porpusive sampling
.
wawancara dengan menyebarkan kuesioner pada pedagang kain sebagai sampelresponden dengan cara survei langsung di Kota Medan.
3.3 Sumber Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dengan melakukan wawancara kepada
pedagang yang terpilih sebagai sampel didasarkan pada kuesioner yang telah disiapkan.
3.4 Model dan Analisa Data
Model analisa data yang digunakan dimulai dengan pembentukan model matematis, yaitu suatu pernyataan hubungan metematis yang digunakan dalam
menentukan hubungan yang berlaku diantara moda berdagang, jam berdagang, dan pengalaman berdagang terhadap pendapatan pedagang kain Kota Medan.
Dalam menganalisa besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan alat analisa ekonometrika, yaitu
meregresikan variabel – variabel yang ada dengan Ordinary Least Square OLS. Data – data yang digunakan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
analisa statistik yaitu persamaan regresi linier.
Fungsi persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = fX
1
, X
2
, X
3
Dengan spesifikasi model adalah sebagai berikut :
LogY = a + b
1
LogX
1
+ b
2
LogX
2
+ b
3
LogX
3
+ µ
Universitas Sumatera Utara
Dimana :
Y =
Pendapatan pedagang kain
b
1
= Koefisien regresi modal
X
1
= Modal
b
2
= Koefisien regresi pengalaman berdagang
X
2
= Pengalaman berdagang
b
3
= Koefisien regresi jam berdagang
X
3
= jam berdagang
a = Konstanta intersep
µ = Kesalahan penggangu,
berupa variabel atau faktor lain yang tidak diamati oleh model.
Dari model regresi linier di atas dapat diambil suatu hipotesa model sebagai berikut :
a.
1
X Y
∂ ∂
0, modal, semakin besar modal yang digunakan pedagang kain di Kota Medan akan mempengaruhi pendapatan cateris paribus.
b.
2
X Y
∂ ∂
0, jam berdagang, semakin lama pengalaman berdagang pedagang kain di Kota Medan akan mempengaruhi pendapatan cateris paribus.
c.
3
X Y
∂ ∂
0, pengalaman berdagang, semakin tinggi jam berdagang pedagang kain akan mempengaruhi pendapatan cateris paribus.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1 Pengujian Validitas Instrumen
Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.
Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya bilamana data yang dipakai tidak reliabel dan tidak menggambarkan secara tepat konsep yang
diukur. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji validitas instrument. Pengujian validitas untuk instrument dalam penelitian ini dilakukan pada
30 responden yang termasuk ke dalam sampel penelitian. Menurut Singarimbun dan Effendi 1995, jumlah responden yang digunakan untuk pengujian validitas
instrument minimal 30 orang, maka distribusi skor nilai lebih mendekati kurva normal. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program Software Statistical
Package For Social Sciences SPSS versi 17.0.
3.4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen
Untuk mendapatkan data yang lebih akurat terlebih dahulu dilakukan uji validitas internal, yaitu menguji validitas setiap butir pertanyaan content
validity. Pengujian validitas dalam penelitian ini dengan mengambil 30 responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Dalam bidang ilmu sosial, alat ukur tersebut dapat berupa angket kuesioner maupun seperangkat alat tes.
Menurut Sugiono 2005, bahwa “ jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”.
Hasil dari uji validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen
No Variabel
CorrectedItem Total Correlation
Sig. 1-tailed Keterangan
1 Pendapatan
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2
Pertanyaan 3 Pertanyaan 4
Pertanyaan 5 Pertanyaan 6
Pertanyaan 7 .334
.644 .811
.799 .789
-.509 .435
.036 .000
.000 .000
.000 .002
.008 Valid
Valid Valid
Valid Valid
Tidak valid Valid
2 Modal
Pertanyaan 8 Pertanyaan 9
.417 .768
.011 .000
Valid Valid
3 Jam
Berdagang Pertanyaan 10
Pertanyaan 11 .923
.505 .000
.002 Valid
Valid 4
Pengalaman Berdagang
Pertanyaan 12 1.000
. Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Berdasarkan hasil pengujian validitas instrument, menunjukkan nilai
validitas yang terdapat pada kolom corrected item total correlation ada satu pertanyaan yang tidak valid yaitu pertanyaan no. 6. Dikatakan tidak valid karena
nilai korelasi alpha lebih kecil dari 0.30, maka pertanyaan ini tidak diikut sertakan dalam perhitungan. Sedangkan pertanyaan lainnya lebih besar dari 0.30
valid yang berarti item pertanyaannya layak untuk dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat dari nilai
cronbach alfa reliabilitas yang baik adalah yang makin mendekati 1.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran
sekali saja dan uji statistik yang digunakan yang dipakai adalah cronbach alfa, dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alfa
0,60 Ghozali, 2005. Hasil pengujian reliabilitas variabel dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen No.
Variabel Cronbach’s Alpha
1 Pendapatan
0.713 2
Modal 0.685
3 Jam Berdagang
0.791 4
Pengalaman Berdagang 1.000
Sumber Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah Setelah dilakukan pengujian, diketahui hasil pengujian reliabilitas variabel
pendapatan, modal, jam berdagang, pengalaman berdagang nilai reliabilitasnya di atas 0,6 atau dengan kata lain cronbach’s alphanya 0,6 maka variabel – variabel
tersebut dinyatakan reliabilitas.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
3.4.2.1 Uji Multikolinieritas
Universitas Sumatera Utara
Ghozali 2005 menyatakan bahwa uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel – variabel ini tidak orthogonal. Variabel Ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan
nol. Kriteria pengambilan keputusan :
Tolerance Value 0,1 atau VIF 10 maka terjadi multikolinieritas. Tolerance Value 0,1 atau VIF 10 maka tidak terjadi multikolinieritas.
3.4.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Ghozali 2005 menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Menurut Gozali, ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastis, antara lain :
a. Dengan cara melihat grafik plot antara lain prediksi variabel dependen
dengan residualnya. Dasar analisisnya : 1 jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang,
meleber, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
Universitas Sumatera Utara
heteroskedastisitas, dan 2 jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. b.
Uji Glejser Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap
variabel bebas dengan persamaan regresi sebagai berikut : vi
Xt Ut
+ +
= β
α c.
Uji Park Park mengemukakan metode bahwa variance
2
σ merupakan fungsi dari variabel-variabel bebas yang dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
β
α σ
Xi i
=
2
Persamaan ini dijadikan linear dalam bentuk persamaan log sehingga menjadi :
vi Xi
Ln i
Ln +
+ =
β α
σ
2
Karena s
2
umumnya tidak diketahui, maka dapat ditaksir dengan menggunakan Ut sebagai proksi, sehingga persamaan menjadi :
vi Xi
Ln i
LnU +
+ =
β α
2
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Uji Kesesuaian
3.4.3.1 Uji Simultan Uji F
Untuk mengetahui secara serentak apakah ketiga peubah bebas mempengaruhi peubah tak bebas, maka dilakukan uji simultan Uji F, dengan
kriteria uji sebagai berikut : H
o
: b
1
= b
2
= b
3
= 0 H
1
: b
i
tidak semua nol. Dengan statistik uji :
F
hitung
=
k n
JKG k
JKR −
− 1
Dimana :
JKR = jumlah kuadrat regresi JKG = jumlah kuadrat galat
k = jumlah konstanta a dan b
i
n = jumlah contoh Jika : f
hitung
f
tabel
, maka H
o
diterima, berarti semua peubah bebas secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap peubah tak
bebas. f
hitung
≥ f
tabel
, maka H
o
ditolak, berarti semua peubah bebas secara simultan berpengaruh nyata terhadap peubah tidak bebas.
3.4.3.2 Uji Parsial Uji t
Untuk mengetahui seberapa besar masing – masing peubah bebas Modal, pengalaman berdagang, jam berdagang mempengaruhi peubah tak bebas
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan pedagang kain Kota Medan, maka dengan tingkat kepercayaan 95 dan
α = 5 dilakukan uji parsial Uji t, dengan kriteria uji sebagai berikut : Hipotesis nol H
o
: b
i
= 0 Hipotesis altenatif H
1
: b
i
≠ 0 Dan digunakan statistik uji t
hitung
sebagai berikut :
t
hitung
=
i i
b S
b
Dimana : b
i
= Koefisien
regresi Sb
i
= Deviasi standar i = 1, 2, 3
Jika : t
hitung
≥ t
tabel
, maka H
o
ditolak, berarti ada pengaruh yang nyata dari masing – masing peubah bebas terhadap peubah tak bebas.
t
hitung
t
tabel
, maka H
o
diterima, berarti tidak ada pengaruh yang nyata dari masing – masing peubah bebas terhadap peubah tak
bebas.
3.4.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Menurut Sumodiningrat 2002, R
2
adalah sebuah fungsi yang tidak pernah menurun nondecreasing dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam model regresi. Bertambahnya jumlah variabel
bebas, maka R
2
akan meningkat dan tidak pernah menurun. Menurut Algifari 1997, untuk menginterpretasikan koefisien determinasi dengan memasukkan
pertimbangan banyaknya variabel independen dan sampel yang digunakan dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian, khususnya dalam model regresi linier berganda, menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan Adjusted R
2
. Adapun rumus Adjusted
R
2
, adalah sebagai berikut : Sumodinigrat, 2002 Dimana :
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
− −
− =
TSS RSS
k n
n R
1 1
2
2
R = Adjusted R
2
RSS = Residual Sum Square Jumlah Kuadrat Sisa RSS = Total Sum Square Jumlah Kuadrat Total
Adapun untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat, dilakukan dengan melihat harga koefisien b. Semakin
besar koefisien b suatu variabel bebas, maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap variabel terikat.
3.5 Defenisi Operasional
a. Pendapatan pedagang kain
Pendapatan adalah penerimaan kotor seorang pedagang yang diperoleh dari hasil penjualan, belum dikurangi biaya operasional dan tenaga kerja serta
harga barang yang terjual. b.
Modal berdagang Dalam rangka meningkatkan usaha para pedagang yang ada dipasar
memerlukan modal yang tidak kecil sebagai modal awalnya. Modal Dagang adalah modal awal seorang pedagang pada saat memulai usaha berdagang.
Universitas Sumatera Utara
Para pedagang mendapatkan modalnya ada yang berasal dari modal sendiri dan ada yang berasal dari modal pinjaman. Modal sendiri disini diartikan
sebagai modal yang berasal dari perorangan yang berdagang di pasar. Modal sendiri merupakan modal keluarga yang telah dikumpulkan kemudian
digunakan untuk berdagang dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang lebih. Sedangkan modal pinjaman disini dapat diartikan sebagai modal yang
dipinjam dari pihak lain, misalnya Bank, perorangan dan lain sebagainya. Modal sangat mempengaruhi kegiatan usaha dagang kain yang dikelola oleh
responden, artinya semakin besar modal yang dimiliki oleh responden maka semakin besar pula volume kain yang terjual, begitu juga sebaliknya, jika
modal responden kecil tentu volume penjualan kain juga akan kecil. c.
Pengalaman berdagang Adalah lamanya seorang pedagang menggeluti pekerjaannya yaitu berdagang
kain. d.
Jam berdagang Yang dimaksud jam berdagang adalah lamanya pedagang kain berada dipasar
untuk menjual barang dagangannya di pasar.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang kain.
Dalam hal ini data yang dipergunakan adalah data primer mengenai pendapatan pedagang kain.
Untuk lebih mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel dependent maka digunakan analisa regresi linier berganda
multiple regression linier. Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang dihasilkan dari pedagang
kain ada faktor-faktor yang mempengaruhinya dan ada faktor yang paling dominan mempengaruhinya.
Seperti dalam uraian sebelumnya bahwa tingkat pendapatan pedagang kain dipengaruhi oleh faktor modal, pengalaman berdagang, dan jam berdagang.
Dalam tabel 5.1 di bawah ini akan terlihat faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pedagang kain di Kota Medan.
Tabel 4.1 : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang kain di
Kota Medan
No .
Nama Pasar Jumlah
Pendapatan Y Ribu
Rpbulan Modal X1
Ribu Rp Jam berdagang
X2 Jam
Pengalaman Berdagang
X3 Tahun
1 Pasar Ikan
15000000 100000000
240 14
2 Pasar Ikan
35000000 75000000
200 14
3 Pasar Ikan
8050000 35000000
240 12
4 Pasar Ikan
32000000 80000000
240 12
Universitas Sumatera Utara
5 Pasar Ikan
30000000 90000000
240 24
6 Pasar Ikan
15000000 45000000
240 8
7 Pasar Ikan
35000000 75000000
300 24
8 Pasar Ikan
30000000 170000000
240 11
9 Pasar Ikan
12000000 40000000
240 8
10 Pasar Ikan 40000000
90000000 250
16 11 Pusat Pasar
11000000 42000000
200 8
12 Pusat Pasar 20000000
100000000 210
29 13 Pusat Pasar
40000000 85000000
250 16
14 Pusat Pasar 40000000
180000000 250
12 15 Pusat Pasar
25000000 165000000
240 9
16 Pusat Pasar 30000000
180000000 210
12 17 Pusat Pasar
25000000 110000000
240 12
18 Pusat Pasar 15000000
120000000 208
14 19 Pusat Pasar
10000000 60000000
300 9
20 Pusat Pasar 16500000
100000000 210
16 21 Petisah
10000000 40000000
210 8
22 Petisah 29000000
135000000 300
16 23 Petisah
50000000 180000000
240 19
24 Petisah 17000000
40000000 300
24 25 Petisah
45000000 200000000
240 15
26 Petisah 10000000
32500000 300
7 27 Sukaramai
35000000 150000000
250 19
28 Sukaramai 16000000
45000000 240
24 29 Sukaramai
9000000 35000000
240 14
30 Sukaramai 60000000
100000000 270
17 TOTAL
765550000 2899500000
- -
Sumber : Data Primer diolah Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah total pendapatan para pedagang kain
adalah Rp 765.550.000,- per Bulan, sedangkan modal yang digunakan pedagang yang dijadikan sampel seluruhnya berjumlah Rp 2.899.500.000,-.
Untuk mengestimasi pengaruh variabel independen X yaitu : modal X1, pengalaman berdagang X2, dan jam berdagang X3 terhadap variabel
dependen Y, yaitu tingkat pendapatan para pedagang kain digunakan analisa regresi linier berganda.
Model estimasi yang digunakan berdasarkan data primer yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma dan dianalisa dengan bantuan
computer program SPSS versi 17.
Universitas Sumatera Utara
4.1 Hasil