2. Pelaksanaan penelitian
1. Tikus diadaptasikan dengan lingkungan selama 1 minggu sebelum diberikan perlakuan serta diberi pakan standart dan minum secara ad libitum.
2. Membagi tikus menjadi menjadi 5 kelompok yakni K+, K-, KP1, KP2 dan KP3. Kelompok K- merupakan kelompok kontrol negatif dan K+
merupakan kelompok kontrol positif, sedangkan kelompok KP1, KP2 dan KP3 merupakan kelompok perlakuan.
3. Pada hari ke-1 hingga hari ke-30, untuk kelompok K+ hanya diberi pakan dan minum saja, sedangkan semua kelompok KP1, KP2 dan KP3 diberi
perlakuan ekstrak kulit buah rambutan dengan dosis 15 mgkgBB, 30 mgkgBB dan 45 mgkgBB pada jam 10.00 selama 30 hari, 1x sehari.
Kemudian melakukan pengasapan 3 batang rokok pada kelompok K-, KP1, KP2 dan KP3 pada jam 08.00, jam 12.00 dan jam 14.00 WIB selama 30
hari. 4. Pada hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30 semua tikus diambil darahnya dari sinus
orbitalis mata dengan pipet hematokrit sebanyak 1 ml dan ditampung dalam tabung eppendorf. Setelah itu, dibaca jumlah eritrosit, kadar hemoglobin
dan nilai hematokritnya dengan Hematology Analyzer BC 2600.
3. Cara Pemaparan Asap Rokok
Smoking chamber merupakan alat untuk memaparkan asap rokok pada hewan coba. Alat ini dirancang khusus dalam penelitian ini yang terbuat dari
papan kayu dengan ukuran 42 cm x 29 cm x 33 cm yang dilengkapi dengan tempat pembakaran rokok, jeruji pembatas antara hewan coba dengan ujung rokok
yang terbakar dan ventilasi Gambar 10. Mekanisme kerja dari alat ini adalah pada saat akan diberi paparan asap rokok, hewan coba yang ditempatkan dalam
kandang hewan sesuai dengan kelompoknya, kemudian dipindahkan dalam kandang khusus berupa kotak pengasapan yaitu smoking chamber yang di
dalamnya terdapat jeruji pembatas untuk memisahkan hewan coba dengan ujung rokok yang terbakar, sehingga hewan coba dapat secara langsung terkena paparan
asap rokok tersebut. Smoking chamber memiliki satu lubang, dimana fungsi lubang tersebut untuk memasukkan ujung rokok yang dibakar dan sebagai jalan
arus pengeluaran asap yang dipaparkan. Adapun asap rokok dihembuskan berulang kali dengan spuit tabung injeksi sampai rokok habis terbakar.
Gambar 10. Seperangkat alat smoking chamber Sumber: Dok. Pribadi Keterangan gambar:
a. Kotak terbuat dari papan kayu dengan ukuran 42 cm x 29 cm x 33 cm
b. Lubang untuk memasukkan ujung rokok yang dibakar dan jalan arus pengeluaran asap yang dipaparkan
c. Jeruji pembatas untuk memisahkan hewan coba dengan ujung rokok yang terbakar
d. Tempat tikus selama proses pemaparan asap rokok e. Penutup smoking chamber
f. Ventilasi untuk aliran udara
4. Alur Pelaksanaan Penelitian
Gambar 11. Skema tahap pelaksanaan penelitian Tikus jantan galur wistar 25 ekor
Randomisasi
Pengukuran jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah
KP 3
Adaptasi pakan standart dan minum ad libitum selama 1 minggu
KP 2 KP 1
K- K+
Pengambilan darah hari ke 6, 12, 18, 24 dan 30 Pemberian Ekstrak kulit buah rambutan
pada jam 10.00 WIB selama 30 hari
1 batang rokok pada jam 14.00 WIB selama 30 hari 15 mgkgBB
30 mgkgBB 45 mgkgBB
1 batang rokok pada jam 08.00 WIB selama 30 hari
1 batang rokok pada jam 12.00 WIB selama 30 hari Pemberian pakan standart dan minum
G. Analisis Data