Kepuasan Pernikahan Definisi Operasional 1. Tahap-Tahap Pernikahan

36 Tabel 2. Definisi Operasional Tahap-Tahap Pernikahan No. Tahap Karakteristik 1. Pasangan awal - Menikah - Belum memiliki anak - Usia pernikahan maksimal 2 tahun 2. Membesarkan anak - Menikah dan mengasuh anak - Memiliki anak yang berusia lebih kurang 30 bulan – 28 tahun. - Usia pernikahan maksimal 2,5 – 28 tahun 3. Kekosongan - Menikah dan berada pada masa emptynest - Memiliki anak yang berusia lebih dari 28 tahun dan telah meninggalkan rumah - Usia pernikahan lebih dari 28 tahun Data mengenai tahap-tahap pernikahan ini akan diperoleh melalui pertanyaan yang dicantumkan pada alat ukur yaitu skala kepuasan pernikahan.

2. Kepuasan Pernikahan

Berdasarkan beberapa pengertian kepuasan pernikahan yang telah diungkapkan dalam landasan teori, maka definisi operasional kepuasan pernikahan adalah evaluasi mengenai kehidupan pernikahan yang diukur dengan melihat area-area dalam pernikahan yang mencakup: komunikasi, kegiatan di waktu luang, orientasi keagamaan, penyelesaian konflik, pengelolaan keuangan, hubungan seksual, keluarga dan teman, anak dan pengasuhan anak, kepribadian, dan kesetaraan peran. Kepuasan pernikahan dalam penelitian ini akan diungkap dengan menggunakan alat ukur berupa skala yang disusun berdasarkan sepuluh aspek kepuasan pernikahan yang dikemukakan oleh Olson Fowers dalam Saragih, 2003 yaitu: 1. Komunikasi, yaitu melihat bagaimana perasaan dan sikap individu dalam berinteraksi dengan pasangannya. Fokus area ini adalah perasaan senang yang Universitas Sumatera Utara 37 dirasakan pasangan suami istri dalam berkomunikasi, saling berbagi dan menerima informasi. 2. Kegiatan di waktu luang, yaitu menilai pilihan kegiatan untuk mengisi waktu senggang yang merefleksikan aktivitas yang dilakukan secara personal atau bersama, pilihan personal atau bersama, dan harapan-harapan dalam mengisi waktu senggang bersama pasangan. 3. Orientasi keagamaan, yaitu menilai makna keyakinan beragama serta bagaimana pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian ini dilihat dari pemberian dasar-dasar agama kepada anak, pembiasaan diri pergi beribadah, melaksanakan praktek agama, beribadah secara teratur, dan keikutsertaan dalam kegiatan keagamaan. 4. Penyelesaian konflik, yaitu menilai keterbukaan pasangan untuk saling mengenal dan memecahkan masalah, serta strategi yang digunakan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya dukungan dari seluruh anggota keluarga dalam mencapai solusi terbaik, mengatasi masalah bersama, serta membangun kepercayaan satu sama lain. 5. Pengelolaan keuangan, yaitu menilai kemampuan pasangan dalam mengelola keuangan, bentuk-bentuk pengeluaran, dan pembuat keputusan tentang keuangan. 6. Hubungan seksual, yaitu melihat bagaimana perasaan pasangan yang berhubungan dengan kasih sayang dan hubungan seksual melalui sikap terhadap permasalahan seksual, tingkah laku seksual, dan kesetiaan terhadap pasangan. Universitas Sumatera Utara 38 7. Keluarga dan teman, yaitu menilai perasaan dan perhatian terhadap hubungan dengan kerabat, mertua dan teman melalui harapan dan perasaan senang mengisi waktu bersama keluarga dan teman. 8. Anak dan pengasuhan anak, yaitu menilai sikap dan perasaan menjadi orangtua yang memiliki dan membesarkan anak melalui penerapan keputusan terhadap anak, cita-cita terhadap anak, serta pengaruh kehadiran anak terhadap hubungan dengan pasangan. 9. Kepribadian, yaitu menilai persepsi individu mengenai persoalan yang berhubungan dengan tingkah laku pasangan dan tingkat kepuasan dalam setiap persoalan tersebut dengan melihat penyesuaian terhadap tingkah laku pasangan, kepribadian, serta kebiasaan-kebiasaan pasangan. 10. Kesetaraan peran, yaitu menilai sikap dan perasaan individu terhadap peran yang beragam dalam kehidupan pernikahan dan keluarga melalui pembagian pekerjaan, tugas rumah tangga, peran sesuai jenis kelamin, dan peran sebagai orangtua. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam skala kepuasan pernikahan maka semakin tinggi kepuasan pernikahan individu dan sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh individu maka akan semakin rendah kepuasan pernikahan individu. Universitas Sumatera Utara 39

C. Subjek Penelitian 1. Populasi dan Sampel