12
Larvasida kimia, ini merupakan pilihan yang paling baik untuk mengatasi pertumbuhan nyamuk Aedes pada daerah yang memiliki
resiko tinggi terjadi wabah DBD. Adapun pilihan larvasida kimia meliputi temephos 1, pyriproxyfen, Bacillus thuringiensis H-14.
Obat semprot, merupakan salah satu cara untuk membunuh nyamuk dewasa.
2.4 Tumbuhan dan Islam
Allah SWT telah menciptakan seluruh apa yang ada dibumi untuk manusia. Bukan saja untuk memanfaatkannya, tapi juga mengambil pelajaran dari
apa yang telah Allah SWT ciptakan. Bagitu juga tanaman, Allah SWT menciptakan seluruh tanaman yang pasti mempunyai fungsi untuk manusia.
Sebagaimana yang Allah SWT sampaikan dalam Al- Qur’an:
Artinya: “Apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah menurunkan air dari langit,
lalu diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian
menjadi kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal sehat”. Azzumar ;21 Imam Ibnu Katsir menyampaikan bahwa maksud dari kata “tanam-
tanaman yang bermacam- macam warnanya” adalah: bermacam-macam bentuk,
rasa, bau, dan manfaat bukan terbatas hanya warna. Ini berarti bahwa apapun yang Allah tumbuhkan mempunyai manfaat.
23
13
Sebagai makhluk yang berakal, manusia diperintahkan Allah SWT untuk mengkaji semua yang ada dalam Al-quran, termasuk ayat-ayat yang mengkaji
tentang alam dan tumbuhan. Sebagaiman firman Allah SWT dalam Al-Quran: “Dan Dialah yang menurunkan air dari langit lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan Kami keluarkan
pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian
itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang- orang yang beriman”. Al-
An’am;99
2.5 Tanaman Serai dapur 2.5.1
Deskripsi Tanaman
Tanaman serai dapur atau yang sering disebut lemon grass merupakan tumbuhan monokotil dengan daun hijau kasar yang meruncing pada ujungnya,
tinggi dengan rimpang dan akar serabut sirkular dengan panjang 5,0-7,0 cm dan lebar 5,0-15,0 mm berwarna merah kecoklatan.
24
Tumbuhan ini bisa tumbuh tinggi hingga 1-1,5 meter.
25
14
2.5.2 Pertumbuhan Optimal
Tumbuhan ini dapat tumbuh baik pada daerah dengan iklim tropis dan subtropis dengan ketinggian hingga 900 m, walaupun sebenarnya idealnya
tanaman ini tumbuh pada daerah dengan iklim hangat dengan paparan sinar matahari cukup dan curah hujan 250-330 cm pertahun. Adapun suhu ideal untuk
pertumbuhan tanamn ini adalah 20-30 derajat celcius. Tanaman ini juga masih dapat tumbuh pada daerah yang agak gersang.
24
Tanaman ini tersebar luas diseluruh dunia, diantaranya: Brazil, Kuba, Mesir, India, Malaysia, dan
Indonesia.
26
Di Indonesia, tanaman ini memiliki nama sesuai daerah. Namun, paling sering disebut dengan serai dapur.
2.5.3 Pemanfaatan Tanaman
Tanaman ini sering dimanfaatkan oleh manusia, diantaranya: Gambar 2.9: Tanaman serai dapur
Sumber: http:entomology.ifas.ufl.educreaturesaquaticaedes_aegypti.htm
15
Sebagai komposisi makanan, salah satu yang populer adalah sebagai salah satu bahan sup, salad dan bahan minuman.
8
Kosmetik, sering digunakan sebagai salah satu bahan untuk aroma dari sabun, deterjen, parfum.
27
Anti fungi: Tanaman ini aktif membunuh beberapa Dermatophytes, seperti
Trichophyton mentagrophytes,
Trichophyton rubrum,
Epidermophyton floccosum dan Microsporum gypseum.
28
Anti malaria: Ekstrak minyak dari tumbuhan ini dapat menekan pertumbuhan Plasmodium berghei hingga 86.6.
28
Anti inflamasi: Minyak atsiri dari tumbuhan ini terbukti memberi efek kematian terhadap bakteri Bacillus subtilis, Eschericia coli,
Staphylococcus aureus, Salmonella paratyphi, Shigella flexneri. Adapun kandungan yang diduga berperan adalah
α citral geranial dan
β citral neral.
29
Antimutagenik: Setelah dilakukan uji coba terhadap Salmonella typhimurium strain TA 98.
30
2.4.5 Klasifikasi tanaman
- Kingdom
: Plantae -
Subkingdom : Tracheobionta -
Super division : Spermatophyta -
Divisi : Magnoliophyta
- Kelas
: Liliopsida -
Sub kelas : Commelinidae
- Order
: Cyperales -
Famili : Poaceae
- Genus
: Cymbopogon Spreng. -
Spesies : Cymbopogon citratus
16
2.4.6 Kandungan tanaman
31
Kandungan yang terdapat pada ekstrak serai dapur meliputi: Nutrisi, kandungan nutrisi yang terdapat pada ekstrak serai dapur
meliputi: karbohidrat 55 yang menunjukkan bahwa serai dapur merupakan sumber energi yang baik, protein 4.56, serat 9.28.
Adapun energi yang bisa didapatkan adalah 360.5 kal100 gram.
32
Mineral, mineral yang terkandung pada serai dapur meliputi: Fosfor 1245 ppm, Magnesium 226 ppm, Kalsium, Besi 43 ppm, Mangan
25 ppm, dan Zinc 16 ppm dengan rasio terhadap fitat adalah 9.6.
30
Fitokimia, kandungan inilah yang yang memiliki efek pengobatan.
33
Adapun kandungan fitokimia dalam ekstrak serai dapur adalah Alkaloid, Saponin, Tannin, Anthraquinon, Steroid, Asam Fenol
Derivat Caffeic dan P-coumaric, dan Flavon glikosida derivat Apigenin dan Luteolin.
34
Diantara bahan kimia yang dianggap yang berperan sebagai larvasida adalah Tannin dan Saponin.
35
2.4.6.1 Tannin
Definisi Tannin menurut Horvarth 1981 adalah: “ Setiap senyawa fenolik
yang memiliki berat molekul cukup tinggi dengan kandungan hidroksil dan kelompok lain misalnya: karboksil yang cukup efektif untuk mengikat protein
dan makromolekul lain pada kondisi tertentu”. Tannin sendiri merupakan senyawa sekunder yang ada pada tanaman. Tannin sendiri diklasifikasikan menjadi dua
bentuk, yaitu:
36
Hydrolyzable tannins, pada molekul ini pusat molekul didapatkan karbohidrat biasanya D-glukosa. Gugus karboksil dari karbohidrat
ini biasanya teresterifikasi secara total ataupun sebagian oleh gugus fenolik, yang nantinya membentuk gallotannins jika berikatan dengan
asam gallic, dan ellagitannins jika berikatan dengan asam ellagic.
37
17
Condesed Tannins, sering juga disebut Proanthocyanidines. Ia merupakan polimer dengan 2 atau lebih ikatan Flavonoid yang diikat
oleh karbon.
37
Gambar 2.10: Gallotannins
Sumber: http:www.ansci.cornell.eduplantstoxicagentsimagesht_big.gif
Gambar 2.11: Ellagitannins
Sumber: http:www.ansci.cornell.eduplantstoxicagentsimagesht_big.gif
Gambar 2.12: Condesed Tannins
Sumber: http:www.ansci.cornell.eduplantstoxicagentsimagesflavnbg.gif
18
Tannin sendiri pada tanaman terdapat pada beberapa tempat dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Pada pucuk tanaman, ia berguna sebagai proteksi dari
kemungkinan pembekuan. Pada daun, ia berguna sebagai proteksi dari predator. Pada akar, ia berfungsi sebagai proteksi kimia dari patogen tumbuhan. Ia dapat
menyebabkan terbentuknya warna kuning, menimbulkan perubahan warna dan bau pada air.
2.5 Kerangka Teori
Ekstrak serai dapur
Kandungan bahan aktif dalam ekstrak
Tannin
Mengikat protein protein yang penting untuk larva
Aedes sp
Larva Aedes sp mati Pertumbuhan larva Aedes
sp terganggu saponin
Menyebabkan kerusakan membran traktus digestivus
dan epikutikula larva Aedes sp
19
2.5.1 Kerangka Konsep
Tumbuhan serai dapur
Diekstraksi Didapatkan ekstrak Tumbuhan serai
dapur Mengambil larva Aedes sp
Pengembangan larva Dihasilkan nyamuk
Telur Aedes sp
Larva Aedes sp instar 3 atau 4
Variabel luar tak terkendali
Kesehatan larva Kelembapan
Variabel luar terkendali
Tempat hidup Kepadatan larva
Volume air Umur larva
suhu Dilakukan uji kemampuan
ekstrak sebagai larvasida
pH air Hidup
mati
20
3.5 Definisi Operasional
No. Variabel
Defenisi Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
1 Ekstrak serai
dapur Tanaman serai
dapur dapur yang telah
dideterminasi, dan diekstrak
dengan metode
maserasi Neraca
digita ppm
Numerik skala
2 Larva Aedes sp
instar 3 atau 4 Larva yang
berumur 5-7 hari, sudah
memiliki bagian tubuh
yang lengkap, dan panjang
tubuh lebih dari 3 mm
Kaca pembesar,
penggaris Karakteristik
tubuh larva Aedes sp ,
umur, dan panjang tubuh
sesuai kriteria.
Kategorik
3
Larva mati Larva yang
telah tidak bergerak lagi,
atau yang tidak berespon
ketika disentuh
Pipet, Larva tidak
bergerak setelah
disentuh dengan pipet,
dan tidak bergerak saat
di rangsang dengan
cahaya senter Kategorik
21
4 Jumlah
kematian larva Aedes sp
Banyaknya larva Aedes sp
instar III atau IV yang mati
dalam waktu 24 jam
dimulai dari awal
perlakuan Senter,
pipet ekor
Numerik Skala
5 Volume larutan
Volume larutan yang
digunakan untuk
perlakuan Gelas ukur Milimeter
ml Numerik
Skala
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan post test only control group design.
3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian 3.2.1
Rearing Nyamuk 3.2.1.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
Dilakukan rearing pada tanggal 15 April 2014 hingga 3 Juli 2014.
3.2.1.2 Tempat Pelaksanaan Penelitian
Dilakukan dirumah yang beralamat B 3. No 10 Perumahan Pondok Hijau, Ciputat, Tangerang Selatan oleh peneliti. Hal ini dimaksudkan agar dapat
diaplikasikan secara natural di alam dan untuk memudahkan pengamatan. Untuk standar keselamatan, nyamuk yang telah digunakan untuk rearing nyamuk
dibunuh dengan obat nyamuk semprot. Adapun larva yang telah digunakan untuk
perlakuan, dimasukkan kedalam larutan deterjen hingga mati. 3.2.2
Determinasi Bahan 3.2.2.1
Waktu Pelaksanaan Dilakukan pada 18 Maret 2014.
3.2.2.2 Tempat Pelaksanaan
Determinasi dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI
Bogor Jawa Barat. 3.2.3
Ekstraksi Bahan 3.2.3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian Ekstraksi bahan dilakukan pada 29 Maret 2014.
3.2.3.2 Tempat Pelaksanaan Penelitian
Dilakukan di Balai Penelitian Rempah dan Obat BALITTRO, Bogor
Jawa Barat oleh rekan peneliti. 3.2.4
Pengenceran Bahan