Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Employee Benefit Liabilities

are in Indonesian language. PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan Pada Tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 dan Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 2012 Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued As of September 30, 2013 and December 31, 2012 and For The Nine Months Period Ended September 30, 2013 and 2012 Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated 25 masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat, untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or liability. Beban diakui pada saat terjadinya dasar akrual. Expenses are recognized when incurred accrual basis. o. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan o. Employee Benefit Liabilities Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 Revisi 2010, “Imbalan Kerja”. Starting January 1, 2012, the Group adopted SFAS No. 24 Revised 2010, “Employee Benefit”. Revisi PSAK No. 24 Revisi 2010, “Imbalan Kerja” yang relevan terhadap Kelompok Usaha adalah diperbolehkannya Perusahaan untuk menerapan metode yang sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari kerugiankeuntungan aktuarial, yang antara lain adalah pengakuan langsung dari seluruh kerugiankeuntungan aktuarial. Karena Kelompok Usaha tidak memilih metode ini namun tetap menggunakan metode pengakuan keuntungankerugian yang jatuh di luar “koridor” seperti diuraikan lebih lanjut berikut ini, maka penerapan awal PSAK No. 24 yang direvisi tersebut tersebut tidak memberikan pengaruh signifikan atas laporan keuangan konsolidasian kecuali untuk penambahan pengungkapan yang dibutuhkan. Revision of SFAS No. 24 Revised 2010, “Employee Benefits” that is relevant to the Group is permission for the Company to adopt a certain systematic method for faster recognition of actuarial gain or loss, which includes immediate recognition of all actuarial gains or losses. Since the Group opted not to apply this method but to continue the method used to recognize actuarial gain or loss falling outside the “corridor” as further disclosed below, the initial adoption of the revised SFAS No. 24 does not have a significant impact to the consolidated financial statements except for the additional required disclosures. Kelompok Usaha mengakui liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan berdasarkan peraturan Perusahaan dan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 132003 tanggal 25 Maret 2003. Dalam PSAK ini, nilai kini kewajiban imbalan pasti, beban jasa kini dan beban jasa lalu ditentukan dengan menggunakan metode penilaian “Projected Unit Credit”. The Group provides post employment benefits under the Company’s regulations and under Labor Law No. 132003 dated March 25, 2003. Under this revised SFAS, the present value of defined benefit obligation, current service cost and past service cost are determined using the “Projected Unit Credit” method. Penyisihan biaya jasa masa lalu ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa kerja rata- rata yang diharapkan dari karyawan yang memenuhi syarat tersebut. Selain itu, penyisihan untuk biaya jasa kini dibebankan langsung pada operasi tahun berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10 dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal Provisions made pertaining to past service costs are deferred and amortized over the expected average remaining service years of the qualified employees. On the other hand, provisions for current service costs are directly charged to operations of the current year. Actuarial gains or losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed the greater of 10 of the present value of the defined benefit obligations. The actuarial gains are in Indonesian language. PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan Pada Tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 dan Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 2012 Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued As of September 30, 2013 and December 31, 2012 and For The Nine Months Period Ended September 30, 2013 and 2012 Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated 26 tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi batas 10 tersebut diakui atas dasar metode garis lurus selama ekspektasi rata-rata sisa masa kerja karyawan yang memenuhi syarat. or losses in excess of mentioned 10 threshold are recognized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees. Kelompok Usaha mengakui laba atau rugi dari kurtailmen pada saat kurtailmen terjadi. Keuntungan atau kerugian kurtailmen terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai kini kewajiban pensiun manfaat pasti dan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya. The Group recognizes gains or losses the curtailment when the curtailment occurs. The gain or loss on curtailment comprises any change in the present value of defined benefit obligations and any related actuarial gains and losses and past service costs that had not previously been recognized. p. Instrumen Keuangan p. Financial Instruments