Konsep Kesetimbangan Kimia Landasan Teori

½ N 2 O 4 g 2NO 2g K ’c = N 2 O 4 g 2NO 2g Kc = Dengan melihat pangkatnya kita mengetahui bahwa K’c=√ . 56 Data Kc yang diketahui dapat digunakan untuk memprediksi arah reaksi. Semakin kecil Kc maka semakin sedikit pereaksi yang membentuk produk reaksi. Posisi kesetimbangan ada di sbelah kiri. Sebaliknya semakin besar Kc semakin banyak produk reaksi yang terbentuk. Posisi kesetimbangan ada di kanan reaksi atau reaksi berlangsung sampai tuntas, berikut tabel menganai sebarapa jauh reaksi berlangsung berdasarkan data Kc: 57 Tabel 2.3 Prediksi Arah Kesetimbangan Berdasarkan Data Kc Nilai Kc Seberapa Jauh reaksi berlangsung Kc sangat kecil 10 -3 Posisi kesetimbangan ada di kiri Reaksi hanya membetuk sedikit sekali produk reaksi Kc sangat besar 10 3 Posisi kesetimbangan ada di kanan Reaksi berlangsung hampir tuntas Kc = 1 Posisi kesetimbangan kurang lebuh ada di tengah Reaksi berimbang Selain berdasarkan data Kc, kita juga bisa meramalkan arah pergeseran kesetimbangan berdasarkan perbandingannya dengan Qc. Qc reaction quotient adalah kuantitas yang diperoleh dengan cara mensubstitusikan konsentrasi awal ke persamaan konstanta 56 J.M.C Johari dan M. Rachmawati. Kimia 2,Jakarta:Esis,2009,. h.137 57 Ibid., h. 140 kesetimbangan, atau disebut hasil bagi. Berikut kemungkinan tiga kasus yang dapat terjadi: a. Qc Kc, perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reakttan terlalu kecil. Untuk mencapai kesetimbangan, reaktan hasus diubah menjadi produk. Sistem bergeser dari kiri ke kanan membentuk produk. b. Qc = Kc, hal ini berarti bahwa konsentrasi awal adalah konsentrasi kesetimbangan. Sistem berada pada kesetimbangan. c. Qc Kc Perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan terlalu besar. Untuk mencapai kesetimbangan produk harus diubah menjadi reaktan. Sistem bergeser dari kanan ke kiri membentuk reaktan. 58 Untuk reaksi yang melibatkan gas, tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dengan tekanan parsial gas dalam campurannya. Hal ini didapat dari Hukum gas ideal dimana pada suhu tetap, tekanan suatu gas berbanding lurus dengan konsentrasi dalam mol per liter gas tersebut, artinya P= nVRT. Apabila reaksi kesetimbangan dinyatakan sebagai berikut: aA + bB cC + dD maka dengan adalah tekana parsial dari gas A,B,C, dan D. Untuk menentukan tekanan pasrsial dari setiap zat dapat dicari dengan: ∑ x 58 Ibid., h. 145 140-141 Persamaan Kp juga dapat dinyatakan dalam Kc, yakni: ∆n gas = ∑ mol gas produk reaksi - ∑ mol gas pereaksi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangandiantaranya adalah sebagai berikut: 59 a. Perubahan Konsentrasi Berdasarkan asas Le Chatelier, apabila konsentrasi pereaksi atau produk reaksi berubah, maka kesetimbangan akan bergeser untuk mengurangi pengaruh perubahan konsentrasi yang terjadi sampai diperoleh kesetimbangan yang baru. Jika konsentrasi pereaksi dinaikan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi produk untuk mengurangi pereaksi sampai kesetimbangan baru dicapai. Sebaliknya jika konsentrasi pereaksi diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pereaksi tersebut untuk menaikkan konsentrasi pereaksi sampai kesetimbangan baru dicapai. Jika konsentrasi produk dinaikan maka kesetimbangan bergeser ke arah pereaksi dan bila konsentrasi produk diturunkan maka kesetimbangan bergeser ke arah produk untuk menaikan konsentrasinya hingga kesetimbangan baru dicapai. b. Perubahan Tekanan Pengaruh perubahan tekanan terhadap kesetimbangan reaksi berlaku hanya untuk sistem reaksi yang melibatkan gas. Berdasarkan asas Le Chatelier, jika tekanan suatu sistem reaksi diubah, maka kesetimbangan akan bergeser mengurangi pengaruh perubahan tekanan ini sampai diperoleh kesetimbangan yang baru. 59 Ibid., h. 144-149. c. Perubahan Suhu Perubahan suhu terkait dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Berdasarkan asas Le Chatelier apabila suhu dinaikkan kalor bertambah, maka sistem akan menyerap kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm. Apabila suhu reaksi diturunkan kalor berkurang, maka sistem akan melepas kalor tersebut. Kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi eksoterm. Katalisator dalam reaksi bolak balik dapat mempercepat reaksi ke kanan atau ke kiri sehingga keadaan kesetimbangan tercapai lebih cepat. Akan tetapi katalisator tidak dapat mengubah sususna zat-zat dalam keadaan setimbang yang berarti katalis tidak dapat menggeser kesetimbangan. Dalam reaksi kesetimbangan terdapat istilah kesetimbangan disosiasi yaitu reaksi kesetimbangan dari reaksi penguraian gas. Reaksi ini dilambangkan dengan α. Disosiasi merupakan penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana: Harga derajat disosiasi terletak antara 0 dan 1, jika: 1. α = 0 berarti tidak terjadi penguraian 2. α = 1 berarti terjadi penguraian sempurna 3. 0 α 1 berarti disosiasi pada reaksi setimbang.

B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan, penggunaan model pembelajaran PBLdapat dijadikan model pembelajaran yang berpengaruh baik bagi pembelajaran siswa. Diantaranya penelitian yang sejalan dengan penelitian ini seperti yang dilakukan oleh Adi, dan kawan-kawannya dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Problem Based Learning, Motivasi Belajar, dan Intelligence Quotient Terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahraga Pada Manusia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi linier, model pembelajaran PBL memberikan pengaruh secara signifikan 60 Penelitian yang dilakukan oleh S.M Raimi, dengan penelitiannya yang berjudul Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of Education Student Learning of Integrated Science dibuktikan bahwa teknik Problem Based Learning memberikan cara yang baik bagi siswa untuk mempelajari sains. 61 Penelitian lain yang dilakukan oleh I Wayan Madia yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Prestasi Belajar Kimia dan Konsep Diri Siswa SMA ditinjau dari Gaya Kognitif, hasil penelitiannya adalah menunjukkan 1 terdapat perbedaan yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah terhadap variabel prestasi belajar kimia siswa; 2 terdapat interaksi antara model pembelajaran antara model pembelajaran dan gaya kognitif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar kimia;3 terdapat perbedaan signifikan variabel model pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa untuk siswa yang memiliki gaya kognitif field independent;4 terdapat perbedaan signifikan variabel model pembelajaran terhadap prestasi belajar kimia dan konsep diri siswa untuk siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent. 62 Begitu juga yang berjudul Penggunaan Model PBL pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, setelah diberi perlakuan dengan 60 Adi Wibowo dkk,Pengaruh Problem Based Learning,Motivasi Belajar dan Intelligence quotient terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Fisiologi Olahraga pada Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha,Journal Magister Kedokteran Keluarga,2013,h.58. 61 S.M.Raimi,Problem Based Learning Strategy and Quantitative Ability In College of Education Student Learning of Integrated Science, Ilorin Journal of Education,h.9. 62 I Wayan Madiya,Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Prestasi Belajar Siswa dan Konsep Diri Siswa SMA Ditinjau dari Gaya Kognitif,Jurnal Pendidikan IPA,2011,h.6. pembelajaran model PBL menggunakan metode two stay two spray kelas eksperimen mencapai ketuntasan belajar klasikan sebesar 93,8. Pada kelas kontrol mencapai ketuntasan 85,3.Hasil analisa angket menyatakan bahwa rata-rata siswa merasa lebih paham terhadap materi yang diajarkan dengan model pembelajaaran berbasis masalah. 63

C. Kerangka Berfikir

Sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia pada dasarnya sudah baik bila semua elemen pendidikan dapat berkolaborasi mewujudkan peraturan yang tercantum dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, yang berbunyi: “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” 64 Demi terwujudnya fungsi dari pendidikan nasional maka diperlukan suatu usaha yang dapat memaksimalkan proses pembelajaran. Salah satunya adalah penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Model Pembelajaran yang diterapkan di sekolah pada faktanya masih menganut sistem teacher centered. Model teacher centered pada faktanya membuat siswa pasif sehingga pemahaman konsep siswa terhadap materi ajar kurang maksimal. Pemahaman konsep adalah kemampuan dalam memperoleh pengertian dan untuk mengenali suatu objek dengan cara membedakannya dan mampu memprediksi dan memecahkan masalah ketika dihadapkan pada suatu hal terkait pengembangan konsep tersebut. Aspek pemahaman konsep ini penting untuk diteliti oleh seorang pendidik agar didapatkan informasi sejauh mana siswa sudah memahami konsep dengan baik. 63 Aji Trihatmo,dkk.,Penggunaan Model Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis, Journal Chemistry in Education, 2012, h.10. 64 Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003,2014,www.kemenag.go.id Model pembelajaran yang dapat memenuhi aspek pemahaman konsep yakni model pembelajaran yang menganut learner centered dan bersifat kontruktivistik. Salah satu model pembelajaran learner centered adalah model PBL. Model PBL Model PBL menurut Tan memiliki karakteristik diantaranya diawali dengan sebuah masalah, sangat mengutamakan belajar mandiri, memanfaatkan banyak sumber belajar dan bersifat kolaboratif, kooperatif serta diadakan presentasi diakhir pembelajaran. 65 Materi yang dianggap cukup sulit dipahami siswa diantaranya adalah pada konsep mol, atom, molekul, kesetimbangan kimia, ikatan kimia, elektrokimia, dan perubahan fasa. 66 Materi yang cocok dengan model PBL salah satunya adalah konsep kesetimbangan kimia, karena pada konsep kesetimbangan kimia ditekankan pada proses menemukan dan praktikum. Bila digunakan model PBL pada pembelajaran ini diharapkan dapat memberi pengaruh yang baik terhadap pemahaman konsep siswa.

D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah: 1. H O : tidak terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning PBL terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia. 2. H 1 : terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning PBL terhadap pemahaman konsep siswa pada materi kesetimbangan kimia. 65 Taufik Amir,Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2010,h.22. 66 Gulten Sendur, M ustafa Toprak, and Esin Sahin,Analyzing of Student’s Misconceptions About Chemical Equilibrium,International Conference of New Trends and Their Implications,1,2010,pp1-7.