d c
20 m e
a b
20 m Gambar 2. Ilustrasi petak contoh pengambilan sampel tanah dan akar
3.4 Pengamatan Sampel Tanah dan Akar
Pengamatan kelimpahan spora FMA dapat dilakukan dengan cara menghitung kepadatan spora dan persentase kolonisasi FMA pada akar tanaman inang Abbot dan
Robson, 1996. Dalam penelitian ini, dilakukan identifikasi tipe FMA dan persentase kolonisasi FMA.
3.4.1 Ekstraksi Spora dan Identifikasi FMA
Ekstraksi spora FMA berfungsi memisahkan spora FMA dengan sampel tanah sehingga dapat dilakukan identifikasi untuk mengetahui jumlah dan tipe spora FMA.
Teknik dalam mengekstraksi spora FMA adalah tuang saring dan sentrifugasi Brundrett et al., 1996 dilakukan dengan mengambil 50 g sampel tanah kemudian
dimasukkan kedalam gelas ukur, ditambahkan 200 ml air, diaduk dan dibiarkan selama 30 menit. Campuran sampel tanah disaring menggunakan satu set saringan
bertingkat dengan ukuran 250, 125, 53 µm. Sampel tanah yang tertinggal pada saringan paling atas disemprot dengan air. Saringan paling atas dilepas, kemudian
saringan ke-2 kembali disemprot. Saringan ke-2 dilepas, sampel tanah yang tertinggal pada saringan paling bawah dipindahkan ke dalam tabung sentrifus. Selanjutnya,
Universitas Sumatera Utara
hasil saringan tadi ditambahkan larutan glukosa 60 sebanyak 3 ml. Tabung sentrifus ditutup rapat dan dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 3 menit.
Cairan supernatan hasil sentrifugasi dipindahkan kedalam saringan 53 µm, dicuci, kemudian dipindahkan ke cawan petri dan diamati dibawah mikroskop untuk
penghitungan kepadatan spora dan pembuatan preparat untuk identifikasi spora FMA. Pembuatan preparat spora dilakukan dengan meletakkan spora hasil ekstraksi
dalam larutan Melzer’s dan PVLG dengan cara terpisah pada satu object class. Setelah itu, spora-spora tersebut ditutup dengan menggunakan cover class dan
diamati dibawah mikroskop. Perubahan warna spora pada larutan Melzer’ menentukan tipe spora yang ada.
3.4.2 Kolonisasi FMA pada Akar Tanaman
Pengamatan kolonisasi FMA pada sampel akar tanaman kelapa sawit dilakukan dengan pewarnaan akar root staining. Langkah pertama adalah memilih akar-akar
halus dengan diameter 0,5-2,0 mm dan dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Sampel akar dimasukkan ke dalam larutan KOH 2,5 dan dibiarkan selama 7 hari
sehingga akar berwarna putih atau pucat. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan semua isi sitoplasma dari sel akar sehingga memudahkan pengamatan struktur
kolonisasi FMA. Larutan KOH kemudian dibuang dan sampel akar dicuci pada air mengalir selama 5-10 menit. Selanjutnya sampel akar direndam dalam larutan HCl
2 dan dibiarkan selama dua malam. Larutan HCl 2 dibuang dengan mengalirkannya secara perlahan-lahan. Kemudian sampel akar direndam di dalam
larutan trypan blue 0,05 selama 24 jam Kormanik dan McGraw, 1982. Penghitungan persentase kolonisasi akar menggunakan metode panjang akar
terkolonisasi Giovanetti dan Mosse, 1980. Potongan akar yang telah diwarnai diambil secara acak dengan panjang ± 1 cm sebanyak 10 potongan akar dan disusun
pada satu object class. Potongan-potongan akar pada object class diamati untuk setiap bidang pandang. Bidang padang yang menunjukkan kolonisasi terdapat hifa dan atau
arbuskula dan atau vesikula diberi tanda positif +, sedangkan yang tidak terdapat
Universitas Sumatera Utara
tanda-tanda kolonisasi diberi tanda negatif -. Persentase kolonisasi akar dihitung dengan menggunakan rumus:
kolonisasi akar =
∑ bidang pandang bertanda + ∑ bidang pandang keseluruhan
× 100
3.5 Pemerangkapan Trapping