Mutu Fisik dan Kimia Mi Basah Matang a. Warna

31 Hasil pengamatan menunjukkan mi basah matang dengan NaCl 4 memiliki umur simpan yang lebih panjang dibandingkan mi basah matang kontrol yaitu 48 jam. Mi basah matang dengan konsentrasi NaCl 5 memiliki masa simpan yang lebih panjang 54 jam tetapi tidak dapat diterima, karena rasanya terlalu asin. Maka yang akan dikombinasikan dengan ekstrak fuli pala adalah NaCl 4 . .

C. PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK FULI PALA DAN NaCl TERHADAP MUTU MI BASAH MATANG

Pada tahap ini analisis mutu mi basah matang dengan aplikasi kombinasi ekstrak fuli pala dan NaCl dilakukan secara obyektif. Mi basah matang yang dianalisis terdiri dari 3 jenis formula yaitu mi basah matang dengan NaCl 4, mi basah matang dengan penambahan ekstrak fuli pala 3 dan NaCl 1 serta mi basah matang dengan ekstrak fuli pala 3 dan NaCl 4. Mi basah dengan 1 NaCl dan tanpa ekstrak fuli pala digunakan sebagai kontrol. Analisis yang dilakukan meliputi, mutu fisik warna dan tekstur, kimia pH dan a w , mikrobiologi total mikroba dan total kapang khamir, dan mutu organoleptik.

1. Mutu Fisik dan Kimia Mi Basah Matang a. Warna

Parameter yang diukur dalam analisis warna mi basah matang adalah nilai L atau kecerahan dan derajat hue ºHue yang menunjukkan warna mi basah matang. Nilai ºHue didapatkan dari perhitungan nilai a dan b. Nilai a menunjukkan tingkatan warna antara merah dan hijau, nilai a yang makin positif berarti sampel cenderung berwarna merah. Nilai b menunjukkan tingkatan warna antara kuning dan biru. Nilai b yang makin positif berarti sampel cenderung berwarna kuning. 32

i. Nilai L ketajaman warna

Hasil pengamatan Gambar 7 menunjukkan nilai L keempat sampel mi basah matang cenderung stabil selama penyimpanan. Nilai L mi basah matang yang ditambah ekstrak fuli pala lebih rendah dibandingkan dengan mi basah matang kontrol. Mi basah matang kontrol dan mi basah dengan 4 NaCl mengalami penurunan nilai L yang cukup tajam pada jam ke-12 dan relatif stabil pada jam-jam pengamatan berikutnya. 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 12 24 26 48 60 Jam Pengamatan N ila i L Ekstrak Fuli 0 + NaCl 1 kontrol Ekstrak Fuli 0 + NaCl 4 Ekstrak Fuli 3 + NaCl 1 Ekstrak Fuli 3 + NaCl 4 Gambar 8. Pengaruh kombinasi ekstrak fuli pala dan NaCl terhadap ketajaman warna mi basah matang. Hasil analisis sidik ragam pada Lampiran 5 menunjukkan bahwa ketajaman warna mi basah matang kontrol dan mi basah dengan 4 NaCl berbeda nyata dengan mi basah matang yang ditambah ekstrak fuli pala 3. Hal ini menunjukkan penambahan ekstrak fuli pala pada mi basah matang mempengaruhi ketajaman warna mi basah matang sedangkan penambahan konsentrasi garam tidak berpengaruh. Menurut pengamatan subyektif, mi basah matang kontrol mulai terdeteksi tanda-tanda kerusakan setelah 42 jam dan mi basah yang ditambah ekstrak fuli pala 3 dan garam 1 setelah 54 jam. Pengukuran warna menunjukkan ketajaman warna kedua jenis mi tersebut relatif stabil pada jam-jam tersebut sehingga dapat 33 dikatakan kerusakan mi tidak berpengaruh terhadap warna mi basah matang dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan selama penyimpanan mi basah matang tidak mengalami perubahan ketajaman warna. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh enzim polifenol oksidase PPO dalam tepung yang sudah terinaktivasi akibat proses perebusan Yohana, 2007. Enzim polifenol oksidase terinaktivasi pada suhu 71.1°C. ii. Derajat Hue Derajat Hue menunjukkan jenis warna suatu bahan. Hasil pengamatan Gambar 8 menunjukkan derajat Hue mi basah matang cenderung stabil selama penyimpanan. Menurut Pahrudin 2006, penyimpanan mi matang kontrol dengan garam 1 selama 48 jam tidak mempengaruhi warna mi. Nilai ºHue mi matang adalah 84-87. Mi basah matang kontrol dan mi basah matang dengan 4 garam memiliki ºHue yang lebih tinggi dibandingkan mi basah matang yang ditambahkan ekstrak fuli pala 3. Namun, keempat sampel mi masih termasuk kategori yang sama yaitu merah kekuningan 54-90º. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1-5. 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 12 24 36 48 60 Jam Pengamatan De ra ja t Hu e Ekstrak Fuli 0 + NaCl 1 kontrol Ekstrak Fuli 0 + NaCl 4 Ekstrak Fuli 3 + NaCl 1 Ekstrak Fuli 3 + NaCl 4 Gambar 9. Pengaruh kombinasi ekstrak fuli pala dan NaCl terhadap derajat hue mi basah matang 34 Mi basah matang yang ditambah ekstrak fuli pala mempunyai ºHue yang lebih rendah daripada kontrol dan mi basah matang dengan 4 NaCl. Hal ini berarti warna mi matang dengan ekstrak fuli pala menuju warna merah daripada kuning. Perbedaan warna ini mungkin terjadi karena adanya komponen warna pada ekstrak fuli pala. Ekstrak fuli pala yang berwarna merah kecoklatan akibat adanya senyawa fenolik.

b. Tekstur

Parameter yang diukur pada analisis teksur mi basah matang adalah kekerasan dan kelengketan. Kedua parameter ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis tepung yang digunakan, penambahan alkali dan bahan tambahan lain, dan proses pembuatan mi perebusan. Penambahan alkali memberikan karakteristik aroma dan flavor pada mi basah matang, serta memberikan warna kuning, tekstur yang kuat dan elastis Miskelly, 1996. Lamanya perebusan mi akan menyebabkan tekstur mi menjadi lengket dan lembek Hoseney, 1998. Mi basah matang diharapkan memiliki tekstur yang kenyal dan elastis, mudah digigit, dan tidak terlalu lembek. Kekerasan mi ditentukan oleh komponen protein yang terkandung dalam terigu yang digunakan Oh et al., 1985. Terigu mengandung protein 7 sampai 22 , diantaranya glutenin dan gliadin. Glutenin dan gliadin bila dicampur dengan air akan membentuk gluten Winarno, 1991. Gluten inilah yang berperan terhadap kekerasan mi. Mi basah matang akan mengalami penurunan kekerasan dan kelengketan selama penyimpanan akibat aktivitas mikroba pembusuk. Oleh karena itu, penurunan kekerasan dan kelengketan mi basah matang selama penyimpanan dapat dijadikan parameter kerusakan. 35

i. Kekerasan Hardness

1000 2000 3000 4000 5000 12 24 36 48 60 Jam Pengam atan For c e g Ekstrak fuli 0 + NaCl 1 kontrol Ekstrak fuli 0 + NaCl 4 Ekstrak fuli3 + NaCl 1 Ekstrak fuli 3 + NaCl 4 Gambar 10. Pengaruh kombinasi ekstrak fuli pala dan NaCl terhadap kekerasan mi basah matang Hasil pengukuran kekerasan mi basah matang dapat dilihat pada Gambar 9. Mi basah matang yang ditambahkan ekstrak fuli pala 3 memiliki tekstur yang lebih keras pada awal penyimpanan dibandingkan dengan mi basah matang kontrol dan mi basah matang dengan 4 NaCl. Tekstur mi basah matang baik yang ditambahkan kombinsai ekstrak fuli pala dan NaCl maupun kontrol umumnya mulai mengalami penurunan kekerasan secara drastis setelah 36 jam. Sementara menurut pengamatan subyektif, mi basah matang kontrol dan mi basah matang dengan ekstrak fuli pala 3 baru berlendir pada jam ke-48. Pada jam tersebut jumlah total mikrobanya telah mencapai lebih dari 10 6 cfug. Penurunan kekerasan mi basah matang ini diduga karena aktivitas mikroba pembusuk yang ada pada mi basah matang. Hasil metabolisme mikroba pembusuk salah satunya adalah komponen air. Pada saat mi basah matang berlendir, tekstur mi menjadi rapuh dan mudah patah. Tekstur mi yang rapuh dan mudah patah ini menyebabkan penurunan kekerasan mi. 36 ii. Kelengketan Adhesiveness Kelengketan menjadi salah satu parameter kerusakan mi basah matang karena dapat disebabkan oleh aktivitas mikroba pembusuk. Hasil penelitian Gambar 9 menunjukkan perubahan kelengketan mi basah matang selama penyimpanan. Mi basah matang yang ditambah ekstrak fuli pala 3 lebih lengket dibandingkan mi basah matang kontrol dan mi basah matang dengan NaCl 4 pada awal penyimpanan. -1000 -800 -600 -400 -200 12 24 36 48 60 Jam Pe ngamatan N e g a ti f A r e a g s Ekstrak fuli 0 + NaCl 1 kontrol Ekstrak fuli 0 + NaCl 4 Ekstrak fuli 3 + NaCl 1 Ekstrak fuli 3 + NaCl 4 Gambar 11. Pengaruh penambahan ekstrak fuli pala dan NaCl terhadap kelengketan mi basah matang Hasil pengukuran pada mi basah matang Gambar 10 menunjukkan keempat jenis mi basah matang mengalami penurunan kelengketan secara drastis setelah jam ke-36. Jumlah mikroba keempat mi basah matang pada jam ke-36 sudah melewati batas SNI lebih besar dari 10 6 cfug. Hal ini diduga karena adanya pertumbuhan mikroba yang membentuk lendir.

c. Nilai pH

Nilai pH mi basah dengan penambahan garam alkali biasanya berkisar antara 9-11. Nilai pH mi basah terkait langsung dengan jumlah garam alkali yang ditambahkan dan jenis alkali yang digunakan Miskelly, 1996. Hasil pengukuran pH mi basah matang 37 dapat dilihat pada Gambar 11. Penambahan ekstrak fuli pala berpengaruh nyata pada pH mi basah matang Lampiran 14. Selama penyimpanan, pH mi basah matang semakin menurun. Penurunan pH ini disebabkan terbentuknya asam dari hasil pembusukan oleh mikroba. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan penurunan pH selama penyimpanan mi basah terjadi karena adanya hasil degradasi mikroba Chamdani, 2006. 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 12 24 36 48 60 Jam Pengamatan Ni la i p H Ekstrak fuli 0 + NaCl 1 kontrol Ekstrak fuli 0 + NaCl 4 Ekstrak fuli 3 + NaCl 1 Ekstrak fuli 3 + NaCl 4 Gambar 12. Pengaruh kombinasi ekstrak fuli pala dan NaCl terhadap nilai pH mi basah matang. Hasil penelitian Gambar 11 menunjukkan nilai pH mi basah matang kontrol menurun dengan cepat setelah 24 jam. Sementara pada mi basah matang yang ditambahkan 3 ekstrak fuli pala penurunan nilai pH lebih lambat. Penambahan ekstrak fuli pala membuat penurunan pH menjadi lebih lambat diduga karena komponen antimikroba yang terdapat pada ekstrak fuli pala menghambat pertumbuhan mikroba pada mi basah matang. Pada jam pengamatan ke-24 nilai pH mi basah matang kontrol adalah 8.82 sementara pada jam ke-36 dan jam ke-48 nilai pH mi basah matang kontrol telah menurun dengan drastis dibandingkan nilai pH sebelumnya yaitu 7.18 38 dan 6.36. Penurunan pH ini disebabkan adanya asam yang terbentuk dari hasil pembusukan oleh mikroba bakteri asam laktat. Mi basah matang yang ditambah ekstrak fuli pala 3 dengan NaCl 1 dan 4 rusak setelah 36 jam menurut batas total mikroba SNI. Jumlah total mikroba setelah jam tersebut sebesar 1.2 x 10 7 dan 1.3 x 10 7 cfug. Nilai pH pada jam tersebut tercatat sebesar 8.76 dan 8.74, mengalami penurunan dari 8.85 dan 8.79. Penurunan pH pada mi basah matang yang ditambahkan ekstrak fuli pala memang tidak terlalu tajam tetapi jumlah total mikroba telah di atas 10 6 cfug. Bau asam juga belum tercium pada jam tersebut menurut pengamatan subyektif. Pertumbuhan mikroba yang cepat mendorong pembentukan asam oleh mikroba. Jumlah akumulasi asam yang lebih banyak akan menurunkan nilai pH yang lebih besar pula.

d. Nilai a

w Jumlah air yang terdapat dalam suatu bahan pangan sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme di dalamnya. Namun tidak semua air yang terdapat dalam bahan pangan dapat dimanfaatkan oleh mikroorganisme. Air yang bersifat bebas dan tidak terikat adalah air yang dapat digunakan oleh mikroorganisme. Air yang tersedia dan dapat digunakan oleh mikroorganisme dinyatakan dalam istilah a w aktivitas air. Kebutuhan a w minimal mikroorganisme berbeda-beda untuk pertumbuhannnya. Umumnya bakteri dapat hidup pada kisaran a w 0.88 – 0.91, kapang pada a w 0.80, dan khamir pada a w 0.88 Farkas, 2001. Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat bahwa a w mi basah matang berkisar antara 0.93 – 0.97. Pada kisaran a w tersebut mi basah matang memiliki nilai a w yang cukup untuk pertumbuhan mikroba, terutama bakteri. Mi basah matang dengan ekstrak fuli pala 3 memiliki nilai a w yang lebih rendah dibanding dengan mi basah matang kontrol. Perbedaan nilai a w tersebut menunjukkan adanya pengaruh penambahan bubuk fuli pala terhadap nilai a w . Nilai a w yang rendah 39 berarti semakin sedikit jumlah air yang tersedia bagi mikroba yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkannya. Tabel 12. Pengaruh kombinasi ekstrak fuli pala dan NaCl terhadap nilai a w mi Kombinasi ekstrak fuli pala dan NaCl Nilai a w Mi dengan ekstrak fuli pala 3 + NaCl 4 0.93 Mi dengan ekstrak fuli pala 3 + NaCl 1 0.94 Mi dengan ekstrak fuli pala 0 + NaCl 4 0.95 Mi dengan ekstrak fuli pala 0 + NaCl 1 kontrol 0.97 Perbedaan konsentrasi NaCl juga berpengaruh terhadap nilai a w mi basah matang. Nilai a w mi basah matang dengan konsentrasi NaCl 4 lebih rendah dibandingkan dengan nilai a w mi basah matang kontrol NaCl 1. Menurut Buckle et al. 1982 garam dapat mempengaruhi aktivitas air a w dari bahan sehingga dapat mengendalikan pertumbuhan bakteri. Fardiaz 1989 juga menyatakan bahwa garam dapat menurunkan a w . Mi dengan ekstrak fuli pala 3 dan NaCl 4 memiliki nilai a w yang lebih rendah yaitu 0.93 dibandingkan mi basah matang kontrol 0.97. Hal ini menunjukkan, kombinasi ekstrak fuli pala 3 dan NaCl 4 mampu menurunkan nilai a w w m m i i b b a a s s a a h h m m a a t t a a n n g g . . H H a a l l i i n n i i s s e e s s u u a a i i d d e e n n g g a a n n h h a a s s i i l l p p e e r r h h i i t t u u n n g g a a n n t t o o t t a a l l m m i i k k r r o o b b a a y y a a n n g g d d i i p p e e r r o o l l e e h h , , y y a a i i t t u u t t o o t t a a l l m m i i k k r r o o b b a a m m i i b b a a s s a a h h m m a a t t a a n n g g d d e e n n g g a a n n k k o o m m b b i i n n a a s s i i e e k k s s t t r r a a k k f f u u l l i i p p a a l l a a 3 3 d d a a n n N N a a C C l l 4 4 l l e e b b i i h h r r e e n n d d a a h h d d i i b b a a n n d d i i n n g g k k a a n n t t o o t t a a l l m m i i k k r r o o b b a a m m i i b b a a s s a a h h m m a a t t a a n n g g k k o o n n t t r r o o l l L L a a m m p p i i r r a a n n 1 1 4 4 d d a a n n l l a a m m p p i i r r a a n n 1 1 7 7 . .

2. Mutu Mikrobiologi Mi Basah Matang a. Total Mikroba