Teori Kredit TINJAUAN PUSTAKA

a. Lembaga-lembaga kredit yang biasanya beroperasi terbatas hanya pada suatu desa tertentu saja. Termasuk dalam kelompok ini adalah BKD Bank Kredit Desa, Lumbung Desa, dan Koperasi-Koperasi Serba Guna atau Koperasi- Koperasi Kredit simpan-pinjam. b. Lembaga-lembaga kredit yang daerah kerjanya meliputi beberapa desa mungkin meliputi satu kecamatan, kawedanan atau kabupaten, misalnya BKK Badan Kredit Kecamatan, Perjan Pegadaian, Bank Rakyat Indonesia BRI kantor cabang atau perwakilan, atau unit desa, atau lembaga kredit usaha per- orangan.

2.2 Teori Kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti “kepercayaan”. Oleh sebab itu kredit adalah kepercayaan, tanpa kepercayaan perjanjian ini tidak akan terjadi.Seseorang atau Badan Usaha yang memberikan kredit kreditor percaya bahwa si penerima kredit debitor suatu waktu dapat memenuhi janjinya, apa yang telah di janjikan itu dapat berupa barang, uang , atau jasa. Pengertian kredit menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998. Kredit adalah penyadiaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam Universitas Sumatera Utara melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kasmir, 2002 Menurut Teguh Pudjo Muljono 2001 Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada jangka waktu yang disepakati. Dari beberapa pendapat tersebut diatas jelaslah bahwa kredit dalam arti ekonomi merupakan penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Terlihat pula bahwa unsur kepercayaan dan unsur waktu merupakan unsur terpenting dalam suatu perkreditan. Adapun kesimpulan mengenai pengertian kredit yaitu : a. Penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu b. Kewajiban pengembalian kredit c. Jangka waktu pengembalian d. Pembayaran bunga, imbalan atau bagi hasil, dan e. Perjanjian Kredit. Di dalam pemberian kredit, terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung yaitu : - Pihak yang berlebihan dana, disebut dengan pemberi kredit Kreditur, dan - Pihak yang membutuhkan dana, disebut dengan penerima kredit Debitur Pada sisi penyaluran dana landing of fund, kredit merupakan pembiayaan yang potensial menghasilkan pendapatan dibanding dengan alternatif pendapatan lainnya. Sedangkan bagi penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga Universitas Sumatera Utara mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Oleh sebab itu, maka sebelum kredit diberikan maka diperlukan analisis kredit terlebih dahulu. Jenis-jenis kredit dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria-kriteria yang dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Menurut Penggunaannya : a. Kredit Konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau kredit kendaraan yang digunakan sendiri, kredit ini tidak produktif. b. Kredit Modal Kerja adalah kredit yang akan dipergunakan untuk menambah modal usaha debitur, kredit ini produktif. c. Kredit Investasi adalah kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif, tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama. 2. Menurut Jangka Waktunya : a. Kredit Jangka Pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal satu tahun, pada umumnya kredit ini disalurkan bank ke sektor perdagangan, distribusi dan sektor lainnya. b. Kredit Jangka Menengah yaitu kredit yang berjangka waktu satu sampai tiga tahun, dimana pada umumnya kredit semacam ini disalurkan ke sektor pertanian, pertambangan, perindustrian, dan sektor-sektor lainnya. Universitas Sumatera Utara c. Kredit Jangka Panjang yaitu kredit yang mempunyai waktu lebih dari tiga tahun dan umumnya kredit semacam ini disalurkan pada sektor-sektor investasi. 3. Menurut Collectibility : Yang dimaksud dengan collectibility credit adalah keadaan pembayaran pokok pinjaman dan bunga oleh nasabah terlihat pada tata usaha bank. Berdasarkan collectibilitynya, pinjaman dapat digolongkan atas 5 lima macam, yaitu : a. Lancar, yaitu pinjaman dan pembayaran pokok dan bunganya berjalan sesuai dengan pinjaman yang bersangkutan, termasuk perubahannya yang disetujui oleh bank. b. Kurang Lancar, yaitu pinjaman yang pembayaran pokoknya tidak dilakukan dengan perjanjian pinjaman yang bersangkutan misalnya : • Pinjaman yang telah jatuh tempo tidak diperpanjang akan tetap dan belum melampaui waktu tiga bulan. • Adanya tunggakan pembayaran pokok lewat waktu tiga bulan, dan tunggakan bunga lewat satu bulan dan berdasarkan penilaian bank, debitur dapat melunasi utangnya dan seluruh bunganya. • Khusus pinjaman akses yang jangka waktunya telah lewat dan belum diperpanjang akan tetapi belum melampaui tiga bulan dan Universitas Sumatera Utara berdasarkan penilaian bank, debitur masih dapat melunasi utangnya dan seluruh bunga. c. Diragukan, adalah pinjaman yang telah jatuh tempo dan lewat tiga bulan dan berdasarkan penilaian bank, debitur tidak dapat membayar kembali seluruh hutang dan bunganya, hanya diharapkan pelunasan sekarang. Kurang 50 dari saldo debetnya pinjaman tanpa perjanjian kredit dan tanpa aksep yang berdasarkan penilaian bank diharapkan dapat diperoleh pelunasan sekurang-kurangnya 50 dari saldo debetnya. d. Macet, yaitu pinjaman yang tidak dapat dikategorikan dari tiga jenis tersebut diatas, dan menurut penilaian bank, hanya dapat diharapkan pelunasannya kurang dari 50 dari saldo debetnya. e. Kredit dalam pengawasan, yaitu sebelum pembelian kredit terlebih dahulu diadakan penilaian atau analisis kredit. 4. Menurut Sifatnya : a. Dengan perjanjian kredit, yaitu yang diberikan dengan perjanjian tertulis lebih dahulu yang antara lain penetapan besarnya plafon kredit, suku bunga, jangka, jaminan dan cara-cara pembayaran kembali dan sebagainya. b. Tanpa perjanjian kredit, yaitu kredit yang diberikan tanpa perjanjian tertulis terlebih dahulu, dan termasuk dalam golongan ini yaitu : Universitas Sumatera Utara • Overdraft karena penarikan, adalah penarikan pembebanan rekening koran nasabah yang melampaui saldo kredit sehingga mengakibatkan saldo debet pada rekening yang bersangkutan, sehingga untuk itu tidak ada fasilitas kredit berdasarkan perjanjian tertulis. • Overdraft karena pembebanan bunga, yaitu pembebanan bunga dan biaya-biaya lainnya yang terhutang, yang menyebabkan pelampauan plafon kredit sebagaimana tercantum dalam perjanjian tertulis. • Kredit yang diberikan yang hanya disertai aksep atau dengan jaminan surat berharga. Adapun unsur-unsur yang terkandung di dalam pemberian suatu kredit secara umum adalah sebagai berikut : 1. Kepercayaan Merupakan suatu keyakinan pemberian kredit oleh bank bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang, atau jasa yang benar-benar akan kembali di masa akan datang. Sebelum dana dikucurkan sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam mengenai calon nasabah. 2. Kesepakatan Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana si pemberi dan si penerima kredit menandatangani hak dan kewajiban masing-masing pihak. 3. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan pasti ada jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup jangka waktu pengembalian yang disepakati. Universitas Sumatera Utara 4. Resiko Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan oleh 2 hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah sengaja tidak membayar kredit padahal nasabah tersebut mempunyai kemampuan. Akibat yang kedua adalah nasabah sengaja tidak melunasi kreditnya. Hal ini bisa disebabkan misalnya dikarenakan bencana alam. 5. Balas Jasa Tujuan dari bank mengeluarkan kredit atau pinjaman adalah disamping untuk membantu pendanaan nasabah yang paling utama adalah untuk memperoleh keuntungan. Tujuan pokok pemberian kredit oleh suatu bank harus diarahkan untuk kepentingan bank tersebut, yaitu : 1. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. 2. Mencari keuntungan yang layak bagi bank, agar kelangsungan hidup bank tetap terjamin, mengingat pemberian kredit merupakan kegiatan bank dan penghasilan pokok bank. 3. Meningkatkan aktivitas ekonomi atau kegiatan perusahaan agar dapat menjalankan pasarnya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Tujuan dasar kredit didasarkan untuk pencapaian tujuan tertentu yang tidak boleh merugikan tujuan lainnya bahkan harus saling menunjang atau dapat dicapai secara bersama-sama. Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dan Universitas Sumatera Utara melalui suatu analisa dan penelitian yang cermat untuk mencegah terjadinya kerugian pada bank. Terdapat beberapa fungsi kredit dalam hubungannya dalam siklus perekonomian, perdagangan lalu lintas moneter. Menurut Muchadarsyah Sinungan 1993, fungsi kredit pada dasarnya memiliki garis besar yaitu: a. Kredit dapat meningkatkan daya guna utility dari uang. b. Kredit dapat meningkatkan daya guna utility dari barang. c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. d. Kredit adalah salah satu stabilitas ekonomi. e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat. f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. g. Kredit adalah alat dalam hubungan internasional. Pengambilan keputusan kredit wajib berpedoman pada kebijakan kredit yang telah ditetapkan. Kebijakan kredit merupakan pedoman di bidang kredit sebagai acuan dalam pengambilan keputusan. Terhitung tiga asas pokok sebagai dasar penyusunan kebijakan kredit yang terdiri dari : a. Asas likuiditas menghasilkan bank untuk mempertahankan kondisi likuiditas yang baik. Hal ini berarti bank perlu memnuhi cost assets meminimal yang berupa assets yang dapat dicairkan sewaktu-waktu serta menciptakan assets baru melalui hutang-hutang baru. Apabila kredit yang diberikan mengakibatkan likuiditas bank menjadi jelek, bank akan kehilangan kepercayaan masyarakat. Universitas Sumatera Utara b. Asas Solvabilitas penting bagi bank agar manajemen dana yang dimiliki dan ditanamkan dalam bentuk kredit maupun surat-surat berharga pada tingkat risiko yang minimal. Penghasilan dari kegiatan tersebut merupakan sumber uang untuk membayar hutang baik kepada nasabah. c. Asas Rentabilitas mempunyai pengertian, bank memperoleh keuntungan selama beroperasi. Pada hakekatnya keuntungan tersebut mempunyai selisih antara penghasilan bunga dari nasabah debitur dengan biaya dari nasabah pnabung. Jadi, bank harus memiliki debitur yang dapat diandalkan sebagai sumber penghasilan bunga. Sekalipun tidak mungkin terhindar dari semua resiko, namun agar berada dalam posisi keamanan yang relatif tinggi, maka perbankan dalam mengadakan operasi aktifnya perlu menyusun kebijaksanaan yang melahirkan strategi perkreditan yang berguna. Strategi perbankan merupakan ilmu dan seni dalam memanfaatkan rencana dalam perkreditan agar tujuan manajemen perbankan dapat tercapai. Tujuan utama strategi perkreditan bagi perbankan adalah pencapaian suatu posisi perkreditan yang bersaing dalam sistem perbankan. Ketika sedang merumuskan strategi perkreditannya, manajemen perbankan perlu mempertimbangkan dengan tepat dan berimbang 3 tiga prinsip strategi perkreditan. Ketiga prinsip strategi perkreditan tersebut meliputi : 1. Prinsip Likuiditas Prinsip likuiditas merupakan suatu keharusan untuk diperhatikan oleh setiap manajemen perbankan, dalam keadaan apapun baik dalam konjungtur Universitas Sumatera Utara boom naik maupun konjungtur turun bust. Setiap manajemen perbankan harus dapat menjaga tingkat likuiditasnya setiap saat agar selalu siap mengeluarkan dana cairnya, bilamana kewajibannya telah tiba maka saatnya harus dilunasi. Jika prinsip likuiditasnya diabaikan, manajemen perbankan tersebut akan mengalami masalah kepercayaan yang memburuk atau nasabahnya yang mengakibatkan citranya dalam bisnis perbankan juga mengalami kemerosotan. Jika kemerosotan itu terjadi meskipun mungkin hanya diderita salah satunya, maka penarikan dana besar-besaran yang disebabkan oleh penyerbuan bank bank mask sangat mungkin terjadi. Jika hal ini terjadi, kemampuan untuk mendapatkan laba pun akhirnya sirna. Oleh karena itu untuk menghadapi kesulitan likuiditas tersebut sangat dianjurkan agar : a. Bank mempunyai sejumlah aktiva cair sebanyak keperluan pemenuhan kewajibannya. b. Bank mempunyai aktiva lainnya yang sewaktu-waktu dapat diubah menjadi aktiva cair tanpa merumuskan nilai aktiva tersebut. c. Bank mempunyai kemampuan untuk menciptakan aktiva cair baru melalui berbagai bentuk utang yang resikonya minimum. Walaupun demikian likuiditas yang berlebihan dapat menyebabkan : a. Beban bunga akan bertambah, b. Kehilangan peluang untuk mendapatkan pendapatan di waktu yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 2. Prinsip Rentabilitas Kendatipun prinsip likuiditas sangat penting bagi manajemen perbankan, namun strategi perkreditan bank tersebut tidak boleh mengabaikan setiap peluang untuk mendapatkan hasil returns yang memadai tanpa harus bersaing dengan prinsip likuiditas tersebut. Karena itu, prinsip rentabilitas profitability principle mengajarkan bahwa setiap operasi bisnis perbankan harus senantiasa didukung oleh harapan untuk memperoleh laba yang pantas baik untuk mempertahankan kehadirannya dalam pasar uang dan pasar modal maupun untuk mengadakan ekspansi tanpa harus mengorbankan tingkat likuiditasnya. Salah satu kebijakan yang dapat mendukung strategi perkreditan tersebut adalah kebijakan dalam mendapatkan selisih spread antara bunga yang akan diterima dan bunga yang akan dibayar. Keberhasilannya dalam memperoleh selisih bunga itu akan menjadi kontribusi bagi keberhasilan dalam memelihara prinsip rentabilitas. 3. Prinsip Solvabilitas Prinsip solvabilitas solvency principle mengajarkan bahwa manajemen bisnis perbankan harus memperhatikan kemampuan bank tersebut pada suatu saat tertentu membayar seluruh utang dan kewajibannya bilamana bank tersebut dilikuidasi. Pada saat itu seluruh aktiva bank akan dinilai atas dasar harga jualnya kecuali aktiva immaterial seperti good will dan aktiva lainnya. Solvabilitas sebuah bank tergantung pada nilai lebih aktiva terhadap Universitas Sumatera Utara kewajiban-kewajibannya. Sebuah bank disebut solvable jika pada waktu penilaian menunjukkan bahwa nilai jual seluruh aktiva pada saat likuidasi melebihi seluruh utang-utangnya. Ketiga prinsip perlu mendapat perhatian manajemen perbankan berkaitan dengan strategi untuk menjamin tercapainya tujuan strategi perkreditan tersebut. Tujuan strategi perkreditan adalah : a. Untuk menjadi ketentuan dasar yang memberikan arah kepada para manajer bisnis perbankan dalam melakukan fungsi manajerialnya. b. Untuk menjadi ketentuan pokok dalam menghadapi konjungtur- konjungtur ekonomi makro dan khusunya perkembangan moneter dan perbankan, baik nasional maupun global. c. Untuk menjamin keamanan aktiva bank dan setiap dana para deposan yang dipercayakan kepada bank itu. d. Untuk dipergunakan sebagai dasar penelitian dan umpan balik sehingga setiap deviasi dari setiap kebijaksanaan dan strategi perkreditan dapat diketahui secara dini. Dalam pelaksanaan pemberian kredit kepada nasabahnya, bank dihadapkan pada masalah yang cukup kompleks seperti kepada siapa kredit diberikan, apakah calon nasabah debitur mampu mengembalikan utang pokoknya dengan bunga serta kewajiban lainnnya, berapa jumlah plafond, kredit maksimum yang layak untuk diberikan, apakah kredit yang akan diberikan cukup aman atau resikonya kecil. Selain masalah-masalah umum yang harus dipecahkan Universitas Sumatera Utara oleh perbankan dalam pemberian kredit, maka perbankan juga dihadapkan masalah-masalah yang sifatnya sangat khusus yang menyangkut kegiatan usaha dan karakter dari calon debitur. Perkreditan mempunyai masalah yang bersifat .kasuistis. yang artinya masing-masing debitur mempunyai permasalahan yang sangat spesifik, oleh karena itu diperlukan adanya pendekatan dan penanganan satu nasabah dengan nasabah lainnya. Menurut Muljono 2000 dalam pemberian kredit, pihak bank minimal mengadakan analisa beberapa aspek dari calon debiturnya, yaitu : 1. Aspek Yuridis Dalam proses analisa suatu permohonan kredit, maka aspek yuridis legal aspect mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan aspek yang terpenting diantara aspek-aspek lainnya. Karena walaupun semua aspek yang ada cukup layak feasiable tetapi aspek yuridis tidak sah maka semua ikatan perjanjian kredit antara bank dengan debitur dapat gugur, dan pada akhirnya pihak bank akan mengalami kesulitan dalam kredit yang telah diberikan. 2. Aspek Pemasaran Pemasaran bagi setiap kegiatan usaha merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuannya dalam mendapatkan laba sesuai dengan yang direncanakan. Kemampuan untuk memproduksi suatu barang atau jasa tidak akan ada artinya jika tidak ada kemampuan untuk memasarkannya, jadi “costumer oriented” lebih menonjol dibandingkan dengan “production oriented”. Universitas Sumatera Utara 3. Aspek Jaminan Jaminan kredit collateral merupakan aspek yang paling penting dalam analisa kredit, karena jaminan berfungsi untuk pengamanan apabila kredit yang diberikan mengalami kegagalan. Oleh karena para analis kredit harus mempunyai ketelitian dalam penilaian barang-barang yang dijaminkan kepada bank. Dalam penilaian ini ada dua sarana pokok yaitu nilai ekonomis dan nilai yuridis dari barang jaminan tersebut, dan biasanya suatu bank telah mempunyai aturan tersendiri tentang penilaian barang jaminan. 4. Aspek Teknis Semua jenis usaha yang akan melaksanakan kegiatannya selalu dihadapkan pada suatu permasalahan yaitu kebutuhan akan serangkaian perangkat keras hardware yang beraneka ragam bentuk dan kegunaannya. Mengingat sangat bervariasinya perangkat keras yang dipakai untuk menunjang kegiatan usaha yang akan dilakukan calon debitur, sehingga dibutuhkan seseorang atau tim ahli untuk masing-masing bidang yang sering memerlukan keahlian dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan serta interdisplin profesi. 5. Aspek Keuangan Analisa aspek keuangan dari calon debitur bertujuan untuk mengetahui struktur kebutuhan modal, posisi keuangan seperti berapa besarnya rentabilitas, solvabilitas, likuiditas dan prospek keuangan di waktu yang akan datang setelah calon debitur tersebut menerima kredit Universitas Sumatera Utara dari bank. Demikian juga analisa aspek keuangan digunakan untuk mengetahui estimasi cash flow serta rencana pelunasan kredit yang telah diterima. Untuk mengetahui berbagai informasi tentang keuangan maka analis kredit memerlukan berbagai data yang bersumber dari neraca dan laporan labarugi beberapa periode terakhir. Pengawasan kredit merupakan kunci utama keberhasilan penyaluran kredit. Hal ini dapat dilihat apabila terjadi kredit bermasalah maka dapat dipastikan itu akibat kelemahan dan kelalaian bank dalam melakukan pengawasan. Irmayanto,2004. Kegiatan pengawasan kredit dapat dilakukan dalam bentuk : 1. Penggunaan administrasi kredit yang memadai computer. 2. Kewajiban nasabah menyampaikan laporan secara berkala, menyangkut produksi, penjualan, utang dan piutang, laporan neraca dan rugilaba, laporan tenaga kerja. 3. Kewajiban wira kredit mengunjungiproyek yang dibiayai. 4. Konsultasi manajemen yang terprogram antara nasabah dengan bank. 5. Sistem peringatan warning system pada administrasi bank yang menangani nasabah.

2.3 Kredit Umum Pedesaan KUPEDES