Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

(1)

PERILAKU IBU NIFAS 0-5 HARI DALAM PEMBERIAN

KOLOSTRUM PADA BAYI DI KLINIK BERSALIN

MARTINI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

TAHUN 2009

OLEH :

MERY KRISTA SIMAMORA

085102004

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Mery Krista Simamora

Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

viii + 35 hal + 4 tabel + 1 skema + 7 lampiran

Abstrak

Pemberian kolostrum serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun generasi yang berkualitas. Seperti kita ketahui, kolostrum memiliki konsentrasi gizi dan imunitas yang tinggi yang diproduksi pada tahap kehamilan dan hari-hari awal setelah melahirkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan yang masing-masing berisi 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas 0-5 hari berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40,0%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,7%), berdasarkan sikap sebagian besar ibu nifas 0-5 hari mempunyai sikap cukup

sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil mempunyai sikap kurang sebanyak 9 orang (30,0%). Berdasarkan tindakan sebagian besar ibu nifas 0-5 hari mempunyai

tindakan cukup sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil mempunyai tindakan baik sebanyak 9 orang (30,0%). Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ibu nifas, peneliti dan bagi klinik sehingga dapat meningkatkan dan memberikan asuhan kebidanan ibu nifas dan asuhan kebidanan bayi baru lahir.

Kata Kunci : Perilaku, Ibu Nifas, Kolostrum, Bayi Daftar Pustaka : 26 (1997 – 2008)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Teladan 2009”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis manyadari banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Chairuddin Lubis, DTM & H, SpA(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran USU. 2. dr. Murniarti Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik

Fakultas Kedokteran USU.

3. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Suamiku tercinta M. Sihombing dan kedua anakku yang telah memberikan dukungan dan doa yang tiada henti selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(4)

7. Semua pihak yang mendukung, membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 13 Juni 2009


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Defenisi Masa Nifas (Puerperium) ... 5

B. Pengertian Kolostrum ... 5

C. Komposisi Air Susu ... 6

D. Komposisi Kolostrum ... 7

E. Kandungan Vitamin dan Mineral dalam Kolostrum ... 8

F. Kandungan Gizi dalam Kolostrum ... 8

G. Perbedaan Komposisi ASI dari Menit ke Menit ... 9

H. Pemberian ASI Segera Lahir ... 9

I. Manfaat Kolostrum... 11

J. Keunggulan Kolostrum ASI ... 12

K. Perilaku ... 12

L. Ranah Perilaku ... 13

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 17

A. Kerangka Konsep ... 17


(6)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ... 20

A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

1. Populasi ... 20

2. Sampel ... 20

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

D. Pertimbangan Etik ... 21

E. Instrumen Penelitian ... 21

F. Validitas dan Reabilitas Instrumen... 22

G. Pengumpulan Data ... 22

H. Aspek Pengukuran ... 22

I. Pengolahan dan Analisa Data ... 25

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 26

BAB 6 PEMBAHASAN ... 30

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Karakteristik Distribusi Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian

Kolostrum di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan – Tembung Tahun 2009 ... 27 Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian

Kolostrum di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan – Tembung Tahun 2009 ... 28 Tabel 5.3. Distribusi Sikap Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum

di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan – Tembung

Tahun 2009 ... 28 Tabel 5.4. Distribusi Tindakan Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian

Kolostrum di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan – Tembung Tahun 2009 ... 29


(8)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian Perilaku Ibu Nifas 0-5 dalam Pemberian


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Informed Consent Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Izin Penelitian

Lampiran 4 : Surat Balasan Penelitian

Lampiran 5 : Lembar Konsul ke Dosen Pembimbing Lampiran 6 : Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 7 : Master Data Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum di Klinik Bersalin Martini Tahun 2009


(10)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan generasi yang sehat, cerdas dan taqwa merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, baik dari kalangan pejabat tingkat atas sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu ibu. Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melahirkan generasi yang sehat dan cerdas. Anak yang sehat harus dipersiapkan sejak dalam kandungan dari saat persalinan hingga masa tumbuh kembangnya (Purwanti, 2004).

Saat persalinan merupakan waktu penentu bagi bayi untuk mendapatkan asi yang optimal dan ibu yang baru melahirkan sesaat setelah seluruh organ produksi asi akan memproduksi cairan yang amat sangat berharga yaitu kolostrum. Cairan ini merupakan

cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai ke 3-5 (Suradi, 2008).

Pemberian kolostrum serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun generasi yang berkualitas. Seperti kita ketahui, kolostrum memiliki konsentrasi gizi dan imunitas yang tinggi yang diproduksi pada tahap kehamilan dan hari-hari awal setelah melahirkan (Suradi, 2008).

Demikian halnya masa nifas (puerperium) yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Selama masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan untuk menilai keadaan ibu


(11)

dan bayinya seperti halnya pada kunjungan pertama pada waktu 6-8 jam setelah persalinan, tujuannya pemberian asi awal (Prawirohardjo, 2002).

Penelitian dr. Edmond dkk pada 10947 bayi yang lahir antara Juli 2003 sampai Juni 2004 di Ghana pada tahun 2006, menunjukkan bahwa bayi yang diberi kesempatan menyusui dini dalam waktu kurang dari 1 jam, maka 22% kematian bayi dibawah 28 hari akan dapat dihindarkan (Roesli, 2008).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003 di Indonesia hanya 3,7 % bayi disusui dalam 1 jam pertama setelah kelahiran dan angka kematian bayi masih relatif tinggi yaitu 35 per 1000 kelahiran hidup.

Dari hasil pengamatan kepada 500 bayi baru lahir dari Rumah Bersalin Tritunggal menunjukkan bahwa bayi yang disusukan kurang dari satu jam setelah persalinan 95 % tidak rewel pada hari pertama asi keluar (APN, 2007).

Berdasarkan hal diatas WHO / UNICEF tahun 1990 di Italia membuat deklarasi yang dikenal dengan deklarasi Innocenti yang bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan pada pemberian asi. Tahun 1999 UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) menetapkan jangka waktu permberian asi eklusif selama 6 bulan (Roesli, 2007).

Pada tanggal 22 Desember 1990 presiden Republik Indonesia juga mencanangkan penggunaan asi di Indonesia yang pada intinya mendorong pada ibu untuk mempelopori peningkatan pemberian asi pada bayinya (Soetjiningsih, 1997).

Di masyarakat banyak muncul perbedaan mengenai awal pemberian asi. Sebagian masyarakat berpendapat agar tidak menyusui bayinya bila asi masih berwarna kuning (kolostrum) karena mereka menganggap kolostrum kotor dan basi. Kolostrum ini


(12)

sering tidak diberikan bahkan dibuang. Padahal kandungan gizi yang terdapat dalam kolostrum sangat tinggi dan diperlukan oleh bayi.

Penelitian awal yang penulis lakukan di lapangan, masih banyak ibu-ibu yang belum mengetahui dan mengerti tentang kolostrum karena masih rendahnya informasi yang diperoleh dan belum adanya pengetahuan ibu tentang kolostrum.

Berdasarkan alasan masih kurangnya informasi dan pengetahuan ibu tentang pemberian kolostrum maka peneliti tertarik untuk meneliti perilaku ibu nifas 0 – 5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diambil adalah Bagaimana perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.

b. Untuk mengetahui sikap ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.


(13)

c. Untuk mengetahui tindakan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu Nifas

Sebagai sumber informasi bagi ibu tentang manfaat pemberian kolostrum. 2. Bagi Peneliti

Sebagai sumber pengetahuan bagi penelitian dimasa yang akan datang dan dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya.

3. Bagi Klinik

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi klinik dalam memberikan asuhan kebidanan ibu nifas dan bayi baru lahir.


(14)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Mery Krista Simamora

Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

viii + 35 hal + 4 tabel + 1 skema + 7 lampiran

Abstrak

Pemberian kolostrum serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun generasi yang berkualitas. Seperti kita ketahui, kolostrum memiliki konsentrasi gizi dan imunitas yang tinggi yang diproduksi pada tahap kehamilan dan hari-hari awal setelah melahirkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan yang masing-masing berisi 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas 0-5 hari berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40,0%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,7%), berdasarkan sikap sebagian besar ibu nifas 0-5 hari mempunyai sikap cukup

sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil mempunyai sikap kurang sebanyak 9 orang (30,0%). Berdasarkan tindakan sebagian besar ibu nifas 0-5 hari mempunyai

tindakan cukup sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil mempunyai tindakan baik sebanyak 9 orang (30,0%). Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ibu nifas, peneliti dan bagi klinik sehingga dapat meningkatkan dan memberikan asuhan kebidanan ibu nifas dan asuhan kebidanan bayi baru lahir.

Kata Kunci : Perilaku, Ibu Nifas, Kolostrum, Bayi Daftar Pustaka : 26 (1997 – 2008)


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Masa Nifas (Puerperium)

Masa Nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).

Selama masa nifas paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan. Untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi (Prawirohardjo, 2002).

Masa nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu :

a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan (Mochtar, 1998).

B. Pengertian Kolostrum

Kolostrum (susu jolong) yaitu cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi yang pertama di sekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke 3-5 (Roesli, 2008).


(16)

Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan kolostrum adalah cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke-4 / ke-7 (Roesli, 2007).

C. Komposisi Air Susu

Asi adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Soetjiningsih, 1997).

Komposisi asi ini ternyata tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi Air Susu Ibu adalah :

1. Stadium Laktasi 2. Ras

3. Keadaan nutrisi 4. Diit Ibu

Komposisi Air Susu menurut stadium laktasi adalah :

a. Kolostrum adalah cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari ke-4 / ke-7. Cairan emas yang encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih mernyerupai darah dari pada susu, sebab mengandung sel hidup yang menyerupai “sel darah putih” yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak dipakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan asi yang matang.


(17)

Kolostrum mengandung zat anti-infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding asi yang matang. Volume kolostrum antara 150-300 ml/ 24 jam. Kolostrum harus diberikan pada bayi.

b. Asi Transisi/ Peralihan

Asi peralihan adalah asi yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi asi yang matang, sejak hari ke-4 / ke-7 sampai hari ke-10/ke-14.

c. Air Susu Matur/ asi matang

Merupakan asi yang disekresi setelah hari ke-14. Pada ibu yang sehat dengan produksi asi cukup, asi merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan (Roesli, 2000).

D. Komposisi Kolostrum

Komposisi kandungan kolostrum berbeda dari asi matur. Kolostrum mengandung lebih banyak protein. Kandungan protein yang tinggi sangat kaya akan imunoglobulin yang diperlukan untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi, terutama imunoglobulin A.

Kolostrum memfasilitasi keberadaan lactobacillus bifidus dalam saluran cerna, yang berperan dalam memberi perlindungan usus terhadap infeksi. Kolostrum mengandung antioksidan yang diperlukan tubuh untuk mengatasi reaksi inflamasi yang terjadi sebagai respon tubuh terhadap adanya infeksi. Kolostrum memfasilitas pengeluaran mekonium, yakni kotoran bayi baru lahir (http://www.anakku.net/content, diperoleh tanggal 10 Januari 2007).


(18)

E. Kandungan Vitamin dan Mineral dalam Kolostrum

Kandungan vitamin dan mineral dalam kolostrum sangat diperlukan untuk metabolisme tubuh. Vitamin A pada asi matur hanya sepertiga jika dibandingkan dengan kandungan rata-rata vitamin A dalam kolostrum pada hari ke-3 setelah melahirkan.

Kandungan karotene yang menyebabkan kolostrum berwarna kekuningan, sebesar 10 kali lipat dibandingkan dengan asi matur. Vitamin E dalam kolostrum memiliki kadar 2-3 kali lebih tinggi dari asi matur, demikian pula dengan mineral, natrium, klorida dan magnesium (http://www.anakku.net/content, diperoleh tanggal 10 Januari 2007).

F. Kandungan Gizi dalam Kolostrum

Kolostrum adalah konsentrasi tinggi karbohidrat, protein dan zat kebal tubuh. Zat kebal yang ada antara lain adalah IgA dan sel darah putih. Kolostrum amat rendah lemak. Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah kolesterol.

1 sendok teh kolostrum memiliki nilai gizi sesuai dengan kurang lebih 30 cc susu formula. Usus bayi dapat menyerap 1 sendok teh kolostrum tanpa ada yang terbuang, sedangkan untuk 30 cc susu formula yang diisapnya, hanya 1 sendok teh sajalah yang dapat diserap ususnya.

Kolostrum memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari asi matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga bayi lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum (Purwanti, 2004).


(19)

G. Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit

Asi yang keluar pada 5 menit pertama dinamakan foremilk. Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan asi yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer. Hindmilk mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Diduga

hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi (Roesli, 2000).

H. Pemberian asi segera setelah lahir

Segera susui bayi maksimal setengah jam pertama setelah persalinan. Hal ini merupakan titik awal yang penting apakah bayi nanti akan cukup mendapatkan asi atau tidak. Ini didasari oleh peran hormon pembuat asi, antara lain hormon prolaktin. Hormon prolatin dalam peredaran darah ibu akan menurun setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta (Purwanti, 2004).

Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin dalam kadar darah ibu sebelum setengah jam pertama setelah persalinan, segera posisikan bayi untuk mengisap puting susu ibu secara benar. Isapan bayi ini akan memberi rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras asi yang ada pada alveoli, lobus, serta duktus yang berisi asi yang dikeluarkan melalui puting susu. Keadaan ini akan memaksa hormon prolaktin untuk terus memproduksi asi. Kosongnya simpanan asi mengakibatkan semakin besar produksinya untuk mengisi kembali ‘lumbung”. Asi yang kosong dan hormon prolaktin akan terus tinggi dalam peredaran darah. Apabila bayi tidak mengisap puting susu setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga asi baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini akan


(20)

memaksa bidan memberi makanan pengganti ASI karena bayi yang tidak mendapat asi cukup dan akan menyebabkan bayi rewel (Purwanti, 2004).

Dengan memberi pengganti asi setelah bayi lahir berarti akan menekan pengeluaran asi. Bayi yang sudah mendapatkan susu tambahan akan tertidur dan tidak akan terjadi rangsangan pada putting susu. Dengan tidak adanya rangsangan pada putting susu berarti membiarkan kadar hormon oksitosin turun secara perlahan dalam peredaran darah sehingga asi dalam lobus tidak terperas yang mengakibatkan hormon prolaktin akan turun dan hilang dari peredaran darah. Keadaan ini akan menyebabkan asi yang keluar sedikit bahkan mungkin berhenti setelah bayi lahir atau asi akan keluar sedikit, dan berhenti sebelum bayi berumur enam bulan.

Menurut Purwanti (2004) ada 5 keuntungan dengan memberikan asi kepada bayi dalam waktu kurang dari setengah jam pasca persalinan.

1. Bayi mendapat terapi psikologis berupa ketenangan dan kepuasan. Terpenuhinya rasa aman dan nyaman akibat kelelahan selama proses persalinan karena kepala bayi harus melewati pintu atas panggul, panggul dalam, dasar panggul dan panggul luar yang buat bayi sangat stres. Dengan menemukan puting susu, bayi mendapatkan ketenangan kembali. Pelukan ibu membuat bayi mendapatkan rasa aman atau nyaman seperti didalam rahim ibu. Hal ini merupakan terapi bayi-bayi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologi bayi karena ia mendapatkan modal pertama pembentukan kepercayaan diri terhadap lingkungan.

2. Tertanamnya kepercayaan akan lingkungan, berarti ibu sudah membangun dasar kepercayaan (psikologi) yang akan terus berkembang pada masa dewasa, yaitu kepercayaan dan ketenangan dalam menghadapi tiap permasalahan (gelisah/ sakit dirasakan akan ada akhirnya) dan akan diperoleh kenyamanan kembali.


(21)

3. Kadar hormon prolaktin tidak sempat turun dalam peredaran darah ibu sehingga kolostrum untuk hari pertama akan lebih cepat keluar. Bayi tidak gelisah ataupun rewel. Dengan demikian, untuk hari selanjutnya asi dapat dipertahankan.

4. Dengan isapan bayi yang benar, oksitosin akan keluar lebih banyak. Hal ini sangat menguntungkan karena otot polos rahim akan terus berkontraksi. Artinya, rahim akan berkontraksi lebih kuat. Perdarahan pascapartum dapat dicegah yang dapat mengurangi angka anemia pada ibu habis bersalin.

5. Oleh karena kontraksi yang baik dari hasil kerja hormon oksitosin, proses involusio akan lebih cepat terjadi. Dengan cepatnya proses involusio, lukabekas persalinan cepat menutup. Alat reproduksi antara lain uterus, vagina akan segera kembali normal dan kemungkinan terjadinya infeksi pascapartum dapat dihindari.

I. Manfaat Kolostrum :

1. Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip dengan nutrisi yang diterima bayi selama di dalam rahim.

2. Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertama hidupnya.

3. Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi (perlindungan terhadap penyakit yang sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya).

4. Kolostrum juga mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium.

5. Kolostrum juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning) sehingga bayi lebih terhindar dari jaundice.


(22)

6. Kolostrum juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan (http://asuh, wikia.com/wiki/kolostrum, diperoleh tanggal 23 Mei 2006).

J. Keunggulan Kolostrum Asi

Asi yang keluar pada 96 jam pertama setelah ibu melahirkan, yang kekuningan adalah kolostrum. Selain tidak mengandung zat-zat membuat alergi pada bayi, kolostrum juga rendah lemak, tapi kaya protein, serta banyak mengandung antibodi yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

Kolostrum dapat membantu pengeluaran mekonium bayi, yakni kotoran yang berwarna hitam kehijauan. Mekonium harus segera dikeluarkan karena mangandung bilirubin, yang dapat mengakibatkan sakit kuning.

Dalam kolostrum tersimpan lebih dari 20 jenis antibodi alami, menaklukkan mikroorganisme penyebab penyakit, seperti E. Coli, Sterptococcus, Staphlococcus. Jadi dengan kolostrum bayi akan lebih tahan terhadap berbagai serangan penyakit dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan asi pada 96 jam pertama kelahirannya. Selain itu mampu memacu tumbuh kembang bayi, membantu pembentukan jaringan saraf, kulit dan organ-organ tubuh; sekaligus membantu kerusakan jaringan. Dan paling penting disini, terbukti bahwa kontrol emosi lebih baik (Dinas Kesehatan-Jawa Timur, 2006).

K. Perilaku

Robert Kwick (1974) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Didalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang


(23)

berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, proses belajar dan lingkungan.

Susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia karena merupakan bentuk perpindahan dari rangsangan yang masuk menjadi perbuatan atau tindakan. Perpindahan ini dilakukan oleh susunan saraf pusat, dengan unit-unti dasarnya yang disebut neuron. Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda, meskipun mengamati obyek yang sama. Motivasi yang diartikan sebagai suatu dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku. Perilaku juga dapat timbul karena emosi.

Belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Belajar adalah satu perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku terdahulu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan lingkungannya (Zulkifli & Eddy, S, 1999).

L. Ranah perilaku

Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, membagi perilaku itu kedalam 3 domain (ranah/ kawasan). Ketiga domain ini diukur dari :

a. Pengetahuan (Knowledge) b. Sikap (Attitude)


(24)

a) Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Dari pengalaman, dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan pengalaman akan lebih langgeng dari pada perilaku yang hanya didasari oleh pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.

(1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. (2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

(3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi real (sebenarnya).

(4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.


(25)

(5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

(6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek, penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada (Zulkifli & Eddy, S, 1999).

b) Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

(1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

(2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

(3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. (4) Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ditelah dipilihnya dengan segala resiko (Zulkifli & Eddy, S, 1999).


(26)

Allport (1945) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen yaitu: 1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tren to behave) seperti halnya dengan pengetahuan.

c) Praktek atau tindakan (Practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.

(1) Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

(2) Respon terpimpin (Guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.

(3) Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu yang benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. (4) Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.


(27)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas 0-5 hari dimana peneliti akan mengidentifikasi perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Pemberian colostrum pada bayi


(28)

B. Defenisi Operasional

DEFENISI OPERASIONAL No Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Kemampuan

ibu nifas 0-5 hari untuk menjawab pertanyaan pemberian kolostrum yang diajukan pada lembar kuesioner

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

a. Baik :bila benar 9-10 pertanyaan b.Cukup baik:

bila benar 6-8

pertanyaan c. Kurang

baik: bila benar < 5 pertanyaan

Ordinal

2 Sikap Kemampuan

ibu nifas 0-5 hari dalam menanggapi dan merespon pemberian kolostrum Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

a. Baik :bila benar 30 – 40

pertanyaan b. Cukup baik:

bila benar 20-29 pertanyaan c. Kurang baik: bila benar 10-19 pertanyaan Ordinal


(29)

3 Tindakan Perbuatan nyata yang dilakukan secara

langsung oleh ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum

Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner

a. Baik : bila benar 24-30 pertanyaan b. Cukup baik:

bila benar 17-23 pertanyaan c. Kurang

baik: bila benar 10-16 pertanyaan


(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi yang dirawat oleh bidan di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung tahun 2009.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas 0-5 hari di klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung tahun 2009.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yaitu seluruh populasi diambil sebagai sampel (sampling jenuh).

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian adalah di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan-Tembung. Adapun pertimbangan penentuan lokasi ini adalah di klinik Bersalin Martini belum pernah dilakukan penelitian sejenis yaitu perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi yang dirawat di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.


(31)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Januari – Maret 2009.

E. Pertimbangan Etik

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan kepada ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan permintaan izin dari pemimpin Klinik Bersalin Martini di Kecamatan Medan-Tembung. Kemudian peneliti menemui responden dan menjelaskan bahwa responden dapat mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa ada tekanan ataupun paksaan dan peneliti akan menghormati hak responden untuk menjaga kerahasiaan, maka kuesioner yang diberikan kepada responden diberi kode tanpa mencantumkan nama responden.

Data-data yang diperoleh dari responden semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan. Setelah responden mengerti dan memahami maksud tujuan penelitian, maka secara sukarela responden menandatangani lembar persetujuan dan pengisian kuesioner.

F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu berupa kuesioner pengetahuan yang berisi 10 pertanyaan multiple choice dan kuesioner sikap berisi 10 pertanyaan dengan tipe check list dan tindakan berisi 10 pertanyaan dengan tipe check list.


(32)

G. Validitas dan Reabilitas Instrumen

Uji validitas adalah kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur (Machfoed, 2008). Dalam menguji validitas instrumen didapatkan nilai r hasil = 0,504 > r tabel = 0,361. Maka instrumen tersebut dinyatakan valid.

Uji realibilitas dilakukan menggunakan Alpha Cronbach. Test realibilitas menggunakan analisa item, yaitu masing-masing skor item di korelasikan dengan skor totalnya dengan ketentuan apabila koefisien alpha mendekati angka dinyatakan reliabel

(Sugiono, 2005). Berdasarkan hasil perhitungan alpha cronbach didapatkan hasil nilai r alpa = 0,883 > r hasil = 0,504. Maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner terhadap ibu nifas 0-5 hari di Klinik Bersalin Martini kecamatan Medan-Tembung. Kuesioner diisi langsung oleh responden setelah peneliti memberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner. Kuesioner dikumpulkan kembali setelah selesai diisi oleh responden.

I. Aspek Pengukuran

1. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran data dilakukan melalui jawaban responden dari semua pertanyaan pengetahuan yang telah diberikan. Pengukuran pengetahuan tentang perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi :

Nilai 1 untuk jawaban benar Nilai 0 untuk jawaban salah


(33)

Skor maksimum 10 (untuk setiap jawaban benar dikali 1) Skor minimum 0 (untuk setiap jawaban salah dikali nol)

Nilai baik : bila responden menjawab benar 9 – 10 pertanyaan Nilai cukup : bila responden menjawab benar 6 – 8 pertanyaan Nilai kurang : bila responden menjawab benar <5 pertanyaan

2. Aspek Pengukuran Sikap

Aspek pengukuran sikap dilakukan terhadap sikap berdasarkan jawaban responden dari semua pertanyaan sikap yang diberikan dengan menggunakan skala Likert yang terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu sangat setuju (ST), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal.

- Untuk pertanyaan positif

Untuk jawaban sangat setuju (SS) = 4 Untuk jawaban setuju (S) = 3

Untuk jawaban tidak setuju (TS) = 2

Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) = 1

- Untuk pertanyaan negatif

Untuk jawaban sangat setuju (SS) = 1 Untuk jawaban setuju (S) = 2

Untuk jawaban tidak setuju (TS) = 3

Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) = 4

Total skor diperoleh nilai terendah =10 dan nilai tertinggi = 40. Maka semakin tinggi skor, semakin baik sikap ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi.


(34)

Berdasarkan statistik dapat diukur nilainya menurut rumus Sudjana (1992) dengan rumus P =

kelas Banyak

g n tan

Re

Dimana P = Panjang kelas dengan rentang = 30 dan 3 kategori kelas dalam sikap yaitu baik, cukup dan kurang. Maka didapat panjang kelas (P)=10 dan nilai terendah = 10 sebagai batas bawah kelas interval pertama. Maka sikap ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum sebagai berikut.

Nilai baik : bila responden menjawab benar 31 – 40 pertanyaan Nilai cukup : bila responden menjawab benar 21 – 30 pertanyaan Nilai kurang : bila responden menjawab benar 10 – 20 pertanyaan

3. Aspek Pengukuran Tindakan

Pengukuran terhadap tindakan dalam pemberian kolostrum pada bayi dengan pilihan jawaban :

3 untuk jawaban selalu

2 untuk jawaban kadang-kadng 1 untuk jawaban tidak pernah

Sehingga total skor diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi 30. Jadi semakin tinggi skor, semakin baik tindakan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi. Maka berdasarkan statistik dapat diukur nilainya berdasarkan rumus Sudjana (1992) dengan rumus :

P =

kelas Banyak

g n tan

Re

Dimana : Panjang kelas dengan rentang 20 dan dibagi 3 kategori kelas dalam tindakan yaitu baik, cukup dan kurang. Maka didapatkan panjang kelas (P) = 6 dan nilai terendah


(35)

= 10 sebagai batas bawah kelas interval pertama. Maka tindakan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum sebagai berikut.

Nilai baik : bila responden menjawab benar 24 – 30 pertanyaan Nilai cukup : bila responden menjawab benar 17 – 23 pertanyaan Nilai kurang : bila responden menjawab benar 10 – 16 pertanyaan

J. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data

a) Pemeriksaan data (Editing)

Dalam melakukan editing ada beberapa hal yang diperhatikan yakni memeriksa kelengkapan data dan memeriksa kesinambungan data, memeriksa keseragaman data.

b) Pemberian Code (Coding)

Setelah editing dilakukan, langkah selanjutnya ialah melakukan peng-kodean data (koditing)

c) Penyusunan Data (Tabulating)

Langkah terakhir yaitu mengelompokkan data tersebut ke dalam tabel.

2. Analisa Data

Rencana analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan data tersebut diolah dengan menggunakan komputerisasi.


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian yang berjudul “Perilaku Ibu Nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009, kuesioner diberikan kepada 30 orang ibu nifas 0-5 hari. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut :

A. Karakteristik Distribusi Ibu Nifas 0-5 Hari

Berdasarkan karakteristik distribusi ibu nifas 0-5 hari, ibu nifas yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah ibu nifas 0-5 hari sebanyak 30 orang dan dengan umur yang masing-masing berbeda. Rentang umur yang dimiliki ibu nifas 0-5 hari sebagai responden dalam penelitian ini adalah umur 19 sampai 42 tahun dengan persentase sebagai berikut : Umur 19-22 tahun sebanyak 23,3%, umur 23-26 tahun sebanyak 20%, umur 27-30 tahun sebanyak 26,7%, umur 31-34 tahun sebanyak 26,7%, umur 35-38 tahun sebanyak 6,7% dan umur 39-42 tahun sebanyak 10%.

Seluruh ibu nifas 0-5 hari yang dirawat di Klinik Bersalin Martini sebagian besar berpendidikan SMA, sehingga dari penelitian ini diperoleh yang berpendidikan SD sebanyak 1 orang (3,3%), SMP sebanyak 8 orang (26,7%), SMA sebanyak 17 orang (56,7%), D I sebanyak 2 orang (6,7%) dan D III sebanyak 2 orang (6,6%).

Berdasarkan pekerjaan sebagian besar ibu nifas 0-5 hari bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan persentase sebagai berikut : ibu nifas 0-5 hari yang bekerja sebagai PNS sebanyak 1 orang (3,3%), petani sebanyak 2 orang (6,7%), pedagang sebanyak 3


(37)

orang (10%), karyawan swasta sebanyak 8 orang (26,7%) dan ibu rumah tangga sebanyak 16 orang (53,3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1.

Karakteristik Distribusi Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Karakteristik Frekuensi (n) Persen (%)

Umur 19 – 22 23 – 26 27 – 30 31 – 34 35 – 38 39 – 42

7 6 8 4 2 3 23,3 20,0 26,7 13,3 6,7 10,0 Pendidikan SD SMP SMA D I D III 1 8 17 2 2 3,3 26,7 56,7 6,7 6,6 Pekerjaan PNS Petani Pedagang Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga

1 2 3 8 16 3,3 6,7 10,0 26,7 53,3

B. Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu nifas 0-5 hari sebagian besar yang berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40,0%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,7%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2.


(38)

Tabel 5.2.

Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik Cukup Kurang

8 12 10

26,7 40,0 33,3

Total 30 100

C. Distribusi Sikap Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Dari 30 orang responden sebagian besar memiliki sikap cukup sebanyak 11

orang (36,7%) dan sebagian kecil memiliki sikap kurang sebanyak 9 orang (30,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3.

Distribusi Sikap Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Sikap Frekuensi (n) Persen (%)

Baik Cukup Kurang

10 11 9

33,3 36,7 30,0


(39)

D. Distribusi Tindakan Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Distribusi frekwensi berdasarkan tindakan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian colostrum pada bayi diperoleh sebagian besar yang mempunyai tindakan cukup

sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil mempunyai tindakan baik sebanyak 9 orang (30%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4.

Distribusi Tindakan Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Tindakan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik Cukup Kurang

9 11 10

30,0 36,7 33,3


(40)

BAB 6 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu nifas 0-5 hari di Klinik Bersalin Martini tahun 2009, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 orang ibu nifas. Data tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut :

A. Pengetahuan Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Tahun 2009

Pada Tabel 5.1. dapat diamati bahwa pengetahuan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40,0%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,7%).

Hal ini menyatakan bahwa ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki tingkat pengetahuan baik berarti telah memperoleh informasi tentang pemberian kolostrum pada bayi dari berbagai sumber seperti media elektronik, media massa ataupun dari petugas kesehatan. Sedangkan ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki tingkat pengetahuan kurang disebabkan oleh kurangnya informasi dan wawasan ibu nifas yang diperoleh baik melalui media elektronik, media massa maupun dari tenaga kesehatan.

Menurut Juliana Harahap dalam penelitiannya di Desa Telaga Sari Kecamatan Tanjung Morawa bahwa responden berpengetahuan baik disebabkan responden sudah sering mendengarkan informasi pemberian kolostrum pada bayi.


(41)

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun orang lain, media massa ataupun lingkungan. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga dari petugas kesehatan maupun dari media cetak. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sama halnya dengan pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik juga tingkat pengetahuan ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum.

B. Sikap Ibu Nifas 0-5 Hari dalam Pemberian Kolostrum pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Pada Tabel 5.3. diperoleh sebagian besar ibu nifas 0-5 hari memiliki sikap cukup sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil memiliki sikap kurang sebanyak 9 orang (30,0%).

Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki sikap baik berarti telah meyakini setelah ibu-ibu nifas berpengalaman memberikan kolostrum pada bayi. Sedang ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki sikap kurang disebabkan ibu-ibu nifas 0-5 hari belum meyakini karena tidak berpengalaman dalam memberikan kolostrum pada bayi.

Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan


(42)

dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain.

Menurut Megawati Meliala dalam penelitiannya di Klinik Bersalin Kelurahan Padang Mas Kabanjahe bahwa ibu yang memiliki sikap baik diikuti dengan pengalaman yang baik pula. Dengan kata lain bahwa ada hubungan antara pengalaman dengan sikap ibu dalam memberikan kolostrum.

Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.

Menurut Azwar Saifuddin (1995) bahwa sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap dan ketiganya saling menunjang yaitu : Komponen kognitif (berisi kepercayaan individu), Komponen afektif (berisi dimensi emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang)) dan komponen konatif, (disebut juga komponen perilaku) yang berkaitan dengan predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.

c. Tindakan Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009

Pada Tabel 5.4. diperoleh sebagian besar ibu nifas 0-5 hari memiliki tindakan cukup sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil memiliki tindakan baik sebanyak 9 orang (30,0%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki


(43)

tindakan baik berarti ibu-ibu nifas telah menilai dan meyakini bahwa memberikan colostrum pada bayi adalah baik karena didapat dari pengalaman sendiri dan interaksi dengan yang lain.

Sedangkan ibu-ibu nifas 0-5 hari yang memiliki tindakan kurang berarti ibu-ibu nifas belum menilai dan meyakini memberikan kolostrum pada bayi adalah hal yang baik karena belum dilaksanakan sendiri dan kurangnya interaksi dengan orang lain. Menurut Megawati Meliala dalam penelitiannya di Klinik Bersalin Kelurahan Padang Mas Kabanjahe bahwa ibu memiliki pengalaman dalam memberikan kolostrum pada bayi baru lahir sehingga mereka lebih cenderung memiliki sikap baik dalam melakukan tindakan terhadap bayi khususnya dalam memberikan kolostrum pada bayi baru lahir.

Menurut Notoatmodjo (2003), tindakan atau praktek dilaksanakan setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang diketahui. Dengan kata lain tindakan atau praktek dilaksanakan karena dinilai baik dan diyakini.


(44)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai perilaku ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung tahun 2009 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung tahun 2009 sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40,0%) dan sebagian kecil berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang (33,3%).

2. Sikap ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung tahun 2009 diperoleh sebagian besar ibu nifas yang bersikap cukup sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil bersikap kurang sebanyak 9 orang (30,0%).

3. Tindakan ibu nifas dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung tahun 2009 diperoleh sebagian besar ibu nifas yang memiliki tindakan cukup sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil memiliki tindakan kurang sebanyak 10 orang (33,3%).


(45)

B. Saran

1. Bagi ibu nifas

Tetap menyusui bayinya bila asi masih berwarna kuning (kolostrum) dan jangan membuangnya.

2. Bagi peneliti

Bagi peneliti dimasa yang akan datang jumlah sampelnya lebih banyak dan dapat dilakukan dibeberapa lokasi.

3. Bagi Institusi Pelayanan Kebidanan (Klinik Bersalin Martini)

Tenaga kesehatan selalu memberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian kolostrum pada bayi pada saat ibu melakukan antenatal care.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asnah, Asiah dan Manik. (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Program D IV Bidan Pendidik.

Danuatmadja, B. (2005). 40 Hari Pasca Persalinan. Jakarta: Purwaswara.

Francin Paath., Rumdasih & Heryati. (2005). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Hapsari. (2008). Telaah Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI

Pertama (Kolostrum). Litbang Kesehatan.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Ed. Ke- 1, Jakarta: Salemba Medika.

Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press.

Machfoedz, I. (2008). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya.

Manuaba, IBG. (2002). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arca. Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obtetri. Ed. Ke- 2. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. _____________. (2005). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. _____________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Ed. Ke- 1. Jakarta: Salemba Medika.

Prawirahardjo, S. (2002).Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka.


(47)

Roesli. (2004). ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

_____________. (2008). Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda.

_____________. (2008). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Samin A. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan: Universitas Sumatera Utara Press.

Santosa, G. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Soetjiningsih. (1997). Asi : Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

Submitted. Kolostrum, Cairan Emas yang Kaya Manfaat, http://www.anakku. net/content, diperoleh tanggal 10 Januari 2007.

Sunaryo. (2006). Psikologi untuk Keperawatan. EGC: Buku Kedokteran. Suradi.(2008). Manfaat Asi dan Menyusui. Jakarta: Universitas Indonesia.

Zulkifli & Eddy. (1999). Dasar-dasar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.


(48)

KUESIONER PENELITIAN TENTANG PERILAKU IBU NIFAS 0-5 HARI DALAM PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI KLINIK

BERSALIN MARTINI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2009

Nomor Responden :

Diisi oleh peneliti

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan di bawah ini, serta beri tanda silang (x) untuk salah satu jawaban anda.

A. Data Demografi

Umur : Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

B. Pertanyaan Pengetahuan

2. Menurut ibu, apakah pengertian kolostrum ? a. Air susu ibu yang kotor.

b. Air susu ibu yang basi.

c. Cairan kekuningan yang dikeluarkan oleh payudara ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan.

3. Menurut ibu, apakah manfaat kolostrum ?

a. Membantu mengeluarkan kotoran bayi yang berwarna hitam kehijauan. b. Memberikan zat kekebalan yang dibutuhkan oleh bayi.

c. Semua benar

4. Menurut ibu, kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari :

a. Pertama sampai hari ke 3-5 b. 3-5 sampai hari ke 8-11 c. Semua benar


(49)

5. Yang merupakan ASI stadium I adalah : a. Kolostrum

b. ASI peralihan c. ASI matur

6. Yang merupakan ASI stadium II adalah : a. Kolostrum

b. ASI peralihan c. ASI matur

7. Yang merupakan ASI stadium III adalah : a. Kolostrum

b. ASI peralihan c. ASI matur

8. Kapan sebaiknya ibu memberikan kolostrum pada bayinya? a. Segera setelah lahir

b. 1 – 3 hari setelah persalinan c. Setelah ASI keluar

9. Pada hari pertama bayi memerlukan kalori dalam kolostrum sebanyak : a. 20 – 30 cc

b. 80 – 40 cc c. semua salah

10.Menurut ibu apakah bahaya kolostrum pada bayi ? a. Dapat menimbulkan diare

b. Dapat menyebabkan warna kuning pada bayi c. Semua salah

11.Menurut ibu, total kalori dalam kolostrum adalah : a. 58 kal/100 ml

b. 75 kal/100 ml c. 14 kal/100 ml


(50)

C. Pertanyaan Sikap

Beri tanda chek list () pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda. Keterangan :

SS : Sangat setuju

S : Setuju

TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju

No Pertanyaan SS S TS STS

1 Segera setelah bayi lahir ibu dapat memberikan kolostrum pada bayinya.

2 Memberikan kolostrum membantu hubungan ibu dengan bayi menjadi lebih dekat.

3 Setelah bayi lahir ibu menyatakan siap memberikan kolostrum pada bayinya.

4 Sejak masih hamil ibu sudah bertekad akan memberikan kolostrum pada bayinya.

5 Sejak awal ibu harus memberikan kolostrum pada bayi baru lahir.

6 Ibu tetap memberikan kolostrum walaupun ASI masih sedikit.

7 Memberikan kolostrum baik bagi ibu karena dapat mencegah terjadinya perdarahan.

8 Segera setelah lahir kolostrum dapat segera diberikan kepada bayi karena sudah diproduksi sejak akhir kehamilan.

9 Bagi saya memberikan kolostrum dapat membuat bayi tidak rewel.

10 Memberikan ASI (kolostrum) pada bayi segera setelah lahir akan mengganggu istirahat saya.


(51)

D. Pertanyaan Tindakan

Lingkarilah salah satu jawaban anda yang ada dikolom sebelah kanan

No Pertanyaan Jawaban

1 ASI yang keluar pertama (kolostrum) dibuang karena dapat menyebabkan diare.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2 Setelah ibu melahirkan, ibu langsung memberikan

ASI (kolostrum).

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3 ASI yang keluar pertama (kolostrum) dibuang karena

kotor atau basi.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4 Setelah ibu memberikan kolostrum, apakah bayi

mengalami alergi.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5 Setelah ibu melahirkan bayi diberikan susu botol. a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 6 Ibu tetap memberikan kolostrum walaupun produksi

ASI tidak cukup.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7 Ibu memberikan susu formula jika kolostrum tidak

ada.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8 Setelah ibu melahirkan, kolostrum keluar selama 3

hari atau lebih.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9 Ibu memberikan kolostrum walaupun puting susu

lecet.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10 Ibu memberikan kolostrum pada malam hari. a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah


(52)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : MERY KRISTA SIMAMORA

NIM : 085102004

JUDUL : Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan-Tembung Tahun 2009

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, 13 Juni 2009 Pembimbing


(53)

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian Informasi dan Persetujuan

Lampiran : -

Dengan hormat,

Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung 2009”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.

Untuk terlaksananya penelitian ini saya mengharapkan kepada para ibu nifas 0-5 hari menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dengan bersikap suka rela dan jujur dalam menjawab seluruh pertanyaan sesuai dengan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas.

Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik saya ucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2009

Responden Peneliti

( ) MERY KRISTA S


(54)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa : Mery Krista S Nama Pembimbing : dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes

NIM : 085102004 NIP :

Judul KTI : Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung tahun 2009

Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf

Mahasiswa

Paraf Pembimbing


(55)

LEMBAR PERNYATAAN

PERILAKU IBU NIFAS 0-5 HARI DALAM PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI KLINIK BERSALIN

MARTINI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 13 Juni 2009


(56)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mery Krista Simamora

Tempat/Tgl. Lahir : Pematangsiantar / 22 Desember 1973

Alamat : Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan

Agama : Kristen Katolik

Status Pribadi : Menikah

Tamat SD : SD Swasta HKBP Pematangsiantar

Tamat SLTP : SLTP Swasta RK I Pematangsiantar

Tamat SMU : SMU Swasta RK Bintang Timur Pematangsiantar

Tamat Akbid : Akbid Prima Medan

Tamat DIV Bidan Pendidik : Fakultas Kedokteran USU Medan

Tamat S1 Kesehatan Masyarakat : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

Nama Suami : M. Sihombing, AMd

Nama Orang Tua Laki-laki : J. Simamora

Nama Orang Tua Perempuan : Almh. R. Br. Manurung

Anak ke : 1 dari 3 bersaudara

Pengalaman Kerja :

1. Tahun 1996 – 2000 sebagai Staf Pengajar di SPK YTP Arjuna Laguboti Taput 2. Tahun 2006 – sekarang sebagai Dosen di Akbid Cipto Medan

Penulis


(1)

D. Pertanyaan Tindakan

Lingkarilah salah satu jawaban anda yang ada dikolom sebelah kanan

No Pertanyaan Jawaban

1 ASI yang keluar pertama (kolostrum) dibuang karena dapat menyebabkan diare.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2 Setelah ibu melahirkan, ibu langsung memberikan

ASI (kolostrum).

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 3 ASI yang keluar pertama (kolostrum) dibuang karena

kotor atau basi.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 4 Setelah ibu memberikan kolostrum, apakah bayi

mengalami alergi.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5 Setelah ibu melahirkan bayi diberikan susu botol. a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 6 Ibu tetap memberikan kolostrum walaupun produksi

ASI tidak cukup.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7 Ibu memberikan susu formula jika kolostrum tidak

ada.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8 Setelah ibu melahirkan, kolostrum keluar selama 3

hari atau lebih.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9 Ibu memberikan kolostrum walaupun puting susu

lecet.

a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10 Ibu memberikan kolostrum pada malam hari. a. Selalu

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah


(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : MERY KRISTA SIMAMORA NIM : 085102004

JUDUL : Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan-Tembung Tahun 2009

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas disetujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, 13 Juni 2009 Pembimbing


(3)

INFORMED CONSENT

Perihal : Pemberian Informasi dan Persetujuan Lampiran : -

Dengan hormat,

Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung 2009”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu nifas 0-5 hari dalam pemberian kolostrum pada bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung Tahun 2009.

Untuk terlaksananya penelitian ini saya mengharapkan kepada para ibu nifas 0-5 hari menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dengan bersikap suka rela dan jujur dalam menjawab seluruh pertanyaan sesuai dengan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas.

Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Penelitian ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan pendidikan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik saya ucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2009

Responden Peneliti

( ) MERY KRISTA S


(4)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU

Nama Mahasiswa : Mery Krista S Nama Pembimbing : dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes

NIM : 085102004 NIP :

Judul KTI : Perilaku Ibu Nifas 0-5 Hari Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi di Klinik Bersalin Martini Kecamatan Medan Tembung tahun 2009

Tanggal Materi Anjuran/Saran Paraf

Mahasiswa

Paraf Pembimbing


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

PERILAKU IBU NIFAS 0-5 HARI DALAM PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI DI KLINIK BERSALIN

MARTINI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2009

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 13 Juni 2009


(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Mery Krista Simamora

Tempat/Tgl. Lahir : Pematangsiantar / 22 Desember 1973

Alamat : Desa Cinta Damai Kecamatan Percut Sei Tuan Agama : Kristen Katolik

Status Pribadi : Menikah

Tamat SD : SD Swasta HKBP Pematangsiantar Tamat SLTP : SLTP Swasta RK I Pematangsiantar

Tamat SMU : SMU Swasta RK Bintang Timur Pematangsiantar Tamat Akbid : Akbid Prima Medan

Tamat DIV Bidan Pendidik : Fakultas Kedokteran USU Medan

Tamat S1 Kesehatan Masyarakat : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Nama Suami : M. Sihombing, AMd

Nama Orang Tua Laki-laki : J. Simamora

Nama Orang Tua Perempuan : Almh. R. Br. Manurung Anak ke : 1 dari 3 bersaudara Pengalaman Kerja :

1. Tahun 1996 – 2000 sebagai Staf Pengajar di SPK YTP Arjuna Laguboti Taput 2. Tahun 2006 – sekarang sebagai Dosen di Akbid Cipto Medan

Penulis