Multikolinearitas Autokorelasi Pengujian Asumsi Klasik

2006 “untuk melakukan pemeriksaan terhadap persamaan regresi apakah melanggar asumsi atau tidak maka digunakan analisis residual”. Setelah mendapatkan nilai residual tersebut maka selanjutnya dilakukan analisis uji normalitas melalui uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan level of significant sebesar 0,05 atau sebesar 5. Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-value yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Bila p-value ³ 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian merupakan data yang terdistribusi normal Priyatno, 2008. Selain itu juga digunakan Histogram Display Normal Curve, dan Kurva Normal P-P PLOT. Pengujian dengan Histogram Display Normal Curve, data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 Nugroho, 2005. Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal Nugroho, 2005.

3.5.3 Pengujian Asumsi Klasik

3.5.3.1 Multikolinearitas

Menurut Gujarati 1999 “Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di Universitas Sumatera Utara antara variabel-variabel independen yang menjelaskan dari model regresi Gujarati, 1999”. Menurut Nugroho 2005 “Bila terjadi hubungan linear yang “sempurna” pada beberapa atau semua variabel independen maka terdapat korelasi yang sangat kuat di antara variabel independen”. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa hal antara lain: 1 Jika nilai dari Variance Inflation Factor VIF kurang dari 10 dan nilai dari Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan dalam model terbebas dari multikolinearitas. 2 Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen tidak lebih dari 0,70 maka model penelitian terbebas dari multikolinieritas, dan sebaliknya. 3 Jika nilai koefisien determinan maupun R-Square di atas 0,60 tetapi tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen maka dapat dikatakan bahwa model terkena multikolinieritas.

3.5.3.2 Autokorelasi

Menurut Gujarati 1999 “Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang”. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan pada observasi lain. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan metode pengumpulan time series. Metode yang paling terkenal Universitas Sumatera Utara untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi adalah menggunakan pengujian Durbin- Watson. Penentuan nilai Durbin-Watson dibantu dengan tabel dl dan du. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan patokan nilai Durbin-Watson hitung yang berkisar antara 0 dan 4 Uyanto, 2009. Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi.

3.5.3.3 Heteroskesdastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Pengaruh Perputaran Kas Dan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 2 1

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Profitabilitas terhadap Modal Kerja pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16