Kerangka Konsep Penelitian Definisi Operasional

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Daging dan hati sapi dan babi yang dijual di pasar adalah daging dan hati mentah dari sapi dan babi yang siap untuk dijual oleh pedagang pada pasar-pasar tradisional. Daging yang dipilih adalah daging yang menjadi dominasi predileksi dari sistiserkus Taenia sp. antara lain, otot jantung, otot lidah, otot masseter, dan hati Canadian Food Inspection Agency, 2010; CFSPH, 2005; Kebede et al., 2009. Pasar tradisional adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung dimana dapat terjadi proses tawar-menawar pada saat terjadi transaksi antara keduanya. Pasar tradisional terdiri dari kios-kios atau gerai yang dibuka oleh para pedagang yang umumnya menjual kebutuhan sehari-hari. Pada daging sapi dan babi yang positif mengandung sistiserkus, sistiserkus Taenia sp. akan terlihat berwarna putih, atau putih mutiara, dan semi transparan. Ukuran dari diameter sistiserkus pada daging sapi berukuran 2-3 mm, kista pada daging babi berukuran sekitar 1 cm Turton, 2000. Ada tidaknya sistiserkus, diketahui dengan pemeriksaan makroskopis yang dilakukan di laboratorium. Pemeriksaan makroskopis yang dilakukan berupa metode inspeksi daging dan dilanjutkan dengan insisi daging dan hati secara seksama di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Adapun langkah-langkah prosedur inspeksi dan insisi organ yang akan dilakukan sebagai berikut Gracey et al., 1999: Daging dan Hati Sapi dan Babi yang Dijual di Pasar Tradisional Sistiserkus Taenia sp. Universitas Sumatera Utara 1. Otot Masseter Dimulai dengan observasi otot masseter dan insisi berbentuk garis yang sejajar dengan mandibula. Insisi juga meliputi otot pterigoid internal otot masseter internal Megersa et al., 2010; Gracey et al., 1999. Insisi yang dilakukan minimal 3 sampai 4 untuk setiap otot Rabi’u dan Jegede et al., 2010; Gracey et al., 1999. 2. Lidah Lidah dipalpasi untuk diperiksa apakah terdapat nodul sistiserkosis pada lidah Vázquez-Flores et al., 2001; Rabi’u dan Jegede et al., 2010. Dilanjutkan dengan 3 insisi pada lidah secara paralel yang dibuat di bawah basis lidah, dari puncak lidah sampai kepada pangkal lidah dan memotong bagian dorsal lidah Unger et al., 2008; Rabi’u dan Jegede et al., 2010. 3. Jantung Organ jantung diinsisi dari basis jantung sampai apeks untuk membuka perikardium, kemudian dipotong bagian septum intraventrikular untuk memeriksa septum lalu dilanjutkan dengan insisi mendalam pada otot jantung untuk pemeriksaan secara rinci Gracey et al., 1999; Megersa et al., 2010. 4. Pada hati, juga akan dilakukan insisi minimal sebanyak 3 sampai 4 kali untuk melihat apakah terdapat sistiserkus. Dari daging dan hati tersebut, dilanjutkan insisi dengan ketebalan sekitar 5 mm Minozzo et al., 2002. Apabila didapatkan temuan yang dicurigai sistiserkus, akan dilakukan insisi sistiserkus dengan daging di sekitarnya dan dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopis. Pemeriksaan mikroskopis yang akan dilakukan adalah metode kompresi otot. Adapun langkah-langkah dari metode kompresi otot sebagai berikut Malemna, 2005: 1. Daging diiris dengan tebal kurang lebih 2 mm. 2. Irisan daging diletakkan di atas kaca objek. 3. Dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop dengan pembesaran 10x. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Tingkatan Warna Kualitas Daging Babi Selain itu, daging babi yang ditemukan dapat diklasifikasikan sesuai dengan tingkatan warna pada Gambar 3.1. Namun, tingkatan warna kualitas daging babi hanya menunjukkan warna otot saja. Sesuai dengan Gracey et al. 1999 semua hati, termasuk hati babi dan sapi, mempunyai karakteristik yang sama yaitu berwarna merah coklat. Warna daging babi yang pucat merah muda keabuan sampai putih dan merah muda keabuan merupakan ciri-ciri daging yang kurang baik. Warna daging merah keunguan dan merah keunguan gelap adalah daging yang memiliki kualitas sedang. Sedangkan daging berwarna merah muda kemerahan dan merah muda kemerahan gelap adalah daging yang baik Schilling, 2002; Singhal et al., 1997. Gambar 3.2 Tingkatan Warna Daging Sapi sesuai Kualitas Daging menurut Japanese Beef Grading Busboom et al., 2008 Standar tingkatan warna yang dipakai untuk menilai daging babi dan daging sapi berbeda. Berdasarkan Gambar 3.2, dilakukan telaah visual dan diklasifikasikan daging sapi yang ditemukan berdasarkan nomor warna Gambar 3.2. Sesuai dengan Gambar 3.2, telah tercantum skor yang digunakan untuk menentukan kualitas daging sapi di bawah nomor warna daging. Apabila Universitas Sumatera Utara didapatkan skor 2, maka daging dikategorikan kurang baik. Skor 3 menunjukkan daging dikategorikan sedang, skor 4 daging dikategorikan baik, dan skor 5 daging dikategorikan sangat baik Busboom et al., 2008. Universitas Sumatera Utara BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian