Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kain Kota Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAIN KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan oleh : Sri Manda Laila Lubis

NIM : 070523003

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : SRI MANDA LAILA LUBIS N I M : 070523003

JURUSAN : EKONOMI PEMBANGUNAN

J U DU L : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN

PEDAGANG KAIN KOTA MEDAN

Tanggal KETUA JURUSAN

Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc

NIP. 132 206 574

Tanggal DEKAN

Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec NIP.


(3)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal, jam berdagang, pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang kain Kota Medan. Dimana penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan pada pedagang kain yang berada di Pasar Kota Medan. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah penarikan sampel secara acak, sebanyak 30 responden.

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : Uji Asumsi Klasik (yaitu, Uji Multikolinieritas, Uji heteroskedastisitas) dan Uji Kesesuaian (yaitu, Uji Simultan, Uji Parsial, Koefisien Determinasi).

Dari hasil penelitian, secara parsial dapat disimpulkan bahwa modal berdagang, pengalaman berdagang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan, sedangkan jam berdagang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,657. Hal ini menunjukkan bahwa jam berdagang, modal berdagang, dan pengalaman berdagang menjelaskan 65,7% terhadap variabel terikatnya ( Pendapatan pedagang ). Sedangkan sisanya sebesar 34,3% dijelaskan oleh variabel – variabel bebas lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.


(4)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of capital, hours trading, trade experience to income Medan city draper. Where research is conducted field research on cloth merchant who was in Medan Pasar. Sampling method used is

random sampling, a total of 30 respondents.

Hypothesis testing is conducted in this study are: Test Assumptions Classic (ie, Multikolinieritas Test, Test heteroskedastisitas) and Compatibility Test (ie, simultaneous test, Partial Test, Coefficient of Determination).

From the research, partially it can be concluded that the trading capital, trading experience have a significant impact on the income of cloth merchants in Medan, while the trading hours do not have a significant impact on the income of cloth merchants in Medan.

Determinant coefficient (R2) equal to 0,657. This indicates that the clock trading, trading capital, and trading experience to explain 65,7 % of the bound variables (income traders). While the other 34,3 % is explained by variables – the other independent variables are not included in this study.


(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur Alhamdullillah, atas berkah dan rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kain Kota Medan”.

Penulisan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara.

Di dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari pihak yang telah rela meluangkan waktu, tenaga dan pikiran demi tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E, M.Ec selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan 3. Bapak Irsyad Lubis, S.E, M.SOC.SC, PHD. selaku Sekretaris Jurusan

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, Medan

4. Bapak Syarief Fauzi, S.E.Ak, M.Ak. sebagai Pembimbing yang telah memberikan bimbingan petunjuk dan nasehatnya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Khususnya kepada kedua Orang Tua penulis yang tercinta H. Pangkat Lubis, S.P, dan Hj. Mardiah Parinduri, terima kasih atas kasih sayang, doa,


(6)

motivasi, dan dukungan yang diberikan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan studi dari Fakultas Ekonomi ini. Kepada kedua adik penulis Chyntia Mandayani Lubis, S.E, dan Ade Mandayanti Lubis atas segala dukungan dan doanya.

6. Juga teristimewa kepada sahabat penulis Setiawaty, S.Ag, Friskilla Elikasna, Betty Herawati, Indah Khairani, Reffi Yani, Tuti Khairani, Winda Sari yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah turut mendoakan dan membantu penulis dalam menyelesaikan Skrpsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan dapat memberikan pengembangan pengetahuannya.

Medan, Maret 2010 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 3

1.3 Hipotesis ... 4

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 URAIAN TEORITIS ... 6

2.1 Pendapatan... 6

2.2 Modal... 13

2.3 Sektor Informal... 14

2.4 Tinjauan Pustaka... 20

BAB 3 METODE PENELITIAN... 22


(8)

3.2 Cara Pemilihan Sampel ... 22

3.3 Sumber Data ... 23

3.4 Model dan analisa Data ... 23

3.4.1 Pengujian Validitas Instrumen... 25

3.4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen... 26

3.4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 27

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 28

3.4.2.1 Uji Multikolinieritas... 28

3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas... 29

3.4.3 Uji Kesesuaian ... 31

3.4.3.1 Uji Simultan (Uji F) ... 31

3.4.3.2 Uji Parsial (Uji t) ... 32

3.4.4 Koefisien Determinasi ... 33

3.5 Defenisi Operasional ... 34

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 38

4.1.1 Hasil Uji Multikolinieritas ... 39

4.1.2 Hasil Uji Heteroskedastistas ... 39

4.2. Hasil Uji Kesesuaian ... 42

4.2.1 Hasil Uji F... 42

4.2.2 Hasil Uji t ... 43


(9)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

5.1. Kesimpulan ... 48

5.2. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen... 26

3.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 28

4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang kain di Kota Medan ... 36

4.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 39

4.3 Hasil Uji Glejser... 41

4.4 Hasil Uji Park ... 42

4.5 Hasil Uji Simultan (Uji F)... 43

4.6 Hasil Uji Parsial (Uji t) ... 44

4.7 Hasil Uji Determinasi... 46


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Tabulasi Jawaban Responden Untuk Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 53

2 Hasil Uji Validitas ... 54

3 Uji Regresi Berganda... 59

4 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 61


(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal, jam berdagang, pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang kain Kota Medan. Dimana penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan pada pedagang kain yang berada di Pasar Kota Medan. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah penarikan sampel secara acak, sebanyak 30 responden.

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : Uji Asumsi Klasik (yaitu, Uji Multikolinieritas, Uji heteroskedastisitas) dan Uji Kesesuaian (yaitu, Uji Simultan, Uji Parsial, Koefisien Determinasi).

Dari hasil penelitian, secara parsial dapat disimpulkan bahwa modal berdagang, pengalaman berdagang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan, sedangkan jam berdagang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,657. Hal ini menunjukkan bahwa jam berdagang, modal berdagang, dan pengalaman berdagang menjelaskan 65,7% terhadap variabel terikatnya ( Pendapatan pedagang ). Sedangkan sisanya sebesar 34,3% dijelaskan oleh variabel – variabel bebas lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine the effect of capital, hours trading, trade experience to income Medan city draper. Where research is conducted field research on cloth merchant who was in Medan Pasar. Sampling method used is

random sampling, a total of 30 respondents.

Hypothesis testing is conducted in this study are: Test Assumptions Classic (ie, Multikolinieritas Test, Test heteroskedastisitas) and Compatibility Test (ie, simultaneous test, Partial Test, Coefficient of Determination).

From the research, partially it can be concluded that the trading capital, trading experience have a significant impact on the income of cloth merchants in Medan, while the trading hours do not have a significant impact on the income of cloth merchants in Medan.

Determinant coefficient (R2) equal to 0,657. This indicates that the clock trading, trading capital, and trading experience to explain 65,7 % of the bound variables (income traders). While the other 34,3 % is explained by variables – the other independent variables are not included in this study.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sebagai titik berat pembangunan nasional, pembangunan ekonomi diharapkan sebagai pengantar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat luas secara lebih merata dan dinamis. Untuk mewujudkan aspek pemerataan hasil-hasil pembangunan sektor usaha kecil menduduki peranan yang strategis dalam pembangunan nasional.

Dalam GBHN ditegaskan mengenai pengembangan pembangunan nasional. Implementasinya adalah melalui pendayagunaan yang optimal dari kemampuan dan upaya peningkatan kemampuan pengusaha kecil dan golongan lemah. Dalam kaitan tersebut pertumbuhan ekonomi perlu didukung oleh peningkatan produktivitas serta sumber daya manusia yang berkualitas. Di mana daerah dituntut untuk meningkatkan kemampuannya sendiri dalam menghadapi tuntutan pembangunan daerah yang semakin tinggi, penyelenggaraan pemerintahan daerah yang semakin efisien dan efektif.

Pada PELITA IV, prioritas pembangunan ekonomi adalah pada sektor-sektor di bidang ekonomi dengan keterkaitan antara industri dan pertanian serta bidang pembangunan lainnya dan peningkatan sumber daya manusia untuk menjamin pemerataan dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan ekonomi sendiri membutuhkan wirausahawan. Menurut David C. Mc. Clelland, wirausahawan adalah orang yang mengorganisir perusahaan (unit/bisnis) atau meningkatkan kapasitas produksi. Adanya pembangunan selain memberikan dampak positif juga


(16)

memberi dampak negatif terutama dutunjukkan oleh berbagai masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja. Hal ini menjadi masalah yang sangat serius bagi bangsa Indonesia, mengingat jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang berlebihan, sedangkan permintaan tenaga kerja dipasar tenaga kerja sangat terbatas. Hal ini akan menambah angka penggangguran serta akan menimbulkan keresahan sosial.

Lapangan kerja pada sektor formal menjadi prioritas bagai para tenaga kerja. Namun akibat adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak terjadi PHK pada sektor formal ini. Untuk itu perlu dikembangkan lapangan kerja pada sektor informal. Bahwa kelihatannya sektor informal tidak mampu menampung tenaga kerja seperti harapan kita, pada kenyataannya sektor informal bisa menjadi penyelamat bagi masalah ketenagakerjaan yang kita hadapi. Banyak bidang informal yang berpotensi untuk diangkat dan digali menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan income keluarga sekaligus dapat menyerap tenga kerja. Usaha berdagang merupakan salah satu alternatif lapangan kerja informal, yang ternyata banyak menyerap tenaga kerja.

Pada umumnya para pedagang mempunyai tujuan utama mendapatkan laba tertentu ( mungkin maksimal ) dan mempertahankan atau semakin berusaha meningkatkannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Endang Puspasari (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia tahun 1999), mengenai “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Keramik” yang menggunakan analisis linier berganda, diperoleh bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara besarnya modal sendiri terhadap tingkat pendapatan


(17)

pengusaha keramik, terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya curahan jam kerja terhadap tingkat pendapatan pengusaha keramik.

Masyarakat bisnis merupakan sekaligus dunia usaha dan ruang lingkup produktif yang menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan konsumtif dan melalui proses produsi dan konsumsi ini membentuk pendapatan nasional.

Dalam upaya kegiatan ini, industri kecil juga memberi manfaat sosial yang sangat berarti bagi perekonomian, di mana industri kecil dapat menciptakan peluang usaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah dan potensi terhadap penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi pengangguran. Untuk itu industri kecil dalam perkembangannya yang semakin luas dan nyata perlu dibina dan dilindungi agar tumbuh menjadi unsur kekuatan ekonomi yang maju dan dapat berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian yang membahas masalah tersebut dengan judul : “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG KAIN KOTA MEDAN”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka akan dilakukan penelitian untuk mengungkapkan permasalahan :

a. Apakah ada pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan ?


(18)

b. Apakah ada pengaruh jam berdagang terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan ?

c. Apakah ada pengaruh pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan ?

1.3Hipotesis

Untuk keperluan penelitian ini maka perlu dibuat hipotesa sebagai berikut: 1. Modal berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang kain di Kota

Medan.

2. Jam berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

3. Pengalaman berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

2. Untuk mengetahui pengaruh jam berdagang terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.


(19)

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawasan ilmiah dan non ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang ditekuni.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penulis lainnya yang ingin membahas dan meneliti secara lebih komprihensif terhadap studi atau kajian yang sama.

3. Sebagai bahan masukan bagi masyaratkat, instansi terkait, maupun pemerintah sebagai penentu kebijaksanaan.


(20)

BAB 2

URAIAN TEORITIS

2.1 Pendapatan

Pendapatan adalah pendapatan uang yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi - prestasi yang diserahkan yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan pendapatan dari kekayaan. (Mulyanto Sumardi, 1985). Ilmu ekonomi mengenal istilah pendapatan, yang mengandung arti hasil dari pekerjaan seseorang yang dikeluarkannya untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa dan selebihnya ditabung, dalam bentuk singkatnya yaitu : Y = C + S, dimana,

Y = Pendapatan (income) C = Konsumsi (consumtion) S = Tabungan (saving)

Menurut Biro Pusat Statistik pengertian pendapatan dan penerimaan ialah : a. Pendapatan faktor yang didistribusikan yang dibagi lagi menurut sumbernya

menjadi penghasilan sebagai gaji dan upah, penghasilan dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas dan penghasilan dari kepemilikan harta.

b. Transfer yang bersifat redistributif, terutama terdiri dari transfer pendapatan yang tidak mengikat dan biasanya bukan merupakan imbalan atas penerimaan jasa atau harta milik (Mulyanto Sumardi, 1985).

Evers merinci pendapatan terdiri atas : a. Pendapatan berupa uang dari :


(21)

1. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, atau penjualan dari kerajinan rumah.

2. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. 3. Keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial. b. Pendapatan berupa barang, yaitu pendapatan berupa :

1. Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentukkan dalam beras, pengobatan, transportasi, pemukiman, dan rekreasi.

2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi di rumah atau disewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

3. Penerimaan yang bukan pendapatan, yaitu pengambilan tabungan penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman uang, kiriman uang, hadiah/pemberian, warisan, atau menang judi (Mulyanto Sumardi, 1985).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai berikut:

a. Kesempatan kerja yang tersedia

Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.

b. Kecakapan dan keahlian

Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan.


(22)

c. Motivasi

Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang diperoleh.

d. Keuletan bekerja

Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan, keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila saat menghadapi kegagalan maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.

e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan.

Besar kecilnya usaha yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang akan diperoleh (Bintari dan Suprihatin, 1984:35). Modal atau Capital dalam pengertian ekonomi umum mencakup benda-benda seperti tanah, gedung-gedung, mesin-mesin, alat perkakas, dan barang produktif lainnya untuk suatu kegiatan usaha.


(23)

Di bawah ini merupakan lingkaran aliran pendapatan (income circular flow)

Konsumsi

Barang dan Jasa

Faktor-faktor produksi

Upah, Bunga, dan lain-lain

Rumah tangga bisnis (RTB) mendapatkan faktor-faktor produksi dari rumah tangga konsumen (RTK) atau masyarakat luas. Sebagai imbalan, rumah tangga bisnis memberikan pendapatan (dalam bentuk sewa, upah, bunga, atau laba) kepada rumah tangga konsumen. Sesudah faktor-faktor produksi diolah, jadilah barang dan jasa. Ini dialirkan oleh RTB kepada RTK. Sebagai imbalannya, RTK membelinya dengan pendapatan yang diterimanya tadi (Pengantar Teori Ekonomi, Suherman Rosyidi, 1996).

Pendapatan atau juga disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil “penjualan”nya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini”membeli” faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi ( seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang ) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan.


(24)

Secara singkat income seorang warga masyarakat ditentukan oleh : a. Jumlah faktor-faktor produksi yang ia miliki yang bersumber pada :

• Hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu • Warisan atau pemberian

b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan dipasar faktor produksi.

Penawaran dan permintaan dari masing – masing produksi ditentukan oleh faktor – faktor yang berbeda :

a. Tanah (termasuk didalamnya kekayaan-kekayaan yang terkandung didalam tanah, mineral, air dan sebagainya) mempunya penawaran yang dianggap tidak akan bertambah lagi. Sedangkan permintaan (demand) akan tanah biasanya menaik dari waktu ke waktu karena : (a) naiknya harga barang-barang pertanian, (b) naiknya harga barang-barang lainnya (mineral, barang-barang industri yang menggunakan bahan-bahan mentah dari tanah), (c) bertambahnya penduduk (yang membutuhkan tempat tinggal). Dengan demikian harga dari tanah akan menaik dengan cepat dari waktu ke waktu.

b. Modal (sumber-sumber ekonomi ciptaan manusia) mempunyai penawaran yang lebih elastis karena dari waktu ke waktu warga masyarakat menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk ditabung (saving) dan kemudian sektor produksi akan menggunakan dana tabungan ini untuk pabrik-pabrik baru, membeli mesin – mesin ( yaitu investasi). Karean adanya saving dan investasi, maka penawaran dari barang-barang modal dari waktu ke waktu bisa bertambah sedangkan permintaan akan


(25)

barang-barnag modal terutama sekali dipengruhi oleh gerak permintaan akan barang-barang jadi. Bila harga pakaian naik, maka permintaan akan mesin- mesin tenun, mesin jahit juga akan naik. Permintan akan barang-barang jadi, pada gilirannya depengaruhi oleh dua faktor utama :

• Pertumbuhan penduduk ( yang membutuhkan tambahan baju, perumahan dan sebagainya).

• Pertumbuhan pendapatan penduduk ( yang dicerminkan oleh kenaikan pendapatan nasional atau ( GNP ) perkapita).

c. Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi (seperti halnya dengan permintaan akan barang-barang modal. Disamping itu permintaan akan tenaga kerja dipengaruhi pula oleh kemajuan teknologi ini.Permintaan akan tenaga kerja tidak tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan penduduk) maka ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga kerja) untuk semakin menurun.

d. Kepengusahaan (entrepreunership) merupakan faktor produksi yang paling sulit untuk dianalisa, karena faktor-faktor yang menentukan penawaran pun permintaannya sangat beraneka ragam (dan sering faktor-faktor ini diluar kemampuan ilmu ekonomi untuk menganalisa,misalnya: faktor-faktor motivasi lain dan sebagainya). Pada umumnya penawaran pada negara berkembang orang yang berjiwa “enterpreuner” masih sangat kecil. Inilah sebabnya penghasilan untuk pengusaha yang sukses juga cukup besar di negara tersebut. Cara yang banyak dilakukan adalah dengan tetap


(26)

mempertahankan hak milik perseorangan, dengan tujuan mengurangi ketidakmerataan distribusi pendapatan.cara-cara yang bisa dilakukan oleh negara antara lain adalah :

• Pajak progesif atas kekayaan atau penghasilan

• Penyediaan kebutuhan hidup dasar (misalnya makanan pokok, pakaian, perumahan)

• Penyediaan jasa-jasa yang berguna untuk umum oleh negara (misalnya rumah sakit, klinik )

• Memperkecil pengangguran

• Pendidikan yang murah dan merata

• Berbagai kebijaksanaan yang menghilangkan hambatan-hambatan bagi mobilitas (baik vertikal maupun horizontal ).

Pada umumnya manusia merasakan bahwa penghasilan / pendapatan yang diterima saat ini masih kurang dan menjadi masalah yang tidak akan pernah terselesaikan. Secara umum dapat diterangkan bahwa usaha untuk dapat meningkatkan penghasilan dapat digunakan beberapa cara antara lain:

1. Pemanfaatan waktu luang

Individu mampu memanfaatkan waktu luang yang tersisa dari pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya menjadi kesempatan yang baru untuk menambah penghasilan.

2. Melakukan kreatifitas dan inovasi

Individu harus mampu berfikir kreatif dan inovatif menciptakan terobosan-terobosan yang berarti untuk dapat mencapai kebutuhan yang dirasakan masih kurang.


(27)

2.2 Modal

Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya adalah modal, sebab didalam suatu usaha masalah modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Sehubungan dengan kegiatan operasi badan usaha, modal dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Modal Tetap :

Adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka waktu yang relatif lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi, seperti misalnya tanah, gedung, mesin, alat perkakas, dan sebagainya.

2. Modal Bekerja (Working Capital)

Modal bekerja yaitu modal untuk membiayai operasi perusahaan seperti pembelian bahan dasar dan bahan habis pakai,membiayai upah dan gaji, membiayai persediaan, membiayai pengiriman.

Dapat dikemukakan pengertian secara klasik, dimana modal mengandung pengertian sebagai “hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut”. Beberapa pengertian modal dibawah ini akan memberikan pengertian yang lebih baik, antara lain: pendapat Schwiedland memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, yaitu modal meliputi baik modal dalam bentuk uang (Geldkapital), maupun dalam bentuk barang atau (Sachkapital), misalnya mesin barang-barang dagangan dan lain sebagainya (Bambang Riyanto, 1984).

Modal adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi untuk menambah output (Irawan


(28)

dan M. Suparmoko, 1986). Dalam pengertian ekonomi, modal yaitu barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa baru.

Menurut Suparmoko, modal merupakan input (faktor produksi) yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan faktor satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan. Sehingga dalam hal ini modal usaha bagi pedagang kain juga merupakan salah satu faktor produksi yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

2.3Sektor Informal

Untuk lebih memahami pengertian sektor informal perlu diidentifikasikan sejumlah ciri dari kegiatan tersebut sebagai berikut :

1. Pola kegiatan tidak teratur baik dari waktu, permodalan, maupun penerimaannya.

2. Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah.

3. Modal, peralatan, perlengkapan, maupun omsetnya biasanya kecil.

4. Tidak membutuhkan keahlian dan ketrampilan khusus, sehingga secara luas dapat menyerap bermacam-macam tingkat tenaga kerja.

5. Umumnya tiap-tiap satuan usaha memperkerjakan tenaga dalam jumlah kecil dan dari kalangan keluarga, kenalan, atau berasal dari daerah yang sama. 6. Tidak menerapkan sistem pembukuan dan tidak menaruh akses pada sistem


(29)

7. Kecenderungan tingkat mobilitas kerja dan tempat tinggal cukup tinggi (Sihite Romany, 1986).

Sektor informal pada umumnya ditandai oleh beberapa karakteristik khas seperti sangat bervariasinya bidang kegiatan produksi barang dan jasa, berskala kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau keluarga, banyak menggunakan tenaga kerja dan teknologi yang dipakai relatif sederhana. Para pekerja yang menciptakan sendiri lapangan kerjanya. Di sektor informal biasanya tidak memiliki pendidikan formal.

Pada umumnya mereka tidak mempunyai ketrampilan khusus dan kekurangan modal. Oleh sebab itu produktivitas dan pendapatan mereka cenderung lebih rendah daripada kegiatan-kegiatan bisnis yang ada di sektor formal. Selain itu mereka yang berada di sektor informal tersebut juga tidak memiliki jaminan keselamatan kerja dan fasilitas kesejahteraan.

Sektor informal di kota selama era pembangunan ini antara lain dipadati oleh kelompok migrant sekuler. Motif utama mereka bermigrasi adalah alasan ekonomi. Hal ini didasari atas adanya perbedaan tingkat perkembangan ekonomi antara daerah pedesaan dan perkotaan. Di kota terdapat kesempatan ekonomi yang lebih luas dibandingkan dengan di pedesaan (Todaro, 1999).

Sektor informal ini memiliki banyak keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya dalam perekonomian perkotaan, bahkan nasional secara keseluruhan. Pertama-tama sektor informal ini terkait dengan sektor pedesaan dalam pengertian kawasan atau sektor pedesaan merupakan sumber kelebihan tenaga kerja miskin. Yang kemudian mengisi sektor informal di daerah perkotaan guna menghindari kemiskinan dan pengangguran di desa. Selain itu sektor informal juga terkait erat


(30)

dengan sektor formal perkotaan dalam pengertian sektor formal sesungguhhnya tergantung pada sektor informal dalam penyediaan input-input produksi dan tenaga kerja murah.

Keterbatasan modal kerja merupakan kendala utama bagi kegiatan-kegiatan sektor informal. Oleh karena itu pemberian kredit lunak akan sangat membantu unit-unit usaha kecil dalam sektor informal untuk berkembang dan membuahkan keuntungan yang lebih banyak, sehingga pada akhirnya akan mampu menciptakan pendapatan dan lapangan kerja yang lebih banyak lagi.

Lebih dari itu sektor informal itu sendiri telah membuktikan kemampuan dalam menciptakan lapangan kerja dan pendapatan bagi angkatan kerja di daerah-daerah perkotaan.

Dari temuan penelitian sektor informal dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Sektor informal merupakan suatu proses pengembangan satu sektor

tradisional dengan teknologi sederhana baik di pedesaan maupun di perkotaan, kegiatan usaha belum terdaftar karena skala usaha kecil, menggunakan tenaga kerja yang berasal dari keluarganya, belum terdaftar di lembaga formal, perizinan serta kebijaksanaan pemerintah termasuk permodalan, pelayanan, dan perlindungan.

2. Sektor informal muncul sebagai suatu variasi struktur ekonomi yang muncul sehingga suatu alternatif kegiatan ekonomi yang dapat diharapkan hidup bagi pelaku ekonomi. Ini berarti kurang terintegrasi menjadi kegiatan ekonomi yang lebih tinggi atau berubah menjadi sektor formal.


(31)

non sosialis ini berarti bahwa istilah sektor informal menunjukkan pada adanya dualisme yang ciri kedua bagian saling bertentangan, sektor formal digunakan dalam pengertian pekerja bergaji dan perusahaan besar yang lain, karena itu beberapa penulis berbicara tentang sektor yang terorganisasi, terdaftar, dan dilindungi oleh hukum. Kegiatan perekonomian yang tidak memenuhi kriteria ini kemudian dimasukkan dalam istilah sektor informal, suatu istilah yang mencakup pengertian berbagai kegiatan yang sering tercakup dalam istilah umum usaha sendiri ini merupakan jenis kesempatan kerjayang kurang terorganisir yang sulit dipantau. Karena itu sering dilupakan dalam sensus resmi serta akhirnya merupakan kesempatan kerja yang persyaratan kerjanya jarang dijangkau oleh aturan-aturan hukum, karena definisi sektor informal ini kurang baik sehingga sering dilengkapi dengan suatu daftar kegiatan agak berbeda yang terlihat apabila menyusuri jalan-jalan suatu kota di dunia ketiga seperti : pedagang kaki lima, penjual koran, penjaga kios, dan lain-lain dengan kata lain mereka adalah kumpulan pedagang kecil, pekerja yang tidak terlihat dan tidak terampil serta golongan lain dengan pendapatan rendah dan tidak tetap.

Menurut ILO sektor informal ialah:

1. Dalam konsep modern dan tradisional terdapat bias bahwa kebijakan pembangunan sebaiknya ditujukan untuk memajukan sektor modern yang cepat atau lambat akan menggeser dan menggusur sektor tradisional.

2. Pengertian sektor modern dan tradisional selalu menunjukkan dampak positif dari proses westernisasi dari ekonomi Negara sedang berkembang tanpa menyoroti sisi negatif secara adil.


(32)

3. Terdapat semacam hipotesis bahwa sektor tradisional tidak memiliki prestasi memajukan seluruh ekonomi nasional bersama-sama sektor modern.

Perusahaan dengan skala kecil merupakan solusi bagi penyelesaian masalah-masalah ekonomi saat ini. Perusahaan-perusahaan global yang paling hebat sekalipun hanya dapat diatasi dengan mekanisme manajemen fleksibel. Perusahaan skala kecil memenuhi persyaratan ini karena sektor informal secara organisatoris manejerial bersifat tidak kaku. Sifat ini merupakan kekuatan utama yang dimiliki sektor informal.

Kekuatan sektor informal adalah sebagai berikut :

1. Sangat padat karya dan persediaan tenaga kerja di Indonesia masih sangat banyak, mengikuti laju pertumbuhan penduduk angkatan kerja yang rata-rata pertahun masih sangat tinggi. Sehingga upah nominal tenaga kerja khususnya dari kelompok pendidikan rendah masih relatif murah.

2. Secara umum kegiatan sektor informasi masih sangat agricultural karena memang banyak komoditas-komoditas yang dapat diolah dalam skala kecil.

3. Industri kecil masih lebih banyak membuat produk-produk sederhana yang tidak membutuhkan pendidikan formal yang tinggi melainkan hanya keahlian khusus yang dapat dimiliki warga setempat lewat sumber-sumber formal. Selain itu harganya relatif murah.

4. Pengusaha-pengusaha kecil dan rumah tangga lebih banyak menggantungkan diri pada uang sendiri atau pinjaman dari sumber rentenir untuk modal kerja dan investasi mereka, walaupun banyak memakai fasilitas kredit khusus dari pemerintah.


(33)

Disamping kekuatan yang dimilikinya, sektor informal juga memiliki kelemahan-kelemahan. Dengan kelemahan itu tentunya menyebabkan sektor informal akan mengalami kesulitan. Kendala-kendala yang banyak dialami pengusaha-pengusaha di sektor informal terutama adalah keterbatasan modal, khususnya modal kerja. Kendala lain adalah kesulitan pemasaran dan penyediaan bahan-bahan baku, keterbatasan sumber daya manusia, pengetahuan minim mengenai bisnis, dan kurang penguasaan teknologi.

Sebagian besar industri kecil, terlebih industri rumah tangga di Indonesia adalah sektor informal. Masalah paling besar yang dialami mereka adalah keterbatasan modal dan pemasaran. Masalah lainnya adalah pengadaan bahan baku (misalnya tempat beli terlalu jauh, harga mahal, dan tidak selalu tersedia), kurang keahlian dalam jenis-jenis teknik produksi tertentu (misalnya tenaga ahli/perancang sulit dicari atau mahal), dan kurang keahlian dalam pengelolaan. Yang juga jadi persoalan adalah mereka menghadapi persaingan yang tajam dan kemampuan mereka berkomunikasi sangat rendah, termasuk akses mereka ke fasilitas-fasilitas untuk berkomunikasi sangat terbatas.

Dalam hal persaingan, industri kecil dan industri rumah tangga menghadapi mendapat persaingan sangat ketat, baik dari industri menengah dan besar (IMB) maupun dari barang-barang impor. Persaingan itu tidak saja dalam hal kualitas dan harga, tetapi juga dalam pelayanan-pelayanan setelah penjualan dan penampilan produk. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, mulai dari keterbatasan dana, skills, hingga kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas baik, membuat banyak industri kecil dan indurstri rumah tangga di Indonesia kesulitan meningkatkan kualitas produk mereka agar mampu bersaing


(34)

di pasar domestik dan ekspor. Apalagi ketika mereka harus menangani masalah-masalah tersebut sendirian.

Kelemahan yang dimiliki terutama dalam hal kemampuan untuk bersaing sangat lemah baik dalam pasar domestik maupun pasar ekspor. Selain itu sektor informal kurang memiliki difersifikasi produk. Hal ini tentunya akan menjadi kendala serius bagi perkembangan dan pertumbuhannya. Ketidakandalan dalam manajemen dan ketidakmampuan mengelola perusahaan dengan optimal juga merupakan kelemahan yang dimiliki. Dan selanjutnya kelangsungan sektor informal pada masa depan menjadi sangat mengkhawatirkan.

2.4 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini penulis menjadikan beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya menjadi acuan pustaka diantaranya :

Penelitian yang dilakukan oleh Endang Puspasari, menulis skripsi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia tahun 1999 dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Keramik” yang menggunakan analisis linier berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :

a. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara besarnya modal sendiri terhadap tingkat pendapatan pengusaha keramik, besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 2.6611164. artinya jika modal sendiri naik sebesar satu rupiah maka akan meningkatkan jumlah pendapatan pengusaha keramik sebesar Rp. 2.6611164


(35)

b. Terdapat hubungan yang signifikan antara besarnya curahan jam kerja terhadap tingkat pendapatan pengusaha keramik, besarnya pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 154.12794. artinya jika curahan jam kerja naik satu jam maka akan meningkatkan jumlah pendapatan keramik sebesar Rp. 154.12794.


(36)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam pengumpulan data dan keterangan, penelitian ini merupakan kombinasi antara penelitian menerangkan dan penelitian deskriptif. Dimana yang bersifat menerangkan adalah penelitian yang menyangkut pengujian hipotesis-hipotesis variabel-variabel penelitian, dalam deskriptif mengandung uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan antar variabel.

3.1Daerah Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan pada pedagang kain yang berada di Pasar Kota Medan.

3.2Cara Pemilihan Sampel

Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan pemilihan secara acak (random). Artinya bahwa setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dimasukkan sebagai sampel, dan jumlah yang diambil sebanyak 30 responden dan dianggap sudah mewakili bagi responden pedagang pasar.

Metode atau teknik untuk memperoleh sampel yang acak dimana suatu sampel yang bersifat mewakili dapat diperoleh adalah melalui suatu proses yang disebut penarikan sampel secara acak, dimana setiap unsur dalam populasi mempunyai probabilitas yang sama untuk dapat terpilih dalam sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode


(37)

porpusive sampling. wawancara dengan menyebarkan kuesioner pada pedagang

kain sebagai sampel/responden dengan cara survei langsung di Kota Medan.

3.3Sumber Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada pedagang yang terpilih sebagai sampel didasarkan pada kuesioner yang telah disiapkan.

3.4Model dan Analisa Data

Model analisa data yang digunakan dimulai dengan pembentukan model matematis, yaitu suatu pernyataan hubungan metematis yang digunakan dalam menentukan hubungan yang berlaku diantara moda berdagang, jam berdagang, dan pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang kain Kota Medan.

Dalam menganalisa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan alat analisa ekonometrika, yaitu meregresikan variabel – variabel yang ada dengan Ordinary Least Square (OLS). Data – data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisa statistik yaitu persamaan regresi linier.

Fungsi persamaannya adalah sebagai berikut : Y = f(X1, X2, X3)

Dengan spesifikasi model adalah sebagai berikut : LogY = a + b1 LogX1 + b2LogX2 + b3LogX3 + µ


(38)

Dimana :

Y = Pendapatan pedagang kain b1 = Koefisien regresi modal

X1 = Modal

b2 = Koefisien regresi pengalaman berdagang

X2 = Pengalaman berdagang

b3 = Koefisien regresi jam berdagang

X3 = jam berdagang

a = Konstanta / intersep

µ = Kesalahan penggangu, berupa variabel atau faktor lain yang tidak diamati oleh model.

Dari model regresi linier di atas dapat diambil suatu hipotesa model sebagai berikut :

a. 1 X Y ∂ ∂

> 0, modal, semakin besar modal yang digunakan pedagang kain di

Kota Medan akan mempengaruhi pendapatan (cateris paribus).

b. 2 X Y ∂ ∂

> 0, jam berdagang, semakin lama pengalaman berdagang pedagang

kain di Kota Medan akan mempengaruhi pendapatan (cateris paribus).

c. 3 X Y ∂ ∂

> 0, pengalaman berdagang, semakin tinggi jam berdagang pedagang


(39)

3.4.1 Pengujian Validitas Instrumen

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya bilamana data yang dipakai tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji validitas instrument.

Pengujian validitas untuk instrument dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden yang termasuk ke dalam sampel penelitian. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995), jumlah responden yang digunakan untuk pengujian validitas instrument minimal 30 orang, maka distribusi skor (nilai) lebih mendekati kurva normal. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program Software Statistical Package For Social Sciences (SPSS) versi 17.0.

3.4.1.1Hasil Uji Validitas Instrumen

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat terlebih dahulu dilakukan uji validitas internal, yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan (content validity). Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan mengambil 30 responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian.

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner


(40)

tersebut. Dalam bidang ilmu sosial, alat ukur tersebut dapat berupa angket (kuesioner) maupun seperangkat alat tes.

Menurut Sugiono (2005), bahwa “ jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”.

Hasil dari uji validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen

No Variabel CorrectedItem

Total Correlation

Sig. (1-tailed) Keterangan 1 Pendapatan Pertanyaan 1

Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 .334* .644** .811** .799** .789** -.509** .435** .036 .000 .000 .000 .000 .002 .008 Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid

2 Modal Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 .417* .768** .011 .000 Valid Valid 3 Jam

Berdagang Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 .923** .505** .000 .002 Valid Valid 4 Pengalaman

Berdagang

Pertanyaan 12 1.000** . Valid

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan hasil pengujian validitas instrument, menunjukkan nilai validitas yang terdapat pada kolom corrected item total correlation ada satu pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no. 6. Dikatakan tidak valid karena nilai korelasi (alpha) lebih kecil dari 0.30, maka pertanyaan ini tidak diikut sertakan dalam perhitungan. Sedangkan pertanyaan lainnya lebih besar dari 0.30 (valid) yang berarti item pertanyaannya layak untuk dilanjutkan.


(41)

3.4.1.2Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat dari nilai

cronbach alfa reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1.

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja dan uji statistik yang digunakan yang dipakai adalah cronbach alfa, dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alfa > 0,60 (Ghozali, 2005).

Hasil pengujian reliabilitas variabel dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No. Variabel Cronbach’s Alpha

1 Pendapatan 0.713

2 Modal 0.685

3 Jam Berdagang 0.791

4 Pengalaman Berdagang 1.000

Sumber Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Setelah dilakukan pengujian, diketahui hasil pengujian reliabilitas variabel pendapatan, modal, jam berdagang, pengalaman berdagang nilai reliabilitasnya di atas 0,6 atau dengan kata lain cronbach’s alphanya > 0,6 maka variabel – variabel tersebut dinyatakan reliabilitas.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1 Uji Multikolinieritas


(42)

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak orthogonal. Variabel Ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Kriteria pengambilan keputusan :

Tolerance Value < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. Tolerance Value > 0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Gozali, ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastis, antara lain :

a. Dengan cara melihat grafik plot antara lain prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisisnya : 1) jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, meleber, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi


(43)

heteroskedastisitas, dan 2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Uji Glejser

Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas dengan persamaan regresi sebagai berikut :

vi Xt

Ut =α+β +

c. Uji Park

Park mengemukakan metode bahwa variance (σ2) merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

β α σ2i = Xi

Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan log sehingga menjadi :

vi Xi Ln i

Lnσ2 =α +β +

Karena s2 umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan menggunakan Ut sebagai proksi, sehingga persamaan menjadi :

vi Xi Ln i


(44)

3.4.3 Uji Kesesuaian 3.4.3.1Uji Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui secara serentak apakah ketiga peubah bebas mempengaruhi peubah tak bebas, maka dilakukan uji simultan (Uji F), dengan kriteria uji sebagai berikut :

Ho : b1 = b2 = b3 = 0 H1 : bi tidak semua nol. Dengan statistik uji :

Fhitung =

(

)

(

n k

)

JKG k JKR

− − /

1 /

Dimana : JKR = jumlah kuadrat regresi JKG = jumlah kuadrat galat

k = jumlah konstanta (a dan bi) n = jumlah contoh

Jika : fhitung < ftabel, maka Ho diterima, berarti semua peubah bebas secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas.

fhitung≥ ftabel, maka Ho ditolak, berarti semua peubah bebas secara simultan berpengaruh nyata terhadap peubah tidak bebas.

3.4.3.2Uji Parsial (Uji t)


(45)

(Pendapatan pedagang kain Kota Medan), maka dengan tingkat kepercayaan 95 % dan α = 5 % dilakukan uji parsial (Uji t), dengan kriteria uji sebagai berikut : Hipotesis nol (Ho) : bi = 0

Hipotesis altenatif (H1) : bi ≠ 0

Dan digunakan statistik uji thitung sebagai berikut :

thitung =

( )

i i

b S

b

Dimana : bi = Koefisien regresi S(bi) = Deviasi standar i = 1, 2, 3

Jika : thitung≥ ttabel, maka Ho ditolak, berarti ada pengaruh yang nyata dari masing – masing peubah bebas terhadap peubah tak bebas. thitung < ttabel, maka Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh yang nyata

dari masing – masing peubah bebas terhadap peubah tak bebas.

3.4.4 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Menurut Sumodiningrat (2002), R

2

adalah sebuah fungsi yang tidak pernah menurun (nondecreasing) dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam model regresi. Bertambahnya jumlah variabel bebas, maka R2 akan meningkat dan tidak pernah menurun. Menurut Algifari (1997), untuk menginterpretasikan koefisien determinasi dengan memasukkan pertimbangan banyaknya variabel independen dan sampel yang digunakan dalam


(46)

penelitian, khususnya dalam model regresi linier berganda, menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R

2

). Adapun rumus

Adjusted R 2

, adalah sebagai berikut : (Sumodinigrat, 2002) Dimana : ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − − − = TSS RSS k n n

R2 1 1

2

R = Adjusted R 2

RSS = Residual Sum Square (Jumlah Kuadrat Sisa)

RSS = Total Sum Square (Jumlah Kuadrat Total)

Adapun untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat, dilakukan dengan melihat harga koefisien b. Semakin besar koefisien b suatu variabel bebas, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap variabel terikat.

3.5Defenisi Operasional a. Pendapatan pedagang kain

Pendapatan adalah penerimaan kotor seorang pedagang yang diperoleh dari hasil penjualan, belum dikurangi biaya operasional dan tenaga kerja serta harga barang yang terjual.

b. Modal berdagang

Dalam rangka meningkatkan usaha para pedagang yang ada dipasar memerlukan modal yang tidak kecil sebagai modal awalnya. Modal Dagang adalah modal awal seorang pedagang pada saat memulai usaha berdagang.


(47)

Para pedagang mendapatkan modalnya ada yang berasal dari modal sendiri dan ada yang berasal dari modal pinjaman. Modal sendiri disini diartikan sebagai modal yang berasal dari perorangan yang berdagang di pasar. Modal sendiri merupakan modal keluarga yang telah dikumpulkan kemudian digunakan untuk berdagang dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang lebih. Sedangkan modal pinjaman disini dapat diartikan sebagai modal yang dipinjam dari pihak lain, misalnya Bank, perorangan dan lain sebagainya. Modal sangat mempengaruhi kegiatan usaha dagang kain yang dikelola oleh responden, artinya semakin besar modal yang dimiliki oleh responden maka semakin besar pula volume kain yang terjual, begitu juga sebaliknya, jika modal responden kecil tentu volume penjualan kain juga akan kecil.

c. Pengalaman berdagang

Adalah lamanya seorang pedagang menggeluti pekerjaannya yaitu berdagang kain.

d. Jam berdagang

Yang dimaksud jam berdagang adalah lamanya pedagang kain berada dipasar untuk menjual barang dagangannya di pasar.


(48)

BAB 4

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang kain.

Dalam hal ini data yang dipergunakan adalah data primer mengenai pendapatan pedagang kain.

Untuk lebih mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel dependent maka digunakan analisa regresi linier berganda (multiple regression linier).

Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang dihasilkan dari pedagang kain ada faktor-faktor yang mempengaruhinya dan ada faktor yang paling dominan mempengaruhinya.

Seperti dalam uraian sebelumnya bahwa tingkat pendapatan pedagang kain dipengaruhi oleh faktor modal, pengalaman berdagang, dan jam berdagang. Dalam tabel 5.1 di bawah ini akan terlihat faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

Tabel 4.1 :

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang kain di Kota Medan

No

. Nama Pasar

Jumlah Pendapatan (Y) (Ribu Rp/bulan) Modal (X1) (Ribu Rp) Jam berdagang (X2) (Jam) Pengalaman Berdagang (X3) (Tahun)

1 Pasar Ikan 15000000 100000000 240 14

2 Pasar Ikan 35000000 75000000 200 14

3 Pasar Ikan 8050000 35000000 240 12


(49)

5 Pasar Ikan 30000000 90000000 240 24

6 Pasar Ikan 15000000 45000000 240 8

7 Pasar Ikan 35000000 75000000 300 24

8 Pasar Ikan 30000000 170000000 240 11

9 Pasar Ikan 12000000 40000000 240 8

10 Pasar Ikan 40000000 90000000 250 16

11 Pusat Pasar 11000000 42000000 200 8

12 Pusat Pasar 20000000 100000000 210 29

13 Pusat Pasar 40000000 85000000 250 16

14 Pusat Pasar 40000000 180000000 250 12

15 Pusat Pasar 25000000 165000000 240 9

16 Pusat Pasar 30000000 180000000 210 12

17 Pusat Pasar 25000000 110000000 240 12

18 Pusat Pasar 15000000 120000000 208 14

19 Pusat Pasar 10000000 60000000 300 9

20 Pusat Pasar 16500000 100000000 210 16

21 Petisah 10000000 40000000 210 8

22 Petisah 29000000 135000000 300 16

23 Petisah 50000000 180000000 240 19

24 Petisah 17000000 40000000 300 24

25 Petisah 45000000 200000000 240 15

26 Petisah 10000000 32500000 300 7

27 Sukaramai 35000000 150000000 250 19

28 Sukaramai 16000000 45000000 240 24

29 Sukaramai 9000000 35000000 240 14

30 Sukaramai 60000000 100000000 270 17

TOTAL 765550000 2899500000 - -

Sumber : Data Primer diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah total pendapatan para pedagang kain adalah Rp 765.550.000,- per Bulan, sedangkan modal yang digunakan pedagang yang dijadikan sampel seluruhnya berjumlah Rp 2.899.500.000,-.

Untuk mengestimasi pengaruh variabel independen (X) yaitu : modal (X1), pengalaman berdagang (X2), dan jam berdagang (X3) terhadap variabel dependen (Y), yaitu tingkat pendapatan para pedagang kain digunakan analisa regresi linier berganda.

Model estimasi yang digunakan berdasarkan data primer yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma dan dianalisa dengan bantuan computer program SPSS versi 17.


(50)

4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat dilakukan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan.

4.1.1 Hasil UJi Multikolinieritas

Multikolinieritas terjadi apabila nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10.

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

logX1 .907 1.103

logX2 .965 1.036

1

logX3 .909 1.100

a. Dependent Variable: logY

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 ( Data diolah )

Dari Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.


(51)

4.1.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas 4.1.2.1 Grafik

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pada hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17.0, jelas terlihat bahwa pola penyebaran titik – titik di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar, kemudian menyempit ), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.


(52)

4.1.2.2 Uji Glejser

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat juga menggunakan uji glejser, dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Glejser Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .499 1.042 .479 .636

logX1 -.015 .073 -.040 -.199 .844

logX2 -.151 .341 -.088 -.444 .661

1

logX3 .080 .110 .146 .720 .478

a. Dependent Variable: AbsUt

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 ( Data diolah )

Berdasarkan tabel 4.3 ternyata dalam model regresi tersebut semua menunjukkan thitung < ttabel (1,70) dan signifikansi lebih besar daripada α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.1.2.3 Uji Park

Selain dengan grafik dan uji glejser, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat juga menggunakan uji park, dapat dilihat pada Tabel 4.4.


(53)

Tabel 4.4 Hasil Uji Park Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -7.056 21.061 -.335 .745

logX1 -.437 1.631 -.104 -.268 .794

logX2 2.789 7.972 .131 .350 .734

1

logX3 1.214 2.614 .208 .464 .652

a. Dependent Variable: U2i

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 ( Data diolah )

Berdasarkan tabel 4.4 ternyata dalam model regresi tersebut semua menunjukkan thitung < ttabel (1,70) dan signifikansi lebih besar daripada α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2 Hasil Uji Kesesuaian 4.2.1 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan ( confidence interval ) 95 % atau α = 5%.


(54)

Tabel 4.5 Hasil Uji Simultan (Uji F) ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1.198 3 .399 16.589 .000a

Residual .626 26 .024

1

Total 1.824 29

a. Predictors: (Constant), logX3, logX2, logX1 b. Dependent Variable: logY

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 ( Data diolah )

Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh nilai F hitung (16,589) lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (3,31) dengan signifikan α = 0,000 (a) lebih kecil dari alpa 5% (0.05). Hal ini mengidentifikasikan bahwa hasil penelitian Ho ditolak dan sebaliknya H1 diterima. Dengan demikian secara serempak lama berdagang, modal berdagang, pengalaman berdagang berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

4.2.2 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Uji pengaruh variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) secara parsial dengan kriteria pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 4.6.


(55)

Tabel 4.6 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.275 1.708 -.161 .873

logX1 .699 .120 .705 5.841 .000

logX2 .693 .559 .145 1.240 .226

1

logX3 .374 .181 .249 2.065 .049

a. Dependent Variable: logY

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 ( Data diolah )

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai thitung untuk variabel bebas modal berdagang (X1) sebesar 5,841 dengan signifikansi 0,000 dan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), nilai thitung untuk variabel jam berdagang (X2) sebesar 1,240 dengan signifikansi 0,226 dan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), dan nilai thitung untuk variabel pengalaman berdagang sebesar 2,065 dengan signifikansi 0,049 dan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) maka nilai ttabel = 1,70.

Maka hasil pengaruh parsial modal berdagang (X1) terhadap pendapatan pedagang kain (Y) dilihat dari regresi menunjukkan besar thitung variabel X1 sebesar 5,841. Karena thitung (5,841) > ttabel (1,70) dan signifikansi sebesar 0,000 < α (0,05), dengan demikian Ho ditolak dan sebaliknya H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modal berdagang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

Kemudian hasil pengaruh parsial jam berdagang (X2) terhadap pendapatan pedagang kain (Y) dilihat dari regresi menunjukkan besar thitung variabel X2 sebesar 1,240. Karena t (1,240) < t (1,70) dan signifikansi sebesar 0,226 >


(56)

α (0,05), dengan demikian Ho diterima dan sebaliknya H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jam berdagang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

Sedangkan hasil pengaruh parsial pengalaman berdagang (X3) terhadap pendapatan pedagang kain (Y) dilihat dari regresi menunjukkan besar thitung variabel X3 sebesar 2,065. Karena thitung (2,065) > ttabel (1,70) dan signifikansi sebesar 0,049 < α (0,05), dengan demikian Ho ditolak dan sebaliknya H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman berdagang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan.

Berdasarkan dari uji diatas sehingga diperoleh persamaan regresinya adalah sebagai berikut :

LogY = -0.275+ 0.699LogX1 + 0.693LogX2 + 0.374LogX3 Hasil koefisien regresi dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta (a) = -0.275 dapat diartikan apabila modal dagang, jam berdagang dan pengalaman berdagang maka pendapatan pedagang kain akan turun sebesar 0.275 rupiah per hari.

b. Nilai koefisien (b1) = 0,699 dapat diartikan jika modal dagang bertambah 1 rupiah maka pendapatan pedagang kain akan bertambah sebesar 0,699 rupiah, dengan asumsi variabel independennya tetap.

c. Nilai koefisien (b2) = 0.693 dapat diartikan jika jam berdagang bertambah 1 tahun maka pendapatan padagang kain bertambah sebesar 0.693 rupiah, dengan asumsi variabel yang lain tetap. Jam berdagang tidak signifikan karena jam berdagang yang satu dengan yang lain mungkin berbeda,


(57)

mungkin pedagang yang satu buka dagang pada waktu ramai dan yang lain pada waktu sepi.

d. Nilai koefisien (b3) = 0.374 dapat diartikan jika pengalaman berdagang bertambah 1 jam maka pendapatan pedagang kain bertambah sebesar 0.374 rupiah, dengan asumsi variabel yang lain tetap.

4.3 Koefisien Determinasi ( R

2

)

Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang kain, maka dapat dilihat koefisien determinasi pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .810a .657 .617 .15517

a. Predictors: (Constant), logX3, logX2, logX1 b. Dependent Variable: logY

Sumber : Hasil Penelitian, 2010 ( Data diolah )

Berdasarkan Tabel 4.7, dapat diketehui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,657. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas jam berdagang, modal berdagang, dan pengalaman berdagang menjelaskan 65,7% terhadap variabel terikatnya ( Pendapatan pedagang ). Sedangkan sisanya sebesar 34,3% dijelaskan oleh variabel – variabel bebas lain yang tidak diikutkan dalam


(58)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisa pendapatan pedagang kain di Kota Medan dapat ditarik kesimpulan :

1. Secara parsial dapat disimpulkan bahwa modal berdagang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan, karena thitung (5,841) > ttabel (1,70) dan signifikansi sebesar 0,000 < α (0,05), dengan demikian Ho ditolak dan sebaliknya H1 diterima.

2. Secara parsial dapat disimpulkan bahwa jam berdagang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan, hal ini dibuktikan karena thitung (1,240) < ttabel (1,70) dan signifikansi sebesar 0,226 > α (0,05), dengan demikian Ho diterima dan sebaliknya H1 ditolak.

3. Sedangkan secara parsial dapat disimpulkan bahwa pengalaman berdagang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan pedagang kain di Kota Medan, karena thitung (2,065) > ttabel (1,70) dan signifikansi sebesar 0,049 < α (0,05), dengan demikian Ho ditolak dan sebaliknya H1 diterima. 4. Berdasarkan hasil uji simultan, telah dibuktikan bahwa variabel dependen

modal berdagang, jam berdagang, pengalaman berdagang berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang kain Kota Medan. Penelitian yang dilakukan ini sejalan dengan yang dilakukan peneliti terdahulu dimana modal dan jam kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan pengusaha


(59)

keramik, yang berarti variabel – variabel ini mampu dijadikan alat analisis bagi pedagang, dengan catatan bila dilakukan analisis secara bersama – sama.

5.2 Saran

Berdasarkan analisa, evaluasi dan hasil penelitian dilapangan serta kesimpulan yang telah dirumuskan diatas, maka perlu adanya untuk mengajukan saran – saran yang relevan sebagai usaha untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dalam analisa kenyataan dilapangan. Dengan demikian diharakan dapat berguna bagi responden dan menjadi masukan atau bahan pertimbangan bagi instansi terkait untuk mengambil kebijakan – kebijakan di masa yang akan datang. Adapun saran – saran tersebut sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisa, modal sangat berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kain. Untuk itu disarankan pada responden supaya meningkatkan modal dalam melakukan usaha kain agar volume penjualan meningkat. Untuk itu diharapkan juga pada pemerintah untuk memberi bantuan kepada pedagang kain dalam mendapatkan tambahan dana, misalnya dengan memberikan kredit murah.

2. Hendaknya para pedagang dapat melihat situasai pasar dalam menjual dagangannya mungkin dengan membuka dagangannya pada hari - hari libur atau jam – jam ramai pengunjung agar dalam menjajakan dagangannya dalam keadaaan ramai pengunjung yang akan meningkatkan pendapatannya.


(60)

3. Hendaknya para pedagang bisa lebih pintar dalam menawarkan barang dagangannya dan dalam koleksi barang dagangannya lebih banyak pilihan atau bervariasi agar dapat lebih bisa meningkatkan pendapatan.

4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat mencari variabel-variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi pendapatan pedagang kain.

5. Bagi pemerintah daerah agar dapat memberikan pengertian kepada pedagang tentang segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pekerjaan mereka, seperti pelayanan terhadap konsumen yang baik, pembukuan dan lain sebagainya. Membantu menyediakan dana atau modal bagi yang ingin mengembangkan usahanya dengan bunga yang rendah dengan jangka waktu pengembalian yang sesuai dengan kemampuan pedagang.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Penerbit UI Press: Jakarta. Ananta, A. 1986. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Demografi Fakultas

Ekonomi UI: Jakarta.

Bintari dan Suprihatin. 1984. Ekonomi dan Koperasi. Ganesha Exact : Bandung.

Dernburg F, Thomas. 1994. Macro Ekonomi, Konsep, Teori dan Kebijakan.

Penerbit Erlangga: Jakarta.

Effendi, Nur, Urbanisasi. 1985. Pengangguran dan Sektor Informal di Kota.

Penerbit Gramedia: Jakarta.

Kirana, Candra, 1994. Dinamika Ekonomi Informal di Jakarta. Center for policy and Implementation Studies: Jakarta.

Rosyidi, Suherman. 1996. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Grafindo Persada: Jakarta.

Salim, Emil. 1984. Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan. Inti Idayu Press: Jakarta.

Sumardi, Mulyanto. 1985. Sumber Pendapatan, Kebutuhan Pokok dan Perilaku Menyimpang. Rajawali : Jakarta.

Suparmoko, M. dan Irawan. 1986. Ekonomi dan Pembangunan. Libarty: Yogyakarta.

Supranto, J, M.A. 1983. Ekonometrika Buku satu. Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI: Jakarta.


(62)

B. Bukan Buku

Firnandy. 2002. Studi Profil Pekerja Di Sektor Informal Dan Arah Kebijakan Ke Depan.


(63)

LAMPIRAN 1

TABULASI JAWABAN RESPONDEN UNTUK UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Jlh M8 M9 Jlh JB10 JB11 Jlh PB12 Jlh

1 1 1 1 1 3 1 1 9 1 4 5 2 4 6 2 2

2 2 4 3 2 2 1 0 14 2 1 3 2 4 6 4 4

3 2 1 1 0 0 2 1 7 1 1 2 2 4 6 2 2

4 1 1 1 1 1 2 1 8 1 1 2 2 4 6 2 2

5 1 1 1 0 0 2 0 5 1 1 2 2 4 6 1 1

6 1 1 1 1 1 1 0 6 1 1 2 2 4 6 2 2

7 2 1 1 1 2 1 2 10 1 1 2 2 4 6 3 3

8 2 4 1 1 2 1 1 12 1 4 5 2 4 6 1 1

9 2 1 1 0 0 2 0 6 1 1 2 2 4 6 1 1

10 2 2 2 3 4 1 2 16 1 1 2 2 4 6 2 2

11 2 4 4 2 4 1 3 20 4 1 5 3 4 7 3 3

12 2 1 2 2 4 1 0 12 2 1 3 2 4 6 4 4

13 1 1 1 1 1 1 2 8 1 1 2 2 4 6 3 3

14 1 1 1 1 1 4 0 9 1 1 2 2 2 4 2 2

15 1 1 1 1 1 1 0 6 1 1 2 2 2 4 2 2

16 1 1 1 1 4 1 0 9 1 1 2 2 4 6 2 2

17 2 1 4 1 2 1 0 11 2 2 4 3 4 7 1 1

18 1 1 1 1 1 1 1 7 1 1 2 3 4 7 1 1

19 2 3 2 1 2 1 1 12 1 4 5 4 4 8 1 1

20 2 1 1 1 3 1 1 10 1 4 5 3 4 7 1 1

21 2 1 1 1 2 1 1 9 2 4 6 3 4 7 2 2

22 2 1 2 2 4 1 1 13 2 4 6 3 4 7 2 2

23 2 1 2 1 3 1 1 11 1 1 2 3 4 7 1 1

24 2 1 1 1 1 2 0 8 1 1 2 2 4 6 1 1

25 1 3 4 1 2 1 0 12 4 1 5 2 4 6 3 3

26 2 1 1 1 3 1 1 10 2 1 3 2 4 6 1 1

27 1 1 2 2 3 1 3 13 2 0 2 1 4 5 1 1

28 1 1 1 1 1 1 2 8 1 4 5 2 4 6 1 1

29 1 1 2 1 3 1 3 12 2 0 2 2 4 6 4 4


(64)

LAMPIRAN 2 HASIL UJI VALIDITAS

Pendapatan Correlations Asal Pakaian Jumlah Pakaian Hasil Penjualan Jumlah Tenaga Kerja Upah Tenaga Kerja Tempat Berdagang Sewa Tempat Jumlah Pendapatan Correlation Coefficient

1.000 .229 .185 .125 .249 -.050 -.041 .334*

Sig. (1-tailed) . .111 .164 .255 .092 .397 .415 .036 Asal

Pakaian

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation Coefficient

.229 1.000 .564** .433** .258 -.272 .161 .644**

Sig. (1-tailed) .111 . .001 .008 .084 .073 .198 .000 Jumlah

Pakaian

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation Coefficient

.185 .564** 1.000 .634** .541** -.394* .191 .811**

Sig. (1-tailed) .164 .001 . .000 .001 .016 .156 .000 Hasil

Penjualan

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation Coefficient

.125 .433** .634** 1.000 .723** -.522** .358* .799**

Sig. (1-tailed) .255 .008 .000 . .000 .002 .026 .000 Jumlah

Tenaga Kerja

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation Coefficient

.249 .258 .541** .723** 1.000 -.629** .349* .789**

Sig. (1-tailed) .092 .084 .001 .000 . .000 .029 .000 Upah

Tenaga Kerja

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation Coefficient

-.050 -.272 -.394* -.522** -.629** 1.000 -.362* -.509**

Sig. (1-tailed) .397 .073 .016 .002 .000 . .025 .002 Tempat

Berdagang

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation Coefficient

-.041 .161 .191 .358* .349* -.362* 1.000 .435** Spearman's

rho

Sewa Tempat


(65)

N 30 30 30 30 30 30 30 30

Correlation Coefficient

.334* .644** .811** .799** .789** -.509** .435** 1.000

Sig. (1-tailed) .036 .000 .000 .000 .000 .002 .008 . Jumlah

Pendapata n

N 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).


(66)

Modal

Correlations

Modal Awal

Modal Perlengkapan

alat

Jumlah Modal Correlation

Coefficient

1.000 -.210 .417*

Sig. (1-tailed) . .133 .011

Modal Awal

N 30 30 30

Correlation Coefficient

-.210 1.000 .768**

Sig. (1-tailed) .133 . .000

Modal

Perlengkapan alat

N 30 30 30

Correlation Coefficient

.417* .768** 1.000

Sig. (1-tailed) .011 .000 .

Spearman's rho

Jumlah Modal

N 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).


(67)

Jam Berdagang Correlations Lama Berdagang Perhari Lama Berdagang Perbulan Jumlah Jam Berdagang Correlation Coefficient

1.000 .135 .923**

Sig. (1-tailed) . .239 .000

Lama Berdagang Perhari

N 30 30 30

Correlation Coefficient

.135 1.000 .505**

Sig. (1-tailed) .239 . .002

Lama Berdagang Perbulan

N 30 30 30

Correlation Coefficient

.923** .505** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .002 .

Spearman's rho

Jumlah Jam Berdagang

N 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Pengalaman Berdagang Correlations Pengalaman Berdagang Jumlah Pengalaman Berdagang Correlation Coefficient

1.000 1.000**

Sig. (1-tailed) . .

Pengalaman Berdagang

N 30 30

Correlation Coefficient

1.000** 1.000

Sig. (1-tailed) . .

Spearman's rho

Jumlah Pengalaman Berdagang

N 30 30


(68)

Case Processing Summary

N %

Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Cases

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Pendapatan Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.713 8

Modal

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.685 3

Jam berdagang

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.791 3

Pengalaman Berdagang Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(69)

LAMPIRAN 3

UJI REGRESI BERGANDA

NO Y logY X1 logX1 X2 logX2 X3 logX3

1 15000000 7.18 100000000 8.00 240 2.38 14 1.15

2 35000000 7.54 75000000 7.88 200 2.30 14 1.15

3 8050000 6.91 35000000 7.54 240 2.38 12 1.08

4 32000000 7.51 80000000 7.90 240 2.38 12 1.08

5 30000000 7.48 90000000 7.95 240 2.38 24 1.38

6 15000000 7.18 45000000 7.65 240 2.38 8 0.90

7 35000000 7.54 75000000 7.88 300 2.48 24 1.38

8 30000000 7.48 170000000 8.23 240 2.38 11 1.04

9 12000000 7.08 40000000 7.60 240 2.38 8 0.90

10 40000000 7.60 90000000 7.95 250 2.40 16 1.20

11 11000000 7.04 42000000 7.62 200 2.30 8 0.90

12 20000000 7.30 100000000 8.00 210 2.32 29 1.46

13 40000000 7.60 85000000 7.93 250 2.40 16 1.20

14 40000000 7.60 180000000 8.26 250 2.40 12 1.08

15 25000000 7.40 165000000 8.22 240 2.38 9 0.95

16 30000000 7.48 180000000 8.26 210 2.32 12 1.08

17 25000000 7.40 110000000 8.04 240 2.38 12 1.08

18 15000000 7.18 120000000 8.08 208 2.32 14 1.15

19 10000000 7.00 60000000 7.78 300 2.48 9 0.95

20 16500000 7.22 100000000 8.00 210 2.32 16 1.20

21 10000000 7.00 40000000 7.60 210 2.32 8 0.90

22 29000000 7.46 135000000 8.13 300 2.48 16 1.20

23 50000000 7.70 180000000 8.26 240 2.38 19 1.28

24 17000000 7.23 40000000 7.60 300 2.48 24 1.38

25 45000000 7.65 200000000 8.30 240 2.38 15 1.18

26 10000000 7.00 32500000 7.51 300 2.48 7 0.85

27 35000000 7.54 150000000 8.18 250 2.40 19 1.28

28 16000000 7.20 45000000 7.65 240 2.38 24 1.38

29 9000000 6.95 35000000 7.54 240 2.38 14 1.15


(70)

LAMPIRAN 4

HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA Regression

Descriptive Statistics Mean

Std.

Deviation N

logY 7.3408 .25080 30

logX1 7.9182 .25274 30

logX2 2.3853 .05249 30

logX3 1.1384 .16691 30

Correlations

logY logX1 logX2 logX3

logY 1.000 .754 .088 .453

logX1 .754 1.000 -.118 .267 logX2 .088 -.118 1.000 .108 Pearson Correlation

logX3 .453 .267 .108 1.000

logY . .000 .321 .006

logX1 .000 . .266 .077

logX2 .321 .266 . .285

Sig. (1-tailed)

logX3 .006 .077 .285 .

logY 30 30 30 30

logX1 30 30 30 30

logX2 30 30 30 30

N


(71)

Variables Entered/Removed Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 logX3, logX2,

logX1a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .810a .657 .617 .15517

a. Predictors: (Constant), logX3, logX2, logX1 b. Dependent Variable: logY

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1.198 3 .399 16.589 .000a

Residual .626 26 .024

1

Total 1.824 29

a. Predictors: (Constant), logX3, logX2, logX1 b. Dependent Variable: logY

Coefficientsa Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -.275 1.708 -.161 .873

logX1 .699 .120 .705 5.841 .000

logX2 .693 .559 .145 1.240 .226

1

logX3 .374 .181 .249 2.065 .049


(72)

Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N Predicted Value 6.9880 7.6255 7.3408 .20327 30 Std. Predicted Value -1.736 1.400 .000 1.000 30 Standard Error of

Predicted Value

.030 .085 .055 .015 30

Adjusted Predicted Value

6.9736 7.6170 7.3445 .20550 30

Residual -.23763 .31381 .00000 .14692 30

Std. Residual -1.531 2.022 .000 .947 30

Stud. Residual -1.709 2.098 -.011 1.002 30

Deleted Residual -.29594 .33761 -.00366 .16497 30 Stud. Deleted Residual -1.779 2.257 -.005 1.035 30

Mahal. Distance .109 7.685 2.900 1.976 30

Cook's Distance .000 .179 .031 .046 30

Centered Leverage Value

.004 .265 .100 .068 30

a. Dependent Variable: logY

UJI MULTIKOLINIERITAS Regression

Variables Entered/Removed Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 logX3, logX2,

logX1a

. Enter


(73)

Coefficientsa

Collinearity Statistics Model Tolerance VIF

logX1 .907 1.103 logX2 .965 1.036 1

logX3 .909 1.100 a. Dependent Variable: logY

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions Model

Dimen

sion Eigenvalue

Condition

Index (Constant) logX1 logX2 logX3

1 3.984 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .015 16.467 .00 .00 .00 .95

3 .001 69.554 .01 .67 .19 .02

1

4 .000 151.255 .99 .32 .81 .03


(74)

UJI HETEROSKEDASTISITAS

1. Grafik

Charts

2. Uji Glejser

Descriptive Statistics Mean

Std.

Deviation N

AbsUt .1136 .09070 30

logX1 7.9182 .25274 30

logX2 2.3853 .05249 30


(1)

UJI HETEROSKEDASTISITAS

1. Grafik

Charts

2. Uji Glejser

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N

AbsUt .1136 .09070 30

logX1 7.9182 .25274 30

logX2 2.3853 .05249 30


(2)

Correlations

AbsUt logX1 logX2 logX3

AbsUt 1.000 .009 -.067 .126

logX1 .009 1.000 -.118 .267

logX2 -.067 -.118 1.000 .108 Pearson Correlation

logX3 .126 .267 .108 1.000

AbsUt . .481 .363 .253

logX1 .481 . .266 .077

logX2 .363 .266 . .285

Sig. (1-tailed)

logX3 .253 .077 .285 .

AbsUt 30 30 30 30

logX1 30 30 30 30

logX2 30 30 30 30

N

logX3 30 30 30 30

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 logX3, logX2,

logX1a

. Enter a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .155a .024 -.089 .09463

a. Predictors: (Constant), logX3, logX2, logX1 b. Dependent Variable: AbsUt


(3)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression .006 3 .002 .213 .887a

Residual .233 26 .009

1

Total .239 29

a. Predictors: (Constant), logX3, logX2, logX1 b. Dependent Variable: AbsUt

Coefficientsa Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) .499 1.042 .479 .636

logX1 -.015 .073 -.040 -.199 .844

logX2 -.151 .341 -.088 -.444 .661

1

logX3 .080 .110 .146 .720 .478

a. Dependent Variable: AbsUt

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N

Predicted Value .0823 .1478 .1136 .01403 30

Residual -.10890 .20099 .00000 .08960 30

Std. Predicted Value

-2.230 2.432 .000 1.000 30

Std. Residual -1.151 2.124 .000 .947 30


(4)

3. Uji Park

Descriptive Statistics

Mean

Std.

Deviation N U2i -2.5090 1.00050 14

logX1 7.9131 .23921 14

logX2 2.3791 .04710 14

logX3 1.1265 .17136 14

Correlations

U2i logX1 logX2 logX3

U2i 1.000 .071 .215 .219

logX1 .071 1.000 .354 .621

logX2 .215 .354 1.000 .581

Pearson Correlation

logX3 .219 .621 .581 1.000

U2i . .404 .230 .226

logX1 .404 . .107 .009

logX2 .230 .107 . .015

Sig. (1-tailed)

logX3 .226 .009 .015 .

U2i 14 14 14 14

logX1 14 14 14 14

logX2 14 14 14 14

N

logX3 14 14 14 14

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 logX3, logX2,

logX1a

. Enter a. All requested variables entered.


(5)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .258a .066 -.214 1.10223

a. Predictors: (Constant), logX3, logX2, logX1 b. Dependent Variable: U2i

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression .864 3 .288 .237 .869a

Residual 12.149 10 1.215

1

Total 13.013 13

a. Predictors: (Constant), logX3, logX2, logX1 b. Dependent Variable: U2i

Coefficientsa Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) -7.056 21.061 -.335 .745

logX1 -.437 1.631 -.104 -.268 .794

logX2 2.789 7.972 .131 .350 .734

1

logX3 1.214 2.614 .208 .464 .652

a. Dependent Variable: U2i

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation N Predicted Value -2.8715 -1.9112 -2.5090 .25779 14

Residual -1.62103 1.44487 .00000 .96672 14

Std. Predicted Value

-1.406 2.319 .000 1.000 14

Std. Residual -1.471 1.311 .000 .877 14


(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SRI MANDA LAILA LUBIS NIM : 070523003

Departemen : Ekonomi Pembangunan Fakultas : Ekonomi

Adalah benar telah membuat skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, dengan membuat judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kain Kota Medan

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan seperlunya.

Medan, Maret 2010 Yang membuat pernyataan,