Biologi dan Morfologi Taenia saginata

proglotid matang berbentuk hampir persegi empat Ideham dan Pusarawati, 2007 dan berukuran 12 mm x 6 mm Soedarto, 2008. Dalam proglotid yang matang terdapat testis berupa folikel yang tersebar di seluruh dorsal tubuh dan jumlahnya mencapai 150-200. Proglotid matang juga mempunyai lubang genital yang terletak di dekat pertengahan segmen. Ovarium terletak di bagian posterior, berbentuk 2 lobus yang simetris dan uterus terletak di tengah seperti gada Ideham dan Pusarawati, 2007. Pada proglotid gravid, terdapat 5-10 cabang lateral dari uterus di tiap sisi segmen. Segmen gravid dilepaskan dalam bentuk rantai yang terdiri atas 5-6 segmen setiap kali dilepaskan Soedarto, 2008.

2.3.2. Biologi dan Morfologi Taenia saginata

Taksonomi dari Taenia saginata Keas, 1999, Ideham dan Pusarawati, 2007: Kingdom : Animalia Filum : Platyhelminthes Kelas : Cestoidea Ordo : Cyclophyllidea Famili : Taeniidae Genus : Taenia Spesies : saginata Habitat cacing ini dalam tubuh manusia terletak pada usus halus bagian atas. Cacing dewasa dapat hidup di dalam usus manusia sampai 10 tahun lamanya Soedarto, 2008. Morfologi cacing dewasa berwarna putih, tembus sinar, dan panjangnya dapat mencapai 4-25 meter, walaupun kebanyakan 5 meter atau kurang. Mereka dapat hidup 5 sampai dengan 20 tahun, bahkan lebih CFSPH, 2005. Skoleks berbentuk segiempat, dengan garis tengah 1-2 milimeter, dan mempunyai 4 alat isap sucker. Tidak ada rostelum maupun kait pada skoleks. Leher Taenia saginata berbentuk sempit memanjang, dengan lebar sekitar 0,5 Universitas Sumatera Utara milimeter. Ruas-ruas tidak jelas dan di dalamnya tidak terlihat struktur Handojo dan Margono, 2008a. Segmen cacing ini dapat mencapai 2000 buah. Segmen matur mempunyai ukuran panjang 3-4 kali ukuran lebar. Segmen gravid paling ujung berukuran 0,5 cm x 2 cm. Lubang genital terletak di dekat ujung posterior segmen. Uterus pada segmen gravid uterus berbentuk batang memanjang di pertengahan segmen, mempunyai 15–30 cabang di setiap sisi segmen. Segmen gravid dilepaskan satu demi satu, dan tiap segmen gravid dapat bergerak sendiri di luar anus. Segmen gravid Taenia saginata lebih cenderung untuk bergerak dibandingkan dengan segmen gravid cacing pita babi CFSPH, 2005. 2.3.3. Biologi dan Morfologi Sistiserkus Sistiserkus adalah fase istirahat larva Cestoda yang terdapat di dalam tubuh hospes perantara, dan terdiri atas kantung tipis yang dindingnya mengandung skoleks, dan rongga di tengahnya berisi sedikit cairan jernih Soedarto, 2008; Garcia et al., 2002. Sistiserkosis adalah penyakit parasitik yang disebabkan oleh sistiserkus, yaitu larva atau fase metacestoda cacing pita. Sistiserkus atau larva Taenia solium biasanya ditemukan pada ternak babi Cysticercus cellulosae, sapi Cysticercus bovis dan kadang-kadang ditemukan pada manusia C. cellulosae. Sistiserkosis ditandai dengan adanya kista pada otot skeletal dari hospes. Sistiserkosis juga dapat terjadi pada sistem saraf pusat neurosistiserkosis CFSPH, 2005. Kista Cysticercus bovis panjangnya berukuran 6 sampai 9 mm, dan diameternya sekitar 5 mm ketika sudah berkembang sempurna. Kista paling sering dijumpai pada otot masseter, jantung, dan pillar dari diafragma, walaupun mungkin pada hewan yang berat terinfeksi mungkin ditemukan pada otot skeletal Soedarto, 2008. Kista Cysticercus cellulosae memiliki skoleks terletak di satu sisi kista, terinvaginasi, dan terlihat sebagai nodul opak dengan diameter 4-5 mm Handojo dan Margono, 2008b. Menurut Garcia et al. 2002, diameter kista hidup berukuran 10-20 mm. Kista Cysticercus cellulosae mempunyai ukuran dan bentuk Universitas Sumatera Utara sesuai jaringan sekitarnya. Kista ini biasanya ditemukan pada otot lidah, punggung, dan pundak babi Handojo dan Margono, 2008b. Di otak, kista berbentuk bundar dengan diameter 1 cm. Dapat pula ditemukan kapsul dengan ketebalan bervariasi yang terdiri atas astrosit dan serat kolagen, tetapi kapsul di SSP Sistem Saraf Pusat dan mata kurang tebal Wiria, 2008. Dinding kantong terdiri atas tiga lapis: lapisan kutikula yang terdiri microtriches lapisan glikokaliks karbohidrat, pseudoepitel dan muskularis, jaringan penghubung longgar, dan jaringan kanalikuli Wiria, 2008.

2.4. Siklus Hidup