Polifenol merupakan senyawa kimia yang bersifat antioksidan kuat yang mempunyai cincin aromatik dengan gugus hidroksil lebih dari satu Thitilertdecha
et al. 2010. Aktivitas antioksidan polifenol lebih efektif dan lebih kuat dibandingkan dengan aktivitas antioksidan pada vitamin C dan vitamin E.
Kemampuan antioksidan dari suatu zat adalah IC
50
Inhibitory Concentration
50
yang didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam radikal bebas sebanyak 50, dimana semakin kecil nilai IC
50
maka aktivitas peredaman radikal bebas semakin tinggi dan akan semakin efektif zat tersebut
sebagai antioksidan. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Tjandra et al. 2011 uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit
buah rambutan nilai IC
50
sebesar 0,412 µgmL dan nilai IC
50
vitamin C sebesar 1.776603 µgmL, sedangkan dari hasil penelitian Khasanah 2011 ekstrak etanol
kulit buah rambutan menunjukkan nilai IC
50
sebesar 4,29 µgmL dan nilai IC
50
vitamin E sebesar 8,48 µgmL. Maka dari hasil dua penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah rambutan memiliki aktivitas antioksidan
yang lebih kuat dibandingkan dengan senyawa vitamin C dan vitamin E. Namun demikian, sampai saat ini belum diketahui efek ekstrak kulit buah
rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok?
2. Pada dosis berapa efek ekstrak kulit buah rambutan dapat memberikan pengaruh signifikan pada jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai
hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah penafsiran terhadap judul “Efek Ekstrak Kulit
Buah Rambutan terhadap Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Hematokrit Tikus yang Dipapar Asap Rokok
” maka perlu ditegaskan istilah-istilah yang terkait dengan judul di atas sebagai berikut.
1. Asap Rokok
Bahan toksik yang diperoleh dari hasil pembakaran rokok. Asap rokok akan dipaparkan ke tikus. Jenis rokok yang digunakan merupakan jenis rokok kretek
yang dijual bebas di pasaran, dengan kandungan tar 38 mg dan nikotin 2,4 mg per batang rokok. Tujuan digunakan asap rokok dalam penelitian ini adalah
menimbulkan efek toksik pada darah.
2. Ekstrak Kulit Buah Rambutan
Zat dalam bentuk serbuk yang dimurnikan dari zat asal. Dalam penelitian ini kulit buah rambutan dibuat dengan cara meserasi menggunakan pelarut metanol.
Hasil akhir ekstrak berupa larutan.
3. Jumlah Eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah
Komponen sel darah yang terdiri dari 45 berupa sel-sel darah merah yang mengandung hemoglobin dan nilai hematokrit berkaitan erat dengan jumlah
eritrositsel darah merah dalam tubuh. Dalam penelitian ini digunakan sebagai indikator penting kerusakan darah yang diambil dengan melihat parameter
hematologi melalui pemeriksaan darah di laboratorium.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit,
kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok. 2. Untuk mengetahui dosis ekstrak kulit buah rambutan yang berpengaruh
signifikan pada jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit darah darah tikus yang dipapar asap rokok.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek ekstrak kulit buah rambutan terhadap jumlah eritrosit, kadar
hemoglobin dan nilai hematokrit darah tikus yang dipapar asap rokok. 2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan untuk
penelitian lebih lanjut tentang prospek pengembangan efek ekstrak kulit buah rambutan sebagai antioksidan.
2. Manfaat Aplikatif Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat
untuk menggunakan ekstrak kulit buah rambutan sebagai obat alternatif untuk mencegah penurunan jumlah eritrosit, kadar hemoglobin dan nilai hematokrit
darah akibat dipapar asap rokok.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Kandungan Senyawa Kimia Kulit Buah Rambutan Nephelium lappaceum
Rambutan merupakan tanaman buah tropis asli Indonesia, namun saat ini telah menyebar luar di daerah yang beriklim tropis seperti Filipina dan negara-
negara Amerika Latin dan ditemukan pula di daratan yang mempunyai iklim sub- tropis. Tanaman rambutan merupakan salah satu tanaman yang berpotensi untuk
dikembangkan sebagai antioksidan alami yang dalam perkembangannya juga digunakan sebagai tanaman obat Nugraha 2008. Rambutan banyak ditanam
sebagai pohon buah dan kadang-kadang ditemukan tumbuh dengan liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembab dengan curah hujan tahunan
paling sedikit 2000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah yang ketinggiannya mencapai 300-600 m dpl Hasbi 1995. Sistematika dan klasifikasi
tanaman rambutan adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae Sub kingdom
: Tracheobionta Super divisi
: Spermatophyta Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Sub kelas
: Rosidae Ordo
: Sapindales Famili
: Sapindaceae Genus
: Nephelium Spesies
: Nephelium lappaceum L. Kultivar
: Binjai Menurut Hasbi 1995 buah rambutan berbentuk bulat sampai lonjong dan
seluruh permukaan kulitnya banyak ditumbuhi rambut-rambut duri-duri lunak, oleh karena itu disebut rambutan Gambar 1. Buah rambutan terbentuk pada
ujung ranting yang berbentuk bulat berukuran 5 cm yang berwarna hijau muda dan akan berubah warna menjadi kuning atau merah apabila sudah matang.
Dinding buah tebal. Biji berbentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih