BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat terus berkembang serta memberikan pengembalian yang menguntungkan bagi para pemiliknya. Namun
dalam kondisi persaingan yang terus meningkat pada masa sekarang ini, tujuan tersebut tidak mudah untuk dicapai. Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat
mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan lebih efektif dan efisien serta dapat menghasilkan keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan
perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan diharapkan dapat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan oleh pemakai. Salah satu informasi yang paling banyak mendapatkan perhatian adalah laba. Struktur akuntansi saat ini memaknai laba
sebagai selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual Suwardjono, 2005. Sugiarto 2003 berpendapat bahwa Informasi laba merupakan komponen
laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka
panjang, meramalkan laba, menaksir resiko dalam berinvestasi. Laba merupakan alat ukur kinerja sebuah perusahaan secara periodik. Informasi akan laba dinilai
cukup kaya untuk dijadikan media penilaian terhadap kinerja perusahaan. Bagi
Universitas Sumatera Utara
manajemen, laba menunjukkan kemampuan dalam mengelola sumber daya pemilik. Bagi investor laba merupakan kenaikan kekayaan baik ditahan maupun
dibagi dalam bentuk dividen. Bagi pemerintah laba menunjukkan potensi penerimaan negara dari sektor pajak.
Wijayanti 2006 menyatakan bahwa informasi tentang laba earnings mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu
perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan
pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. Oleh karena itu laba menjadi pusat
perhatian bagi investor, kreditor, pembuat kebijakan akuntansi, dan pemerintah. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba
sustainable earnings dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan
aliran kasnya. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai
operasinya sehari-hari. Modal kerja merupakan dana yang tertanam dalam aktiva lancar perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari hari misalnya untuk membeli bahan baku atau barang dagangan, membayar upah buruh dan gaji karyawan, dan biaya lainnya. Pengelolaan modal kerja
menentukan posisi keuangan perusahaan sehingga diperlukan keseimbangan dalam hal penyediaan dan penggunaannya. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam
jumlah yang cukup sehingga dapat memungkinkan perusahaan berfungsi secara
Universitas Sumatera Utara
ekonomis, tidak mengalami kesulitan untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan untuk beroperasi.
Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi
menguntungkan bagi kreditur jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi sehingga hutang akan
segera dapat dibayar meski dalam kondisi operasi yang sulit. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup
dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas dan piutang. Namun, adakalanya perputaran modal kerja yang tinggi bukan
berarti efektif akan tetapi sebagai akibat perusahaan kekurangan modal kerja sedangkan tingkat penjualan dalam perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan tingkat
perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien dengan tingkat
penjualan yang rendah. Usaha untuk memperoleh keuntungan, modal kerja dalam suatu perusahaan
harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena di samping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi
secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.
Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau keuntungan, hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Profitabilitas menunjukkan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Jumlah keuntungan laba yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan keuntungan yang
meningkat merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai profitabilitas suatu perusahaan. Bagi pimpinan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolok
ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolok ukur
prospek modal yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan normal apabila perusahaan
tersebut dapat beroperasi secara stabil dalam jangka waktu yang panjang. Profitabilitas bagi perusahaan adalah kemampuan menggunakan modal kerja
secara efisien dan memperoleh laba yang besar sehingga perusahaan tidak akan mengalami kesulitan mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka
pendek maupun hutang jangka panjang. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi diharapkan terjadi dalam waktu relatif pendek, sehingga modal kerja yang
ditanamkan dalam perusahaan akan cepat kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja berarti kemungkinan meningkatnya laba juga semakin
besar. Laba yang tinggi dipengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan tersebut. Penelitian mengenai modal kerja sebelumnya dilakukan oleh Yanthi Ruth
Pasaribu dan Seprina Ruleta. Hasil penelitian Yanthi 2009 menunjukkan bahwa secara simultan berpengaruh signifikan akan tetapi jika secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Ruleta 2008 menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
Fitzsimmons et al.2005 menyatakan tingkat pertumbuhan aset merupakan sinyal yang baik yang menunjukkan potensi peningkatan profitabilitas perusahaan.
Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan memberikan dampak positif bagi perusahaan yaitu meningkatnya laba dimasa depan. Apabila
keputusan investasi yang dilakukan manajer tepat, maka aliran kas masa depan perusahaan juga tinggi karena return atas investasi tersebut. Sehingga apabila
tingkat pertumbuhan aktiva perusahaan tinggi, investor akan merespon hal tersebut dengan memberikan nilai yang tinggi kepada perusahaan karena berarti
akan akan potensi keuntungan dimasa depan yang tinggi pula. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan aset semakin tinggi pula laba yang dihasilkan yang berarti
semakin tinggi juga profitabilitas perusahaan. Fairfield et al.2002 menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan dapat
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan dimasa depan. Komponen laba perusahaan berupa akrual dan arus kas dapat digunakan untuk menilai prospek
kinerja perusahaan dimasa depan. Pertumbuhan perusahaan akan dipengaruhi oleh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva yang
besar memiliki banyak dana yang digunakan untuk melakukan investasi baru. Investasi yang dilakukan perusahaan diharapkan akan dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan dimasa depan. Hal inilah yang mendasari pemikiran bahwa ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan
dimasa depan. Alasan pemilihan perusaahaan makanan dan minuman adalah karena
produknya merupakan kebutuhan dasar dan biasanya tiap rumah tangga memiliki
Universitas Sumatera Utara
persediaan produk-produk makanan dan minuman sesuai dengan selera, kebutuhan dan kebiasaan masing-masing rumah tangga. Setiap hari masyarakat
tidak terlepas dari produk tersebut, dan selalu membutuhkannya untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan demikian diharapkan perusahaan
makanan dan minuman memiliki prospek yang menguntungkan sekarang dan masa yang akan datang. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun penelitian adalah 2009-2011.
Tabel 1.1 Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
NO Nama
Penulis Judul
Penelitian Objek
Penelitian
Tahun Perusahaan
yang diteliti
Variabel Independen
Bebas Variabel
Dependen Terikat
1. Nurhasanah Pengaruh Rasio
Aktivitas, Struktur
Modal dan Umur
Perusahaan terhadap
Profitabilitas pada
Perusahaan Food and
Beverages yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
Perusahaan Makanan dan
Minuman yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
2009, 2010 dan 2011
Perputaran Persediaan
ITO, Debt to
Equity Ratio
DER dan Umur
Perusahaan Profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
2. Dikti Kusmeidi
Ruwindas Pengaruh
Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Perusahaan
Studi Kasus pada CV.
Dandy Handycraft
Tasikmalaya CV. Dandy
Craft Tasikmalaya
2003-2010 Modal Kerja
Profitabilitas
Dari tabel tersebut dapat terlihat perbedaan antara penelitian milik penulis dengan penelitian terdahulu, baik dari objek penelitian, variabel dependen dan jangka
waktu penelitian.. Perbedaan penelitian antara milik penulis dengan penelitian milik
Nurhasanah yaitu ada pada variabel independen. Nurhasanah dalam penelitiannya menggunakan variabel independen yaitu Perputaran persediaan, DER, dan umur
perusahaan, sedangkan variabel indenpenden milik penulis yaitu perputaran persediaan, perputaraan piutang dan ukuran perusahaan.
Perbedaan penelitian antara milik penulis dengan penelitian milik Dikti Kusmeidi yaitu:
1. Objek penelitian Dikti Kusmaedi yaitu perusahaan CV Dandy Craft
Tasikmalaya sedangkan objek penelitian penulis adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI.
2. Periode penelitian Dikti Kusmeidi antara tahun 2003-2010 sedangkan
periode penelitian penulis antara tahun 2009-2011.
Universitas Sumatera Utara
3. Variabel independen penelitiannya adalah Modal Kerja sedangkan
penelitian milik penulis adalah persediaan, perputaraan piutang dan ukuran perusahaan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”
1.2 Perumusan Masalah