Sistematika Penulisan Biografi Kepemimpinan

1.8 Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulisan dilakukan secara terperinci dan sistematis sebagai salah satu syarat penelitian ilmiah, maka dalam penelitian ini terdiri dari 4 empat bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teoritis, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN POLITIK PEMBANGUNAN INDONESIA- CINA SERTA PROFIl MASA PEMERINTAHAN SOEHARTO-DENG XIAOPING. Bab ini akan mendeskripsikan bagaimana politik pembangunan yang telah dibuat oleh Indonesia terutama dalam masa pemerintahan Soeharto, dan politik pada masa pemerintah Deng Xiaoping, serta dibidang ekonomi, dan politik.. Selain itu, dalam bab ini akan memaparkan biografi dari kedua tokoh tersebut untuk mengetahui awal karir sehinggah masuk dalam badan pemerintahan dan menjadi orang yang berpengaruh dalam masa pemerintahan sehinggah menjadi seorang pemimpin. BAB III : PERBANDINGAN POLITIK PEMBANGUNAN SERTA ANALISIS DI MASA PEMERINTAHAN SOEHARTO DAN DENG XIAOPING. Universitas Sumatera Utara Dalam bab ini akan lebih mendalam membahas bagaimana politik pembangunan masa pemerintahan Soeharto dan masa pemerintahan Deng Xiaoping serta analisis perbandingannya dalam membuat politik pembangunan. BAB IV : PENUTUP Dalam bab ini akan berisi kesimpulan, saran dan implikasi teoritis dari hasil analisis data dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Universitas Sumatera Utara BAB II GAMBARAN POLITIK PEMBANGUNAN SERTA PROFIL MASA PEMERINTAHAN SOEHARTO DAN DENG XIAOPING

II.1 Biografi Kepemimpinan

dan Perjalanan Karir Soeharto Jenderal TNI Purnawirawan H.M Soeharto adalah Presiden Republik Indonesia yang kedua. Lahir di desa Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 1921 dari pasangan Kertosudiro ayah dan Sukirah ibu. Soeharto dari keluarga petani miskin, yang kedua orang tuanya bercerai. Kemudian, ia dititipkan kepada bulik dan pamannya, Prawirodihardjo, yang adalah seorang pegawai mantri tani di kawedan Wuryantoro. Soeharto disekolahkan dan dibesarkan bersama dengan saudara-saudaranya, putra Pak Prawirodihardjo. Sewaktu masih di Kemusuk, sebagaimana juga anak-anak desa lainnya, Soeharto saat kecil sangat senang bermain disawah. Ia pandai menangkap belut dan tak pernah melewatkan kesempatan mencicipi nikmatnya belut panggang. Permainan kesukaanya dimasa kanak-kanak ialah plinteng dan bandil, bikinannya sendiri. Soeharto menikah dengan Siti Hartinah yang lebih dikenal dengan nama Ibu Tien pada tanggal 26 Desember 1947, di Solo. Pasangan ini dikarunia tiga orang putra dan tiga orang putri yaitu: Siti Hardijanti Hastuti Tutut, Sigit Harjojudanto Sigit, Bambang Trihatmodjo Bambang, Siti Hediati Harjadi Titik, Hutomo Mandala Putra Tommy, dan Siti Hutami Endang Adiningsih Mamiek. 31 31 Dewi Ambar Sari. 2006. Beribu Alasan Rakyat Mencintai Soeharto. Jakarta Citra. Hal. 26 Universitas Sumatera Utara Pendidikan umum yang pernah ditempuh Soeharto adalah Sekolah Dasar Ongko Loro, di Kemusuk 1929-1931, Sekolah Rakyat di Wuryantoro 1931- 1935, SMP di Yogyakarta 1935-1939, dan SMA di Semarang 1956. Jalan panjang dan berliku memang dilalui Soeharto. Karirnya dimulai dari lapis terbawah hinggah kelapis tertinggi. Riwayat pekerjaan dan jabatan Soeharto begitu panjang, bahkan sempat pula bekerja sebagai pegawai saat belum memasuki militer yang kemudian membawanya kejenjang karirnya yang lebih tinggi, yaitu pada tahun 1940, Soeharto bekerja sebagai pembantu klerk bank desa di Wuryantoro. Kemudian karir Soeharto Sebagai militer dimulai ketika jaman Belanda, ia memasuki Sekolah Dasar Militer 1940, Sekolah Kader Kopral 1940, Sekolah Kader Sersan 1941, kemudian dijaman jepang menjadi Anggota Kepolisian di Yogyakarta 1942, Shodancho PETA 1943, Tjudancho PETA 1944. Selama tahun 1945-1950, Soeharto terlibat secara langsung dalam perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia. Selama kurun waktu itu, Soeharto memegang jabatan sebagai Komandan Kompi, Komandan Batalion A, Komandan Brigade, Komandan WK Wehr Kreise Yogyakarta. Pada tahun 1950 Soeharto menjabat sebagai Komandan Brigade Pragola Solo 1951-1953 dan Komandan Resimen 15 1953-1956. 32 Pada tahun 1956 Soeharto menjabat sebagai Perwira Menengah yang diperbantukan Kastaf untuk mengikuti Planning SUAD. Kemudian Soeharto ditunjuk untuk menjabat sebagai Kepala Staf Teritorial IV, Semarang 1956. Jabatan selanjutnya adalah Pejabat Panglima Teritorial IVPng Terr.IV Semarang 1956-1959 sekaligus merangkap sebagai Dewan Kurator AMN 1957-1959, Deputy I Kasad 1960-1961, Deputy I Kasad merangkap Ketua Adhoc Retolong Depad, merangkap Panglima Korsp Tentara I Tjaduad. Merangkap Panglima 32 Dewi Ambar Sari. Op.cit. Hal. 28 Universitas Sumatera Utara Konud AD 1961, Panglima Konud AD 1961. Panglima Mandala 1962-1963, Panglima KOSTRAD 1963-1965. Menteri PangadKastaf KOTI dan Menteri Panglima AD pada tanggal 1 Juli 1966. Usai menangani pemberontakan G30SPKI pada tahun 1965, Soeharto tampil bagaikan sebuah sinar terang. Karena keberaniannya, seluruh bangsa Indonesia pada waktu itu melihat Soeharto sebagai sosok yang layak dan pantas untuk menjadi pemimpin bangsa. Soeharto pun akhirnya menuju kepuncak karirnya, setelah melewati kepemimpinan secara tahap demi tahap. Langkah demi langkah, penuh perjuangan yang tidak mudah, namun ia lakoni terus dengan bijak. Pada Tanggal 12 Maret 1967 Soeharto dipercaya menjabat sebagai pejabat Presiden RI sampai tanggal 27 Maret 1968, sebelum kemudian dipercaya menjadi Presiden RI secara definitip. Pada pemilihan umum berikutnya, tahun 1971, Soeharto kembali dipercaya rakyat untuk memimpin bangsa sebagai Presiden RI. Selanjutnya secara berturut-turut pada pemilu tahun 1977, pemilu tahun 1982, pemilu tahun 1987, pemilu tahun 1992 dan pemilu tahun 1997 terpilih sebagai Presiden RI hinggah akhirnya, ia mengundurkan diri secara konstitusional sebagai Presiden RI pada 21 Mei 1998. 33

II.2 Gambaran Politik Pembangunan Soeharto