2.3 Radikal Bebas
Radikal bebas atau oksidan adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbit terluarnya. Oleh karena itu untuk
menstabilkan diri maka mempunyai kecendrungannya memperoleh elektron dari substansi lain menjadikan radikal bebas sangat reaktif Murray, et al., 2003.
Radikal bebas terdapat dalam tubuh dengan berbagai cara, umumnya akibat proses biokimiawi, antara lain hasil samping dari proses oksidasi atau pembakaran
sel yang berlangsung pada waktu bernafas, metabolisme sel, olahraga berlebihan, peradangan, atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan berupa asap kendaraan,
asap rokok, bahan pencemar dan radiasi matahari.
Radikal yang sangat berpengaruh terhadap proses biologi adalah yang berasal dari oksigen dan disebut reactive oxygen species ROS. Oksigen memiliki
dua elektron tidak berpasangan di orbital terpisah di kulit terluarnya. Struktur elektronik membuat oksigen sangat rentan terhadap pembentukan radikal.
Kelompok ROS terdiri dari: i superoxide anion; ii peroxide hydrogen peroxide; dan iii hydroxyl radical Bowen, 2003. gambar 2.4
Gambar 2.4 Struktur ROS Bowen, 2003
Universitas Sumatera Utara
Radikal bebas
dapat merusak
senyawa yang
penting untuk
mempertahankan integritas sel, yaitu : 1. Asam lemak, khususnya asam lemak tak jenuh yaitu fosfolipid, glikolipid
yang merupakan komponen penting penyusun membran sel. Asam lemak tak jenuh sangat rawan terhadap serangan-serangan radikal, terutama
radikal hidroksil. Radikal hidroksil dapat menimbulkan reaksi rantai yang dikenal dengan nama peroksidasi lipid
2. Protein, Oksidan dapat merusak asam amino yang merupakan penyusun
protein, seperti sistein yang mengandung gugusan sulfidril SH yang paling peka terhadap radikal hidroksil sehigga terbentuk ikatan disulfida
-S-S- menimbulkan ikatan intra atau antar molekul sehingga protein
tersebut kehilangan fungsi biologisnya.
3. DNA, Radikal bebas dapat menimbulkan berbagai perubahan pada DNA berupa hidroksilasi basa timin dan sitosin, pembukaan inti purin dan
pirimidin serta terputusnya rantai fosfodiester DNA yang berakibat timbulnya mutasi, apabila mutasi ini mengenai gen-gen tertentu yang
disebut onkogen, maka mutasi tersebut dapat menimbulkan kanker Senyawa kimia dan reaksi kimia yang menghasilkan spesies oksigen yang
bersifat toksis disebut prooksidan sedangkan senyawa yang menekan pembentukannya disebut antioksidan. Dalam sel yang normal terjadi
keseimbangan antara prooksidan dan antioksidan, tetapi pada keadaan tertentu keseimbangan ini bergeser kearah prooksidan karena produksi spesies oksigen
meningkat, keadaan ini disebut dengan stres oksidatif, apabila stres tersebut
Universitas Sumatera Utara
berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan sel yang berat atau menetap menyebabkan cedera ireversibel dan sel yang terkena akan mengalami kematian
Murray, et al., 2003.
2.4 Antioksidan