Amy Faradhillah : Analisa Prosedur Persetujuan Kredit Dalam Memperkecil Resiko Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada Pt.Federal International Finance Fif Cabang Kisaran, 2007.
USU Repository © 2009
Gambar 4.4 ALUR OPERASIONAL
FACTORING ANJAK PIUTANG
Sumber : PT. Federal International Finance
Keterangan : 1
Terjadi transaksi dagang antara customer dan client yang akan menimbulkan piutang pada client.
2 Client mengajukan permohonan pengalihan piutang pada PT. FIF selaku
the factor disertai dengan bukti-bukt i transaksi. 3
PT. FIF membayar advance cash sebagai pembiayaan ke client.
4. Prosedur Pemberian Kredit pada PT. Federal International Finance
Untuk dapat dilihat secara sederhana dan jelas, dapat kita lihat dari gambar 4.5 dibawah ini :
CLIENT PT. FIF
CUSTOMER 2
4 1
3
Amy Faradhillah : Analisa Prosedur Persetujuan Kredit Dalam Memperkecil Resiko Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada Pt.Federal International Finance Fif Cabang Kisaran, 2007.
USU Repository © 2009
GAMBAR 4.5 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT
Dan adapun prosedur pemberian kredit pada PT. Federal International Fianance untuk konsumen adalah sebagai berikut :
CUSTOMER DOKUMEN
CREDIT SCORING
APPROVE
SURVEY
BASTK PURCHASE ORDER
CREATE CONTRACT MARGINAL
REJECT
CHECKING DROP NO
PRINT SEND
COLLATERAL AR
ASURANSI
PPDCF DISBURS HO
RECEIVE FLAG
OK
Amy Faradhillah : Analisa Prosedur Persetujuan Kredit Dalam Memperkecil Resiko Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada Pt.Federal International Finance Fif Cabang Kisaran, 2007.
USU Repository © 2009
1. Proses pemberian kredit diawali dengan datangnya konsumen ke show room
HONDA atau datang langsung ke kantor Federal International Finance dengan membawa persyaratan-persyaratan kredit yang telah ditentukan seperti KTP,
KK, Rekening Listrik dan air, dan slip gaji. 2.
Konsumen mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas kredit kendaraan ke showroom, kemudian melakukan transaksi jika harga sesuai
dengan kesepakatan antara calon konsumen dengan PT. Federal International Fianance.
3. Setelah itu langkah selanjutnya adalah flow order, yang terdiri dari :
a. Customer yang akan mengajukan pembiayaan mengisi aplikasi kredit
berdasarkan persyaratan kredit diatas. b.
Berdasarkan data customer tersebut, dilakukan “credit scoring” untuk mengetahui apakah customer tersebut perlu di survey atau tidak. Dan ada
beberapa point dalam credit scoring ini, yaitu : 1
Bila hasil credit scoringnya “Approve” maka customer tidak perlu disurvey. Yang dilakukan selanjutnya adalah melengkapi dokumen
perlengkapan lain yang diperlukan. 2
Bila hasilnya marginal maka dilakukan survey sekaligus melengkapi dokumen yang diperlukan. Dalam hal ini surveyor memberikan
komentar hasil survey yang telah dilakukannya tersebut. 3
Dari bila hasilnya “Reject” dapat dilakukan negosiasi dengan customer untuk perubahan struktur kredit atau di dropped. Untuk perubahan
struktur kredit, dilakukan lagi credit scoring. Bila hasilnya approve
Amy Faradhillah : Analisa Prosedur Persetujuan Kredit Dalam Memperkecil Resiko Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada Pt.Federal International Finance Fif Cabang Kisaran, 2007.
USU Repository © 2009
maka kembali ke point satu, dan jika hasilnya marginal kembali ke point dua. Aplikasi yang direject dari hasil perhitungan scoring secara
system akan langsung di dropped atau tidak dapat dilanjutkan proses order, kecuali dilakukan perubahan struktur kredit sesuai point tiga.
4 Credit operation melakukan validasi antara fisik dokumen dengan
primary data entry. 5
Kacab atau credit officer memparaf di kolom aplikasi kredit. 6
Melakukan filling untuk aplikasi tolakan. 7
Melakukan proses approval di system atas aplikasi yang disetujui. 8
Membuat Purchase Order PO untuk aplikasi yang disetujui dan diotorisasi oleh Kacab atau Credit Operation.
9 Melakukan entry secondary data untuk aplikasi yang telah disetujui.
10 Sepeda motor dikirim ke customer, lalu dealer mengirim
kwitansitagihan dan Berita Acara Serah Terima Kendaraan BASTK. Kemudian credit operation melakukan verifikasi dan mengentry
BASTK. Pada saat mengirim tagihan, dealer harus menyertakan Purchase Order dari PT. FIF yang telah ditandatangani dealer.
11 Membentuk kontrak
12 Melakukan Print Persetujuan Pencairan Dana Consumer Financing
PPDFC. 13
Melakukan print jadwal angsuran. 14
Mengirim PPDFC ke Head Office.
Amy Faradhillah : Analisa Prosedur Persetujuan Kredit Dalam Memperkecil Resiko Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada Pt.Federal International Finance Fif Cabang Kisaran, 2007.
USU Repository © 2009
15 Persetujuan PPDFC diproses dan dibuat Payment Voucher, serta
dibayar oleh Finance Head Office. Persetujuan PPDFC yang sudah dibayar akan dikirim ke cabang dan diterima dalam bentuk received
flag. 16
Hasil received flag akan membentuk Account Receivable. 17
Melakukan print out kontrak kredit. 18
Mengirim dokumen kontrak, jadwal angsuran dan kartu pembayaran ke konsumen.
19 Filling document contrak copy sesuai urutan nomor kontrak .
Karena kegiatan utama PT. FIF merupakan Finance service, maka prosedur pengelolaan piutang merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Oleh
karena itu, piutang usaha harus dikelola secara professional agar likuiditas perusahaan terjamin. Gambaran umum kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh
perusahaan dapat kita lihat pada gambar 4.6 Proses transaksi pembiayaan. Dan selanjutnya untuk menjamin keamanan piutang perusahaan membuat kebijakan
untuk penagihan piutang seperti yang terlihat pada gambar 4.7 prosedur penagihan piutang. Dan apabila penagihan tidak berjalan sesuai rencana maka
perusahaan dapat memanfaatkan bagian remedial untuk melakukan penarikan atas angsuran yang telah over due seperti yang terlihat pada gambar 4.8 di bawah ini.
Amy Faradhillah : Analisa Prosedur Persetujuan Kredit Dalam Memperkecil Resiko Kerugian Piutang Tak Tertagih Pada Pt.Federal International Finance Fif Cabang Kisaran, 2007.
USU Repository © 2009
B. Analisis Hasil Penelitian