2.3.1. Pengolahan Air Limbah Karet
Agar air limbah pengolahan karet bisa dibuang ke saluran-saluran air umum tanpa membahayakan lingkungan, maka air limbah tersebut harus diolah terlebih
dahulu. Prinsip pengolahan air limbah adalah memisahkan partikel-partikel yang berbahaya atau tidak diinginkan dari air atau mengubahnya menjadi zat-zat yang
dapat dimanfaatkan. Nilai BOD dan pH limbah dibuat menjadi nilai normal yang tidak membahayakan. Pencemaran lingkungan yang bisa timbul sedapat mungkin
dicegah. Dibanding dengan jenis karet yang lain, sisa proses pembuatan lateks
pekat merupakan limbah yang paling berbahaya bagi lingkungan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan nilai BOD Biochemical Oxygen Demand serta
pH air lateks pekat yang dibuat secara pusingan lebih besar dari pada limbah pengolahan karet kering. Ini dapat dimengerti karena proses pembuatan lateks
kering tidak terlalu membaurkan air yang dipakai dalam pengolahan karet kering. Ini dapat dimengerti karena proses pembuatan lateks kering tidak terlalu
membaurkan air yang dipakai dalam pengolahan seperti halnya pembuatan lateks pekat. Pengolahan air limbah lateks pusingan antara lain dilakukan dengan sistem
kolam anaerobaerob, oxidation ditch, anaerobic filter dan rotating biodisc. Untuk mengolah air limbah diperlukan tempat untuk menampungnya.
Tempat penampungan bisa menggunakan kolam, bak atau tangki. Sarana pengolahan air limbah yang memadai seharusnya memiliki kolam pengolahan
limbah tersendiri. Dalam sistem pengolahan ini dibuat dua kolam penampungan yang terpisah. Kolam pertama untuk proses anaerob dan kolam kedua untuk
proses aerob. Kapasitas kolam anaerob diperkirakan dapat menampung produksi
Universitas Sumatera Utara
air limbah selama 18-20 hari. Sedangkan kapasitas kolam aerob diharapkan dapat menampung produksi air limbah selama 8-10 hari. Kolam anaerob dibuat dibuat
lebih besar dari pada kolam aerob karena pada kolam anaerob pengurangan nilai BOD setelah hari ketiga semakin besar. Sedangkan pada kolam aerob
pengurangan nilai BOD setelat hari keempat justru semakin kecil. Setelah kadar BOD dan parameter lainnya seperti pH, amoniak menurun sampai angka yang
diperkenankan sebagai limbah yang dapat dibuang maka pengolahan dapat dilanjutkan dengan limbah produksi periode berikutnya.
Pabrik yang mengolah karet sheet dan karet spesifikasi teknis tidak terlalu mengalami kesulitan dalam masalah limbah. Air limbah pengolahan karet sheet
dan spesifikasi dapat dibuang kesaluran pembuangan air umum hanya dengan pengolahan yang sederhana. Ada dua macam limbah yang dihasilkan pada
pembuatan karet sheet. Pertama berupa serum dari hasil penggumpalan lateks yang relatif bebas dari butir-butir karet. Limbah ini biasanya dibuang. Kedua,
berupa lateks yang sangat encer dan biasanya merupakan hasil pencucian tangki pengangkut dan penampung lateks serta sarana yang dipakai untuk pengolahan
karet di tempat pengolahan. Lateks encer memiliki kadar karet kering yang masih lumayan, sekitar 0,5-2. Jenis limbah yang kedua ini sebenarnya bisa
dimanfaatkan. Pemanfaatan lateks yang sangat encer sisa pengolahan sheet dilakukan
dengan cara penggumpalan. Prinsip pengolahan adalah adalah penampungan limbah dan penggumpalan lateks sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan olah
karet. Karena air limbah mengandung lateks yang sangat encer, maka penggumpalan jarang menggunakan asam. Dengan asam waktu yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
untuk menggumpal sempurna akan lama. Selain itu, asam yang dibutuhkan persatuan berat karet juga cukup banyak. Adapun bahan penggumpal yang baik
untuk penggumpalan limbah adalah Buckom LAWT-60 yang dikenal dengan merek dagang Busan.
Buckom LAWT-60 digunakan untuk menetralkan muatan pada permukaan butir-butir karet yang terkandung didalam limbah. Besarnya jumlah muatan
berbanding langsung dengan berat kering limbah lateks. Dalam tempo yang relatif singkat, kurang dari setengah jam, akan diperoleh gumpalan lateks yang
sempurna. Bila menggunakan asam format membutuhkan waktu 3-4 jam. Selain hasil karet yang didapat, masih ada sisa limbah lagi dari perlakuan
ini. Namun, limbah sisa pengolahan lanjut ini memiliki nilai BOD, COD, NH
3
yang lebih rendah, pHnya juga hampir mencapai netral.
2.3.2. Pemanfaatan Limbah Karet