) TERHADAP KUALITAS SPERMA TIKUS YANG TERPAPAR ASAP ROKOK

0 5 35