Kerangka Konsepsional Analisis Yuridis Terhadap Wasiat Wajibah Dalam Perspektif Fikih Islam (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tentang Ahli Waris Yang Beragama Non-Muslim)

18

2. Kerangka Konsepsional

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsespsi dalam penelitian ini untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak dan kenyataan. Konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang digeneralisasikan dari hal-hal yang khusus yang disebut defenisi operasional. 16 Suatu kerangka konsepsionil, merupakan kerangka yang menggambarkan hubungan antara konsep-konsep khusus, yang ingin atau akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu abstraksi dari gejala tersebut. Gejala itu sendiri biasanya dinamakan fakta, sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-hubungan dalam fakta tersebut. 17 Dalam kerangka konsepsional diungkapkan beberapa konsepsi atau pengertian yang akan dipergunakan sebagai dasar penlitian hukum, guna menghindari perbedaan penafsir dari istilah yang dipakai, selain itu juga dipergunakan sebagai pegangan dalam proses penelitian ini. Selanjutunya, untuk menghindari terjadinya salah pengertian dan pemahaman yang berbeda tentang tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka kemudian dikemukakan dalam bentuk defenisi operasional sebagai berikut: 16 Samasi, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, Hal. 3 17 Soerjono Soekanto, Op Cit, Hal.132 Universitas Sumatera Utara 19 a. Wasiat menurut Kompilasi Hukum Islam adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain atau lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia. 18 Menurut Ahmad Rafiq secara etimologi, para ahli hukum Islam mengemukakan bahwa wasiat adalah pemilikan yang didasarkan pada orang yang menyatakan wasiat meninggal dunia dengan jalan kebaikan tanpa menuntut imbalan atau tabarru. 19 Wasiat adalah pesan seseorang untuk memberikan suatu kepada orang lain setelah ia meninggal dunia. 20 Wasiat adalah suatu tidakan untuk mengalihkan harta atau hak dari seseorang kepada orang lainnya dan berpindah-pindahnya setelah meninggal yang berwasiat. Juga dapat diartikan sebagai suruhan atau melakukan suatu perbuatan sesudah wafatnya seseorang. 21 b. Wasiat wajibah menurut Ahmad Rafiq adalah tindakan yang dilakukan penguasa atau hakim sebagai aparat negara untuk memaksa atau memberi putusan wasiat bagi orang yang telah meninggal dunia, yang diberikan kepada orang tertentu dalam keadaan tertentu pula. 22 18 Johni Najwan, Hukum Kewarisan Islam, Yayasan Baitul Hikmah, Padang, 2003, Hal. 206 19 Abdul Manan II, Op Cit, Hal. 149 20 Moh. Muhibbin Dan Abdul Wahid, Hukum Kewarisan Islam Sebagai Pembaharuan Hukum Positif Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2009 Hal. 55 21 Hasballah Thaib I, Hukum Benda Menurut Islam, Fakultas Hukum Universitas Dharmawangsa, Medan, 1992, Hal. 36 22 Abdul Manan, Op Cit, Hal. 166 Universitas Sumatera Utara 20 Wasiat wajibah menurut Chairuman Pasaribu dan Suhrawarsi K. Lubis adalah wasiat yang dipandang sebagai telah dilakukan oleh seseorang yang akan meninggal dunia, walaupun sebenarnya ia tidak meninggalkan wasiat itu. 23 Wasiat wajibah adalah wasiat yang pelaksanaannya tidak dipengaruhi atau tidak bergantung pada kemauan atau kehendak yang meninggal dunia. 24 c. Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. 25 Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian agama Islam. 26 Hukum Islam adalah titah Allah yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf, baik berupa tuntutan thalab, pemberian pilihan takhyir, atau berupa ketetapan yang menjadikan sesuatu sebagai sebab bagi adanya sesuatu yang lain, sebagai syarat bagi adanya sesuatu yang lain, sebagai penghalang mani’ bagi adanya sesuatu yang lain, atau sebagai pemberitahuan sah atau batalnya suatu pekerjaan serta rukhshah dan azimah suatu pekerjaan. 27 Hukum Islam itu adalah peraturan yang dirumuskan secara terperinci dan mempunyai kekuatan yang mengikat, yang aturan tersebut digali dari dan berdasarkan kepada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasulullah, yang hanya mengatur tindakan lahiriah dari manusia yang dikenai hukum. 28 23 Ibid 24 Arif Furqan, Dkk, Islam Untuk Disiplin Ilmu Hukum, Departemen Agama RI, Jakarta, 2001, Hal. 120 25 Ibid, Hal. 15 26 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Islam Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 42 27 Alaidin Koto, Filsafat Hukum Islam, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, Hal. 25 28 Ibid, Hal 26 Universitas Sumatera Utara 21 d. Kompilasi Hukum Islam bisa dikatakan sebagai materi hukum Islam yang paling sempurna untuk dijadikan pedoman bagi Hakim di lingkungan Peradilan Agama. 29 Kompilasi Hukum Islam adalah hukum tidak tertulis, tetapi dihimpuan dalam sebuah buku. 30 e. Fikih artinya paham atau pengertian. Ilmu fikih adalah ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat di dalam Al-Quran dan ketentuan-ketentuan umum yang dapat dalam Sunnah Nabi yang direkam dalam kitab-kitab hadis. 31 Ilmu fikih adalah ilmu yang berusaha memahami hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad untuk diterapkan pada perbuatan manusia yang telah dewasa yang sehat akalnya yang berkewajiban melaksanakan hukum Islam. f. Non-muslim berarti orang yang tidak atau bukan beragama muslim. 32

G. Metode Penelitian

Istilah metodologi berasal dari kata metode yang berarti jalan, namun demikian, menurut kebiasaan metode dirumuskan, dengan kemungkinan- kemungkinan, sebagai berikut: 1 Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian, 2 Suatu tekni yang umum bagi ilmu pengetahuan, 29 Fahmi Amruzi, Op Cit, Hal. 47 30 Habiburrahman, Rekonstruksi Hukum Kewarisan Islam Di Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2011, Hal. 54 31 Mohammad Daud Ali, Op Cit, Hal. 48 32 Pusat Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, Hal. 692 Universitas Sumatera Utara 22 3 Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur. 33

1. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 981K/PDT/2009 Tentang Pembatalan Sertipikat Hak Pakai Pemerintah Kota Medan No. 765

4 80 178

Analisis Hukum Islam Tentang Penetapan Hak Wasiat Wajibah Terhadap Ahli Waris Non Muslim”(Studi Putusan No. 0141/Pdt.P/2012/PA.Sby)

3 114 148

KAJIAN YURIDIS TENTANG WASIAT WAJIBAH KEPADA AHLI WARIS NON MUSLIM MENURUT HUKUM WARIS ISLAM

0 3 18

KAJIAN YURIDIS TENTANG WASIAT WAJIBAH KEPADA AHLI WARIS NON MUSLIM MENURUT HUKUM WARIS ISLAM (Studi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 368. K/AG/1995)

0 14 18

KAJIAN YURIDIS TENTANG WASIAT WAJIBAH KEPADA AHLI WARIS NON MUSLIM MENURUT HUKUM WARIS ISLAM (Studi Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 368. K/AG/1995)

0 5 18

ANALISIS YURIDIS PEMBAGIAN HARTA WARIS MELALUI WASIAT WAJIBAH BAGI AHLI WARIS BEDA AGAMA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM DI INDONESIA (STUDI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 16K/AG/2010).

1 4 16

TERHADAP WASIAT WAJIBAH DALAM PERSPEKTIF FIKIH ISLAM (STUDI

0 1 13

BAB II DASAR-DASAR PENGATURAN WARISAN ANTARA SEORANG MUSLIM DENGAN NON MUSLIM DALAM HUKUM ISLAM A. Pembagian Warisan Dalam Pandangan Hukum Islam - Analisis Hukum Islam Tentang Penetapan Hak Wasiat Wajibah Terhadap Ahli Waris Non Muslim”(Studi Putusan No.

0 0 41

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Islam Tentang Penetapan Hak Wasiat Wajibah Terhadap Ahli Waris Non Muslim”(Studi Putusan No. 0141/Pdt.P/2012/PA.Sby)

0 0 23

Analisis Hukum Islam Tentang Penetapan Hak Wasiat Wajibah Terhadap Ahli Waris Non Muslim”(Studi Putusan No. 0141/Pdt.P/2012/PA.Sby)

0 0 17