76
Ho, et al. 2002 melaporkan bahwa selain senyawa xanthones terdapat senyawa garcinone E. yang menunjukkan aktivitas farmakologi yang sama seperti
xanthones. Jung, et al. 2006 juga berhasil mengidentifikasi kandungan xanthones dari ekstrak yang terlarut dalam diklorometana, yaitu 2 xanthones
terprenilasi teroksigenasi dan 12 xanthones lainnya. Dua senyawa xanthones yang teroksigenasi adalah 8-hidroksikudraksanton G, dan mangostingon [7-metoksi-2-
3-metil-2-butenil -8- 3-metil-2-okso-3-butenil] -1,3,6-trihidroksiksanton.
4.3 Tampilan pewarnaan immunohistokimia Cu Zn SOD pada ginjal
Hasil pengamatan terhadap tampilan imuhistokimia Cu Zn SOD pada ginjal mencit setelah diberikan perlakuan dengan pemberian MSG, ekstrak etanol
kulit manggis dan vitamin E dapat dilihat pada gambar 4.4 dan tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
77
Gambar 4.4 Hasil pewarnaan immunohistokimia Cu Zn SOD. Tampilan kuat pada jaringan hati sebagai kontrol Kontrol positif 4.4.A. Tampilan
positif kuat pada kelompok P0 4.4.B dan Kelompok P4 4.4.C. Tampilan positif sedang kelompok P2 4.4.D dan kelompok P3
4.4.E. Tampilan positif lemah pada kelompok P1 4.4.F.
A B
C D
E F
Universitas Sumatera Utara
78
Tabel 4.3. Tampilan pewarnaan immunohistokimia Cu Zn SOD ginjal.
Kelompok Intensitas
warna Luas
Tampilan Jumlah
I.Warna x L.Tampilan
Kategrori Notasi
P0 = Kontrol 3
3 9
Kuat a
P1 = MSG 1
2 2
Lemah c
P2 = MSG+EEKM 2
2 4
Sedang b
P3 = MSG + Vit. E 2
2 4
Sedang b
P4 = EEKM 3
3 9
Kuat a
Huruf kecil yang beda antara masing-masing perlakuan P0 sd P4 adalah berbeda nyata
a,b
p0,05. Keterangan , MSG = Monosodium glutamate, EEKM = Ekstrak etanol kulit manggis, dan Vit. E = Vitamin E.
Tabel 4.3 menunjukkan kategori tampilan immunohistokimia Cu Zn SOD, dengan uji Kruskal Wallis menunjukkan perbedaan yang bermakna di antara
kelompok perlakuan pada penelitian p0,05. Tampilan immunohistokimia antioksidan endogen Cu Zn SOD yang
tertampil paling kuat adalah pada kelompok yang mendapat ekstrak etanol kulit manggis P4 dan kelompok kontrol P0. Pada kelompok yang mendapat MSG
dan ekstrak etanol kulit manggis selama 14 hari P2 dan yang mendapat MSG dan vitamin E P3 menunjukkan tampilan sedang dengan pewarnaan Cu Zn SOD.
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan P1 dengan kelompok perlakuan P2, P3 dan kelompok
perlakuan P4 p0,05, namun tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan P2 dengan kelompok perlakuan P3.
Universitas Sumatera Utara
79
Stres oksidatif dapat disebabkan berbagai faktor seperti kurangnya antioksidan dan produksi radikal bebas yang berlebihan sehingga dapat
mempengaruhi proses-proses
fisologis maupun
biokimia tubuh,
yang mengakibatkan gangguan metabolisme fungsi sel yang menimbulkan kematian
sel. Efek radikal bebas dalam tubuh akan dinetralisir oleh antioksidan endogen yang dibentuk oleh tubuh sendiri dan antioksidan eksogen suplemen dari luar
melalui makanan, minuman atau obat-obatan, seperti: karotenoid, vitamin C, vitamin E, flavonoid dan lain-lain.
Copper Zinc Superoxide Dismutase Cu Zn SOD merupakan salah satu antioksidan endogen yang berperan utama dalam mengkatalisis radikal bebas
anion superoxidea menjadi hidrogen peroksida dan molekul oksigen. Pengamatan kandungan antioksidan Cu Zn SOD dengan pewarnaan immunohistokimia
menunjukkan bahwa semakin kuat tampilan immunohistokimia Cu Zn SOD maka semakin banyak kandungan Cu Zn SOD pada jaringan tersebut Mates, et al.,
1999 dalam Wresdiyati, et al., 2010. Pada penelitian ini tampilan pewarnaan immunohistokimia antioksidan
endogen Cu Zn SOD yang paling kuat terdapat pada kelompok yang mendapat ekstrak etanol kulit manggis P4, hal ini menandakan bahwa kandungan
antioksidan endogen Cu Zn SOD tinggi dalam ginjal. Kelompok P4 mempunyai tampilan yang sama dengan kelompok kontrol P0 gambar 4.4. B dan C.
Tampilan yang paling lemah terdapat pada kelompok mencit yang hanya mendapat MSG P1 yang menandakan bahwa kandungan antioksidan endogen Cu
Zn SOD rendah dalam ginjal gambar 4.4.F. Hal ini disebabkan pemberian MSG
Universitas Sumatera Utara
80
menyebabkan timbulnya radikal bebas sehingga tubuh merespon dengan cara meningkatkan produksi antioksidan endogen Cu Zn SOD untuk meredam radikal
bebas melalui mekanisme pengubahan radikal bebas superoxidea O
2 -
yang sangat reaktif menjadi H
2
O
2
yang kurang reaktif Robin, 2010. Tetapi apabila pajanan radikal bebas tersebut terus menerus terjadi maka akan meningkatkan
pemakaian antioksidan endogen Cu Zn SOD sehingga dapat menurunkan aktivitaskandungan antioksidan endogen Cu Zn SOD didalam tubuh.
Tampilan immunohistokimia Cu Zn SOD pada kelompok mencit yang mendapat MSG dan ekstrak etanol kulit manggis P2 dan kelompok mencit yang
mendapat MSG dan vitamin E P3 lebih kuat dibandingkan kelompok mencit yang mendapat MSG selama 21 hari P1 gambar 4.4 D dan E, hal ini
memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak etanol kulit manggis dan vitamin E memberikan pengaruh yang nyata dalam memperbaiki aktifitas antioksidan
endogen Cu Zn SOD. Hal ini disebabkan karena ekstrak etanol kulit manggis mengandung senyawa Xanthone yang dapat menangkap radikal superoxide O
2 -
dan vitamin E yang dapat mengubah radikal peroksil menjadi radikal tokoferol, sehingga dengan adanya bantuan antioksidan eksogen maka kerja antioksidan
endogen Cu Zn SOD akan berkurang sehingga kandungannya menjadi lebih tinggi dibanding dengan kelompok mencit yang hanya mendapat MSG P1.
Kedua kelompok tersebut sama-sama menunjukkan kategori tampilan immunohistokimia Cu Zn SOD yang sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ekstrak etanol kulit manggis dan vitamin E dapat memperbaiki aktifitas dan mengatasi penurunan kandungan antioksidan endogen Cu Zn SOD.
Universitas Sumatera Utara
81
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan