Strategi Pembangunan Gambaran Politik Pembangunan Deng Xiaoping

II.5.2 Strategi Pembangunan

Pada awalnya Deng Xiaoping tidak mempunyai cara atau model yang tepat dan teruji sebagai rujukan untuk membawa Cina keluar dari keterpurukan, namun ia mempunyai visi yang jelas. Deng Xiaoping tahu arah dan tujuan yang ingin ditempuhnya untuk membawa Cina yang miskin, dan terisolasi dari dunia luar, untuk berubah, membuka diri, tumbuh dan bangkit di panggung ekonomi dunia. Walaupun harus menyeberang sungai dengan meraba-raba batu dengan kaki agar tidak jatuh. Seperti pepatah Deng yang cukup dikenal Sambil jalan, Sambil belajar. Deng Xiaoping berhasil menemukan strategi yang tepat sebagai kendaraan yang membawanya sampai ke tujuan. Hal itu, diawali dengan strategi gaigekaifang yaitu reformasi dan keterbukaan. Cina pun mulai melakukan perubahan yang sangat mendasar melalui transformasi ekonomi, dari sistem komunis kepemilikan bersama peninggalan mendiang Mao Zedong, menjadi ekonomi pasar, mengurangi peranan negara terencana dari pusat dalam ekonomi , sambil mempertahankan dan mengontrol ideologi negara secara ketat. Dengan cara ini, pemerintah bisa melakukan perubahan secara hati-hati dan berangsur-angsur untuk menjamin liberalisasi ekonomi, dan peran swasta, yang berpotensi menganggu stabilitas politik dan keamanan, tidak merusak tatanan yang ada. Dengan cara itu, pemerintah juga menjamin “kebebasan” yang diberikan tidak membuat negara yang begitu luas menjadi kolaps. Sebagai pembanding bisa kita melihat bagaimana Uni Soviet yang juga terjun ke “pasar bebas”, tetapi gagal. Hal itu terjadi karena Gorbachev melakukan keterbukaan dan restrukturisasi dengan cara yang dianggap terburu-buru dengan menerapkan Glasnot dan Perestroika di berbagai sektor kehidupan secara serentak. Akibatnya , negara USSR yang begitu dominan para era perang dingin harus berakhir dengan disintegrasi dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara. Universitas Sumatera Utara Negeri Tirai Bambu ini sangat hati-hati dan tidak memberikan tawar- menawar berkaitan dengan stabilitas politik. Lihat saja sikap Deng dengan ucapannya, stabilitas lebih penting daripada segala-galanya. Ketika para prodemokrasi melakukan demonstrasi di lapangan Tianamen tanggal 4 juni tahun 1989, tuntutan akan demokratisasi sistem politik, Deng Xiaoping mengambil sikap yang reaksioner dan mencap para demostran ingin menciptakan kehancuran. Hal ini mendorong militer Cina, yaitu, Tentara pembebasan rakyat, mengambil tindakan tegas. Sebagai akibatnya ribuan orang meninggal sia-sia dalam peristiwa yang dikenal sebagai tragedi Tianamen. Kejadian tersebut merupakan lembaran hitam sejarah dan sempat mencoreng muka Cina di dunia Internasional. Namun, berkat kemajuan ekonomi yang dicapai tampaknya rakyat yang kini hidup lebih sejahtera dan lebih berkonsetrasi pada masalah ekonomi ketimbang politik, bisa memaafkan pemerintahnya. Nama Deng Xiaoping tetap harum dimata rakyat Cina sampai akhir hayatnya. 42

II.5.3 Pembangunan RRC