Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

YOGI ADAM PANDANA 060503223

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya.

Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 5 Maret 2014

Penulis,

YOGI ADAM PANDANA


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala hikmat dan anugerah kasihNya yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan, pemikiran, tenaga, materi dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu peneliti selama menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, maka dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum., S.E., M.Ec., Ak., selaku Pelaksana Tugas Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, S.E., MAFIS., Ak. dan Drs. Hotmal Jafar, S.E., M.M., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, S.E., MM., Ak., selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, S.E., M.Si., Ak. selaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibunda Peneliti, Diana Lestari yang tidak henti-hentinya memberikan support dan kasih sayang kepada peneliti.

Peniliti juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dari Akuntansi, Heriansyah dan Fahrizal Estu Handoko, kalian memang teman-teman yang luar biasa.


(4)

Peneliti menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan mungkin skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 5 Maret 2014

Penulis,

YOGI ADAM PANDANA


(5)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Pengelolaan modal kerja menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap profitabilitas perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Secara parsial, variabel perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Variabel perputaran piutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Kata kunci: Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas


(6)

ABSTRACT

ANALYSIS THE IMPACT OF WORKING CAPITAL TURNOVER AND FIRM SIZE TO PROFITABILITY ON FOOD AND BEVERAGES

COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Working capital management determine the financial position of the company so that need balance in terms of supply and use. In connection with the description of the problem that want be investigated is the influence of inventory turnover, receivables turnover and Firm Sizeto the profitability of the company. The hypothesis of this study is whether inventory turnover, receivables turnover and firm size has influence simultaneously and partially on the profitability of the company.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).

The results showed that institutional inventory turnover, receivables turnover and firm size has effect on corporate profitability. Partially, inventory turnover variables affect the profitability of the company. Variable receivables turnover and firm size does not affect profitability.

Keywords: Inventory Turnover, Receivable Turnover, Firm Size and Profitability


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1Landasan Teori ... 11

2.1.1 Modal Kerja ... 11

2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja ... 11

2.1.1.2 Jenis-Jenis Modal Kerja ... 13

2.1.1.3 Fungsi Modal Kerja... 14

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ... 15

2.1.2 Struktur Modal ... 16

2.1.2.1Pengertian Struktur Modal ... 16

2.1.3 Ukuran Perusahaan ... 17

2.1.4 Profitabilitas ... 18

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

2.3Kerangka Konseptual ... 20

2.4Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1Jenis Penelitian ... 24

3.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

3.3Sumber Data dan Metode Pengambilan Data ... 26

3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

3.5Alat Analisis Data ... 28

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 28

3.5.2 Pengujian Normalitas Data ... 28

3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik ... 29

3.5.3.1 Multikolinearitas ... 29


(8)

3.5.3.3 Heteroskedastisitas ... 31

3.5.4 Pengujian Hipotesis ... 32

3.5.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ... 32

3.5.4.2 Pengujian Regresi Berganda ... 32

3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 33

3.5.4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) .... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1Deskripsi Data ... 35

4.2Pengujian Normalitas Data ... 36

4.3Pengujian Asumsi Klasik ... 39

4.3.1.Multikolinearitas ... 39

4.3.2.Autokorelasi ... 40

4.3.3.Heteroskedastisitas ... 41

4.3.4.Pengujian Hipotesis ... 42

4.3.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) .... 43

4.3.4.2. Pengujian Regresi Berganda ... 43

4.3.4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 45

4.3.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T) ... 46

BAB V PENUTUP ... 48

5.1Kesimpulan ... 48

5.2Keterbatasan Penelitian ... 49

5.3Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 54                        


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19

3.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 26

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 27

4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 36

4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov‐Smirnov Test ... 37

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 40

4.4 Hasil Uji Autokorelasi ... 41

4.5 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan) ... 43

4.6 Hasil Uji Regresi Berganda ... 44

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 46

4.8 Hasil Uji T (Koefisien Regresi Parsial) ... 46

                               


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 20

4.1 Uji Normalitas Histogram ... 38

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot ... 38

4.3 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 42

                                               


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 52 2 Output SPSS ... 53


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN

MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Pengelolaan modal kerja menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara simultan maupun parsial terhadap profitabilitas perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, koefisien regresi berganda secara simultan (uji F), regresi berganda, koefisien regresi berganda secara simultan (uji t).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Secara parsial, variabel perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Variabel perputaran piutang dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Kata kunci: Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS THE IMPACT OF WORKING CAPITAL TURNOVER AND FIRM SIZE TO PROFITABILITY ON FOOD AND BEVERAGES

COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Working capital management determine the financial position of the company so that need balance in terms of supply and use. In connection with the description of the problem that want be investigated is the influence of inventory turnover, receivables turnover and Firm Sizeto the profitability of the company. The hypothesis of this study is whether inventory turnover, receivables turnover and firm size has influence simultaneously and partially on the profitability of the company.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, simultaneous multiple regression coefficient (F-test), multiple regression, simultaneous multiple regression coeficient (T- test).

The results showed that institutional inventory turnover, receivables turnover and firm size has effect on corporate profitability. Partially, inventory turnover variables affect the profitability of the company. Variable receivables turnover and firm size does not affect profitability.

Keywords: Inventory Turnover, Receivable Turnover, Firm Size and Profitability


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang serta memberikan pengembalian yang menguntungkan bagi para pemiliknya. Namun dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, tujuan tersebut tidak mudah untuk dicapai. Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan lebih efektif dan efisien serta dapat menghasilkan keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Informasi dalam laporan keuangan diharapkan dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan oleh pemakai. Salah satu informasi yang paling banyak mendapatkan perhatian adalah laba. Struktur akuntansi saat ini memaknai laba sebagai selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual (Suwardjono, 2005). Sugiarto (2003) berpendapat bahwa Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, meramalkan laba, menaksir resiko dalam berinvestasi. Laba merupakan alat ukur kinerja sebuah perusahaan secara periodik. Informasi akan laba dinilai cukup kaya untuk dijadikan media penilaian terhadap kinerja perusahaan. Bagi


(15)

manajemen, laba menunjukkan kemampuan dalam mengelola sumber daya pemilik. Bagi investor laba merupakan kenaikan kekayaan baik ditahan maupun dibagi dalam bentuk dividen. Bagi pemerintah laba menunjukkan potensi penerimaan negara dari sektor pajak.

Wijayanti (2006) menyatakan bahwa informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi ataukinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Oleh karena itu laba menjadi pusat perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kasnya.

Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari. Modal kerja merupakan dana yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari hari misalnya untuk membeli bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya lainnya. Pengelolaan modal kerja menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga dapat memungkinkan perusahaan berfungsi secara


(16)

ekonomis, tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan untuk beroperasi.

Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi menguntungkan bagi kreditur jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi sehingga hutang akan segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas dan piutang. Namun, adakalanya perputaran modal kerja yang tinggi bukan berarti efektif akan tetapi sebagai akibat perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan tingkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat penjualan yang rendah.

Usaha untuk memperoleh keuntungan, modal kerja dalam suatu perusahaan harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau keuntungan, hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Profitabilitas menunjukkan kemampuan


(17)

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jumlah keuntungan (laba) yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan keuntungan yang meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan. Bagi pimpinan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut.

Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan normal apabila perusahaan tersebut dapat beroperasi secara stabil dalam jangka waktu yang panjang. Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja secara efisien dan memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan mengalami kesulitan mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi diharapkan terjadi dalam waktu relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan dalam perusahaan akan cepat kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja berarti kemungkinan meningkatnya laba juga semakin besar. Laba yang tinggi dipengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan tersebut.

Penelitian mengenai modal kerja sebelumnya dilakukan oleh Yanthi Ruth Pasaribu dan Seprina Ruleta. Hasil penelitian Yanthi (2009) menunjukkan bahwa secara simultan berpengaruh signifikan akan tetapi jika secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Ruleta (2008) menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(18)

Fitzsimmons et al.(2005) menyatakan tingkat pertumbuhan aset merupakan sinyal yang baik yang menunjukkan potensi peningkatan profitabilitas perusahaan. Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu meningkatnya laba dimasa depan. Apabila keputusan investasi yang dilakukan manajer tepat, maka aliran kas masa depan perusahaan juga tinggi karena return atas investasi tersebut. Sehingga apabila tingkat pertumbuhan aktiva perusahaan tinggi, investor akan merespon hal tersebut dengan memberikan nilai yang tinggi kepada perusahaan karena berarti akan akan potensi keuntungan dimasa depan yang tinggi pula. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan aset semakin tinggi pula laba yang dihasilkan yang berarti semakin tinggi juga profitabilitas perusahaan.

Fairfield et al.(2002) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan dapat berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Komponen laba perusahaan berupa akrual dan arus kas dapat digunakan untuk menilai prospek kinerja perusahaan dimasa depan. Pertumbuhan perusahaan akan dipengaruhi oleh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva yang besar memiliki banyak dana yang digunakan untuk melakukan investasi baru. Investasi yang dilakukan perusahaan diharapkan akan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dimasa depan. Hal inilah yang mendasari pemikiran bahwa ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan.

Alasan pemilihan perusaahaan makanan dan minuman adalah karena produknya merupakan kebutuhan dasar dan biasanya tiap rumah tangga memiliki


(19)

persediaan produk-produk makanan dan minuman sesuai dengan selera, kebutuhan dan kebiasaan masing-masing rumah tangga. Setiap hari masyarakat tidak terlepas dari produk tersebut, dan selalu membutuhkannya untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan demikian diharapkan perusahaan makanan dan minuman memiliki prospek yang menguntungkan sekarang dan masa yang akan datang. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun penelitian adalah 2009-2011.

Tabel 1.1

Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

NO Nama Penulis Judul Penelitian Objek Penelitian Tahun Perusahaan yang diteliti Variabel Independen (Bebas) Variabel Dependen (Terikat)

1. Nurhasanah Pengaruh Rasio Aktivitas, Struktur Modal dan Umur Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009, 2010 dan 2011 Perputaran Persediaan (ITO), Debt to Equity Ratio (DER) dan Umur Perusahaan Profitabilitas


(20)

2. Dikti Kusmeidi Ruwindas

Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada CV. Dandy Handycraft Tasikmalaya)

CV. Dandy Craft Tasikmalaya

2003-2010 Modal Kerja

Profitabilitas

Dari tabel tersebut dapat terlihat perbedaan antara penelitian milik penulis dengan penelitian terdahulu, baik dari objek penelitian, variabel dependen dan jangka waktu penelitian..

Perbedaan penelitian antara milik penulis dengan penelitian milik Nurhasanah yaitu ada pada variabel independen. Nurhasanah dalam penelitiannya menggunakan variabel independen yaitu Perputaran persediaan, DER, dan umur perusahaan, sedangkan variabel indenpenden milik penulis yaitu perputaran persediaan, perputaraan piutang dan ukuran perusahaan.

Perbedaan penelitian antara milik penulis dengan penelitian milik Dikti Kusmeidi yaitu:

1. Objek penelitian Dikti Kusmaedi yaitu perusahaan CV Dandy Craft Tasikmalaya sedangkan objek penelitian penulis adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.

2. Periode penelitian Dikti Kusmeidi antara tahun 2003-2010 sedangkan periode penelitian penulis antara tahun 2009-2011.


(21)

3. Variabel independen penelitiannya adalah Modal Kerja sedangkan penelitian milik penulis adalah persediaan, perputaraan piutang dan ukuran perusahaan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian dapat diformulasikan sebagai berikut :

1. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?

2. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?

4. Apakah perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI?


(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perputaran modal kerja dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia pada tahun 2009-2011?

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan (emiten)

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai beberapa variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan dan memaksimalkan tingkat profitabilitasnya.

2. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat mengembangkannya dalam taraf yang lebih lanjut dengan topik sejenis.

3. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh perputaran modal kerja dan struktur modal terhadap profitabilitas, sehingga nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan kebijakan strategis perusahaan dimasa yang akan datang.


(23)

4. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dan informasi tambahan agar penelitian selanjutnya dapat memperoleh hasil yang lebih baik.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal Kerja

2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja

 Menurut Brigham (2006), “modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi“. Menurut Martono (2001), ”modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”. Modal kerja dapat dibagi menurut konsep kuantitatif, kualitatif dan fungsional. 1. Konsep Kuantitatif

Konsep kuantitatif menyebutkan bahwa modal kerja merupakan seluruh aktiva lancar seperti kas, piutang, surat-surat berharga dan persediaan dimana aktiva lancar ini berputar sekali dan dapat kembali dalam bentuk semula atau dapat bebas kembali dalam waktu yang relatif singkat. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital ).

2. Konsep Kualitatif

Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu selisih lebih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini menunjukkan kemungkinan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang


(25)

jangka pendek. Modal kerja dalam konsep ini sering disebut modal kerja bersih (net working capital).

Modal kerja bersih merupakan selisih dari aktiva lancar (current assets) dan kewajiban lancar (current liabilities). Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan akan dijual, ditagih atau digunakan selama satu tahun atau satu siklus operasi. Contoh umum adalah kas, piutang dagang dan wesel tagih, investasi dalam efek, persediaan dan beban dibayar dimuka. Komponen dibayar dimuka memiliki arti yang sedikit berbeda dengan aktiva lancar lain, yaitu komponen ini tidak diharapkan untuk dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun.

Kewajiban lancar merupakan kewajiban yang pelunasannya memerlukan aktiva lancar atau munculnya kewajiban lancar lainnya selama satu siklus operasi. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar dalam waktu 12 bulan maka dklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.

Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi, meliputi utang pajak, pendapatan diterima dimuka (unearned revenue), uang muka, utang usaha, dan akrual beban operasi lainnya. Jenis kedua kewajiban lancar timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.


(26)

3. Konsep Fungsional

Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikan perusahaan.

2.1.1.2 Jenis-Jenis Modal Kerja

Menurut jenisnya dapat digolongkan modal kerja sebagai berikut: 1. Modal Kerja Permanen

Modal kerja permanen yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalani fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.

Modal kerja permanen dibedakan menjadi:

a. Modal kerja primer yaitu modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya.

b. Modal kerja normal yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang dinamis.

2. Modal Kerja Variabel

Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya selalu berubah-ubah sesuai perubahan keadaan.


(27)

Modal kerja ini di bedakan menjadi:

a. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya fluktuasi musiman.

b. Modal kerja siklus yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.

c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

2.1.1.3 Fungsi Modal Kerja

Pentingnya modal kerja bagi perusahaan yang sedang beroperasi secara efektif dan efisien sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Peranan modal kerja bagi perusahaan adalah:

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar

2. Memungkinkan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya

3. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan yang semakin besar dan memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan keuangan yang terjadi

4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen


(28)

5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat modal kerja, yaitu: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktiva lancar

a. ukuran perusahaan, perusahaan kecil cenderung memiliki modal kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini terjadi mungkin karena perusahaan besar menjadi semakin intensif menggunakan modal, mempunyai skala ekonomi atau aliran kas yang relatif stabil, dan mempunyai akses yang lebih baik ke pasar uang,

b. aktivitas perusahaan, semakin tinggi penjualan akan semakin besar aktiva lancar perusahaan,

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi utang lancar

a. faktor eksternal dari industri real estate dan properti

b. faktor internal, manajemen yang agresif akan menggunakan utang yang lebih tinggi karena akan memberikan profitabilitas yang tinggi, meskipun risiko juga akan semakin meningkat.


(29)

2.1.2 Struktur Modal

2.1.2.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal (capital Structure) berkaitan dengan penentuan bauran (mix) pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan (financial Structure). Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan. “Struktur keuangan merupakan kombinasi bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan (sisi pasiva), sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan” (Warsono, 2003).

Struktur modal memberikan gambaran tentang pendanaan perusahaan. Pemenuhan pendanaan berasal dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Pendanaan internal perusahaan berasal dari modal sendiri dan eksternal perusahaan berasal dari pinjaman. Weston dan Copeland (dalam Situmorang, 2010) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas pemegang saham. Nilai buku modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor dan akumulasi laba ditahan. Jika perusahaan memiliki saham preferen, saham akan ditambahkan ke ekuitas pemegang saham. Menurut Gitman (dalam Situmorang, 2010), “definisi struktur modal adalah campuran dari utang jangka panjang dan ekuitas yang harus dipertahankan oleh perusahaan". Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal ekuitas yang digunakan oleh perusahaan. Menurut


(30)

Warsono (2003), “struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan total aset”.

2.1.3 Ukuran Perusahaan

Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan kata lain bahwa perusahaan besar cenderung lebih konservatif dari pada perusahaan kecil dan sebaliknya. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva atau jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar cenderung memiliki akses yang lebih besar untu memperoleh sumber dana dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena memiliki profitabilitas lebih besar untuk lebih unggul dalam persaingan atau bertahan dalam industri Pada sisi lain perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang sifatnya mendadak.

Almilia (2005) menyatakan besar kecilnya ukuran suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besar suatu perusahaan akan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi sehingga akan lebih berani mengeluarkan saham baru


(31)

dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman yang semakin besar pula. Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor kebijakan perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak terhadap besarnya pajak yang akan diterima, serta efektifitas peran pemberian perlindungan terhadap masyarakat secara umum. Lebih lanjut, Fitzsimmons et al.(2005) menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki aktiva yang besar yang digunakan untuk melakukan investasi. Kebutuhan dana untuk melakukan investasi akan dapat dicukupi dari hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru karena umumnya perusahaan yang besar mendapatkan kepercayaan yang besar dari pemilik modal. Dengan investasi yang besar diharapkan perusahaan akan memiliki aset yang besar yang merupakan prospek tentang profitabilitas perusahaan dimasa yang akan datang.

2.1.4 Profitabilitas

Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya (Ghosh,et. al., 2000). Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan


(32)

nilai atas saham yang dimiliki. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aset.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

NO

Nama Penulis Judul Penelitian Variabel yang

diteliti Hasil Penelitian 1 Seprina Ruleta

(2008) Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan Tingkat Perputaran Piutang dan Return on Assets (ROA)

menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

2 Einge M.

Sibayang (2010) Perputaran piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perputaran Piutang, perputaran persediaan, ROA Secara parsial perputaran piutang berpengaruh secara signifikan dan perputaran persediaan berpengaruh. Secara simultan, perputaran piutang dan persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas 3 Aisha Yurika

(2010)

Pengaruh perputaran modal kerja dan rasio hutang terhadap rentabilitas pada perusahaan Real Perputaran modal kerja, Rasio hutang, Rentabilitas Secara parsial, perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas, sedangkan rasio hutang tidak


(33)

Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh. Secara simultan, perputaran modal kerja dan rasio hutang berpengaruh

terhadap rentabilitas 4 Deesomsak, R.

and Paudyal, K. and Pescetto, G. (2009)

Debt maturity structure and the 1997 Asian financial crisis Peluang Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur jatuh tempo utang, sedangkan peluang pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap struktur jatuh tempo utang

2.3 Kerangka Konseptual

H1 H2 H3 H4 Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Perputaran Persediaan  (X1) 

Ukuran Perusahaan  (X3) 

Perputaran Piutang 

 (X2) 

Profitabilitas 


(34)

Kerangka pemikiran adalah tahapan-tahapan berisi informasi tentang objek yang diteliti untuk menganalisis data secara akurat dan kemudian diinterpretasikan untuk dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan agar keputusan yang di ambil dapat lebih efektif. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penelitian ini menggunakan variabel independen (X) yaitu perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan sedangkan variabel dependen (Y) yang digunakan adalah profitabilitas perusahaan.

Pada umumnya return on asset merupakan salah satu dari rasio profitabilias yang digunakan sebagai alat ukur pengendalian modal kerja di dalam suatu perusahaan, karena dengan peningkatan laba saja masih belum cukup sebagai ukuran bahwa perusahaan telah menggunakan modal kerja secara efisien. Oleh karena itu perusahaan umumnya lebih mengarahkan usaha untuk mendapatkan return on asset maksimal daripada laba maksimal.

Modal kerja merupakan kekuatan intern untuk menggerakkan kegiatan bisnis perusahaan, yaitu untuk membiayai kegiatan operasi rutin dan untuk membayar semua utang yang jatuh tempo atau dapat dikatakan sebagai modal kerja kuantitatif. Konsep modal kerja kuantitatif (modal kerja bruto) merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Pengawasan terhadap sumber dan penggunaan modal kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan tingkat profitabilitasnya (ROA), hal ini dapat tercapai selama modal kerja yang tersedia dikelola secara efektif dan efisien.


(35)

Berdasarkan uraian diatas, dikatakan bahwa modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva milik perusahaan yang bisa mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan (return on asset). Menurut Djarwanto (2001:141) mengemukakan bahwa perputaran modal kerja (working capital turn over) adalah rasio antara penjualan dengan modal kerja, perputaran modal kerja yang tinggi menunjukkan semakin besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba melalui penjualan dan akhirnya akan meningkatkan return on asset. Apabila modal kerja dapat dikelola dengan baik atau secara efesien, maka return on asset perusahaan bisa mengalami peningkatan, namun bila sebaliknya pengelolaan modal kerja kurang baik atau tidak efisien maka akan memperkecil tingkat return on asset. Pengelolaan modal kerja harus dikelola dengan baik terutama pada perusahaan dagang dimana antara penjualan dengan modal kerja terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik, maka investasi dalam persediaan dan piutang juga meningkatkan modal kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat profitabilitas (ROA).

Kiryanto dan Supriyanto (2006) berpendapat perusahaan besar cenderung menggunakan metode yang dapat mengurangi laba periodik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan bisa dilihat dari total asset perusahaan. Menurut Astuti dan Zuhrotun 2007 dalam Basir 2003, perusahaan dengan total asset yang besar mencerminkan kemapanan perusahaan. Perusahaan yang sudah mapan biasanya kondisi keuangannya juga sudah stabil.


(36)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Erlina (2008) adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenaranya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Berdasarkan perumusan masalah dalam kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H1: Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

2. H2: Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

3. H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI

4. H4: Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan empirical research yang menguji hipotesis dengan aplikasi teori dalam memecahkan masalah yang diteliti dan mengadakan interpretasi tentang hubungan tertentu, pengaruh, atau perbedaan antar kelompok atau independensi dari dua atau lebih faktor dalam suatu objek yang diteliti (Sularso, 2003). Penelitian ini bersifat survey data sekunder perusahaan dan berupa kejadian sesungguhnya yang terjadi sesuai fakta. Data perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini dimuat dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengetahui apakah variabel independen berupa perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen berupa profitabilitas perusahaan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian

Menurut Djarwanto (2000) “populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan / indvidu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga”.


(38)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009–2011 yang berjumlah perusahaan.

b. Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2000) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2009–2011.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2009- 2011. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama tahun


(39)

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3 1 Akasha Wira

International Tbk.

ADES √  √  √   Sampel 1 2 PT Aqua Golden

Mississipi

AQUA √  x  √   -

3 PT Cahaya kalbar Tbk

CEKA √  √  √   Sampel 2 4 PT Davomas Abadi

Tbk

DAVO √  √  √   Sampel 3 5 PT Delta Djakarta

Tbk

DLTA √  √  √   Sampel 4

6 PT Indofood Sukses Makmur Tbk

INDF √  √  √   Sampel 5 7 PT Mayora Indah

Tbk

MYOR √  √  √   Sampel 6 8 PT Multi Bintang

Indonesia Tbk

MLBI √ √ √  Sampel 7

9 Prasidha Aneka Niaga Tbk

PSDN √ √ √  Sampel 8

10 PT. Sekar Bumi SKBM x  x  x  -

11 PT Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √  Sampel 9 12 PT Siantar Top Tbk STTP √ √ √  Sampel 10 13 PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk

AISA √ √ √  Sampel 11

14 PT Ultra Jaya Milk ULTJ √ √ √  Sampel 12 15 PT Nippon Indosari

Corpindo

ROTI x  x  x  - Sumber : Factbook dari IDX yang telah diolah

3.3 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data-data sekunder yang dilakukan dengan studi panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat historis karena merupakan kejadian atau kenyataan yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang diamati dan diperoleh dari www.idx.co.id untuk periode


(40)

tahun penelitian yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data sekunder tersebut merupakan data yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan selama periode penelitian yang berupa data perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2011.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian melibatkan 5 variabel yang terdiri atas 1 variabel dependen dan 4 variabel independen. Variabel independen tersebut adalah : perputaran persediaan, perputaran piutang dan struktur modal. Sedangkan variabel dependennya adalah profitabilitas.

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Pengukuran Profitabilitas Variabel dependen Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki. Perputaran Persediaan Variabel independen

Rasio antara HPP terhadap persediaan rata-rata,yang menunjukkan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual. .


(41)

Perputaran Piutang Variabel Independen

Rasio antara total penjualan kredit

selama periode tertentu,dengan jumlah rata-rata

piutang.

Rata Rata Piutang

Ukuran Perusahaan Variabel Independen

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset

yang dimiliki perusahaan

3.5 Alat Analisis Data 3.5.1 Statistik Deskriptif

Menurut Jogiyanto (2005) “Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data melalui karakteristik distribusinya”. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.

3.5.2 Pengujian Normalitas Data

Menurut Priyanto (2008) “Uji normalitas dibutuhkan untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak”. Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Informasi terhadap variasi variabel dependen yang tidak dapat diterangkan pada regresi akan termuat dalam residual. Oleh karena itu, menurut Nachrowi dan Usman


(42)

(2006) “untuk melakukan pemeriksaan terhadap persamaan regresi apakah melanggar asumsi atau tidak maka digunakan analisis residual”.

Setelah mendapatkan nilai residual tersebut maka selanjutnya dilakukan analisis uji normalitas melalui uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan level of significant sebesar 0,05 atau sebesar 5%. Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-value yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Bila p-value ³ 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian merupakan data yang terdistribusi normal (Priyatno, 2008). Selain itu juga digunakan Histogram DisplayNormal Curve, dan Kurva Normal P-P PLOT.

Pengujian dengan Histogram Display Normal Curve, data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho, 2005). Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005).

3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik 3.5.3.1 Multikolinearitas

Menurut Gujarati (1999) “Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di


(43)

antara variabel-variabel independen yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 1999)”. Menurut Nugroho (2005) “Bila terjadi hubungan linear yang “sempurna” pada beberapa atau semua variabel independen maka terdapat korelasi yang sangat kuat di antara variabel independen”. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa hal antara lain: 1) Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan

nilai dari Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan dalam model terbebas dari multikolinearitas.

2) Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen tidak lebih dari 0,70 maka model penelitian terbebas dari multikolinieritas, dan sebaliknya.

3) Jika nilai koefisien determinan maupun R-Square di atas 0,60 tetapi tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen maka dapat dikatakan bahwa model terkena multikolinieritas.

3.5.3.2 Autokorelasi

Menurut Gujarati (1999) “Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang”. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan pada observasi lain. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan metode pengumpulan time series. Metode yang paling terkenal


(44)

untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi adalah menggunakan pengujian Durbin- Watson. Penentuan nilai Durbin-Watson dibantu dengan tabel dl dan du. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan patokan nilai Durbin-Watson hitung yang berkisar antara 0 dan 4 (Uyanto, 2009). Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi.

3.5.3.3 Heteroskesdastisitas

Heteroskesdastisitas diartikan sebagai penyebaran titik data regresi yang tidak sama (hetero). Heteroskedastisitas muncul apabila residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lain (Kuncoro, 2001). Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :

1) Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang


(45)

3.5.4 Pengujian Hipotesis

3.5.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Pengujian secara simultan (Uji F) ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, X3,...) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008). Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersamasama terhadap variabel dependen jika p-value yang terletak pada kolom Sig. < dari level of significant yang ditentukan, atau bila F-hitung pada kolom F menunjukkan nilai yang lebih besar dari tabel. Nilai F-hitung dapat diF-hitung dengan cara df1= k-1, dan df2= n-k, dimana k merupakan jumlah variabel dependen dan independen.

3.5.4.2 Pengujian Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk menguji hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3,...) terhadap variabel dependen (Y) (Priyatno, 2008). Model persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = a +

b

1

RTO +

b

2

ITO +

b

3

Size + e

Keterangan:

Y = Profitabilitas

a = Konstanta


(46)

RTO = Perputaran Piutang

ITO = Perputaran Persediaan

Size = Ukuran Perusahaan

e = Standar Error

3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dalam model regresi linier berganda digunakan R-Square karena disesuaikan dengan banyaknya variabel independen yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui pengaruhnya di antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R-Square dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho, 2005). Bila nilai R-Square mendekati 1 maka sebagian besar variabel independen menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.5.4.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Menurut Priyatno (2008) Pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel


(47)

Hasil pengujian ini dapat dilihat pada output SPSS melalui tabel Coeffisienta dengan melihat nilai p-value (pada kolom Sig.) dari masing-masing variabel independen. Jika nilai p-value lebih kecil dari level of significant sebesar 5% atau nilai hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel yang didapat dari perhitungan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 maka menunjukkan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen dan Ho diterima bila –t hitung > t- tabel atau t-hitung < t-tabel. Kondisi ini berarti bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen.


(48)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap struktur modal perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel independen tersebut berupa perputaran modal kerja dan ukuran perusahaan. Pada bab IV ini akan dilakukan analisis data dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Seluruh data yang telah diperoleh akan diolah menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Sollution) version 19.0 for windows. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen berupa profitabilitas perusahaan.

Populasi dalam penelitian ini adalah industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-20011. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 perusahan dengan total pengamatan yang digunakan sebanyak 36 amatan (12 x 3 tahun). Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:


(49)

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ITO 36 1.58 17.75 5.7345 3.24843

RTO 36 .67 1.64 1.0659 .20613

Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292

ROA 36 .02 .41 .1068 .09772

Valid N (listwise) 36

Variabel Inventory Turnover (ITO) memiliki nilai minimum 1.58, nilai maksimum 17.75, nilai mean (nilai rata-rata) 5.73 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 3.25. Variabel Receivable Turnover (RTO) memiliki nilai minimum 0.67, nilai maksimum 1.64, nilai mean (nilai rata-rata) 1.07 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.21. Variabel ukuran perusahaan (Size) memiliki nilai minimum 10.61, nilai maksimum 16.23, nilai mean (nilai rata-rata) 13.5663 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 1.37292. Variabel Profitabilitas (ROA) memiliki nilai minimum 0.02, nilai maksimum 0.41, nilai mean (nilai rata-rata) 0.11 dan standart deviation (simpangan baku) variabel ini adalah 0.10.

4.2. Pengujian Normalitas Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%, Histogram Display Normal Curve, dan Kurva Normal P-P PLOT. Pengujian normalitas


(50)

dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov terhadap nilai residual seluruh variabel untuk meghindari adanya variasi variabel dependen yang tidak nampak pada regresi tetapi akan termuat pada nilai residualnya. Dengan kriteria, apabila nilai p value hasil pengujian lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal. Untuk pengujian dengan Histogram Display Normal Curve, data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho, 2005:20). Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005:24).

Hasil pengujian normalitas data disajikan dalam tabel 4.2, gambar 4.1dan gambar 4.2 sebagai berikut:

TABEL 4.2

Hasil Uji Normalitas KolmogorovSmirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean

N 36

Normal Parameters Mean .00000000 Std. Deviation

Most Extreme Differences Absolute Positive Negative

.18766899 .094 .094 -.063 Kolmogorov-Smirnov Z

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.943 .166 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(51)

Gambar 4.1

Uji Normalitas Histogram

Gambar 4.2


(52)

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov_Smirnov pada tabel 4.2, di atas menunjukkan bahwa nilai residual memiliki p-value > 0,05 yaitu sebesar 0,166 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal. Demikian halnya dengan hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada gambar 4.1variabel ProfitabilitasRegresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal. Untuk gambar 4.2 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.3. Pengujian Asumsi Klasik 4.3.1. Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di antara variabelvariabel independen yang menjelaskan dari model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Tolerance atau nilai Varian Inflation Factor (VIF). Model dapat dikatakan terhindar dari asumsi klasik multikoliearitas jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10. Hasil Pengujian multikolinearitas, nilai Tolerance dan nilai VIF untuk masing-masing variabel dapat dilihat melalui tabel 4.3 seperti berikut:


(53)

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas

Tolerance VIF Interpretasi Hasil

ITO 0,798 1,253 Tidak terjadi multikolinearitas

RTO 0,963 1,139 Tidak terjadi multikolinearitas

Size 0,941 1,163 Tidak terjadi multikolinearitas

Variabel dependen: ROA

Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran 3

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang ditunjukkan pada tabel 4.3 di atas maka dapat terlihat bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam tiga model regresi memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini terhindar dari multikolinearitas.

4.3.2. Autokorelasi

Pengujian autokorelasi perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan dengan observasi lain. Cara yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan menggunakan metode Durbin Watsontest. Metode ini menyatakan bahwa data yang digunakan dalam model tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berkisar antara 0 sampai dengan 4 yaitu terletak diantara du dan (4-du) (Priyanto, 2008:48). Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga yaitu dw lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka residual dari model regresi


(54)

berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi. Hasil pengujian Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4 seperti berikut:

TABEL 4.4

HASIL PENGUJIAN AUTOKORELASI

n k dl du dhitung Interpretasi Hasil

36 4 1,312 1,561 1,665 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel hasil pengujian asumsi klasik autokorelasi pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson terletak diantara du dan (4-du) yang memenuhi syarat Durbin Watson yaitu berada di sekitar angka 2 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terhindar dari autokorelasi (Nugroho, 2005:60).

4.3.3. Heteroskedastisitas

Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah : 1) Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali


(55)

GAMBAR 4.3

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menjukkan adanya heteroskedastisitas.

4.3.4. Pengujian Hipotesis 

Pengujian normalitas telah membuktikan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya yakni pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya dapat dibuktikan. Hasil uji hipotesis ini dilakukan dengan model regresi sebagai berikut:


(56)

4.3.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F) ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (ITO, RTO dan Size) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (ROA). Hasil uji F menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen jika F-hitung pada kolom F lebih besar dari F-tabel.

TABEL 4. 5

HASIL UJI F (KOEFISIEN REGRESI SIMULTAN)

Tabel 4.5 di atas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 5,621 dan tingkat signifikansi sebesar 0,007 yang berarti probabilitas < α 0,05%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini signifikan, karena memiliki signifikansi kurang dari alpha 5% serta dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini pada variabel dependen berupa profitabilitas perusahaan.

4.3.4.2. Pengujian Regresi Berganda

Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .018 3 .006 5.621 .007a

Residual .316 32 .010

Total .334 35

a. Predictors: (Constant), DER, RTO, ITO b. Dependent Variable: ROA


(57)

variabel independen secara simultan. Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a +

b

1

ITO +

b

2

RTO +

b

3

Size + e

Keterangan:

Y = Profitabilitas a = Konstanta

b

1,

b

2,

b

3 = Koefisien regresi ITO = Perputaran Persediaan RTO = Perputaran Piutang Size = Ukuran Perusahaan e = Standar Error

TABEL 4. 6

HASIL UJI REGRESI BERGANDA

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .049 .092 .528 .023

ITO .006 .006 .214 1.111 .015 .798 1.253

RTO .046 .083 .097 .551 .585 .963 1.039

Size .010 .061 .026 .160 .874 .941 1.163


(58)

Berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis dan regresi (tabel 4.6) di atas maka persamaan regresi berganda menjadi:

Y

= 0,049 + 0,006

ITO

+ 0,046

RTO

+ 0,10

Size

+

e

Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen berupa profitabilitas sebagai berikut:

Nilai konstanta sebesar 0,049 menunjukkan bahwa jika nilai variabel perputaran persediaan, perputaran piutang dan struktur modal adalah nol maka rata-rata profitabilitas bernilai positif sebesar 0,049.

Variabel perputaran persediaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,006. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran persediaan sebesar 1% akan menaikkan profitabilitas sebesar 0,006 satuan atau sebesar 0,6%.

Variabel perputaran piutang memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,046. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1% akan menaikkan profitabilitassebesar 0,006 satuan atau sebesar 4,6%.

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0, 10. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan 1 satuan akan berpengaruh menurunkan ROAsebesar 0, 10 satuan atau sebesar 10 %.

4.3.4.3. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Nilai koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Hasil


(59)

TABEL 4. 7

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 ,235a ,055 ,243 ,09935 1,665

a. Predictors: (Constant), ITO, RTO, Size b. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.7 menunjukkan nilai adjusted R-Square sebesar 0,243. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini (perputaran persediaa, perputaran piutang dan struktur modal) mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 24,3% sedangkan sisanya sebesar 75,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.

4.3.4.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) TABEL 4. 8

HASIL UJI KOEFISIEN PARSIAL (UJI t)

Coefficientsa

Variabel

t Signifikansi

Hasil

ITO .818 .015 Ha diterima

RTO 1.622 .585 Ha diterima

Size .160 .874 Ha ditolak

a. Dependent Variable: ROA


(60)

Dari tabel 4.8 dapat disimpulkan jika bergerak secara parsial, perputaran persediaan (ITO) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,015 ( < 0,05), sedangkan perputaran piutang (RTO) tidak berpengaruh terhadap ROA dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,585 ( > 0,05). Ukuran Perusahaan (Size) juga tidak berpengaruh terhadap ROA dengan tingkat signifikansi variabel independen 0,459. Hal ini berarti secara parsial, semakin tinggi ITO maka akan semakin tinggi pula ROA. Sedangkan RTO dan Size tidak berpengaruh terhadap ROA. Penelitian ini secara parsial sejalan dengan penelitian Marselina Sinaga (2008) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan (ITO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mariance Sitanggang (2006) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengruh secara signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran persediaan (ITO) menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola persediaannya. Berarti laba yang didapat perusahaan semakin besar pula, besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan memaksimalkan tingkat pengembalian asset yang diperoleh. Jadi, semakin besar tingkat pengembalian asset (ROA) yang diperoleh perusahaan merupakan salah satu indikasi bahwa profitabilitas perusahaan menunjukkan kondisi yang baik.


(61)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah modal kerja dalam arti perputaran persediaan (ITO), perputaran piutang (RTO) dan struktur modal (DER) memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Perputaran persediaan (ITO), perputaran piutang (RTO) dan ukuran perusahaan (Size) sebagai variabel independen, profitabilitas di ukur dengan Return on Assets (ROA) sebagai variabel dependen. Sampel yang dipilih sebanyak 12 perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik uji-F, uji-t dan koefisien determinasi setelah sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara simultan, perputaran persediaan (ITO), perputaran piutang (RTO) dan ukuran perusahaan (Size) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan sektor industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini mengindikasikan bahwa H0 ditolak, dan Ha sebagai hipotesis alternatif diterima.

2. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa variabel perputaran persediaan (ITO) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian


(62)

yang dilakukan oleh Mariance Sitanggang (2006) yang menyatakan bahwa rasio perputaran persediaan (ITO) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memperoleh laba. Dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marselina Sinaga (2008) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.

3. Secara parsial perputaran piutang (RTO) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Seprina Ruleta Sitanggang (2008), secara parsial tingkat perputaran piutang (RTO) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas.

4. Secara parsial ukuran perusahaan (Size) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada tingkat kepercayaan 95%.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian selanjutnya. Keterbatasan tersebut antara lain: 1. Periode pengamatan penelitian hanya 3 tahun, yaitu pada tahun: 2009, 2010,

2011.

2. Variabel independen yang dimasukkan dalam penelitian hanya sedikit, yaitu perputaran persediaan (ITO), perputaran piutang (RTO) dan ukuran perusahaan (Size).


(63)

3. Perusahaan memiliki sangat banyak rasio keuangan yang dapat menjadi faktor kinerja keuangan, dimana dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan rasio profitabilitas sebagai faktor kinerja keuangan.

5.3. Saran

Berdasarkan segala keterbatasan di atas maka terdapat beberapa saran yang diharapkan mampu menjadi penunjang dan media penambah informasi bagi beberapa pihak yang berkepentingan, antara lain:

1. Bagi Perusahaan

a. Dapat menggunakan seluruh variabel dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk dapat meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

b. Perusahaan hendaknya lebih memperhatikan proporsi perputaran persediaan, perputaran piutang dan ukuran perusahaan sebagai salah satu faktor penentu untuk meningkatkan profitabilitas yang optimal untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan industri yang berbeda dan memperpanjang tahun penelitian dari penelitian ini agar penelitian selanjutnya dapat memberikan penjelasan yang lebih sempurna mengenai profitabilitas perusahaan.


(64)

b. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel independen lain yang belum digunakan dalam penelitian ini sehingga mampu menjelaskan profitabilitas secara lebih sempurna.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal, Raja Grafindo, Jakarta. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi

Kedelapan, Buku Kedua, Terjemahan Dodo Suharto, Herman Wibiwo: Editor, Yanti Sumiharti, Wisnu Chandra Kridhaji. Erlagga, Jakarta.

Djarwanto, PS, 2000. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan kedua. BPFE, Yogyakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Harahap, Nakman, 2003. Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas pada Industri Pulp and Paper yang Masuk Pasar Modal, Tesis, Program Pasca Sarjana USU ( tidak dipublikasikan).

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis (Edisi 2004/2005) Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Keown, Arthur J, John D. Martin dan J. William, 2005. Financial Manajemen,Tenth Edition, Pearson Education, Inc, United States, hal 646. Kuncoro, Mudrajad, 2001, Metode Kuantitatif dan Aplikasi untuk Bisnis dan

Ekonomi, Edisi Pertama, AMP YKPN, Yogyakarta.

Martono dan Agus Harjito, 2001. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogyakarta.

Nachrowi, D., Nachrowi dan Usman, Hardius, 2006. Pendekatan Populer dan Prektis Ekonometrika, Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, FE-UI, Jakarta, hal 239, 267.

Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih etode Statistika dengan SPSS. Andi Offset. Yogyakarta.

Paramu, Hadi, 2006. Determinan Struktur Modal: Studi empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia. Usahawan, No.11 Thn xxxv November 2006, hal 48-54.

Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.


(66)

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sinaga, Marselina. 2008. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Industri Otomotif dan Komponenya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Skripsi, Universitas Sumatera utara, Medan.

Sitanggang, Mariance.2008.Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampuan Memperoleh Laba Pada PT.Aneka Industri dan jasa Medan, Skripsi Akuntansi, USU.

Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Pasaribu, Yanti Ruth, 2009. ”Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi . USU

Warsono, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, UMM Press, Malang.


(67)

Lampiran 1

Daftar Perusahaan yang Jadi Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

1 Akasha Wira International Tbk. ADES

2 PT Cahaya kalbar Tbk CEKA

3 PT Davomas Abadi Tbk DAVO

4 PT Delta Djakarta Tbk DLTA

5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

6 PT Mayora Indah Tbk MYOR

7 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 8 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN

9 PT Sekar Laut Tbk SKLT

10 PT Siantar Top Tbk STTP

11 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA


(68)

Lampiran 2

Hasil Pengolahan Data Menggunaka SPSS  

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ITO 36 1.58 17.75 5.7345 3.24843

RTO 36 .67 1.64 1.0659 .20613

Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292

ROA 36 .02 .41 .1068 .09772

Valid N (listwise) 36

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean

N 36

Normal Parameters Mean .00000000 Std. Deviation

Most Extreme Differences Absolute Positive Negative

.18766899 .094 .094 -.063 Kolmogorov-Smirnov Z

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.943 .166


(69)

   

   

   


(70)

 

   

   

   

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .018 3 .006 5.621 .007a

Residual .316 32 .010

Total .334 35

a. Predictors: (Constant), DER, RTO, ITO b. Dependent Variable: ROA


(71)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .049 .092 .528 .023

ITO .006 .006 .214 1.111 .015 .798 1.253

RTO .046 .083 .097 .551 .585 .963 1.039

Size .010 .061 .026 .160 .874 .941 1.163

a. Dependent Variable: ROA

   

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 ,235a ,055 ,243 ,09935 1,665

a. Predictors: (Constant), ITO, RTO, Size c. Dependent Variable: ROA


(1)

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sinaga, Marselina. 2008. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Aktiva Operasi terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Industri Otomotif dan Komponenya yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Skripsi, Universitas Sumatera utara, Medan.

Sitanggang, Mariance.2008.Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampuan Memperoleh Laba Pada PT.Aneka Industri dan jasa Medan, Skripsi Akuntansi, USU.

Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Pasaribu, Yanti Ruth, 2009. ”Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi . USU

Warsono, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, UMM Press, Malang.


(2)

Lampiran 1

Daftar Perusahaan yang Jadi Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

1 Akasha Wira International Tbk. ADES

2 PT Cahaya kalbar Tbk CEKA

3 PT Davomas Abadi Tbk DAVO

4 PT Delta Djakarta Tbk DLTA 5 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

6 PT Mayora Indah Tbk MYOR

7 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 8 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN

9 PT Sekar Laut Tbk SKLT

10 PT Siantar Top Tbk STTP

11 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA


(3)

Lampiran 2

Hasil Pengolahan Data Menggunaka SPSS

 

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ITO 36 1.58 17.75 5.7345 3.24843

RTO 36 .67 1.64 1.0659 .20613

Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292

ROA 36 .02 .41 .1068 .09772

Valid N (listwise) 36  

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean

N 36

Normal Parameters Mean .00000000 Std. Deviation

Most Extreme Differences Absolute Positive Negative .18766899 .094 .094 -.063 Kolmogorov-Smirnov Z

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.943 .166


(4)

   

   

   


(5)

 

   

   

   

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .018 3 .006 5.621 .007a

Residual .316 32 .010

Total .334 35

a. Predictors: (Constant), DER, RTO, ITO b. Dependent Variable: ROA


(6)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .049 .092 .528 .023

ITO .006 .006 .214 1.111 .015 .798 1.253

RTO .046 .083 .097 .551 .585 .963 1.039

Size .010 .061 .026 .160 .874 .941 1.163 a. Dependent Variable: ROA

   

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 ,235a ,055 ,243 ,09935 1,665

a. Predictors: (Constant), ITO, RTO, Size c. Dependent Variable: ROA


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Pengaruh Perputaran Kas Dan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 2 1

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16