2.5 Hipotesi Penelitian
Berdasarkan skema kerangka pemikiran maka dapat dirumuskan bahwa hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1. Ada perbedaan karakteristik petani usahatani jeruk siam yang baru
menghasilkan dengan yang sudah lama menghasilkan di daerah penelitian. 2.
Ada perbedaan pengaruh input terhadap output antara usahatani jeruk siam yang baru menghasilkan dengan yang sudah lama menghasilkan di daerah
penelitian. 3.
Ada perbedaan pendapatan antara usahatani jeruk siam yang baru menghasilkan dengan yang sudah lama menghasilkan di daerah penelitian.
4. Ada perbedaan kelayakan usahatani jeruk siam yang baru menghasilkan
dengan yang sudah lama menghasilkan di daerah penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Meode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian adalah di Desa Kubusimbelang, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Berdasarkan pertimbangan bahwa daerah ini salah satu
penghasil tanaman jeruk siam di Kabupaten Karo yang dapat membantu peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan.
Tabel 3.1 Data Pertanaman Komoditi Jeruk Siam Tahun 2010 Kabupaten Karo
No. Kecamatan
Luas panen Ha
Produksi Ton
Produktivitas KwHa
1. Mardinding
10,01 305
304,62 2.
Laubaleng 1,50
45 300,00
3. Tigabinanga
28,21 900
319,04 4.
Juhar 265,00
7.940 299,62
5. Munte
185,87 6.050
325,50 6.
Kuta Buluh 187,00
5.840 312,30
7. Payung
72,50 2.285
315,17 8.
Tiganderket 108,50
3.385 311,98
9. Simpang empat
9.693,38 326.065
336,38 10.
Naman Teran 3.122,00
243.091 778,64
11. Merdeka
2.200,00 71.000
322,73 12.
Kabanjahe 3.276,12
106.600 325,38
13. Berastagi
48,25 1.550
321,24
14. Tigapanah
3.950,00 304.600
771,14
15. Dolat Rayat
2.325,89 74.100
318,59 16.
Merek 2.763,50
91.026 329,38
17. BarusJahe
5.800,00 193.000
332,76 T O T A L
34.037,73 1.437.782
6.324,47
Sumber : Karo dalam angka, 2011 Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa Kecamatan Tigapanah salah satu penghasil jeruk
siam terbesar di Kabupaten Karo. Kecamatan Tigapanah ini terdiri dari beberapa desa dan semua desa melakukan usahatani tanaman jeruk siam dan pada Desa